Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum wr.

wb,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang terhormat para Anggota Legislatif DPR, DPD
dan DPRD
Yang terhormat para Bupati/Walikota
Yang terhormat para undangan
Hadirin yang saya muliakan,
Pertama-tama, perkenankanlah saya
menyampaikan terimakasih atas kesediaan para
undangan dan hadirin sekalian berpartisipasi
dalam acara ini, untuk membahas salah satu isu
penting dalam pembangunan di negara ini, yaitu
masalah pengelolaan persampahan. Terimakasih
pula saya sampaikan kepada Ikatan Ahli
Penyehatan dan Lingkungan Indonesia (IATPI)
dan Indonesia Solid Waste Association (InSWA),
atas kerjasamanya dalam menyelenggarakan
kegiatan dialog nasional ini.
Kami sangat mendukung ide dan semangat
pertemuan ini, yang memfokuskan pada upaya
mencari solusi konstruktif dalam pengelolaan
persampahan. Tidak diragukan lagi, masalah ini
sangat penting dan perlu segera di selesaikan,
karena menyangkut kepentingan masyarakat luas
dan jika tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak yang serius. Permasalahan
sampah di Indonesia merupakan salah satu
masalah klasik yang hingga saat ini masih belum
ditemukan solusinya secara komprehensif.
Hampir seluruh kota di Indonesia masih belum
mampu menanggulangi masalah ini dengan baik
dan berkelanjutan. Tanpa adanya perubahan
yang mendasar – terutama dalam aspek hukum
dan kelembagaan – sistem
manajemen persampahan di Indonesia ibarat
bom waktu yang semakin meresahkan
masyarakat.
Salah satu isu penting dan strategis dalam
pengelolaan persampahan adalah aspek
perundang-undangan yang diharapkan menjadi
paying dalam kerangka hukum nasional. Jika isu
ini diabaikan dan ditunda pembahasannya lebih
lama, maka dikhawatirkan penyelesaian
persoalan sampah akan kembali ditangani dengan
pendekatan parsial dan reaktif. Oleh karena itu,
penyelenggaraan dialog ini dapat dijadikan satu
momentum untuk secara bersama-sama
membangun sinergi guna mengatasi
permasalahan sampah di Indonesia yang masih
memerlukan pembenahan secara mendasar.
Para hadirin yang saya hormati,
Tantangan dimasa datang dalam pengelolaan
sampah ini adalah :
Peningkatan jumlah sampah di perkotaan yang
sangat cepat/eksponensial seiring dengan
cepatnya pertambahan jumlah penduduk serta
disebabkan oleh pola konsumsi dan produksi yang
tidak berkelanjutan.
Publik, yaitu masyarakat, dunia usaha dan juga
pemerintah yang relatif masih rendah tingkat
kesadaran dan pengetahuannya dalam mengelola
sampah.
Permasalahan tempat pengolahan atau
pembuangan sampah yang selain terbatas juga
menimbulkan kerawanan sosial serta berdampak
terhadap nilai dan fungsi lingkungan hidup.
Pendekatan pengelolaan yang cenderung masih
mengedepankan end of pipe.
Oleh karenanya, perlu dilakukan multi approach
untuk mengatasi permasalahan sampah ini.
Pertama, perlunya disusun payung hukum
sebagaimana wacana akhir-akhir ini, yaitu
tentang perlunya disusun undang-undang yang
mengatur persampahan. Kementerian Lingkungan
Hidup dalam hal ini akan berupaya untuk
merealisasikan undang-undang tersebut yang
tentunya perlu didukung oleh stakeholders
lainnya.
Kedua, pembenahan institusi terutama di tingkat
lokal dan regional. Di tingkat lokal, seringkali
memikul beban yang tumpang tindih, baik
sebagai pelaksana (operator), perencana, dan
sekaligus pengawas. Oleh karenanya upaya
revitalisasi dan reposisi kelembagaan di daerah
perlu segera dilakukan.
Di tingkat regional seperti kawasan megapolitan
Jabodetabek, Surabaya dan sekitarnya, Bandung
Raya, serta kawasan lainnya diperlukan kebijakan
nasional yang mampu memayungi kepentingan
lintas kabupaten/kota maupun lintas propinsi
dalam konteks kerjasama antar daerah di bidang
persampahan. Bukan hanya dalam penanganan
konflik, tapi juga dalam pembiayaan investasi dan
operasional, misalnya melalui pembangunan TPA
Regional.
Di tingkat nasional, perlunya disusun grand
strategy kebijakan jangka pendek, menengah,
dan panjang, serta mempersiapkan implementasi
program pengelolaan persampahan nasional.
Ketiga, perlunya semakin ditingkatkan program
insentif yang dapat mendorong kabupaten dan
kota untuk meningkatkan kebersihan dan
kehijauan kotanya. Seiring dengan
diluncurkannya Logo Adipura pada tanggal 2 Juni
2005 oleh Bpk. Wakil Presiden. Diharapkan
melalui program ini akan tumbuh semangat baru
yang selain menjadi milik pemerintah akan
dimiliki pula oleh masyarakat. Selain daripada itu
program ini juga mendorong penerapan prinsip-
prinsip Good Governance pada pemerintah daerah
dalam mencapai kebersihan dan keteduhan kota.
Keempat, Hal lain yang tidak kalah pentingnya
dan perlu kita pertimbangkan dalam mengatasi
masalah sampah adalah teknologinya. Salah satu
konsep pengelolaan sampah yang telah lama
dikenal adalah konsep pemanfaataan limbah
secara maksimal atau dikenal dengan 4 R ( reuse,
recovery, recycle, reduction ). Konsep 4R
tersebut dapat digunakan oleh individu, rumah
tangga, produsen dan pengelola sampah. Selain
daripada itu, diperlukan juga standar dan
kualifikasi tertentu dalam hal pengolahan dan
pembuangan sampah baik dari segi teknologi,
prasarana-sarana serta personilnya.
Kelima, Keseriusan merupakan kunci utama
terhadap keberhasilan kita dalam permasalahan
sampah. Untuk itu peningkatan kesadaran,
kepedulian serta tanggung jawab masyarakat
merupakan hal utama dalam pengelolaan
sampah. Dalam rangka meningkatkan peran
masyarakat, maka perlu kiranya dicanangkan
Hari Peduli Sampah. Untuk mengingat tragedi
sampah di Leuwigajah yang mengakibatkan
hilangnya hampir 200 jiwa, maka tepatlah kiranya
tanggal 21 Februari ditetapkan sebagai Hari
Peduli Sampah.
Walaupun masalah persampahan ini sangat
kompleks, namun pasti ada solusinya, yang
tentunya kita harapkan dapat muncul pada Dialog
Nasional ini. Demikian sambutan yang dapat
diberikan, bersama ini saya membuka Dialog
Nasional “Mencari Solusi
Pengelolaan Sampah di
Indonesia�.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb,
Jakarta, 4 Juni 2005,
Menteri Negara Lingkungan Hidup,
Ir. Rachmat Witoelar

Anda mungkin juga menyukai