Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. AGITASI
1.1 Pengertian Agitasi
Agitasi adalah proses penggoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya cairan
di dalam tangki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama
didiamkan untuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
Tangki Pencampur
Tangki pencampur dilengkapi dengan alat pengaduk/ agitator agar bahan kimia
(koagulan) yang dibubuhkan dapat bercampur dengan air baku secara cepat dan
merata.Oleh karena kecepatan hidrolisa koagulan dalam air besar maka diperlukan
pembentukan flok-flok halus dari koloid hidroksida yang merata dan secepat mungkin
sehingga dapat bereaksi dengan partikel-partikel kotoran membentuk flok yang lebih
besar dan stabil. Untuk itu diperlukan pengadukan yang cepat.
Flokulator
Fungsi flokulator adalah untuk pembentukan flok-flok agar menjadi besar dan stabil
sehingga dapat diendapkan dengan mudah atau disaring. Untuk proses pengendapan
dan penyaringan maka partikel-partikel kotoran halus maupun koloid yang ada dalam
air baku harus digumpalkan menjadi flok-flok yang cukup besar dan kuat untuk dapat
diendapkan atau disaring. Flokulator pada hakekatnya adalah kombinasi antara
pencampuran dan pengadukan sehingga flok-flok halus yang terbentuk pada bak
pencampur cepat akan saling bertumbukan dengan partikel-partikel kotoran atau flok-
flok yang lain sehingga terjadi gumpalan gumpalan flok yang besar dan stabil.
Flokulator pada hakekatnya adalah kombinasi antara pencampuran dan pengadukan
sehingga flok-flok halus yang terbentuk pada bak pencampur cepat akan saling
bertumbukan dengan partikel-partikel kotoran atau flok-flok yang lain sehingga
terjadi gumpalan gumpalan flok yang besar dan stabil. Pada proses koagulasi terjadi
destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan
pembubuhan koagulan. Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil
berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif
dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif juga dihasilkan dari proses
penguraian koagulan. Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion
positif dari koagulan (misal Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH-) dan
antara ion positif dari partikel (misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal
SO42-) yang menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat). Setelah terbentuk inti
flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok menjadi flok
berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat mengendap. Penggabungan
flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok. Tumbukan
ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat.
II. SENTRIFUGASI
2.1 Pengertian Sentrifugasi
Sentrifugasi ialah proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel
tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density). Dengan adanya gaya
sentrifugal maka akan terjadi perubahan berat partikel dari keadaan normal pada 1 xg
(sekitar 9,8 m/s2 ) menjadi meningkat seiring dengan kecepatan serta sudut
kemiringan perputaran partikel tersebut terhadap sumbunya.
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder
yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak
menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut
adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel – partikel menuju
dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.
2.2 Tujuan Sentrifugasi
1. Pemisahan (padat/cair, padat/cair/cair dan padat/padat/cair)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk pemisahan padat – cair menyediakan padatan
berat dari cairan. Centrifuge juga dapat digunakan untuk memisahkan fase berat,
dan dua fasa cair ringan, dengan salah satu fase ringan yang lebih ringan dari
lainnya.
2. Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas
Centrifuge digunakan untuk mengklasifikasikan padatan dengan ukuran yang
berbeda.
3. Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (Degritting)
Degritting mirip dengan klasifikasi di mana partikel yang tidak diinginkan, lebih
besar atau lebih padat, ditolak diendapan, dengan produk (lebih kecil atau kurang
padat) meluap di fase cair yang lebih ringan.
4. Penebalan atau menghapus konsentrasi cair
Centrifuge sering digunakan untuk berkonsentrasi fase padat dengan pengendepan
dan pemadatan, menghilangkan fase cairan berlebih di overflow.
5. Pemisahan kotoran dengan mencuci atau pengenceran (repulping)
Dengan suspensi pekat yang mengandung kontaminan seperti garam dan ion, itu
diencerkan dan dicuci sehingga kontaminan dilarutkan dalam cairan pencuci.
Selanjutnya, suspensi tersebut disentrifugasi untuk menghilangkan cairan pencuci
dengan kontaminan terlarut atau padatan tersuspensi halus. Selanjutnya, produk
dapat lebih terkonsentrasi dengan sentrifugasi.
di mana vt adalah kecepatan pengendapan dalam arah radial dalam m/s, Dp adalah
diameter partikel dalam m, ρp merupakan densitas partikel dalam kg/m3, ρ adalah
densitas cairan dalam kg/m3, dan μ adalah viskositas cairan dalam Pa.s.
c. Volume
Volume V = πb(r22-r12)
d. Liquid Concentration
Partikel yang memiliki diameter yang lebih kecil tidak akan mencapai dinding
dan akan keluar bersama dengan cairan yang keluar. Partikel yang lebih besar
akan mencapai dinding dan dihilangkan dari cairan.
e. Time
Waktu tinggal tT sama dengan volume cairan V dalam m3 dibagi dengan laju alir
volumetrik umpan q dalam m3/s.
III. FILTRASI
3.1 Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya
pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan.
Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana campuran heterogen antara fluida
dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida
tetapi menahan partikel padatan. Filtrasi adalah pemisahan koloid atau partikel padat
dari fluida dengan menggunakan media penyaringan atau saringan.
Prinsip kerja :
Plate dan frame filter press terdiri dari plate dan frame yang tergabung menjadi satu
dengan kain saring pada tiap sisi plate. Plate memiliki saluran sehingga filtrat jernih
dapat melewati tiap plate. Slurry dipompa menuju plate dan frame dan mengalir
melalui saluran pada frame sehingga slurry memenuhi frame. Filtrat mengalir
melalui kain saring dan padatan menumpuk dalam bentuk cake pada kain saring.
Filtrat mengalir antara kain saring dan plate melalui saluran keluar. Filtrasi terus
dilakukan hingga frame dipenuhi padatan. Kebanyakan filter memiliki saluran
pengeluaran yang terpisah untuk tiap frame sehingga dapat dilihat apakah filtrat
jernih atau tidak. Bila filtrat tidak jernih, mungkin disebabkan kain saring rusak atau
sebab lainnya. Ketika frame sudah benar–benar terpisah plate dan frame dipisahkan
dan cake dihilangkan, lalu filter dipasang lagi dan digunakan.
Vacuum filter
Vacuum filter merupakan alat sterilisasi yang bekerja secara mekanik melalui proses
penyaringan atau filtrasi untuk bahan yang bersifat termolabil atau tidak tahan panas.
Komponen-komponen dari vacuum filter antara lain tempat sampel, milipore filter,
tabung penampung, selang vakum. Prinsip kerja vacuum filter adalah penyaringan
bahan atau sampel yang bersifat termolabil secara vakum dengan menggunakan
membran. Cara kerja alat ini adalah sampel dimasukkan dalam tempat sampel,
kemudian pompa penyedot vakum akan memberikan kondisi vakum dan memompa
sampel untuk difiltrasi melalui membran. Sampel yang telah difiltrasi akan turun
tertampung di tabung penampung.Pada mulanya, sebelum pompa penyedot vakum
diterapkan pada vacuum filter, tekanan udara pada tempat sampel dan tabung
penampung adalah sama sehingga sampel tetap berada di tempat sampel. Namun,
tekanan udara pada tabung penampung menjadi lebih randah daripada tekanan pada
tempat sampel ketika pompa vakum telah diterapkan. Hal ini yang menyebabkan
suatu sampel dapat mengalami filtrasi dari tempat sampel menuju tabung
penampung.
Rotary Vacuum Filter
Rotary Vacuum Filter adalah sebuah filter yang bekerja secara berkelanjutan dimana
bagian yang solid dari sebuah campuran dipisahkan oleh filter yang hanya dapat
dilalui oleh liquid atau gas, dalam hal ini keadaan vakum diperlukan untuk
mengakumulasi zat padat di permukaan.
Prinsip kerjanya adalah tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik tetapi di
dalam drum mendekati vakum. Drum dimasukkan ke dalam cairan yang
mengandung suspensi padatan, lalu diputar dengan kecepatan rendah. Cairan tertarik
melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan tertinggal di
permukaan luar drum membentuk cake.
Cara Kerjanya
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, RVF (Rotary Vacuum Filter) bekerja
secara continous. Setiap perputarannya terdiri dari cake formation, cake washing
(jika diperlukan), drying, dan cake discharge.
Selama perputaran drum, tekanan vakum menarik liquid melalui medium filter
(cloth) di permukaan drum yang menahan padatan. Tekanan vakum mendorong
gas/udara melalui cake dan gas tersebut akan mendorong liquid masuk ke
dalam.
Filtrat dan aliran udara akan melalui pipa filtrat internal kemudian masuk ke
katup RVF dan bermuara di vakum receiver di mana liquid dipisahkan dari
aliran udara. RVF ini biasanya dilengkapi dengan liquid ring vacuum pump atau
barometric leg untuk menghasilkan tekanan vakum.
3.4 Contoh Diagram Alir Filtrasi
Mekanisme kerja: Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan
kontinyu kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang
terkontrol dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena
bobotnya sudah lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon
untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan
ditangkap oleh pulsejet bag filter.
Berikut ini adalah bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi:
1. Kipas (Blower)
Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan
digunakan pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus
udara panas ke dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar
proses fluidisasi terjadi.
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga
kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa
oleh aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air
dari dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan
udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran
udara ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan,
dimana arah aliran udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering
dengan bantuan sekat-sekat yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran
udara tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan
ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi
diruang ini. Menurut Mujumdar (2000), tinggi tumpukan bahan yang optimal
untuk pengering dengan menggunakan fluidized bed dryer adalah 2/3 dari tinggi
ruang pengering.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke
ruang pengering.
Prinsip dasar pada sistem ini terbagi atas 2 unit proses utama, yaitu bioreaktor dan
tangki sedimentasi. Pada sistem ini limbah cair dan biomassa akan dicampur secara
sempurna dalam satu reaktor dan diaerasi, dimana tujuan aerasi tersebut adalah
sebagai sarana pengadukan dalam suspensi. Setelah dicampur maka akan dialirkan
ke dalam tangki sedimentasi yang mana biomassa akan dipisahkan dari air yang
telah diolah. Sebagian dari biomassa yang mengendap akan dikembalikan ke
bioreaktor dan air yang telah diolah akan dibuang ke lingkungan. Adapun tujuan dari
perngolahan limbah cair dengan sistem ini adalah untuk menyisihkan senyawa
karbon, penyisihan senyawa nitrogen, penyisihan fosfor dan untuk stabilisasi lumpur
secara aerobik simultan.