Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO – DIAGNOSIS ABSES HEPAR

dr. Hesti Indah Suzeta

Subyektif
Pasien laki-laki 54 tahun datang ke IGD RS Petala Bumi dengan keluhan nyeri perut kanan
atas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri muncul secara tiba-tiba. Nyeri dirasakan
terus menerus dan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan menjalar sampai ke bagian
punggung. Pasien mengatakan sampai tidak dapat melakukan aktifitasnya akibat nyeri yang
dirasakan. Selain itu, pasien juga mengeluh demam yang dirasakan sejak 7 hari yang lalu.
Demam yang diarasakan hilang timbul. Demam yang dirasakan disertai rasa menggigil. Mual
(+), muntah (-). Nafsu makan menurun juga diarasakan oleh pasien sejak 1 minggu ini.
Pasien juga menyangkal mata dan seluruh badan menjadi kuning. Pembengkakan perut dan
kaki (-). Muntah darah (-). Nyeri bertambah saat mengkonsumsi makanan yang berlemak (-).
BAK (+) normal, BAB (+) normal. Riwayat minum alkohol 10 tahun yang lalu.

Objective

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : kompos mentis
Vital sign :
- Tekanan darah : 132/71 mmHg
- Nadi : 124x/i
- Respirasi : 20x/i
- Suhu : 38,3 C
Pemeriksaan kepala :
- Bentuk kepala : normosefal, simetris
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), mata cekung (-/-)
- Hidung : tidak ada kelainan
- Telinga : tidak ada kelainan
- Mulut : lidah kotor (-)
Pemeriksaan leher :
- KGB : tidak ada pembesaran
- JVP : tidak terdapat peningkatan
Pemeriksaan thorax :
a. Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba
- Perkusi : batas-batas jantung
Kanan atas SIC II parasternalis dextra
Kanan bawah SIC IV parasternalis dextra
Kiri bawah SIC V linea midclavicularis redup
- Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, reguler, bising jantung (-)
b. Paru
- Inspeksi : simetris kanan kiri, ketinggalan gerak (-)
- Palpasi : fremitus normal, nyeri tekan (-)
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan abdomen :
- Inspeksi : permukaan perut datar, tidak tampak distensi, tidak tampak massa
regio abdomen, bekas luka operasi (-)
- Auskultasi : bising usus normal
- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
- Palpasi : soepel, hepar teraba 3 jari di bawah arcus costa, tepi reguler dan
permukaan licin. Nyeri tekan kuadran kanan atas (+). Ludwig sign (+).
Pemeriksaan ekstremitas :
- Superior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat
- Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat

Lain-lain :
Darah :
Hb : 11,3 gr/dL
Ht : 39,4 %
Leukosit : 15.000/µL
Trombosit : 193.000/µL
SGOT : 54,6 U/L
SGPT : 62,3 U/L
Bilirubin direk : 0,96 mg/dl
Bilirubin inderik : 0,34 mg/dl

Assesment

Diagnosis

Dari anamnesis diketahui bahwa pada pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas sejak
4 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri muncul secara tiba-tiba. Nyeri dirasakan terus menerus
dan seperti ditusuk-tusuk. Selain itu, pasien juga mengeluh demam yang dirasakan sejak 7
hari yang lalu. Demam yang diarasakan hilang timbul. Mual (+). Nafsu makan menurun juga
diarasakan oleh pasien sejak 1 minggu ini. Dari pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik
dan pada palpasi abdomen ditemukan hepar teraba 3 jari di bawah arcus costa, tepi reguler
dan permukaan licin. Nyeri tekan kuadran kanan atas (+). Ludwig sign (+). Dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan leukositosis, peningkatan SGOT/SGPT dan bilirubin direk. Maka
diagnosis sementara pada pasien ini adalah abdominal pain ec abses hepar.
Abses hepar adalah penimbunan atau akumulasi debris nekro-inflamatori purulen di
dalam parenkim hati yang disebabkan oleh kuman piogenik ataupun ameba. Kuman
piogenik yang sering menjadi penyebab yaitu bakteri usus (E. coli, Klebsiella pneumonia,
Streptococcus faecalis), Coccus gram negative (Staphylococcus aureus) dan juga bakteri
anaerob (Bakteroides, Clostridium), dan parasit amuba yang tersering yaitu E. Histolytica.

Perbedaan gambaran abses hati piogenik dengan abses hati amuba


Abses Hati Piogenik Abses Hati Amuba
Demografi Usia: 50-70 tahun Usia: 20-40 tahun
Jenis kelamin: Jenis kelamin: laki>
laki=perempuan perempuan (>10:1)
Faktor risiko mayor Infeksi bakteri akut, Bepergian atau menetap di
khususnya intra abdominal daerah endemic ( pernah
Obstruksi bilier/manipulasi menetap)
Diabetes melitus
Gejala klinis Nyeri perut regio kuadran Akut: demam tinggi,
kanan atas, demam, menggigil, nyeri abdomen,
menggigil, rigor, lemah, sepsis
malaise, anoreksia, penurunan Sub akut:Penurunan berat
berat badan, diare, batuk, badan; demam dan nyeri
nyeri dada pleuritik abdomen relatif jarang
Khas:
Tak ada gejala kolonisasi usus
dan kolitis
Tanda klinis Hepatomegali disertai nyeri Nyeri tekan perut regio kanan
tekan, massa abdomen, atas bervariasi
ikterus
Laboratorium Lekositosis, anemia, Serologi amuba positif (70%-
peningkatan enzim-enzim hati 95%)
(alkali fosfatase melebihi
aminotransferase),
peningkatan bilirubin,
hipoalbuminemia
Lekositosis bervariasi dan
Kultur darah positif (50%- anemia
60%) Tidak ditemukan eosinofilia
Alkali fosfatase meningkat,
namun aminotransferase
biasanya normal
Pencitraan Abses multifokal (50%) Khas: abses tunggal (80%)
Biasanya lobus kanan Biasanya lobus kanan
Tepi ireguler “Rounded” atau
oval, bersepta
“wall enhancement” pada CT
scan dengan kontras intra
vena
Cairan aspirasi purulen Konsistensi dan warna
bervariasi
Tampak kuman pada Steril
pewarnaan gram
Kultur positif (80%) Tropozoit jarang ditemukan

Untuk diagnosis amoebiasis hati dapat digunakan criteria Sherlock, criteria Ramachandran
atau criteria Lamont dan Pooler.
Criteria Sherlock :
 hepatomegali yang nyeri tekan
 respon baik terhadap obat amoebisid
 leukositosis
 peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang
 aspirasi pus
 pada USG didapatkan rongga dalam hati
 tes hemaglutinasi positif
Kriteria Ramachandran (bila didapatkan 3 atau lebih dari) :
 hepatomegali yang nyeri
 riwayat disentri
 leukositosis
 kelainan radiologis
 respon terhadap terapi amoebisid

Kriteria Lamont dan Pooler (bila didapatkan 3 atau lebih dari ) :


 hepatomegali yang nyeri
 kelainan hematologis
 kelainan radiologis
 pus amoebik
 tes serologic positif
 kelainan sidikan hati
 respon yang baik dengan terapi amoebisid

Tatalaksana Abses Hepar


1. Medikamentosa
Derivat nitroimidazole dapat memberantas tropozoit intestinal/ekstraintestinal atau kista.
Obat ini dapat diberikan secara oral atau intravena.
Secara singkat pengobatan amoebiasis hati sebagai berikut :
 Metronidazole : 3x750 mg selama 5-10 hari dan ditambah dengan ;
 Kloroquin fosfat : 1 g/hr selama 2 hari dan diikuti 500/hr selama 20 hari, ditambah;
 Dehydroemetine : 1-1,5 mg/kg BB/hari intramuskular (maksimum 99 mg/hr) selama
10 hari.
2. Tindakan aspirasi terapeutik
3. Tindakan pembedahan
Planning
Diagnosis
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosa pada
pasien ini ada abdominal pain ec abses hepar yang sesuai dengan kriteria diagnosa abses
hepar di atas.

Terapi
IVFD D5:NaCl 2:1 20 tpm
Inj. Ceftriakson 1 gr/12 jam
Inf. Metronidazol 500 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Urdafak tab 3x1
Sulcolon tab 3x1
Magalat syr 3x1

Daftar pustaka

1. Wenas NT, Waleleng BJ (2006). Abses hati pogenik. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit
dalam.Editor: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.Edisi
keempat. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, hal. 462-
463
2. Ayles HM and Cock KD (2004). Hepatic abscess and cysts. In: Handbook of liver
disease. Friedman LS, Keeffe EB eds.Second edition. Elsevier Inc.Philadelphia, pp 349-
364
3. Haque R, Huston CD, Hughes M, Houpt E, Petri Jr.WA (2003).Amebiasis. N Engl J
Med 348,1565-73

Anda mungkin juga menyukai