Anda di halaman 1dari 71

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN


DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI
SUKOHARJO

KARYATULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun

Disusun oleh :
Fajarita Senjayani
NIM B12127

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan Baki
Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. IbuHutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Sri Winarti,Amd. Keb, selaku pemilik BPM yang telah bersedia
memberi ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc, selaku Dosen Pembiming
Akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Ibu-ibu hamil yang telah bersedia menjadi responden penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantudan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2015

Penulis,

v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Fajarita Senjayani
B12 127

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG


HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN
DI BPM SRI WINARTI PURBAYAN BAKI
SUKOHARJO

xvi + 55 halaman + 17 lampiran + 7 Tabel + 2 gambar

ABSTRAK
Latar Belakang : Dalam kondisi hamil pola hubungan seksual terjadi perubahan
yang cukup signifikan. Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan berhubungan
seksual selama kehamilan. Sesungguhnya jika kehamilan tidak bermasalah atau
tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran premature,
berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada bayi.
Berdasarkan survey pendahuluan di BPM Sri Winarti pada bulan Oktober 2014
diketahui bahwa rata-rata tiap bulan ada 40 ibu hamil yang dihitung dari bulan Juli
2014 sampai September 2014. Selain itu diambil 10 ibu hamil untuk
diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui hubungan seksual selama
kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian tentang hubungan seksual selama
kehamilan.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual
selama kehamilan dalam tingkatan baik, cukup, dan kurang baik serta faktor
penghambat dan pendorong.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitaf, lokasi penelian
di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01 April 2015 sampai
tanggal 10 Mei 2015. Jumlah populasi sebanak 40 orang. Jumlah sampel sebanyak
40 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan
reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunkan
program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 6
responden (15%), pada kategori cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pada
kategori kurang sebanyak 7 responden (17,5%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup baik tentang hubungan seksual
selama kehamilan yaitu 27 responden (67,5%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor
umur 26–30 : 26 responden (65%), faktor pendidikan SMA : 25 responden
(62,5%) dan faktor pekerjaan IRT : 22 responden (55%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Hubungan Seksual Selama Kehamilan


Kepustakaan : 26 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)

vi
MOTTO

“Saya datang, saya bimbingan, sayarevisi, saya ujian dan saya menang”

1. Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan


kepadaku (Filipi 4:13)
2. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)
3. Keberuntungan adalah sesuatu yang yang terjadi ketika kesempatan bertemu
dengan kesiapan (Penulis)
4. Hariini Anda adalah orang yang sama denganAnda di lima tahun mendatang,
kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda
baca (Penulis)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Gabriella Fransisca yang selalu
memberi berkat dan menguatkan anak-Mu ketika merasa goyah dan patah
semangat
2. Mama dan Papa tercinta di surga yang mejadi motivasi dan semangat maraih
cita-cita untuk membanggaka nmereka
3. Mas Hardiman dan Mbak Jumarni yang telah mejadi wali serta keluarga yang
selalu mendoakan, menyayangi dan memberi dukungan.
4. Ibu Hutari Puji A, S.SiT., M.Kes, terima kasih telah memberikan bimbingan
dan masukan kepada saya hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc terima kasih atas dukungan dan
dorongan kepada saya untuk lebih maju
6. Semua dosen & karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta, terima kasih
atas semua bimbingan dan bantuannya.
7. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah membantuku dalam
karya tulis ilmiah ini
8. Almamaterku tercinta STIKes KUSUMA HUSADA

vii
CURICULUM VITAE

Nama : Fajarita Senjayani


Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 03 Maret 1994
Agama : Katholik
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mojo Kulon Rt 04/VII, Sragen Kulon, Sragen

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 05 Sragen : Lulus tahun 2006
2. SMP Saverius Sragen : Lulus tahun 2009
3. SMA Saverius Sragen : Lulus tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan 2012-2015

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1. Umum ................................................................................... 5
2. Khusus .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori ............................................................................ 9
1. Pengetahuan ....................................................................... 9
a. Pengertian ................................................................... 9
b. Tingkat Pengetahuan ................................................... 9
c. Cara memperoleh pengetahuan ................................... 10
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........ 13
e. Kriteria tingkat pengetahuan ....................................... 14

ix
2. Kehamilan .......................................................................... 15
a. Pengertian ................................................................... 15
b. Perubahan yang terjadi selama kehamilan .................. 15
3. Hubunganseksual ............................................................... 20
a. Pengertian seksualitas ................................................. 20
b. Hubungan seksualitas selama kehamilan .................... 21
c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama
kehamilan .................................................................... 22
d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan
selama kehamilan ........................................................ 22
e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual .. 25
f. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual
selama kehamilan ........................................................ 28
B. Kerangka Teori.......................................................................... 31
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 34
D. Variabel Penelitian .................................................................... 35
E. Definisi Operasional.................................................................. 35
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 36
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 41
I. Etika Penelitian ......................................................................... 43
J. Jadwal Penelitian....................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ...................................................................... 45
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45
C. Pembahasan ............................................................................... 48
D. Keterbatasan .............................................................................. 51

x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 53
B. Saran .......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 37
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 46
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 46
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 47
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation ................................................ 47
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil ..................... 48

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validiatas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Responden (Inform Concent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin

bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti

hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana

(Profil Depkes RI, 2013).

Secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 (Kunjungan

baru ibu hamil, yaitu kunjungan ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan)

dan K4 (Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk

mendapatkan pelayanan antenatal). Cakupan K1 selalu mengalami

peningkatan, kecuali di tahun 2013 dimana angkanya mengalami penurunan

dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25%. Hal itu sedikit berbeda dengan

cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari

80,26% pada 2007 menjadi 86,04% pada 2008, namun setelah itu mengalami

penurunan menjadi 84,54% di tahun berikutnya. Kemudian setelah terus

mengalami kenaikan, cakupan K4 kembali menurun pada 2013 menjadi

86,85% dari 90,18% pada tahun sebelumnya (Profil Depkes RI, 2013).

1
2

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2012 sebesar 98,89%. Ada 17

Kabupaten/Kota yang cakupannya sudah mencapai 100% yaitu Kabupaten

Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten

Wonosobo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal,

Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten

Brebes, Kota Magelang, Kota Semarang dan Kota Tegal. Cakupan terendah

Kabupaten Grobogan 92,3%. Sedangkan cakupan pelayanan lengkap ibu

hamil (K4) di Jawa Tengah tertinggi 98,6% di Kabupaten Pekalongan dan

terendah 84,7% di Kabupaten Grobogan (Profil Dinkes Jateng 2012).

Seksualitas dan manifestasinya dipengaruhi oleh beberapa komponen

perilaku manusia yang sangat komplek. Ekspresi seksualitas dan keintiman

menjadi hal yang penting sepanjang hidup manusia. Meskipun penggerak

seksual dasar adalah biologis, ekspresinya ditentukan oleh berbagai macam

faktor, yaitu psikologis, sosial, lingkungan, agama dan pendidikan. Faktor

sosial memainkan peran didalam modulasi ekspresi seksual untuk

mengungkapkan pilihan dan keinginan seksual. Kepuasan seksual selain

tergantung pada komponen fisik seksualitas, juga tergantung pada kualitas

hubungan dan konteks dimana perilaku seksual dilakukan (Windhu, 2009).

Secara kodrati, wanita berperan sebagai istri bagi pasangan seksualnya

dan ibu bagi anak-anaknya. Proses menjadi seorang ibu didahului dengan

terjadinya kehamilan. Pada dasarnya kehamilan dapat terjadi bila ada sperma

yang dapat masuk melalui vagina, mulut rahim, rahim dan saluran telur untuk
3

bertemu dan membuahi sel telur pada saat dan tempat yang tepat. Sel telur

yang dibuahi akan berkembang dan didorong oleh rambut rambut yang sangat

halus dalam saluran telur ke arah rongga rahim. Di dalam rongga rahim, telur

yang telah menjadi kelompok sel-sel akan berusaha melekatkan diri. Dengan

dukungan lapisan dalam rahim yang telah siap menerima telur tersebut, suatu

kehamilan yang normal akan tumbuh dan berkembang (Windhu, 2009).

Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu).

Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan : triwulan pertama (0-12

minggu), triwulan kedua (13-28 minggu), triwulan ketiga (20-40 minggu).

Pada mata rantai konsepsi (fertilisasi) dan implantasi, terjadi perubahan

rohani dan jasmani, karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan

menimbulkan gejala dan tanda hamil sebagai dugaan hamil, tanda

kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil (Manuaba, 2009).

Dalam kondisi hamil, seorang calon ibu mengalami berbagai

perubahan fisik dan emosi. Sehingga dalam mengekspresikan cinta melalui

hubungan intim tidaklah sesederhana saat rahim belum berpenghuni. Oleh

karena itu, mau tidak mau, dalam pola hubungan seksual antara pasangan

suami istri pun terjadi perubahan yang cukup signifikan

(Suryoprajogo, 2008).

Saat hamil, sebagian besar calon ibu merasa tidak percaya diri dan

tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sehingga

kebutuhan untuk berhubungan intim menjadi terabaikan. Akan tetapi, berbeda

dengan wanita, sebagian besar pria justru merasa perut yang membuat lebih
4

seksi dan menyenangkan untuk dipandang sehingga perubahan fisik tidak

membuat mereka kehilangan hasrat. Dari itulah maka komunikasi terbuka

dengan pasangan menjadi kunci utama untuk memperoleh kepuasan dalam

kehidupan seksual selama kehamilan berlangsung (Suryoprajogo, 2008).

Sebagian besar pasangan mengkhawatirkan bahwa berhubungan

seksual selama kehamilan, terutama ketika respons mereka sangat menggebu-

gebu, akan melukai si bayi. Sesungguhnya, jika kehamilan tidak bermasalah

atau tidak mempunyai resiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran

prematur, berhubungan seksual tidak akan menimbulkan efek apapun pada

bayi anda (Suryoprajogo, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Sri

Winarti Purbayan Baki Sukoharjo tanggal 17 Oktober 2014 terdapat 40 ibu

hamil dari bulan Juli 2014 sampai bulan September 2014 kemudian diambil

10 ibu hamil untuk diwawancarai, hasilnya 7 orang belum mengetahui

hubungan seksual selama kehamilan dan 3 orang mengetahui sebagian

tentang hubungan seksual selama kehamilan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti

Purbayan, Baki, Sukoharjo”.


5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan

Baki Sukoharjo?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual

selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki

Sukoharjo dalam kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki

Sukoharjo dalam kategori cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan

seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan Baki

Sukoharjo dalam kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmu pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan

khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan.

2. Bagi diri sendiri

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam

melaksanakan penelitian.

3. Institusi

a. Bagi BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo

Sebagai bahan masukan bagi penanggung jawab terkait termasuk tenaga

kesehatan yang ada di dalamnya dalam memberikan informasi pada ibu

hamil terutama tentang hubungan seksual selama kehamilan.

b. Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bacaan dan referensi bagi

mahasiswa di institusi pendidikan khususnya tentang hubungan seksual

selama kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

1. Ika Puspitasari (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta

Tahun 2013”. Jenis penelian ini menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Lokasi penelitian di RSUD Surakarta dengan jumlah 66

responden. Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh. Jumlah


7

responden dalam penelitian ini yang memiliki pengetahuan dalam kategori

didapatkan hasil 40 responden (60,61%) termasuk dalam tingkat

pengetahuan cukup baik, 14 responden (21,21%) termasuk dalam tingkat

pengetahuan kurang baik, 12 responden (18,18%) termasuk dalam tingkat

pengetahuan baik.

2. Yunita (2012), tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida

Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis purwanti di desa

Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal. Penelitian tersebut

menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross

sectional menggunakan analisisdata univariat. Pengambilan sampel dengan

teknik Total Sampling sebanyak 21 ibu hamil primigravida. Hasil

penelitian didapatkan pada gambaran pengetahuan ibu hamil tentang

hubungan seksual selama kehamilan berpengetahuan kurang sejumlah 8

ibu hamil (38,1%), tentang pengertian hubungan seksual paling banyak

berpengetahuan cukup dan baik sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), hal yang

harus diperhatikan saat hubungan seksual berpengetahuan cukup sejumlah

17 ibu hamil (81,0%), kontraindikasi selama hubungan seksual paling

banyak berpengetahuan cukup sejumlah 9 ibu hamil (42,9%), efek

hubungan seksual paling banyak berpengetahuan kurang sejumlah 9 ibu

hamil (42,9%), macam-macam posisi melakukan hubungan seksual paling

banyak berpengetahuan kurang sejumlah 16 ibu hamil (76,2%).

Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya

terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, jumlah responden.


8

Persamaannya dengan penelitian sebelumnya terletak pada teknik

pengambilan sampel, instrument pengumpulan data, hasil penelitian baik

dengan keaslian pertama ataupun keaslian kedua dan mengenai hubungan

seksual selama kehamilan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2011).

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif,

mempunyai enam tingkatan Notoatmodjo (2011), yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

9
10

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan

adalah sebagai berikut :


11

1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan

oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara

coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.

Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai masalah.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

e) Cara Akal Sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran.


12

f) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan

diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas

dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui

proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir.

h) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum yang ke khusus.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
13

penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian

(research methodology).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang

lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak

pula pengetahuan yang dimilikinya.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental). Dimana semakin matang umur

semakin mudah menerima pengetahuan.

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu.
14

5) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang

baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika

pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara

psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif

dalam kehidupanya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai

budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin

masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), tingkat pengetahuan dapat

dikategorikan dalam beberapa kategori berdasarkan aturan normatif yang

menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku atau standard

deviation (SD), antara lain :


15

Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup, bila nilai mean − 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim

seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya

pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang

dihasilkan oleh indung telur (Depkes RI, 2009).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2009).

b. Perubahan yang terjadi saat kehamilan

Dengan adanya kehamilan, maka akan terjadi perubahan pada ibu

baik secara fisiologis dan psikologis (Hani dkk, 2011).

1) Perubahan Fisiologis

Menurut Manuaba (2010) plasenta dalam perkembangannya

mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progestern

yang menyebabkan perubahan pada :


16

a) Rahim atau uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30

gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi

seberat 100 gram saat akhir kehamilan (Manuaba, 2010).

b) Servik

Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada servik karena

peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Kerapuhan

meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama

(Hani dkk, 2011).

c) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda (Prawirohardjo, 2010).

d) Vulva vagina

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan

tanda Chadwick (Prawirohardjo, 2010).

e) Kulit

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik

pigmen kecokelatan yang tampak di kulit dan pipi

(Sulistyawati, 2009).
17

f) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan laktasi (Manuaba, 2010).

g) Perubahan metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami peubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI (Manuaba, 2010).

h) Sistem kardiovaskular

Pembesaran (hipertrofi) atau dilatasi ringan jantung mungkin

disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.

Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan

berotasi ke depan. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut

meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit,

kemudian menetap sampai aterm (Hani dkk, 2011).

i) Sistem respirasi

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm,

tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan

volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4

cm selama kehamilan. Perubahan ini akan mencapai puncaknya

pada minggu ke-37 dan akan kembali seperti sedia kala dalam 24

minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).


18

j) Sistem gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan raktum dan usus

bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi

(Sulistyawati, 2009).

k) Sistem perkemihan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan

oleh uterus yang semakin membesar sehingga menimbulkan sering

berkemih (Prawirohardjo, 2010).

l) Sistem endokrin

Progesteron dan estrogen merangsang prolifelasi dari desidua

(lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika

kehamilan terjadi (Sulistyawati, 2009).

m) Sistem musculoskeletal

Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi

otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan (Sulistyawati, 2009).

2) Perubahan Psikologis

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologi pada

trimester terbagi sesuai umur kehamilan :

a) Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Peyesuaian)

(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan

kehamilannya.
19

(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan

kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak

hamil saja.

(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah is benar-benar

hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinnkan dirinya.

(4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

(5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan

rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya

kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.

(6) Hasrat untuk melalukan hubungan seks berbeda-bedapada tiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

b) Perubahan Psikolgis Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)

(1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormon yang tinggi.

(2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

(3) Mersakan gerakan anak.

(4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

(5) Libido meningkat.

(6) Menuntut perhatian dan cinta.

(7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian

dari dirinya.
20

(8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau

pada orang lain yang bari menjadi ibu.

(9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,

kelahiran dan persiapan untuk peran baru.

c) Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian Dengan

Penuh Kewaspadaan)

(1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, mersa dirinya jelek, aneh

dan tidak menarik.

(2) Merasa tidak menyenagkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

(3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

(4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

(5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

(6) Merasa kehilangan perhatian.

(7) Perasaan mudah terluka (sensitif).

(8) Libido menurun.

3. Hubungan Seksual

a. Pengertian seksualitas

Seksualitas merupakan tata kehidupan dari manusia baik laki-laki

maupun perempuan seperti tubuh dan jiwa yang berkembang, seksualitas

juga berkembang sejak dari kanak-kanak, remaja dan dewasa dan


21

diimplikasikan dalam bentuk perilaku seksual yang terkandung dalam

fungsi seksual (Prawirohardjo, 2011).

Hubungan seks manusia merupakan pencetusan dari cinta antar

individu, karena daya tarik dan pancaindra ikut berperan. Oleh karena itu,

dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen yang

ikut berperan tetapi juga psikologis dan emosi. Hubungan seksual yang

dianggap normal adalah hubungan heteroseksual dan berkaitan dengan

norma, agama, kebudayaan, serta pengetahuan manusia yang harmonis

dibarengi dengan rasa cinta (Manuaba, 2009).

b. Hubungan seksual selama kehamilan

Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual. Senggama boleh

dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil

lebih mudah mencapai orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai

hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini

menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain,

payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih

sensitif dan responsif (Suparyanto, 2009).

Hubungan seksual tidak berbahaya bagi janin karena penis tidak

dapat masuk lebih dalam ke vagina. Otot mulut rahim dan lapisan lendir

yang terbentuk saat kehamilan juga melindungi kandungan dengan baik

(Utami, 2008).
22

c. Hubungan seksual yang harus dihindari selama kehamilan

Menurut Utami (2008), hubungan seksual selama kehamilan

harus dihindari bila :

1) Kehamilan dengan ancaman keguguran

2) Kehamilan dengan ancaman persalinan prematur

3) Selaput ketuban pecah

4) Perdarahan pervaginam

5) Adanya kontraksi uterus

6) Posisi hubungan seksual dengan berbaring, tengkurap atau miring

kanan setelah empat bulan kehamilan

d. Posisi hubungan seksual yang diperbolehkan selama kehamilan

Menurut Suryoprajogo (2008), terdapat beberapa posisi yang

dianjurkan selama kehamilan, yaitu:

1) Nyaman baik bagi istri maupun suami

2) Dilakukan tidak berdasarkan paksaan dari salah satu pihak

3) Hubungan seks tidak menimbulkan tekanan berlebih pada rahim atau

berat tubuh pasangan pria tidak menekan perut yang hamil.

Berikut ini 7 posisi seks paling aman untuk wanita hamil yang

bisa dipraktekkan bersama pasangan :

1) Perempuan di Atas, Pria di Bawah (Woman on Top)

Hubungan seksual dengan posisi wanita berada di atas pria dapat

dikatakan merupakan gaya yang sangat menyenangkan selama

kehamilan. Dengan posisi ini, perut wanita bisa bersandar di atas perut
23

pria dan si pria bisa menopang perut si wanita saat diperlukan. Selain

ini, gaya ini juga memberikan wanita kendali terhadap kedalaman

penetrasi dan bisa membuatnya bebas mengatur jarak.

2) Posisi Sendok (Spoon Position)

Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyimpang. Pria berada

di belakang wanita, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang

(tetapi bukan berhubungan seksual anal, hanya penetrasinya lewat

arah belakang). Posisi ini sesuai untuk dilakukan pada saat perut istri

sudah besar atau saat istri tidak dapat berperan aktif lagi selama

bercinta (seperti pada posisi perempuan di atas).

3) Posisi Sendok Berhadapan

Seperti halnya posisi sendok sebelumnya, posisi ini juga dilakukan

dengan berbaring menyimpang. Akan tetapi, posisi ini dilakukan

menyamping dan berhadapan dengan pasangan. Dalam melakukan

posisi ini, tariklah satu kaki untuk memberi ruang pada pasangan

ketika melakukan penetrasi. Posisi ini tepat dilakukan pada kehamilan

di trimester pertama saat perut istri belum terlalu besar.

4) Posisi Duduk

Di posisi ini, istri duduk di pangkuan suami. Ketika perut yang hamil

belum terlau besar, posisi berhadapan dapat mudah dilakukan.

Namun, ketika perut semakin membesar, posisi berhadapan jadi lebih

sulit dilakukan. Sehingga, posisi duduk dengan tidak berhadapan

dapat dipilih sebagai alternatif. Sayangnya, posisi duduk ini hanya


24

nyaman dilakukan bagi istri yang memiliki berat tubuh tergolong

normal. Sebeb pada posisi ini suami harus menopang berat tubuh istri

pada pangkuannya.

5) Posisi Doggie Style

Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan

tangannya, seperti hendak merangkak. Posisi ini memungkinkan tidak

terjadi tekanan langsung pada perut. Hanya saja, jika perut istri sudah

sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini juga tidak

bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup meletihkan bagi istri,

walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh

darah dipunggung tidak tertekan oleh berat perut.

6) Posisi Pinggir Ranjang

Pada posisi ini, istri diminta untuk berbaring pada punggung, di sisi

ranjang tempat tidur dengan kaki sedikit tertekuk ke belakang (tetapi

bukan dilipat). Pantat serta telapak kaki menumpu pada sisi tempat

tidur atau kasur. Setelah istri cukup nyaman dan dirasa aman dengan

posisi tersebut, maka suami dapat melakukan penetrasi dengan cara

berdiri tegak di pinggir ranjang. Jika ranjang atau tempat tidur cukup

rendah suami bisa berdiri cukup dengan kedua lutut.

7) Posisi Misionaris

Sebagai posisi yang biasa dilakukan oleh orang kebanyakan, anda bisa

saja tetap memiliki posisi yang menempatkan tubuh istri di bawah

suami, posisi ini dirasa cukup nyaman dan aman bagi kehamilan istri.
25

Selain itu, suami pun harus bisa menyesuaikan, dengan tidak

menempatkan seluruh berat badan pada tubuh istri melainkan

bersangga dengan tangan atau lutut.

e. Efek kondisi kehamilan terhadap hubungan seksual

Menurut Suparyanto (2011), efek kondisi kehamilan terhadap

minat untuk berhubungan seksual pada tiap trimester sebagai berikut:

1) Trimester Pertama

Kondisi fisik dan emosi calon ibu:

a) Mual dengan atau tanpa muntah di pagi, malam, atau sepanjang

hari

b) Produksi air ludah meningkat

c) Tubuh mudah lelah dan mengantuk

d) Payudara membengkak, puting tegang, nyeri jika disentuh atau

diraba

e) Mulut terasa pahit

f) Sering buang air kecil

g) Perut terasa panas, kembung, dan mengalami gangguan pencernaan

h) Menginginkan atau menolak makanan tertentu (mengidam)

i) Sembelit

j) Sakit kepala atau pusing

k) Mengalami perasaan tidak biasa, seperti tidak bisa melihat, sensitif

pada bau-bauan tertentu, malas berdandan, selalu ingin tidur dan

lain-lain
26

l) Suasana hati cepat berubah, kadang gembira, kadang sedih dan

cenderung cengeng

m) Sering merasa cemas terhadap kehamilan, misalnya takut

keguguran, takut janin terluka, dan lain-lain

Efek terhadap hubungan seksual:

a) Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing

pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama tetaplah

umum. Tidak mengherankan jika pada awal kehamilan terjadi

penurunan minat terhadap seks.

b) Sebagian kecil wanita bahkan merasakan perubahan yang sangat

signifikan terhadap kehidupan seksualnya. Hal tersebut sering kali

disebabkan oleh perubahan hormon pada awal kehamilan yang

membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang lebih berisi

sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan.

2) Timester kedua

Kondisi fisik dan emosi calon ibu:

a) Pergerakan janin yang mulai terasa

b) Rasa mual dan muntah yang mulai berkurang dan perlahan

menghilang

c) Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer, dan tidak

berbau yang lazim disebut leukorhea.

d) Nafsu makan mulai meningkat

e) Payudara tidak lagi nyeri


27

f) Produksi hormon progesteron meningkat

g) Pinggul dan payudara lebih berisi karena hormone kehamilan dan

pertambahan berat badan. Areola dan putting susu berwarna lebih

gelap, rambut dan kulit semakin mengilap dan bercahaya

h) Suasana hati jauh lebih baik, meskipun terkadang rasa sensitif dan

suasana hati masih mudah berubah

i) Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya

Efek terhadap hubungan seksual :

a) Meski tidak selalu, minat untuk berhubungan seks umumnya mulai

meningkat pada trimester kedua ini. Pada masa ini, secara fisik dan

psikologi sudah lebih dapat menyesuaikan diri pada berbagai

perubahan yang terjadi karena kehamilan.

b) Hubungan seksual ditrimester kedua ini dapat terasa jauh lebih

menyenangkan. Hal ini dikarenakan meningkatnya hormon

estrogen dan volume darah di tubuh sehingga lebih banyak darah

yang mengalir ke panggul dan oegan kelamin dan akan lebih

mudah mengalami orgasme.

3) Trimester ketiga

Kondisi fisik dan emosi calon ibu:

a) Gerakan janin yang lebih kuat dibanding sebelumnya, sering kali

lebih aktif di malam hari

b) Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab

c) Semakin mudah lelah dan nafas pendek


28

d) Kram kaki, terutama di malam hari

e) Kulit perut terasa gatal, pusar menonjol

f) Kemungkinan mengalami varises

g) Kelenjar susu mulai aktif, ASI menetes jika payudara dirangsang

h) Sering buang air kecil

i) Kadang kala terjadi kontraksi palsu (braxton hicks contractions)

j) Sulit tidur

Efek terhadap hubungan seksual

a) Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali

menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester

pertama. Perut yang makin membuncit membatasi gerakan dan

posisi nyaman saat berhubungan intim. Selain hal fisik, turunnya

libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang

meningkat menjelang persalinan.

b) Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan

emosional dari pada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir

ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan

karena orgasme. Jika kontraksi berlangsung lebih lama,

menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang

menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai.

f. Pengaruh psikologis terhadap hubungan seksual selama kehamilan

Menurut Murkoff, dkk (2006), pengaruh psikologis terhadap

hubungan seksual selama kehamilan meliputi:


29

1) Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran

Pada kehamilan normal, hubungan seksual tidak akan menyebabkan

kedua hal ini. Janin dilindungi dan dibungkus oleh bantal cairan

ketuban dan rahim.

2)Takut orgasme merangsang keguguran lanjut atau persalinan dini

Meskipun rahim berkontraksi setelah orgasme, tetapi kontraksi bukan

tanda persalinan dan tidak memunculkan bahaya pada kehamilan

normal. Sebenarnya kajian menunjukkan bahwa pasangan yang

kegiatan seksualnya cukup aktif selama hamil memiliki angka rata-

rata persalinan dini yang lebih rendah dari pada pasangan yang tidak

melakukannya.

3) Takut bayi “melihat” atau menyadari

Meskipun bayi mungkin menikmati ayunan lembut dari kontraksi

rahim selama orgasme, tetapi tidak bisa melihat serta sama sekali

tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan jelas tidak akan mengingatnya.

Reaksi janin yang menendang setelah orgasme adalah respon yang

hanya disebabkan oleh kegiatan hormonal dan rahim.

4) Takut masuknya penis kedalam vagina menyebabkan infeksi

Sejauh pasangan pria tidak memiliki penyakit menular seksual, maka

tidak ada bahaya infeksi baik pada ibu maupun janin melalui

hubungan seksual selama tujuh atau delapan bulan pertama, bayi aman

dari semen dan kuman infeksi karena terlindung didalam kantung

ketuban.
30

5) Kepercayaan bahwa hubungan seksual selama 6 minggu terakhir akan

menyebabkan persalinan dimulai

Kontraksi rahim yang dipicu oleh orgasme akan semakin kuat ketika

kehamilan berlanjut. Tetapi sebelum leher rahim “matang”, kontraksi

ini tampaknya tidak mendatangkan persalinan, seperti yang

diharapkan dan dicoba oleh banyak pasangan yang tanggal

kelahirannya sudah “terlambat”.


31

B. Kerangka teori

Tingkat pengetahuan :

1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Sintetis (synthesis)
5. Evaluasi (evaluation)
Hubungan seksual
Pengetahuan Kehamilan
selama kehamilan

Faktor-faktor yang Teori kehamilan: Teori Hubungan seksual


berpengaruh pada 1. Pengertian meliputi :
pengetahuan : kehamilan
2. Perubahan yang 1. Pengertian seksualitas
1. Pendidikan terjadi saat 2. Hubungan seksual selama
2. Pekerjaan kehamilan kehamilan
3. Umur
3. Hubungan seksual yang
4. Minat
harus dihindari selama
5. Pengalaman
kehamilan
6. Kebudayaan
lingkungan 4. Posisi hubungan seksual
sekitar yang diperbolehkan
7. Informasi selama kehamilan
5. Efek kehamilan terhadap
hubungan seksual
6. Pengaruh psikologis
terhadap hubungan seksual
selama kehamilan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan

Seksual Selama Kehamilan

Modifikasi Notoatmodjo (2012), Mubarak (2007), DepKes RI (2009),

Prawiroharjo (2010), Manuaba (2010), Suryaprajogo (2008), Suparyanto (2011)


32

C. Kerangka Konsep Penelitian

BAIK

Pengetahuan ibu hamil


tentang hubungan seksual CUKUP
selama kehamilan

KURANG

Faktor Penghambat
dan Pendorong :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
Faktor - faktor yang 3. Umur
mempengaruhi :

1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan lingkungan
sekitar
7. Informasi

= Variabel diteliti

= Variabel tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah

jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian

yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian

yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin,

sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan

lain-lain (Hidayat, 2011).

Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti

menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan

ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).

Pada penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti

Purbayan Baki Sukoharjo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian menjelaskan tempat dimana penelitian dilakukan.

Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

33
34

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan di BPM Sri Winarti

Purbayan Baki Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti

untuk memeroleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10

Mei 2015.

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo. Populasi yang

diambil dari tanggal 01 Februari 2015 sampai tanggal 30 Maret 2015 yaitu

40 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2013). Jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15%

atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006).

Sampel yang digunakan dalam penelitain ini adalah ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo

pada tanggal 01 April 2015 sampai tanggal 10 Mei 2015 berjumlah 40 orang
35

dari total jumlah populasi. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka

populasi dijadikan sampel seluruhnya.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah

dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari

kebenaran (penyimpangan) (Notoatmodjo, 2012).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel (Hidayat, 2011).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Dalam

penelitian ini hanya mengandung variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi operasional pada penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut:


36

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala


Tingkat Segala sesuatu yang Baik : bila nilai Kuesioner Ordinal
pengetahuan ibu diketahui oleh ibu responden yang
hamil tentang hamil tentang diperoleh (x) >
hubungan hubungan seksual mean + 1 SD
seksual selama selam kehamilan Cukup : bila nilai
kehamilan 1. Pengertian responden mean -1
seksualitas SD < x < mean + 1
2. Hubungan seks SD
selama kehamilan Kurang : bila
3. Hubungan seks responden yang
yang dihindari diperoleh (x) <
selama kehamilan mean -1 SD
4. Posisi hubungan (Riwidikdo, 2013 )
seks yang
diperbolehkan
selama kehamilan
5. Efek kondisi
kehamilan
terhadap
hubungan seks
6. Pengaruh
psikologis
terhadap
hubungan seksual
selama kehamilan
Sumber : Notoatmodjo (2012)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013).


37

Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup

(closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban

responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Pernyataan dalam

kuesioner mengenai pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama

kehamilan. Jumlah pernyataan dalam kuesioner 40 pernyataan yang terdiri dari

pernyataan positif (+) atau favorable dan pernyataan negatif (-) atau

unfavorable. Jika jawaban benar pada pernyataan positif diberi skor 1, jika

salah diberi skor 0 sedangkan jawaban benar pada pernyataan negetif diberi

skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1. Untuk mempermudah dalam

pembuatan kuesioner maka dibuat kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Hubungan

Seksualitas Selama Kehamilan

Pernyataan
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Tingkat 1. Pengertian seksualitas 1,2 3 3
pengetahuan 2. Hubungan seks
ibu hamil selama kehamilan 4,5,7 6,8 5
tentang 3. Hubungan seks yang
hubungan dihindari selama 9,10 11 3
seksual selama kehamilan
kehamilan 4. Posisi hubungan seks
yang diperbolehkan 14,15,18, 20, 21 12,13,16,19, 10
selama kehamilan 22
5. Efek kondisi 23,26,27,29, 30 24,28 7
kehamilan terhadap
hubungan seks
6. Pengaruh psikologis 32,34,36,37,40 31,35,39 8
terhadap hubungan
seksual selama
kehamilan
Jumlah 36
Sumber : Suryoprajogo (2008).
38

Sebelum kuesioner diberikan pada responden, kuesioner dilakukan uji

coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mendapat instrumen yang

benar-benar valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah

instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini.

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment

dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen

dikatakan valid jika nilai p < 0,05.

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah:

Keterangan:

r : Korelasi antara masing-masing butir pertanyaan

N : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total pertanyaan

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di

BPM Nenny Kusdinarwati Purbayan Baki Sukoharjo pada tanggal 01

Maret 2015 sampai tanggal 25 Maret 2015. Responden yang dipakai

dalam uji validitas dan uji reliabilitas berjumlah 30 ibu hamil. Dalam uji

validitas ini menggunakan 40 pernyataan dengan taraf signifikan 0,05


39

sehingga diketahui rtabel = 0,361. Hasil dari uji validitas didapatkan 36

pernyataan valid karena mempunyai rhitung > 0,361. Sedangkan 4

pernyataan tidak valid karena mempunyai rhitung < 0,361 yaitu pernyataan

no 17, 25, 33, 38. Dari hasil tersebut maka 4 pernyataan yang tidak valid

dihilangkan dan tidak dipakai karena 36 pernyataan sudah mewakili

semua aspek dalam kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan

Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.

Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)

minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan:

ri : Reliabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Varians total
40

Setelah 36 soal dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden di

BPM Nenny Kusdinarwati Purbayan Baki Sukoharjo, dapat diperoleh hasil

reliabel karena besar Alpha Cronbach 0,953 > 0,7 sehingga instrumen

penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk memperoleh data

berupa fakta maupun angka (Sugiyono, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), data

berdasarkan cara memperolehnya terdiri dari :

1. Data Primer

Data yang secara langsung diambil dari obyek-obyek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh langsung dari

sumbernya dari jawaban pernyataan dalam kuesioner. Data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari jawaban

pernyataan ibu hamil dalam kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian.

Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan dari pihak

lain dengan cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

Data sekunder diperoleh dari BPM Sri Winarti Purbayan Baki Sukoharjo

yang berupa data ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya mulai dari

tanggal 01 April 2015 sampai 10 Mei 2015 yang berjumlah 40.


41

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Proses

pengolahan data menurut Notoatmodjo (2012), terdiri dari :

a. Editing (penyuntingan data)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding sheet (membuat lembaran kode)

Pada tahapan ini kuesioner yang telah diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah

data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan.

c. Entry data (memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating (tabulating)

Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti. Pengolahan data menggunakan

program komputer SPSS.


42

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini

menggunakan analisis univariat, yaitu menganalisis variabel yang ada

secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan

maka, ditunjukan dengan prosentase sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai mean − 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata (mean)

diperoleh dengan rumus :

X=

Keterangan :

X : nilai rata-rata (mean)

N : jumlah data

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya (Riwidikdo, 2013). Rumus Simpangan baku, yaitu :

Keterangan :

SD : Simpangan baku (Standard Deviation)


43

xi : Nilai responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk mengetahui skor prosentase

adalah sebagai berikut :


Jumlah responden pada setiap kategori
Skor Prosentase = x 100%
Total jumlah responden

I. Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan (pola

perilaku) orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Kode etik

penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan

penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012), Etika suatu penelitian harus

memperhatikan antara lain :

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Penelitian menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilaksanakan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

2. Anominity (tanpa nama)

Memberikan inisial nama responden yang diteliti untuk menjaga

kerahasiaan pada data penelitian.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan.


44

4. Privacy

Peneliti menjamin responden dengan tidak menanyakan hal-hal lain yang

tidak berkaitan dengan ruang lingkup penelitian.

J. Jadwal penelitian

Jadwal penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya

jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2012).

Jadwal penelitian ini terlampir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilaksanakan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki,

Sukoharjo yang merupakan salah satu BPM yang berada di Kabupaten

Sukoharjo. BPM Sri Winarti Purbayan terletak di Kecamatan Baki yang terdiri

dari 14 kelurahan. Lokasi BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo

terletak di Jalan Tegalrejo, Purbayan dan luas bangunannya kurang lebih 20

meter2. BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo dipimpin oleh seorang

bidan, jenis pelayanan yang diberikan antara lain kesehatan ibu dan anak yang

meliputi pemeriksaan ANC, imunisasi, pelayanan KB, pemeriksaan balita

sakit, pijat bayi serta pertolongan persalinan. BPM Sri Winarti Purbayan

memiliki 3 ruang, yaitu ruang persalinan, ruang ANC dan ruang nifas, jumlah

tenaga kesehatan 2 orang.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Setelah dilakukan penelitian data dapat diketahui karakteristik

responden yang meliputi:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat di tabel

dibawah ini, yaitu :

45
46

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Responden Frekuensi Prosentase (%)


1. 20 – 25 tahun 9 22,5
2. 26 – 30 tahun 26 65
3. 31 – 35 tahun 5 12,5
Total 40 100
Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden 20 – 25

tahun sebanyak 9 responden (22,5%), 26 – 30 tahun sebanyak 26

responden (65%) dan 31 – 35 tahun sebanyak 5 responden (12,5%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak

adalah 26 – 30 tahun, yaitu 26 responden (65%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat di

tabel dibawah ini, yaitu :

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Responden Frekuensi Prosentase (%)


1. SD 3 7,5
2. SMP 5 12,5
3. SMA 25 62,5
4. Perguruan Tinggi 7 17,5
Total 40 100
Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden

berpendidikan SD sebanyak 3 responden (7,5%), berpendidikan SMP

sebanyak 5 responden (12,5%), berpendidikan SMA sebanyak 25

responden (62,5%) dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 7

responden (17,5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa


47

pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 responden (62,5%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat di

tabel dibawah ini, yaitu :

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Responden Frekuensi Prosentase (%)


1. IRT 22 55
2. Swasta 14 35
3. PNS 4 10
Total 40 100
Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu

Rumah Tangga (IRT) sebanyak 22 responden (55%), sebagai pekerja

Swasta sebanyak 14 responden (35%) dan yang bekerja sebagai PNS

sebanyak 4 responden (10%). Dari data di atas dapat disimpulkan

bahwa pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai Ibu

Rumah Tangga yaitu sebanyak 22 responden (55%).

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai Mean dan

Standard Deviation seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4. Nilai Mean dan Standard Deviation

Variabel Mean Standard Deviation


Tingkat pengetahuan ibu hamil 29,3 5,5
tentang hubungan seksual selama
kehamilan
Sumber: Data primer, 2015
48

Berdasarkan nilai Mean dan Std. Deviation, tingkat pengetahuan

responden dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Sri Winarti
Purbayan, Baki, Sukoharjo
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1. Baik 6 15
2. Cukup 27 67,5
3. Kurang 7 17,5
Total 40 100
Sumber: Data primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki,

Sukoharjo pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (15%),

pengetahuan cukup sebanyak 27 responden (67,5%) dan pengetahuan

kurang sebanyak 7 responden (17,5%). Jadi tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPM Sri Winarti

Purbayan, Baki, Sukoharjo dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup,

yaitu sebanyak 27 responden (67,5%).

C. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011). Salah satu pengetahuan yang

harus dimiliki oleh ibu hamil adalah pengetahuan tentang hubungan seksual

selama kehamilan.
49

Hubungan seksual selama kehamilan boleh dilakukan selama

kehamilan dalam keadaan sehat. Konon, wanita hamil lebih mudah mencapai

orgasme ganda. Hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon

kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada

sejumlah organ tubuh antara lain, payudara dan organ reproduksi, termasuk

vagina sehingga menjadi lebih sensitif dan responsif (Suparyanto, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikelompokkan pengetahuan ibu

hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan pada kategori baik

sebanyak 6 responden (15%), pengetahuan cukup sebanyak 27 responden

(67,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (17,5%). Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2012), dengan

judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang Hubungan

Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis Purwanti di Desa Teratai Mulyo,

Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal, berdasarkan hasil penelitian sebagian

besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 responden

(81,0%).

Hasil penelitian yang telah penulis lakukan sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ika Puspitasari (2013), dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di

RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”. Hasil penelitian menunjukkan

pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan

didapatkan hasil 40 responden (60,61%) termasuk dalam tingkat pengetahuan

cukup baik, 14 responden (21,21%) termasuk dalam tingkat pengetahuan


50

kurang baik, 12 responden (18,18%) termasuk dalam tingkat pengetahuan

baik.

Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat,

pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar

mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan

pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan

penelitian ini, tingkat pendidikan responden yang paling besar adalah SMA,

yaitu sebanyak 25 responden (62,5%). Pendidikan tersebut tergolong

menengah dan sudah diatas rata-rata dengan hasil pengetahuannya tergolong

pada cukup (cukup baik). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Mubarak, dkk (2007), yaitu bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental). Dimana semakin matang umur semakin

mudah menerima pengetahuan. Berdasarkan penelitian ini, tingkat umur yang

terbesar adalah antara 26 – 30 tahun sebanyak 26 responden (65%). Sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak, dkk (2007) yaitu semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.


51

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung (Mubarak dkk, 2007). Setelah dilakukan penelitian, tingkat

pekerjaan responden yang paling besar adalah Ibu Rumah Tangga (IRT)

sebanyak 22 responden (55%). Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebagian

besar aktivitanya dilakukan di rumah yang menyebabkan ibu kurang

bersosialisasi, sehingga kurang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan

baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi hasil pengetahuan

tergolong pada cukup (cukup baik). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Mubarak dkk (2007).

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden ibu hamil

berpengetahuan cukup tentang hubungan seksual selama kehamilan. Hal ini

dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Pengetahuan tentang hubungan seksual selama kehamilan penting bagi ibu

hamil, karena pengetahuan dapat mempengaruhi ibu hamil tentang

resiko kesulitan yang dialami pada waktu hubungan seksual selama

kehamilan.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitian

Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian

adalah tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga


52

membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki

waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner.

2. Kelemahan/ Keterbatasan

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

hubungan seksual selama kehamilan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” atau “tidak”

dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

secara mendalam.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April 2015

dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual

Selama Kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo dapat

disimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama

kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat

baik sebanyak 6 responden (15%).

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama

kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat

cukup sebanyak 27 responden (67,5%).

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual selama

kehamilan di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo pada tingkat

kurang sebanyak 7 responden (17,5%).

4. Berdasarkan penelitian faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang hubungan seksual selama kehamilan yaitu pekerjaan responden

yang paling besar berkerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 22

responden (55%). Sedangkan faktor pendorong yaitu usia responden yang

paling besar antara 26-30 tahun sebanyak 26 responden (65%) dan tingkat

53
54

pendidikan responden yang paling besar adalah SMA sebanyak 25

responden (62,5%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat (Ibu Hamil)

Bagi ibu hamil sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang hubungan

seksual selama kehamilan dengan lebih aktif mencari tahu kepada petugas

kesehatan, mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas

kesehatan, mencari informasi melalui media elektronik, media cetak

maupun internet, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal

hubungan seksual selama kehamilan dan dapat mengantisipasi terhadap

masalah yang berkaitan dengan hubungan seksual selama kehamilan.

2. Instansi

a. Bagi BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo

Diharapkan dapat menjaga mutu kualitas pelayanan dengan

memberikan penyuluhan secara intensif pada ibu hamil untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang hubungan seksual selama

kehamilan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi buku tentang hubungan seksual

selama kehamilan.
55

3. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)

Diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya bahaya

dan resiko hubungan seksual selama kehamilan pada ibu hamil agar dapat

mengetahui cara penanggulangan masalah yang muncul pada ibu hamil.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian menggunakan

metode penelitian yang berbeda dengan cara mengembangkan variabel

penelitian dan meningkatkan jumlah responden, sehingga didapatkan hasil

yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

.2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Depkes RI. 2013. Profil Dinas Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2014

DinKes Jawa Tengah. 2012. Profil Dinas Kesehatan. Jawa Tengah : Kementrian
Jawa Tengah 2014.

Hani, U, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :


Salemba Medika.

Hidayat A, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta :


EGC.

. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk


Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Mubarak, I. W, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar


Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Murkoff, H, dkk. 2006. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan.
Jakarta : Arcan.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta.

. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

56
57

. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Puspitasari, Ika. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan


Seksual Selama Kehamilan di RSUD Kota Surakarta Tahun 2013.
STiKes Kusuma Husada Surakarta. KTI.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur


Penelitian.Yogyakarta : Rohima Press.

Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 Dan S2. Jakarta :
Nuha Medika

Sugiono. 2012. Metode Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.


Bandung : Alfabeta.

Sulisyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Suparyanto. 2009. Konsep Kelas Ibu Hamil http://dr.suparyanto/2011/05/konsep-


kelas-ibu-hamil-1.html.

Diakses Rabu, 22 Oktober 2014

. 2011. Hubungan Seksual Selama Kehamilan. http://dr.suparyanto


suparyanto/2011/09/hubungan-seksual-selama-kehamilan.html.

Diakses Rabu, 22 Oktober 2014

Suryaprajogo, Nadine. 2008. Kama Sutra For Pregnancy. Yogyakarta : Golden


Books.

Utami, Shinta. 2008. 100 Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian rakyat

Windhu, Siti Candra, B. 2009. Disfungsi Seksual – Tinjauan Fisiologis dan


Patologis Terhadap Seksualitas. Yogyakarta : Andi

Yunita. 2012. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang


Hubungan Seksual Selama Kehamilan BPS Lilis purwanti di desa
Teratai Mulyo, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai