Anda di halaman 1dari 1

Apakah dengan berinkarnasi menjadi laki-laki, pernyataan Allah tentang keadilan-

Nya dan kebenaran-Nya menjadi hilang?

Tidak. Justru dalam Alkitab dijelaskan bahwa Yesus secara terang-terangan menentang
norma-norma yang ditetapkan masyarakat Israel pada waktu itu, dimana laki-laki memegang
komando dalam segala hal serta memutuskan dan menetapkan apa yang dipandang baik, mulia,
agung, dan yang patut untuk dilakukan. Dalam konteks masyarakat pada saat itu, kaum
perempuan disingkirkan dari arena pertemuan Allah dan manusia. Kaum perempuan bahkan
dianggap berada di bariasan belakang serta kurang mengenal nilai-nilai yang baik dan mulia.

Yesus membongkar dan melawan hal ini semua. Yesus bahkan memberi perhatian serius
kepada kaum yang tertindas, terutama perempuan. Yesus tidak memperlakukan perempuan
sebagai pemeran sampingan atau kaum yang berdiri di barisan belakang dalam karya
keselamatan Allah. Perempuan, yang pada saat itu diabaikan dan ditempatkan dalam barisan
paling belakang dalan sejarah, ditempatkan berdampingan dengan laki-laki menurut gambaran
Yesus. Salah satu contoh dimana Yesus lahir ke dunia melalui kesediaan seorang perempuan
tanpa lebih dulu minta izin kepada laki-laki (Mat 1:18-20). Kemudian, pada pesta perkawinan di
Kana, tanpa kompromi terlebih daulu dengan laki-laki atau penatua di situ, Yesus langsung
mendengarkan permohonan seorang perempuan (ibunya) untuk menyelamatkan suasana pesta
dari ancaman kekacauan karena persediaan anggur sudah habis (Yoh 2:1-11). Pada hari
kebangkitan-Nya pun, Yesus menampakkan diri pertama kali kepada seorang perempuan, yang
mengindikasikan tugas penyebarluasan berita kebangkitan Yesus dipercayakan pertama sekali
kepada perempuan (Yoh 20:11-18).

Masih banyak lagi contoh kasus dimana Yesus memberi hak kepada perempuan terkait
pengambilan keputusan dan pemberian saran objektif terhadap masalah tertentu. Dalam hal itu,
Yesus membawa Allah begitu dekat kepada kaum perempuan. Di dalam diri dan pelayanan
Yesus terlihat kematian dari Allahnya laki-laki dan kebangkitan Allah yang sejati, yang kasih-
Nya tidak memandang perbedaan jenis kelamin. Oleh karena itu, di dalam diri dan karya Yesus,
pembebasan kaum perempuan dari penderitaan oleh ulah kaum laki-laki, telah terjadi sehingga
mewujudnyatakan kebenaran dan keadilan-Nya kepada dunia ini termasuk kaum perempuan.

Anda mungkin juga menyukai