Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No.

1, April 2018

Aspek Penting Akreditasi Puskesmas dalam Mendukung


Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Important Aspect of Puskesmas Accreditation in Supporting The


Implementation of National Health Insurance

Misnaniarti1 dan Putri Kemala Destari1


1)
Jurusan Ilmu kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang-
Prabumulih Km.32 Indralaya, Kab. Ogan Ilir 30662, Indonesia.
Korespondensi: misnaniarti@fkm.unsri.ac.id

Submitted: 11 Januari 2018, Revised: 28 Maret 2018, Accepted: 5 April 2018

http://dx.doi.org/10.22435/jpppk.v2i1.35.10-16

Abstrak

Puskesmas memegang peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Indonesia. Puskesmas dituntut untuk dapat menjamin perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga perlu dilakukan penilaian melalui
mekanisme akreditasi. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji aspek penting penyelenggaraan
akreditasi Puskesmas dalam mendukung implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Makalah ini
merupakan studi kebijakan menggunakan literature review. Informasi diambil dari berbagai sumber terdiri
dari kebijakan, pedoman dan hasil penelitian terkait akreditasi Puskesmas. Berdasarkan kajian diketahui
bahwa Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, sebagai salah
satu syarat fasilitas kesehatan tingkat pertama di JKN. Akreditasi dilakukan melalui tahap survei akreditasi
dan penetapan akreditasi. Puskemas melakukan persiapan sebelumnya antara lain menyiapkan dokumen
eksternal dan internal, termasuk melakukan studi banding untuk persiapan akreditasi. Persiapan lainnya
adalah melakukan pendampingan dan Self Assessment. Pelaksanaan akreditasi di Puskesmas merupakan
aspek penting dalam mendukung implementasi JKN sekaligus merupakan upaya meningkatkan kualitas
layanan Puskesmas. Rekomendasi bagi Puskesmas untuk dapat melakukan persiapan secara konprehensif
sebelum menyelenggarakan penilaian akreditasi. Pelayanan kesehatan yang dilakukan sesuai arah panduan
akreditasi secara konsisten dan berkelanjutan, pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
kepuasan pasien secara berkesinambungan.

Kata kunci: Akreditasi, Kredensialing, Mutu, Puskesmas

Abstract

Puskesmas have an important role in the implementation of health services in Indonesia. Puskesmas
are required to guarantee the quality improvement, performance improvement and implementation of risk
management are carried out sustainably, so it needs to be assessed through accreditation mechanism. The
purpose of this paper is to review the important aspects of the implementation of Puskesmas accreditation in
supporting the implementation of the National Health Insurance (JKN). This is a policy study using literature
review. Information taken from various sources consists of policies, guidelines and research results related to
Puskesmas accreditation. Based on this study known that Puskesmas are obliged to be accredited periodically
at least every three years, requirements as First Level Health Facilities. Accreditation done through several
stages such as accreditation survey and accreditation decision. Previously Puskemas do the preparation
consist of preparing external and internal documents, including conducting comparative studies for preparation
of accreditation. Other preparation are accompaniment and Self Assessment. Implementation of accreditation

10
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

in Puskesmas are an important aspect in supporting the implementation of JKN as well as an effort to improve
the services quality of Puskesmas. Recommendation for Puskesmas to do preparation comprehensively before
implementation accreditation assessment. Health services that implementation based on the accreditation
guidelines consistently and continuously, finally can improve the quality of service and patient satisfaction on
sustainably.

Keywords: neonatal, emergency, hospital, referal system

Pendahuluan reformasi birokrasi. Penilaian kualitas pelayanan


Puskesmas memegang peran yang sangat kesehatan di Puskesmas menunjukkan hasil yang
penting dalam penyelenggaraan pelayanan belum memenuhi standar kualitas.
kesehatan di Indonesia. Pelayanan kesehatan Puskesmas dapat menjalankan fungsinya
yang diselenggarakan Puskesmas bertujuan untuk secara optimal apabila dikelola dengan baik melalui
mewujudkan masyarakat berperilaku sehat yang kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki
sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, serta memenuhi kebutuhan mereka sehingga peningkatan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik mutu, manajemen risiko, dan keselamatan pasien
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. tetap dijaga dalam pengelolaan Puskesmas
Puskesmas sesuai dengan fungsinya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkewajiban mengupayakan, menyediakan, dan komprehensif. 4 Perbaikan mutu dilakukan dengan
menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dalam peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di
kesehatan yang berkualitas. Fungsi Puskesmas puskesmas yang dapat diketahui dari hasil akreditasi.
antara lain untuk penyelenggaraan Upaya Akreditasi sangat perlu karena dilakukan oleh
Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama, pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
dan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan ditetapkan sesuai mekanisme akreditasi. Puskesmas
(UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.1 wajib untuk diakreditasi secara berkala paling
Undang-undang Republik Indonesia No.36 sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi
tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
secara bertanggung jawab, aman, bermutu serta bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan
merata dan non diskriminatif. Demikian juga Sosial (BPJS) Kesehatan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No.72 Akreditasi Puskesmas disebutkan dalam
tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
bahwa dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, (RPJMN) 2015-2019, sebagai salah satu arah
pelayanan kesehatan kepada peserta harus kebijakan peningkatan akses pelayanan kesehatan
memperhatikan mutu layanan, berorientasi pada dasar yang berkualitas yaitu pengembangan dan
aspek keamanan pasien, efektivitas tindakan, penerapan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan
kesesuaian dengan kebutuhan pasien serta efisiensi dasar milik pemerintah dan swasta. Ditargetkan
biaya.2, 3 pada tahun 2019 terdapat 5.600 jumlah kecamatan
Pemberian pelayanan publik yang yang memiliki minimal satu Puskesmas yang
berkualitas dan mampu memberikan kepuasan tersertifikasi akreditasi.5 Berdasarkan latar belakang
bagi masyarakat merupakan kewajiban yang yang diuraikan sebelumnya maka penulisan
harus dilakukan oleh pemerintah. Termasuk bagi makalah ini bertujuan untuk mengkaji aspek penting
Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus penyelenggaraan akreditasi Puskesmas dalam
tolok ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, mendukung implementasi Jaminan Kesehatan
merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan Nasional (JKN). Hasil kajian ini dapat diketahui

11
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

peran penting kegiatan penilaian akreditasi kualitas dan keselamatan pelayanan.


Puskesmas sebagai pelayanan Fasilitas Kesehatan Prinsip dan dasar yang ditetapkan dalam
Tingkat Pertama (FKTP) yang telah ditetapkan standar akreditasi Puskesmas adalah untuk menjamin
untuk meningkatkan mutu pelayanan secara bahwa semua pasien mendapatkan pelayanan dan
berkesinambungan. informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa memandang
Metode golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin,
Makalah ini merupakan studi kebijakan ras, maupun suku.4
menggunakan metode literature review terkait aspek Penilaian akreditasi Puskesmas
penting kebijakan akreditasi Puskesmas dalam diselenggarakan dengan tujuan untuk pembinaan
mendukung implementasi Jaminan Kesehatan peningkatan mutu dan kinerja melalui perbaikan
Nasional (JKN) di Indonesia. Sumber informasi yang berkesinambungan terhadap sistem
studi didapatkan dari berbagai sumber, antara manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem
lain peraturan dan kebijakan sebagai landasan penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
pelaksanaan kegiatan akreditasi Puskesmas, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar
hasil kajian atau penelitian-penelitian yang berasal penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.4
dari 8 sumber penelitian terdahulu yang terkait
akreditasi Puskesmas. Landasan Hukum Pelaksanaan Akreditasi
Kerangka analisis kebijakan (policy Puskesmas
analysis) menggunakan pedoman penyelenggaraan Berdasarkan beberapa sumber yang
akreditasi puskemas berdasarkan Peraturan didapatkan diketahui landasan hukum perlunya
Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang penyelenggaraan kegiatan akreditasi Puskesmas:
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat 1. Undang-Undang RI No. 8 tahun 1999 tentang
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Perlindungan Konsumen
Mandiri Dokter Gigi,4 serta melihat pada pedoman 2. Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang
pendampingan akreditasi FKTP6 dan pedoman Praktik Kedokteran (Pasal 49)
penyusunan dokumen akreditasi FKTP7 yang dibuat 3. Undang-Undang RI No. 25 tahun 2009 tentang
oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Pelayanan Publik
Kementerian Kesehatan RI. 4. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (Pasal 54, ayat 1)
Hasil dan Pembahasan 5. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2014 tentang
Definisi Akreditasi Puskesmas Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian
Akreditasi Puskesmas berdasarkan Peraturan 6. Undang-Undang RI No. 23 tahun 2014 tentang
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Pemerintah Daerah
Tahun 2015 adalah pengakuan yang diberikan oleh 7. Peraturan Presiden RI No. 72 tahun 2012 tentang
lembaga independen penyelenggara akreditasi yang Sistem Kesehatan Nasional
ditetapkan oleh menteri setelah memenuhi standar 8. Peraturan Presiden RI No. 12 tahun 2013 tentang
akreditasi. Hasil penilaian akreditasi Puskesmas Jaminan Kesehatan (Pasal 43), dan Perpres No. 111
tersebut ditetapkan oleh menteri setelah dinilai tahun 2013 tentang Perubahan Perpres No. 12 tahun
bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan 2013.
Puskesmas yang telah ditetapkan oleh menteri 9. Peraturan Presiden RI No. 2 tahun 2015 tentang
untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas RPJMN 2015–2019
secara berkesinambungan. Puskesmas wajib untuk 10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013
diakreditasi secara berkala minimal tiga tahun tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN (Pasal 6,
sekali.4 Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi ayat 2)
Puskesmas adalah keselamatan, hak pasien dan 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun
keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. 2014 tentang Klinik (Pasal 38)
Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya meningkatkan 12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun

12
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Pasal 39 dalam proses persiapan akreditasi Puskesmas tahun
ayat 1) 2015. Kaji banding atau studi banding menurut
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun definisi Sudana dalam penelitian ini merupakan
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik menambah wawasan dan pengetahuan yang akan
Mandiri Dokter Gigi. diterapkan kedepannya untuk menjadi lebih baik.
Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi
Persiapan Akreditasi Puskemas perkembangan suatu kebutuhan yang diharapkan
Kebijakan akreditasi Puskesmas memiliki sebagaimana mestinya.8
tiga tujuan spesifik yaitu: meningkatkan mutu Menurut Susilawati9 yang diambil dari
pelayanan dan keselamatan pasien, meningkatkan beberapa sumber diketahui untuk melaksanakan
perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan, persiapan akreditasi Puskesmas ada beberapa
masyarakat dan lingkungannya, serta untuk tahapan yang harus dilakukan Puskesmas sesuai
meningkatkan kinerja Puskesmas itu sendiri pedoman Permenkes no.46 Tahun 2015 yaitu : (1)
dalam pelayanan kesehatan perseorangan dan/ meminta pendampingan dari Kabupaten/Kota, (2)
atau kesehatan masyarakat.4 Oleh karena itu untuk melakukan lokakarya di Puskesmas, (3) pelatihan
mencapai hasil yang optimal dalam pencapaian dan pemahaman standar akreditasi di Puskesmas, (4)
akreditasi ini, Puskesmas harus melakukan beberapa pelaksanaan Self Assessment oleh staf Puskesmas di
persiapan akreditasi antara lain berupa persiapan dampingi oleh Tim Pendamping Kabupaten/Kota,
dokumen dan persiapan pelaksanaan kinerja yang (5) penyiapan dokumen yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). perbaikan sistem manajemen, sistem penyelenggaran
Dokumen yang diperlukan dalam akreditasi UKM, dan sistem pelayanan UKP, (6) implementasi
Puskesmas secara garis besar dibagi atas dua bagian kegiatan sesuai dengan standar akreditasi, (7)
yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen penilaian pra survey akreditasi, (8) pengajuan
tersebut digunakan untuk membangun dan penilaian akreditasi.
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut Pelaksanaan Akreditasi Puskemas
berupa Kebijakan, Pedoman, SOP dan dokumen Penyelenggaraan akreditasi Puskesmas
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dilaksanakan setiap 3 tahun yang mengacu pada
dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang standar akreditasi seperti yang ada pada Lampiran
berlaku.7 I, Lampiran II, dan Lampiran III Permenkes
Jenis dokumen yang perlu disediakan No.46/2015. Penyelenggaraan akreditasi Puskesmas
secara rinci antara lain berupa: kebijakan kepala melalui dua tahapan, yaitu : survei akreditasi, dan
puskesmas, rencana lima tahunan Puskesmas penetapan akreditasi.
(Rencana Strategis), pedoman atau manual mutu, Survei akreditasi merupakan kegiatan
panduan teknis manajemen, SOP, Perencanaan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian
Tingkat Puskesmas (PTP), Kerangka Acuan terhadap standar akreditasi, yang dilakukan oleh
Kegiatan pada tiap-tiap UKM dan UKP, pedoman surveyor akreditasi dari lembaga independen
masing-masing UKM, rencana tahunan masing- penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
masing UKM, kebijakan tentang pelayanan klinis, Menteri. Kegiatan akreditasi di Puskesmas menilai
pedoman pelayanan klinis, dan SOP klinis. tiga kelompok layanan, yaitu: bidang administrasi
Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh dan manajemen, bidang upaya kesehatan masyarakat,
Puskesmas untuk membuat dokumen akreditasi dan bidang upaya kesehatan perseorangan. Surveyor
antara lain melaksanakan kaji banding atau akreditasi ini terdiri dari surveyor pada bidang-
studi banding. Seperti di Puskesmas Nanggulan bidang tersebut.4
melaksanakan tiga kali kaji banding untuk persiapan Proses penilaian akreditasi dimulai dari
akreditasinya, dan kegiatan ini berhasil menambah permintaan penilaian akreditasi Puskesmas oleh
wawasan dan pengetahuan. Kemudian diterapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui

13
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kota (maksimal 5 hari kerja). Survei akreditasi
Kesehatan Provinsi membuat surat rekomendasi dilakukan selama 3 (tiga) hari sesuai dengan
dan meneruskan permintaan akreditasi kepada jadwal yang ditetapkan dengan jumlah surveyor
komisi akreditasi (maksimal 5 hari kerja) dalam tergantung dari banyaknya upaya kesehatan yang
bentuk surat elektronik dan surat asli. Komisi diselenggarakan Puskesmas. Puskesmas yang telah
akreditasi menugaskan koordinator surveyor di disurvei kemudian ditetapkan status akreditasinya
Provinsi untuk merencanakan dan melaksanakan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi
survei penilaian akreditasi (maksimal 5 hari kerja). yang dibuktikan dengan sertifikat akreditasi yang
Koordinator melakukan pembahasan internal untuk terdiri dari: Tidak Terakreditasi, Terakreditasi
menyusun jadwal penilaian termasuk penentuan Dasar, Terakreditasi Madya, Terakreditasi Utama,
surveyornya (maksimal 3 hari kerja). Surat jawaban dan Terakreditasi Paripurna.4 Proses akreditasi
dari Koordinator beserta jadwal disampaikan Puskesmas sebagaimana pada Gambar 1.6
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI (2015)

Gambar 1. Proses Pengajuan Penilaian Akreditasi Puskesmas

Manfaat Akreditasi Puskesmas 6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar


Manfaat penilaian akreditasi Puskemas staf Fasyankes primer
secara umum akan dirasakan oleh Puskemas, pasien 7. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan,
dan masyarakat yang secara langsung memanfaatkan ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi
layanan di puskemas. Manfaat akreditasi Puskesmas dalam bekerja
secara rinci menurut Rustandi,5 antara lain adalah: 8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Visi pembangunan kesehatan yang
fasilitas layanan kesehatan diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
kesehatan primer kepada pasien dan masyarakat. Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat
4. Meningkatkan pendidikan staf fasilitas layanan kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
kesehatan primer untuk memberikan pelayanan pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
terbaik bagi masyarakat hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,
5. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
pelayanan pasien baik di Puskesmas maupun kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
Fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
upaya Puskesmas kepada masyarakat

14
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

Hubungan Akreditasi Puskesmas dengan diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan
Kualitas Layanan ke Masyarakat signifikan kepemimpinan transformasional terhadap
Hasil penelitian Shaw et. al di tahun 2014 kesiapan untuk berubah melalui komitmen afektif
pada 73 rumah sakit di Eropa menunjukkan bahwa pegawai Puskesmas Kabupaten Lombok Barat
akreditasi berpengaruh terhadap manajemen mutu dalam rangka persiapan pelaksanaan akreditasi
dari pelayanan yang diberikan.10 Akreditasi sangat Puskesmas.15
berkaitan utamanya dalam hal kepemimpinan klinis Puskesmas masih menemukan banyak
dan sistem keselamatan pasien, baik itu pelayanan di kendala dalam melaksanakan akreditasi menurut
rumah sakit maupun di Puskesmas. Akreditasi dapat hasil penelitian Farzana dkk (2016) diantaranya
digunakan sebagai upaya bagi Puskesmas untuk beberapa tahapan seperti perbedaan informasi terkait
meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian tindakan pasca kegagalan pada penilaian akreditasi
di dua Puskesmas di Kota Surakarta diketahui sebelumnya, adanya staf Puskesmas yang masih
bahwa penilaian pasien terhadap kualitas pelayanan belum memahami penyiapan dokumen, kurangnya
rawat jalan salah satunya dipengaruhi oleh status sumber daya khusus dari ketersediaan staf, dan
akreditasi Puskesmas (OR=2.96; CI (95%) = 1.03- proses pengajuan dan penilaian yang dilakukan
8.50; p = 0.044).11 secara mendadak oleh komisi akreditasi tanpa ada
Setiap Puskemas seharusnya mulai koordinasi terlebih dahulu dengan tim pendamping
mempersiapkan akreditasi untuk mewujudkan ataupun Dinas Kesehatan Kota Semarang.16 Hal ini
penjaminan mutu pelayanan. Penilaian akreditasi dapat mempengaruhi kesiapan Puskesmas dalam
sesuai dengan pedoman yang mengacu pada menghadapi penilaian.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 46/2015 untuk Kendala yang dihadapi oleh Puskesmas
melihat pencapaian awal penilaian akreditasi. Seperti dalam penilaian akreditasi ini tentunya harus dapat
di Puskemas Demangan Kota Madiun, pencapaian disikapi dengan bijaksana oleh pihak terkait seperti
akreditasi pada Maret 2016 sekitar 62,9% dari semua Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Selain
elemen penilaian dalam standar akreditasi, termasuk penilaian akreditasi perlu juga diperhatikan sebaran
dalam kategori terpenuhi sebagian.12 Begitu juga keberadaan Puskesmas, karena menurut hasil
di Klinik Unair diketahui pencapaian pada tahun penelitian diketahui bahwa distribusi penyebaran
2016 sebesar 51% atau dikategorikan terpenuhi FKTP belum merata hampir di semua wilayah baik
sebagian. Pencapaian terendah yaitu pada standar di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.17 Oleh
akreditasi peningkatan mutu klinis dan keselamatan karena itu perlu dilakukan upaya secara kontinyu
pasien.13 Pencapaian belum maksimal ini dapat terkait mutu Puskesmas dan penyebarannya untuk
terjadi karena masih belum tersedianya atau belum mendukung implementasi Program Jaminan
dapat dipastikan kelengkapan dokumennya, dengan Kesehatan Nasional.
kata lain hampir seluruh elemen penilaian belum
memiliki ketersediaan dokumen. Kesimpulan
Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan
kesehatan secara efektif dan efisien penting untuk bahwa pelaksanaan akreditasi di Puskemas
melakukan dokumentasi kegiatan dengan baik mempunyai peran dan makna yang sangat penting
sebab dokumentasi merupakan catatan yang dapat bukan semata hanya untuk memenuhi kriteria
dijadikan bukti hukum, jika suatu saat ditemukan fasilitas kesehatan yang dapat bekerja sama dengan
masalah yang berhubungan dengan kejadian yang BPJS dalam penyelenggaran JKN. Hasil penilaian
terdapat dalam catatan tersebut. Bukti pencatatan dan akreditasi penting untuk meningkatkan mutu
pelaporan di Puskesmas berguna untuk kepentingan pelayanan dan keselamatan pasien, meningkatkan
dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara masyarakat dan lingkungannya, serta untuk
tertulis.14 Selain itu, faktor kepemimpinan juga dapat meningkatkan kinerja Puskesmas itu sendiri dalam
mempengaruhi pelaksanaaan kegiatan akreditasi pelayanan kesehatan perseorangan dan kesehatan
ini. Dalam penelitian di Puskesmas Lombok Barat, masyarakat.

15
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2018

Saran 9. Susilawati. Gambaran Implementasi Akreditasi


Rekomendasi bagi seluruh Puskesmas yang Puskesmas di Kabupaten Kota Provinsi
ada di Indonesia untuk dapat melakukan persiapan Sumatera Utara Tahun 2016. Jurnal JUMANTIK.
secara komprehensif sebelum menyelenggarakan 2017;2(2):89-99.
penilaian akreditasi meliputi pembuatan dokumen 10. Shaw CD, Groene O, Botje D, Sunol R, Kutryba
pendukung akreditasi dan Standar Operasional B, Klazinga N, et al. The effect of certification
Procedure (SOP) pelayanan kesehatan (UKM dan and accreditation on quality management in
UKP). Hasil dari upaya penilaian akreditasi ini pada 4 clinical services in 73 European hospitals.
akhirnya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas International journal for quality in health care.
pelayanan Puskemas dan kepuasan pasien, jika 2014;26(suppl_1):100-7
dilaksanakan sesuai panduan secara konsisten dan 11. Utami, Y.T. Pengaruh Karakteristik pasien,
berkelanjutan. jenis pembiayaan, status akreditasi Puskesmas
terhadap kualitas pelayanan rawat jalan
Daftar Rujukan Puskesmas di Kota Surakarta. [Skripsi].
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat 2017.
Kesehatan Masyarakat. 12. Maghfiroh, L., Rochmah, T.N. Analisis Kesiapan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Puskesmas Demangan Kota Madiun dalam
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Menghadapi Akreditasi. Jurnal Media Kesehatan
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Masyarakat Indonesia. 2017;13(4):329-336.
72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan 13. Anggraeny, P.A, Ernawaty. Kesiapan Pusat
Nasional. Layanan Kesehatan (PLK) B UNAIR menghadapi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun akreditasi klinik pratama. Jurnal Administrasi
2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Kesehatan Indonesia. 2016;4(2):146-54
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan 14. Hutahaean. Konsep dan Dokumentasi
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media; 2010.
5. Rustandi, K. Kebijakan Akreditasi Fasilitas 15. Mujiburrahman, Asmony, T., Husnan, H.
Kesehatan Tingkat Pertama. Disampaikan Pengaruh kepemimpinan transformasional
pada pelatihan TOT Pendamping Akreditasi dan iklim psikologis terhadap kesiapan untuk
FKTP, Jakarta 18 Januari–1 Februari 2015. berubah karyawan Puskesmas Kabupaten
Kementerian Kesehatan RI. Lombok Barat dalam rangka akreditasi dan
6. Kemenkes RI. Pedoman Pendampingan komitmen afektif sebagai variabel intervening.
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jurnal Magister Manajemen Universitas
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Mataram. 2017;6(2):1–19.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2015 16. Farzana, N., Suparwati, A., Arso, S.P.
7. Kemenkes RI. Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis kesiapan akreditasi dasar Puskesmas
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Mangkang di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Masyarakat. 2016;4(4):94-103.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 2015. 17. Misnaniarti, Hidayat, B., Pujiyanto, Nadjib, M.,
8. Faiza, I.A.N, Miharti, R. Studi Deskriptif Thabranyi, H., Junadi, P., et al. Ketersediaan
persiapan dokumen akreditasi Puskesmas fasilitas dan tenaga kesehatan dalam mendukung
2015 tentang pembakuan kode di Puskesmas Cakupan Semesta Jaminan kesehatan Nasional.
Nanggulan Kulon Progo. Jurnal Media Ilmu Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan. 2016;5(2):157-167. Kesehatan. 2017;1(1):6-16.

16

Anda mungkin juga menyukai