Kista Ovarium Kistektomi
Kista Ovarium Kistektomi
Massa di ovarium yang paling umum ditemukan adalah kista ovarium fisiologis. Kista
ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Secara umum
kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan
konsistensi kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik
dapat juga terjadi ketidakteraturan haid.
Terdapat beberapa jenis kista fungsional yaitu :
1. Kista folikuler
Kista folikuler merupakan jenis tumor ovarium jinak yang paling banyak
dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3 – 8 cm. Kista ini disebabkan oleh karena
kegagalan ovulasi oleh karena gangguan pelepasan gonadotropin hipofise. Bila
dilihat secara histologi, Biasanya jenis kista ini tidak menimbulkan gejala,
meskipun ketidak teraturan haid, perdarahan diluar haid bahkan torsi dapat
terjadi.
Bila ukuran kista telah membesar maka dapat menyebabkan nyeri panggul,
dyspareunia. Ukuran kista < 6 cm dilakukan observasi selama 3 siklus haid
tanpa pengobatan untuk melihat regresi dari kista tersebut. Bila setelah
observasi tidak didapatinya adanya regresi kista atau ukuran kista semakin
membesar maka dilakukan terapi operatif.
2. Kista korpus luteum
Kista korpus luteum berbentuk unilokuler dengan ukuran bervariasi antara 3-11
cm. Kista ini disebabkan karena terjadinya penumpukan cairan hasil resopsi
darah yang berasal dari perubahan korpus hemoragikum menjadi korpus
luteum, bila ukuran korpus luteum lebih dari 3 cm disebut dengan kista. Kista
korpus luteum yang dapat menimbulkan nyeri lokal dan amenorea sehingga
secara klinis kadang sulit dibedakan dengan kehamilan ektopik. Kista korpus
luteum dapat menimbulkan torsi maupun ruptur sehingga menimbulkan rasa
nyeri yang hebat. Seperti kista folikuler, kista korpus luteum dapat regresi
setelah 2 atau 3 bulan observasi.
3. Kista teka lutein
Kista teka lutein timbul karena adanya peningkatan gonadotropin korionik.
Kista ini terjadi pada pasien dengan penyakit mola hidatidosa, koriokarsinoma
maupun pada pasien yang mendapat terapi gonadotropin korionik dan klomifen
sitrat.
Keluhan abdominal tidak begitu nyata, meskipun terkadang dijumpai keluhan
nyeri panggul. Ruptur kista sering terjadi sehingga menyebabkan perdarahan
intraperitoneal. Kista ini dapat sembuh secara spontan setelah terapi kehamilan
mola ataupun setelah penghentian pengobatan yang menyebabkan terjadinya
kista ini. Prosedur pembedahan dilakukan pada kista yang mengalami
komplikasi seperti torsi maupun ruptur.
4. Luteoma kehamilan
Tumor yang menyerupai nodul-nodul sel lutein ini terjadi pada saat kehamilan.
Ukuran nodul dapat mencapai 20 cm dan bersifat multifokal ataupun bilateral.
Secara klinis kista ini didapati pada saat hamil dan dapat mengalami regresi
beberapa bulan setelah melahirkan. Karena ukuran yang besar maka pada saat
melakukan salfingo-ooforektomi harus dilakukan frozen section untuk
menyingkirkan kemungkinan keganasan.
KONTRA INDIKASI
- Wanita paska menopause dengan kista ovarium multilokuler sebaiknya
dilakukan ooforektomi.
- Bila pada pemeriksaan preoperatif dijumpai tanda-tanda keganasan