Foto polos
Tuberkulosis vertebra paling sering melibatkan vertebra thorakal dan verebra
lumbal; keterlibatan regio servikal dan sakrum lebih jarang ditemukan. Infeksi
biasanya dimulai pada aspek anterior korpus vertebra, apakah itu di inferior atau
superior, yang berdekatan dengan endplate vertebra. Area erosi fokal dan
destruksi osseous pada sudut anterior korpus vertebra (gambar 1) merupakan
temuan foto polos yang khas untuk spondilitis tuberkulosa. Keterlibatan diskus
intervertebralis yang berdekatan atau korpus vertebra yang terjadi akibat penetrasi
melalui diskus itu sendiri atau penyebaran infeksi dibawah ligamentum
longitudinalis anterior dan longitudinalis posterior.
Keterlibatan korpus vertebra yang berdekatan, destruksi diskus intervertebralis
(gambar 2), dan kolaps korpus vertebra yang progresif menyebabkan deformitas
gibbus yang khas pada vertebra yang biasanya berkaitan dengan tuberkulosis (1).
Infeksi terbatas pada satu korpus vertebra, meskipun lebih jarang, juga dapat
menyebabkan kolaps korpus vertebra dan terjadinya deformitas plana vertebra
(gambar 3). Beberapa tingkatan vertebra dapat terlibat dalam cara yang tidak
berkelanjutan, yang bermanifestasi pada foto polos sebagai skip lesions yang
terdiri atas destruksi dan kolaps os vertebra. Elemen posterior vertebra biasanya
terlibat secara sekunder oleh penyebaran infeksi dari korpus vertebra; infeksi yang
terisolasi pada bagian vertebra ini lebih sering pada pasien tuberkulosis yang tidak
berkulit putih dan mungkin menyerupai neoplasma (1). Pembentukan abses
paraspinal mungkin terdeteksi pada foto polos sebagai area pembengkakan
jaringan lunak fusiformis disekitar vertebra (gambar 4).
Scintigrafi
Evaluasi tuberkulosis vertebra dengan scintigrafi secara dini pada rangkaian
infeksi dibatasi oleh sifat tuberkulosis skeletal yang indolent. Scan tulang dan
pemeriksaan dengan gallium mungkin tidak menunjukkan tuberkulosis vertebra
pada awalnya, meskipun telah terdapat penyakit yang aktif secara klinis atau
secara radiografi (2). Sejalan dengan perburukan infeksi, perubahan osseous yang
ekstensif dan upaya pada penyembuhan menyebabkan peningkatan metabolisme
tulang, yang bermanifestasi sebagai peningkatan ambilan radionuklida bone scan.
Scintigrafi tulang membantu dalam menentukan jumlah tempat penyakit aktif,
karena keterlibatan beberapa tingkatan mungkin tidak dicurigai pada awalnya.
Penambahan CT emisi foton tunggal membantu untuk mengevaluasi luasnya
keterlibatan elemen posterior vertebra (Gambar 5) untuk memantau respon
terhadap terapi antituberkulosis.
CT
Gambaran tuberkulosis vertebra yang dapat dilihat pada CT scan mencakup
destruksi korpus vertebra anterior (gambar 6), kolaps korpus vertebra,
penyempitan rongga diskus, dan massa jaringan lunak paraspinal yang besar yang
menggambarkan pembentukan abses (3,4) (gambar 7). Selama rangkaian infeksi,
kloaka (gambar 8A) dapat tervisualisasikan dan dapat terjadi akibat dekompresi
spontan dan drainase abses korpus vertebra. Abses paraspinal terbentuk akibat
hasil dari drainase ini, yang kemudian dapat berjalan melalui bidang fascia dan
menyebabkan terjadinya abses mediastinum, efusi pleura, atau abses psoas dan
pinggang, bergantung pada ketinggian dan arah penyebaran (gambar 8B dan 8C).
Eksenti posterior abses paraspinal dapat menyebabkan pembentukan abses
epidural, pemerangkapan kanalis spinalis, dan kompresi medulla spinalis. Abses
paraspinal dan intraosseous biasanya menyebabkan dinding yang tebal dan
irreguler pada CT scan dengan penguatan kontrast. CT dapat dengan mudah
memperlihatkan luasnya pembentukan abses dan dapat memberikan panduan
untuk prosedur diagnostik dan terapeutik.
Pada tahap awal infeksi, area erosi atau destruksi osseous dapat bersifat samar dan
dapat diperlihatkan dengan lebih baik dengan gambar CT sagital dan koronal yang
diformat ulang. Pada tahap infeksi yang lebih kronis, CT biasanya
memperlihatkan destruksi tulang yang luas, pembentukan sekuesterum (gambar
9), dan pembentukan tulang heterotopik yang jelas.
Mielografi
Kompresi medula spinalis dan blok kanalis spinalis merupakan potensi
komplikasi tuberkulosis spinal yang dapat dievaluasi dengan foto polos mielografi
atau CT mielografi. Pemerangkapan kanalis spinalis dapat dikaitkan dengan
destruksi korpus vertebra dan kolaps dan akibat ekstensi abses paraspinal epidural.
Temuan film polos mielografi yang berkaitan dengan spondilitis tuberkulosis
mencakup pergeseran (gambar 10A dan 10B) atau penipisan jalur bahan kontras
karena efek massa (Gambar 11A dan 11B) dan obstruksi parsial atau komplit
aliran bahan kontrast mielografi. CT mielografi berguna untuk menentukan luas
proses epidural (Gambar 10C) dan untuk membedakan antara abses epidural dan
pemerangkapan kanalis spinalis oleh tulang (2, 5). CT mielografi juga
memberikan informasi anatomis tambahan dan dapat mengungkapkan komplikasi
paraspinal atau regional yang tidak dicurigai (Gambar 11C) yang berkaitan
dengan tuberkulosis vertebra.
Gambar 15 --- Seorang pria yang berusia 45 tahun dengan tuberkulosis vertebra.
Gambar MR potongan aksial dengan pembobotan T1 dan diperkuat kontrast
(750/12) melalui korpus vertebra T9 menunjukkan tepi penguatan yang tebal
disekitar abses intraosseous, yang khas untuk tuberkulosis vertebra. Tepi
penguatan juga ditemukan disekitar abses paraspinal multipel (Tanda panah).
Abses epidural yang menyerap kontrast (anak panah) terlihat menekan sakus
thecal.
Gamabr 16 – Seorang anak perempuan yang berusia 3 tahun dengan tuberkulosis
paru dan vertebra. Gambar MR potongan koronal dengan pembobotan T1 yang
diperkuat kontrast (700/17) memperlihatkan pembentukan abses paraspinal yang
ekstensif. Penyebaran infeksi subligamentum dan abses intraosseous yang besar
tervisualisasikan dengan baik pada gambar koronal ini. Infiltrast tuberkulosis pada
bagian lobus atas kiri juga ditemukan.