35-Article Text-4132-1-10-20181012
35-Article Text-4132-1-10-20181012
1, April 2018
http://dx.doi.org/10.22435/jpppk.v2i1.35.10-16
Abstrak
Puskesmas memegang peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia. Puskesmas dituntut untuk dapat menjamin perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga perlu dilakukan penilaian melalui
mekanisme akreditasi. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji aspek penting penyelenggaraan
akreditasi Puskesmas dalam mendukung implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Makalah ini
merupakan studi kebijakan menggunakan literature review. Informasi diambil dari berbagai sumber terdiri
dari kebijakan, pedoman dan hasil penelitian terkait akreditasi Puskesmas. Berdasarkan kajian diketahui
bahwa Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, sebagai salah
satu syarat fasilitas kesehatan tingkat pertama di JKN. Akreditasi dilakukan melalui tahap survei akreditasi
dan penetapan akreditasi. Puskemas melakukan persiapan sebelumnya antara lain menyiapkan dokumen
eksternal dan internal, termasuk melakukan studi banding untuk persiapan akreditasi. Persiapan lainnya
adalah melakukan pendampingan dan Self Assessment. Pelaksanaan akreditasi di Puskesmas merupakan
aspek penting dalam mendukung implementasi JKN sekaligus merupakan upaya meningkatkan kualitas
layanan Puskesmas. Rekomendasi bagi Puskesmas untuk dapat melakukan persiapan secara konprehensif
sebelum menyelenggarakan penilaian akreditasi. Pelayanan kesehatan yang dilakukan sesuai arah panduan
akreditasi secara konsisten dan berkelanjutan, pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
kepuasan pasien secara berkesinambungan.
Abstract
Puskesmas have an important role in the implementation of health services in Indonesia. Puskesmas
are required to guarantee the quality improvement, performance improvement and implementation of risk
management are carried out sustainably, so it needs to be assessed through accreditation mechanism. The
purpose of this paper is to review the important aspects of the implementation of Puskesmas accreditation in
supporting the implementation of the National Health Insurance (JKN). This is a policy study using literature
review. Information taken from various sources consists of policies, guidelines and research results related to
Puskesmas accreditation. Based on this study known that Puskesmas are obliged to be accredited periodically
at least every three years, requirements as First Level Health Facilities. Accreditation done through several
stages such as accreditation survey and accreditation decision. Previously Puskemas do the preparation
consist of preparing external and internal documents, including conducting comparative studies for preparation
of accreditation. Other preparation are accompaniment and Self Assessment. Implementation of accreditation
10
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
in Puskesmas are an important aspect in supporting the implementation of JKN as well as an effort to improve
the services quality of Puskesmas. Recommendation for Puskesmas to do preparation comprehensively before
implementation accreditation assessment. Health services that implementation based on the accreditation
guidelines consistently and continuously, finally can improve the quality of service and patient satisfaction on
sustainably.
11
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
12
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Pasal 39 dalam proses persiapan akreditasi Puskesmas tahun
ayat 1) 2015. Kaji banding atau studi banding menurut
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun definisi Sudana dalam penelitian ini merupakan
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik menambah wawasan dan pengetahuan yang akan
Mandiri Dokter Gigi. diterapkan kedepannya untuk menjadi lebih baik.
Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi
Persiapan Akreditasi Puskemas perkembangan suatu kebutuhan yang diharapkan
Kebijakan akreditasi Puskesmas memiliki sebagaimana mestinya.8
tiga tujuan spesifik yaitu: meningkatkan mutu Menurut Susilawati9 yang diambil dari
pelayanan dan keselamatan pasien, meningkatkan beberapa sumber diketahui untuk melaksanakan
perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, persiapan akreditasi Puskesmas ada beberapa
masyarakat dan lingkungannya, serta untuk tahapan yang harus dilakukan Puskesmas sesuai
meningkatkan kinerja Puskesmas itu sendiri pedoman Permenkes no.46 Tahun 2015 yaitu : (1)
dalam pelayanan kesehatan perseorangan dan/ meminta pendampingan dari Kabupaten/Kota, (2)
atau kesehatan masyarakat.4 Oleh karena itu untuk melakukan lokakarya di Puskesmas, (3) pelatihan
mencapai hasil yang optimal dalam pencapaian dan pemahaman standar akreditasi di Puskesmas, (4)
akreditasi ini, Puskesmas harus melakukan beberapa pelaksanaan Self Assessment oleh staf Puskesmas di
persiapan akreditasi antara lain berupa persiapan dampingi oleh Tim Pendamping Kabupaten/Kota,
dokumen dan persiapan pelaksanaan kinerja yang (5) penyiapan dokumen yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). perbaikan sistem manajemen, sistem penyelenggaran
Dokumen yang diperlukan dalam akreditasi UKM, dan sistem pelayanan UKP, (6) implementasi
Puskesmas secara garis besar dibagi atas dua bagian kegiatan sesuai dengan standar akreditasi, (7)
yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen penilaian pra survey akreditasi, (8) pengajuan
tersebut digunakan untuk membangun dan penilaian akreditasi.
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut Pelaksanaan Akreditasi Puskemas
berupa Kebijakan, Pedoman, SOP dan dokumen Penyelenggaraan akreditasi Puskesmas
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dilaksanakan setiap 3 tahun yang mengacu pada
dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang standar akreditasi seperti yang ada pada Lampiran
berlaku.7 I, Lampiran II, dan Lampiran III Permenkes
Jenis dokumen yang perlu disediakan No.46/2015. Penyelenggaraan akreditasi Puskesmas
secara rinci antara lain berupa: kebijakan kepala melalui dua tahapan, yaitu : survei akreditasi, dan
puskesmas, rencana lima tahunan Puskesmas penetapan akreditasi.
(Rencana Strategis), pedoman atau manual mutu, Survei akreditasi merupakan kegiatan
panduan teknis manajemen, SOP, Perencanaan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian
Tingkat Puskesmas (PTP), Kerangka Acuan terhadap standar akreditasi, yang dilakukan oleh
Kegiatan pada tiap-tiap UKM dan UKP, pedoman surveyor akreditasi dari lembaga independen
masing-masing UKM, rencana tahunan masing- penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
masing UKM, kebijakan tentang pelayanan klinis, Menteri. Kegiatan akreditasi di Puskesmas menilai
pedoman pelayanan klinis, dan SOP klinis. tiga kelompok layanan, yaitu: bidang administrasi
Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh dan manajemen, bidang upaya kesehatan masyarakat,
Puskesmas untuk membuat dokumen akreditasi dan bidang upaya kesehatan perseorangan. Surveyor
antara lain melaksanakan kaji banding atau akreditasi ini terdiri dari surveyor pada bidang-
studi banding. Seperti di Puskesmas Nanggulan bidang tersebut.4
melaksanakan tiga kali kaji banding untuk persiapan Proses penilaian akreditasi dimulai dari
akreditasinya, dan kegiatan ini berhasil menambah permintaan penilaian akreditasi Puskesmas oleh
wawasan dan pengetahuan. Kemudian diterapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui
13
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kota (maksimal 5 hari kerja). Survei akreditasi
Kesehatan Provinsi membuat surat rekomendasi dilakukan selama 3 (tiga) hari sesuai dengan
dan meneruskan permintaan akreditasi kepada jadwal yang ditetapkan dengan jumlah surveyor
komisi akreditasi (maksimal 5 hari kerja) dalam tergantung dari banyaknya upaya kesehatan yang
bentuk surat elektronik dan surat asli. Komisi diselenggarakan Puskesmas. Puskesmas yang telah
akreditasi menugaskan koordinator surveyor di disurvei kemudian ditetapkan status akreditasinya
Provinsi untuk merencanakan dan melaksanakan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi
survei penilaian akreditasi (maksimal 5 hari kerja). yang dibuktikan dengan sertifikat akreditasi yang
Koordinator melakukan pembahasan internal untuk terdiri dari: Tidak Terakreditasi, Terakreditasi
menyusun jadwal penilaian termasuk penentuan Dasar, Terakreditasi Madya, Terakreditasi Utama,
surveyornya (maksimal 3 hari kerja). Surat jawaban dan Terakreditasi Paripurna.4 Proses akreditasi
dari Koordinator beserta jadwal disampaikan Puskesmas sebagaimana pada Gambar 1.6
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/
14
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
Hubungan Akreditasi Puskesmas dengan diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan
Kualitas Layanan ke Masyarakat signifikan kepemimpinan transformasional terhadap
Hasil penelitian Shaw et. al di tahun 2014 kesiapan untuk berubah melalui komitmen afektif
pada 73 rumah sakit di Eropa menunjukkan bahwa pegawai Puskesmas Kabupaten Lombok Barat
akreditasi berpengaruh terhadap manajemen mutu dalam rangka persiapan pelaksanaan akreditasi
dari pelayanan yang diberikan.10 Akreditasi sangat Puskesmas.15
berkaitan utamanya dalam hal kepemimpinan klinis Puskesmas masih menemukan banyak
dan sistem keselamatan pasien, baik itu pelayanan di kendala dalam melaksanakan akreditasi menurut
rumah sakit maupun di Puskesmas. Akreditasi dapat hasil penelitian Farzana dkk (2016) diantaranya
digunakan sebagai upaya bagi Puskesmas untuk beberapa tahapan seperti perbedaan informasi terkait
meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian tindakan pasca kegagalan pada penilaian akreditasi
di dua Puskesmas di Kota Surakarta diketahui sebelumnya, adanya staf Puskesmas yang masih
bahwa penilaian pasien terhadap kualitas pelayanan belum memahami penyiapan dokumen, kurangnya
rawat jalan salah satunya dipengaruhi oleh status sumber daya khusus dari ketersediaan staf, dan
akreditasi Puskesmas (OR=2.96; CI (95%) = 1.03- proses pengajuan dan penilaian yang dilakukan
8.50; p = 0.044).11 secara mendadak oleh komisi akreditasi tanpa ada
Setiap Puskemas seharusnya mulai koordinasi terlebih dahulu dengan tim pendamping
mempersiapkan akreditasi untuk mewujudkan ataupun Dinas Kesehatan Kota Semarang.16 Hal ini
penjaminan mutu pelayanan. Penilaian akreditasi dapat mempengaruhi kesiapan Puskesmas dalam
sesuai dengan pedoman yang mengacu pada menghadapi penilaian.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 46/2015 untuk Kendala yang dihadapi oleh Puskesmas
melihat pencapaian awal penilaian akreditasi. Seperti dalam penilaian akreditasi ini tentunya harus dapat
di Puskemas Demangan Kota Madiun, pencapaian disikapi dengan bijaksana oleh pihak terkait seperti
akreditasi pada Maret 2016 sekitar 62,9% dari semua Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Selain
elemen penilaian dalam standar akreditasi, termasuk penilaian akreditasi perlu juga diperhatikan sebaran
dalam kategori terpenuhi sebagian.12 Begitu juga keberadaan Puskesmas, karena menurut hasil
di Klinik Unair diketahui pencapaian pada tahun penelitian diketahui bahwa distribusi penyebaran
2016 sebesar 51% atau dikategorikan terpenuhi FKTP belum merata hampir di semua wilayah baik
sebagian. Pencapaian terendah yaitu pada standar di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.17 Oleh
akreditasi peningkatan mutu klinis dan keselamatan karena itu perlu dilakukan upaya secara kontinyu
pasien.13 Pencapaian belum maksimal ini dapat terkait mutu Puskesmas dan penyebarannya untuk
terjadi karena masih belum tersedianya atau belum mendukung implementasi Program Jaminan
dapat dipastikan kelengkapan dokumennya, dengan Kesehatan Nasional.
kata lain hampir seluruh elemen penilaian belum
memiliki ketersediaan dokumen. Kesimpulan
Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan
kesehatan secara efektif dan efisien penting untuk bahwa pelaksanaan akreditasi di Puskemas
melakukan dokumentasi kegiatan dengan baik mempunyai peran dan makna yang sangat penting
sebab dokumentasi merupakan catatan yang dapat bukan semata hanya untuk memenuhi kriteria
dijadikan bukti hukum, jika suatu saat ditemukan fasilitas kesehatan yang dapat bekerja sama dengan
masalah yang berhubungan dengan kejadian yang BPJS dalam penyelenggaran JKN. Hasil penilaian
terdapat dalam catatan tersebut. Bukti pencatatan dan akreditasi penting untuk meningkatkan mutu
pelaporan di Puskesmas berguna untuk kepentingan pelayanan dan keselamatan pasien, meningkatkan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara masyarakat dan lingkungannya, serta untuk
tertulis.14 Selain itu, faktor kepemimpinan juga dapat meningkatkan kinerja Puskesmas itu sendiri dalam
mempengaruhi pelaksanaaan kegiatan akreditasi pelayanan kesehatan perseorangan dan kesehatan
ini. Dalam penelitian di Puskesmas Lombok Barat, masyarakat.
15
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018
16