Anda di halaman 1dari 10

PBSI3B

Penggunaan Bahasa pada Transaksi Jual Beli Online


Shop Sari Colection
Desember 26, 2017

Penggunaan Bahasa pada Transaksi Jual Beli Online Shop Sari


Colection

Iis Nur Wahyuni


16410081
3B/PBSI/FPBS/UPGRIS
iisnurwahyuni0@gmail.com

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi
sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik
sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa
dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial
kemasyarakatan. Banyak sekali berbagai variasi bahasa yang muncul di
kalangan masyarakat. Variasi bahasa muncul salah satunya karena
berkembangnya teknologi.
Zaman globalisasi dewasa ini menjadi semakin maju tetapi sayangnya
tidak diikuti oleh perkembangan perekonomian negara kita yang masih
tertinggal jauh. Sudah banyak perkembangan zaman yang bisa kita lihat
disekitar kita saat ini. Salah satunya ialah penggunaan smartphone yang
semakin diminati  dan semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan
tersedianya fasilitas-fasilitas sosial media  yang semakin memudahkan kita
tidak hanya dalam berkomunikasi tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Hal ini jelas menarik keinginan para produsen untuk
mencari celah atau peluang usaha dengan mengambil keuntungan yang
didapat dari banyak pengguna  smartphone saat ini. Dengan hanya bermodal
smartphone yang kita gunakan dalam keseharian ditunjang pula fasilitas
internet yang semakin luas, kita dapat mencoba suatu bentuk usaha yang
dapat ditawarkan kepada konsumen termasuk dalam interaksi jual belinya.
Saat ini ada satu tren yang mengemuka di dunia, bahkan di Indonesia, yakni
belanja online, atau sering disebut online shop.
Berbagai macam barang bisa kita jual secara online. Dari baju, sepatu,
tas, aksesoris, kosmetik, bisa kita jual hanya dengan melakukan sekali ‘klik’
saja. Online shop terhitung mudah dijalankan dan murah karena tidak
membutuhkan modal yang besar, hanya  foto produk serta akses internet
untuk menjalankannya. Namun, uniknya dalam penjualan online shop ini
banyak sekali penjual yang memunculkan istilah-istilah khusus  untuk
menarik perhatian pembeli agar tertarik dengan barang yang dijualnya. Bukan
hanya itu saja, istilah-istilah khusus ini juga dapat mempermudah dalam
transaksi jual beli dan bisa mendekatkan antara penjual dan pembeli. Maka
dalam hal ini penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop perlu
dikaji secara mendalam dengan menggunakan penelitian sosiolinguistik.
B.    Rumusan Masalah
1)        Bagaimanakah istilah-istilah khusus yang digunakan pada
transaksi jual beli online shop?
2)        Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahasa yang digunakan
dalam transaksi jual beli online shop terhadap masyarakat?
3)     Apakah istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual
beli online shop mempengaruhi bahasa baku Indonesia?
C.    Tujuan dan Manfaat
a)     Tujuan
1)        Untuk mengetahui istilah-istilah khusus yang digunakan
pada transaksi jual beli online shop
2)        Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa yang
digunakan dalam transaksi jual beli online shop terhadap
masyarakat
3)        Untuk mengetahui adakah pengaruh istilah-istilah khusus
yang digunakan pada transaksi jual beli online shop
terhadap bahasa baku Indonesia.
b)     Manfaat
1)       Sebagai acuan pengembangan penelitian di bidang
sosiolinguistik

2)        Memberikan pengetahuan tentang penggunaan bahasa


pada transaksi jual beli online shop
3)        Memberikan pengetahuan tentang istilah-istilah baru
dalam transaksi jual beli online shop
4)        Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh istilah-
istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli
online shop terhadap bahasa baku Indonesia.

D.    Teori
a)     VARIASI DAN JENIS BAHASA
a.      Variasi
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok
dalam studi sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974)
mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang
berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan
korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial
kemasyarakatan.
Sebagai sebuah langue sebuah bahasa mempunyai sistem
dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa
itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut,meski berada dalam
masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang
homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole,
menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan
bervariasi (catatan: istilah variasi sebagai padanan kata Inggris
variety bukan varitation). Terjadinya keragaman atau kevariasian
bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang
tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang
mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan
atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. keragaman
ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan
oleh penutur yang sangat banyak, serta wilayah yang sangat luas.
1.     Variasi dari Segi Penuturnya
Variasi bahasa pertama yang kita lihat berdasarkan
penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni
variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
Variasi bahasa berdasarkan penuturnya adalah yang
disebut dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah,
atau area tertentu.
2.     Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya,
pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan
1984), ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan

berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat


keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa
berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa
itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Dalam
penelitian sosiolinguistik mengenai online shop, penggunaan
bahasa atau istilah-istilah khusus ini digunakan untuk
transaksi jual beli dalam bidang kewirausahaan.
3.     Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967)
dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas
lima macam gaya (Inggris: Style), yaitu gaya atau ragam beku
(frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau ragam
usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya
atau ragam akrab (intimate).
Dalam penelitian sosiolinguistik mengenai penggunaan
bahasa pada transaksi jual beli online shop ini menggunakan
gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab
(intimate). Karena online shop ini sifat dan situasinya lebih
santai serta banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk
kata atau ujaran yang dipendekkan.
4.     Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur
yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam
lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa
dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni,
misalnya, dalam bertelepon dan bertelegraf.
Dalam penelitian sosiolinguistik mengenai penggunaan
bahasa pada transaksi jual beli online shop, sarana yang
digunakan adalah internet yaitu dengan menggunakan
smartphone, laptop, ataupun komputer.

b.     Jenis bahasa


Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan
penjenisan (klasifikasi) bahasa secara geneologis (genetis)
maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis
dan tipologis berkenaan dengan ciri-ciri internal bahasa-bahasa
itu, sedangkan penjenisan secara sosiolinguistik berkenaan
dengan faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni
faktor sosiologis, politis, dan kultural.

E.     Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian penggunaan bahasa pada


transaksi jual beli online shop adalah observasi. Observsasi yang dilakukan
adalah observasi partisipatoris.
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau
observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi,
peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari
kelompok yang ditelitinya.
Dalam metode ini saya ikut serta dan terlibat dalam melakukan
komunikasi dengan penjual. Hal ini, untuk mengetahui apa saja bahasa yang
mereka gunakan dalam berkomunikasi dengan pembeli. Banyak sekali istilah
khusus dalam online shop sari colection, misalnya COD, TF, ready, sould out,
ongkir dan lain sebagainya.

BAB II
Pembahasan

A.    Istilah-istilah Khusus pada Transaksi Jual Beli Online Shop


Penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop sangat beragam,
banyak istilah-istilah khusus yang digunakan penutur untuk melakukan
transaksi jual beli. Berikut istilah-istilah yang sering ditemukan dalam jual beli
online shop:
1.        Seller = Seller atau dalam bahasa Indonesianya adalah penjual.
Mereka ini adalah para pemilik online shop.
2.     Buyer = sebutan untuk pembeli atau konsumen
3.     Customer = sama dengan buyer, namun ini adalah sebutan untuk
pembeli loyal (sering order)
4.        Supplier = sebutan untuk orang yang memberikan pasokan
barang pada para penjual.
5.        Reseller = sebutan untuk penjual yang menjualkan barang orang
lain untuk konsumennya. Dalam istilah sederhananya adalah calo.
6.        Dropship= pengiriman barang kepada konsumen dengan
mengatasnamakan pihak kedua selaku reseller.
7.     TF = Transfer
8.     Return = tukar barang yang sudah dibeli dengan barang lainnya

9.        Refund = Transaksi dibatalkan, barang dikembalikan kepada


penjual dan uang dikembalikan kepada pembeli
10.  Reject = barang tidak dalam kondisi baik, ada cacat.
11.  Ready stock = barang tersedia.
12.  PO = singkatan dari Pre Order. Ini adalah sistem yang banyak
dipakai oleh mereka yang menjual barang impor, atau custom.
Jadi, barang baru akan dipesankan atau diproduksi setelah jadwal
PO berakhir, dan dikirim setelah barang jadi.
13.  Restock= Restock artinya barang yang diperjualbelikan tersedia
kembali, setelah mengalami out of stock.
14.  Out of stock= Istilah untuk keadaan barang yang habis
persediannya di tangan penjual atau supplier
15.  Sold = habis terjual
16.  Trusted = terpercaya, bukan penipu
17.  Testimonial/Testi = Istilah untuk pesan dan kesan dari
pelangganya. Ini biasanya dijadikan bukti untuk meyakinkan
pembeli lainnya berdasarkan pengakuan pembeli sebelumnya
18.  DP (Down Payment) = sistem pembayaran yang tidak langsung
dibayar lunas. Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk
barang dengan sistem pre order.
19.  Full payment = pembayaran penuh, atau langsung LUNAS.
20.  Booked= telah dipesan oleh orang lain. Anda tidak bisa
membelinya
21.  Keep = Hampir sama dengan booked diatas, keep biasanya
dilakukan oleh pembeli yang sudah pasti akan membeli satu
produk tapi belum sempat melakukan pembayaran. Pesanan di
keep terlebih dahulu agar tidak terjual kepada orang lain
22.  Hit and run = Istilah untuk mereka yang pesan ini itu, janji mau
bayar tanggal sekian tapi tidak menepatinya. Hit and run bisa juga
istilah untuk konsumen yang rajin tanya-tanya detail produk tapi
tidak pernah membeli.
23.  Ongkir/shipping cost (Ongkos kirim)= biaya pengiriman dari
tempat penjual ke pembeli. Ini ditanggung sama pembelinya.
24.  No Afgan = Istilah ini merujuk pada judul lagu Afgan yang
berjudul Sadis. Artinya boleh nawar, tapi jangan sadis-sadis.
25.  Rekber = singkatan dari rekening bersama. Maksudnya ini adalah
rekening pihak ke-3 yang menjadi mediator antara penjual dan
pembeli.
26.  Resi = nomor bukti pengiriman barang yang didapatkan dari
pihak ekspedisi.
27.  COD (Cash on Delivery)= Cara pembelian di mana penjual dan
pembelinya bisa bertatap muka. Bisa janjian di sebuah tempat,

atau penjual anterin ke rumah pembeli. Pembayaran di lakukan


saat mereka saling bertemu.
Contoh percakapan transaksi jual beli online shop sari colecction:

                         

                        
                               
Pembeli: “Berapa sis?”
Penjual: “95 say,Mau?? Murmer banget ini Best seller loh”
Pembeli: “Bahannya apa say?”
Penjual: “Ini bahan wolpeach bahannya kaya sifon tapi diatasnya
sifon enak ga    gerah pokoknya.”
Pembeli: “Pengiriman dari mana?”
Penjual: “Dari bandung say, Btw posdim say?? Oh iya btw khusus
Semarang dan Batang ada free ongkir loh kalau bersedia ambil

kerumah aku..kalau dianter kerumah say yang pasti kalau msh satu
wilayah dg owner semkin murah ongkirnya misalnya Mager gitu :D
Pembeli: “Posisi di Semarang say. Oke aku pesen satu ya.”
Penjual: “Oke say bisa di ambil ke kos yaa yang mau free ongkir,
kalau lwt J&T 9000 untuk wilayah Semarang,Aku keep.in yahh
pembayan bisa Depe dulu 50% atau fullcash bisa setelah itu baru di
proses thanks”
Pembeli: “Oke Say”
Di atas adalah contoh percakapan antara penjual dan pembeli online
shop sari colection. Banyak sekali istilah khusus yang digunakan
penjual untuk menambah kedekatan dengan pembeli, istilah tersebut
misalnya murmer, best seller, BTW, posdim, free ongkir, owner, dan
fullcash.
B.    Pengaruh Penggunaan Istilah Khusus dalam Online Shop Terhadap Masyarakat
Banyak sekali istilah-istilah khusus yang digunakan untuk
melakukan transaksi jual beli online shop. Munculnya istilah-istilah
khusus ini sangat mempengaruhi penggunaan bahasa terhadap
masyarakat. Masyarakat mulai menggunakan istilah khusus tersebut
jika mereka ingin membeli barang secara online. Masyarakat lebih
nyaman menggunakan istilah  khusus hanya untuk menambah
keakraban dan kedekatan dengan penjual. Misalnya COD, gotik, Japri,
TF, GC.
C.      Pengaruh Penggunaa Istilah Khusus Online Shop Terhadap Bahasa Baku
Indonesia
Dengan adanya variasi atau ragam bahasa sebenarnya tidak
mempengaruhi bahasa baku Indonesia. Asalkan penggunaannya
tidak berlebihan dan sesuai dengan situasi, waktu, dan tempat.
Begitu juga dengan istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual
beli online shop sama sekali tidak mempengaruhi bahasa baku
Indonesia. Melainkan istilah khusus itu menambah keberagaman
bahasa yang ada di Indonesia.

BAB III
Penutup

Kesimpulan
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi
sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik
sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa
dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial
kemasyarakatan.

Penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop sangat beragam,
banyak istilah-istilah khusus yang digunakan penutur untuk melakukan
transaksi jual beli. Istilah tersebut misalnya COD, ongkir, TF, ready stock, japri
dan lain sebagainya.
Istilah-istilah khusus ini sangat mempengaruhi dalam masyarakat,
banyak masyarakat yang menggunakan istilah tersebut untuk melakukan
transaksi jual beli dan untuk menambah keakraban antara penjual dan
pembeli. Penggunaan istilah khusus inipun tidak mempengaruhi bahasa baku
Indonesia. Akan tetapi menambah variasi dan keragaman bahasa di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
 Jakarta: Rineka Cipta.
http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-langsung-di-lapangan/

Masukkan komentar Anda...

Postingan populer dari blog ini

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan


dan Masyarakat Pesisir
Desember 25, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang


Rowosari Kendal
Desember 25, 2017

BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Michael Elkan

PBSI 3B

Ikuti 0

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai