Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI

BAHAN BERBAHAYA dan BERACUN


Nomor Dokumen

Nomor Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman

UPT
PUSKESMAS dr. WAWAN APRIAN NOOR
BANTUAS NIP. 19840402 201101 1 003

1. Pengertian 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah kegiatan


mengkategorikan/meringkas potensi bahaya yang penting berdasarkan
kriteria bahan.
2. Penganan insiden B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah langkah-
langkah penanggulangan keadaan darurat akibat kebakaran, tumpahan
dan paparan B3..
2. Tujuan 1. Sebagai bahan acuan untuk mengetahui potensi resiko bahaya akibat
penggunaan B3 berdasarkan cirri-ciri karakteristiknya.
2. Menjamin keselamatan dan memelihara kesehatan petugas yang
menangani B3.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Bantuas
Nomor : 440/ADM.SK.TU.013/100.02.023/2018 tentang Jenis-Jenis
Pelayanan Puskesmas Bantuas
2. Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Bantuas
Nomor : 440/ADM.SK.TU.017/100.02.023/2018 tentang Penanggung
Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Perorangan
dan Program Puskesmas Bantuas.
4. Referensi 1. Peraturan Pemerinta Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan
2. Peranturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di
Puskesmas
3. Permen LHK No. P56-Menlhk-Sekjen-2015
5. Prosedur/ Identifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3) berdasarkan sifatnya :
1. BAHAN MUDAH MELEDAK
Langkah
a. Identifikasi bahaya
langkah Bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya tabung silinder jika terkena
panas yang tinggi.

Pernafasan : menyebabkan tercekik (asphhyxiant) dan lemas jika


terhirup dalam jumlah besar.
1) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena pengaruh suhu.
2) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa ke udara segar dan istirahatkan, jika perlu beri
bantuan O2 aparatus dan bawa ke RUANG TINDAKAN.
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40 oC) pada bagian kulit yang
terbakar atau luka beku, bawa ke ruang tindakan.
3) Mata : bilas dengan air bersih ± 15 menit, jika perlu bawa ke ruang
tindakan.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Gunakan APAR gas CO2 dan siram air pada silinder yang ada
disekitarnya supaya dingin.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa resiko, perhatikan
arah angin dan jangan berlawanan dengan arah angin.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ke tempat yang terbuka, dijaga
dan dijauhkan dari api atau sumber panas atau bahan mudah
terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak berkepentingan dilarang
masuk.
2. BAHAN BERACUN
a. Identifikasi bahaya
1) Pernafasan : beracun bila terhirup dan dapat menyebabkan
pingsan, sakit kepala dan pusing-pusing.
Kulit : dapat merusak kulit, jaringan dan selaput lendir.
2) Mata : menyebabkan iritasi pada mata.
3) Pencernaan :beracun atau fatal bila tertelan, menyebabkan
pingsan dan muntah-muntah.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : pindahkan ke tempat berudara segar, bila belum
sadar segera bawa ke RUANG TINDAKAN.
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan air
bersih dan mengalir. Bila iritasi terus-menerus, segera bawa ke
RUANG TINDAKAN.
3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke
RUANG TINDAKAN.
4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan susu
atau air atau karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut masih
sadar. Segera bawa ke RUANG TINDAKAN.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran


1) Gunakan spray air atau kabut CO2 untuk mendinginkan permukaan
dan menghilangkan uapnya.
2) Evakuasi daerah yang terjadi kebakaran.
3) Usahakan berdiri berlawanan arah angin untuk mencegah kontak
dengan asap dan uap.
4) Jika kontak tidak dapat dihindari, pakailah baju pelindung penuh,
kaca mata dan masker.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Pakai sarung tangan dan pakaian lengkap dengan tutup kepala,
sepatu boat setinggi lutu. Alat pernafasann yang lengkap.
2) Ventilasikan seluruh area yang tercemar, tutup tempat yang terjadi
kebocoran.
3) Untuk tumpahan kecil : gunakan pasir, tanah atau bahan peresap
lain, kemudian angkat dan masukkan ke dalam kontainer yang
berlabel dan bersegel agar dapat dibuang dengan aman.
Untuk tumpahan besar : netralkan dengan larutan amonia 5% natrium
sulfat atau natrium bisulfat dan pindahkan. Siramkan area dengan air
banyak.

3. BAHAN KOROSIF
a. Identifikasi bahaya
Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan. Bahaya dekomposisi
dibawah pengaruh panas. Resiko dekomposisi bila berhubungan
dengan logam, alkali, zat pereduksi.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara segar. Bila
susah bernafas, berikan oksigen dan bawa ke RUANG
TINDAKAN.
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan
air bersih, konsultasikan dengan dokter.
3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke
RUANG TINDAKAN
4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan
susu atau air atau karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut
masih sadar bawa ke RUANG TINDAKAN.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Padamkan dengan air, dry powder, CO2 atau foam(bukan dari
bahan organik)
2) Pakai SCBA self-contained breathing apparatus) dan pakaian
pelindung dari bahan kimia.
3) Pindahkan kemasan ke tempat yang aman atau dinginkan
kemasan yang beresiko atau encerkan dengan air.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Tumpahan kecil : encerkan produk dengan banyak air dan
bilas/bersihkan tempat yang terkontaminasi atau serap dengan
absorbent.
2) Tumpahan besar : tampung, bendung dengan pasir atau tanah.
Tempatkan kemasan yang rusak di wadah yang terbuat dari
plastik. Jangan mengembalikan produk ke kemasan aslinya.

4. BAHAN MUDAH TERBAKAR


a. Identifikasi bahaya
Mudah meledak dan menguap, dapat menyebabkan depresi sistem
syaraf pusat, menyebabkan iritasi menyebabkan gangguan
reproduksi janin.
1) Pernafasan : menghirup dalam konsentrasi tinggi menyebabkan
gangguan sistem syaraf pusat dengan tanda-tanda mual, sakit
kepala, mengantuk, ketidaksadaran dan koma. Iritasi saluran
pernafasan. Dapat menyebabkan efek nekrotik dalam konsentrasi
tinggi. Uap bisa menyebabkan pusing dan sesak nafas.
2) Kulit : iritasi ringan, dapat menyebabkan sianosis ekstrimitas.
3) Mata : iritasi parah pada mata, sakit bila terkena cahaya dan
kerusakan kornea.
4) Pencernaan : iritasi gastrointestinal disertai mual, muntah dan
diare. Dapat menyebabkan depresi syaraf pusat diikuti dengan
sakit kepala, mengantuk dan mual.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : pindahkan segera ke tempat berudara segar. Jika
tidak bernafas, berikan pernafasan buatan, jika perlu
gunakanoksigen dan bawa ke RUANG TINDAKAN. Jangan
gunakan pernafasan dari mulut ke mulut.
2) Kulit : basuh kulit dengan air selama 15 menit, sementara itu
lepaslah pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Basuh kulit
dengan sabun dan air, bawa ke RUANG TINDAKAN.
3) Mata : segera basuh dengan air mengalir ± 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata bawah dan atas untuk membasuh bagian
dalamnya, jika perlu bawa ke RUANG TINDAKAN.
Pencernaan : jangan dipaksa muntahkan. Jika korban dalam kondisi
sadar, berikan 2-4 gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan
c. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan terjadinya
penyalaan.
2) Serap tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap, pasir,
tanah dan bahan buang dalam wadah yang cocok.
3) Gunakan peralatan tahan percikan dan berikan ventilasi.
Busa penekan uap bisa dugunakan untuk mereduksi uap.
UNTUK BAHAN INFEKSIUS
a. Identifikasi bahaya
Luka sayat dan luka tusuk
b. Tindakan P3K
1) Cuci tangan menggunakan sabun
2) Bawa keruang tindakan untuk mendapatkan perawatan
UNTUK BAHAN PATOLOGI
a. Identifikasi bahaya
Terjadi penularan penyakit
b. Tindakan P3K
1) Cuci tangan menggunakan sabun
2) Bawa keruang tindakan untuk mendapatkan perawatan
UNTUK BAHAN FARMASI
a. Identifikasi bahaya
Obat yang kedaluwarsa
b. Tindakan P3K
1) Bawa keruang tindakan untuk mendapatkan perawatan
6. Diagram Alir
Menyiapkan alat
Identifikasi

Melakukan idetifikasi bahaya

UGD/TINDAKAN Rawat Inap Kesgilut R. Periksaan


Umum

Laboratorium R. Persalinan Dapur Guda Obat


dan Barang

Pembuatan
Label B3
Selesai
7. Unit Terkait 1. UGD/Tindakan
2. Rawat Inap
3. R. Pemeriksaan Umum
4. Kesgilut
5. R. Persalinan
6. Dapur
7. Gudang Obat dan Barang
8. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai