Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PRAKTEK PENGUNGKAPAN INFORMASI

INTELLECTUAL CAPITAL DALAM LAPORAN TAHUNAN


PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA
Ihyaul Ulum MD

Jurusan Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang


Alamat Korespondensi : Jl. Raya Apel 42 Sumbersekar, Malang
Telpon : 0838.3850.5976 , Hp: 0812.331.7606, E-mail: ulum@umm.ac.id

ABSTRACT

The aim of this study is to describe the intellectual capital disclosure practices by Indonesian
telecommunication industry. Content analysis was used to analyze the annual report for two years,
2007 and 2008. This research used Guthrie and Petty’s scheme of intellectual capital components.
In this scheme, IC was categorized to 3 groups; internal structures (organizational capital: 11th
items); external structures (customer/relational capital: 9th items); and employee competence (human
capital: 8th items). The result shows that percentage of IC disclosure by Indonesian
telecommunication industry was high relatively, compare with the other overseas results. In 2007,
there was some attributes that not disclosed yet by company, it was ’patent’, ’copyright’, dan
’trademark’. But in 2008, all of IC attributes were disclosed by companies, even not of all companies.
There was no company that discloses all of 28th component of IC at their annual report. The maximum
number of attribute that disclosed by company was 24.

Keywords: intellectual capital disclosure, telecommunication industry, content analysis


PENDAHULUAN tapi berjumlah tidak lebih dari 31 perusahaan,
dengan demikian analisis statistiknya sangat
Penelitian mengenai pengungkapan indikator terbatas.
IC cenderung lebih fokus pada value relevance dari Sejauh ini, penelitian-penelitian tentang
indikator IC yang lebih spesifik, seperti biaya pengungkapan IC untuk konteks Indonesia masih
penelitian dan pengembangan atau bahkan terkait cukup terbatas. Diantara sedikit penelitian tersebut
dengan bagaimana aktiva tidak berwujud bisa menguji faktor pemicu (anteseden) pengungkapan
dikapitalisasikan. Canibano et al. (1999) me-review (Ariestyowati et al., 2009) dan dampak
sejumlah penelitian dimana relevansi nilai dari (consequencies) pengungkapan tersebut (Aprilima
elemen-elemen lain dari IC (seperti: biaya et al., 2009). Sementara penelitian yang fokus pada
penelitian dan pengembangan, iklan, paten, merek, perusahaan telekomunikasi belum banyak
kepuasan pelanggan, dan sumberdaya manusia) ditemukan. Perusahaan telekomunikasi menjadi
diteliti. Meskipun masih terbatas, studi mengenai ‘ikon’ industri yang penting dalam kajian tentang
pengungkapan IC dalam beberapa tahun terakhir IC (bersama dengan industri perbankan dan
telah dilakukan di Australia, Austria, Inggris, bioteknologi) karena tipologi bisnis dan kapasitas
Swedia, Belanda, Perancis, Irlandia, Kanada, karyawannya yang berbeda dengan industri lainnya.
Spanyol, Italy, Afrika Selatan, Hongkong, Artikel ini berusaha memotret pengungkapan IC
Malaysia, dan Indonesia. Laporan tahunan dipilih oleh perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
sebagai sumber data, karena mudah diperoleh, isi
laporan tersebut telah diperiksa oeh perusahaan, dan METODELOGI PENELITIAN
laporannya juga terdistribusi secara luas pada publik
(Campbell, 2000). Sampel perusahaan yang Penelitian ini merupakan penelitian
terdaftar sangat bervariasi, mulai dari perusahaan eksploratif, yakni penelitian yang dimaksudkan
terbesar hingga perusahaan pada industri tertentu, untuk mengeksplorasi tipologi pengungkapan IC

116 HUMANITY, Volume 5, Nomor 2, Maret 2010 : 116 - 122


dalam laporan tahunan perusahaan publik di  Franchising agreements
Indonesia dengan menggunakan pendekatan
analisis isi (content analysis). Sampel yang c. Employee competence (human capital)
digunakan adalah perusahaan- perusahaan di sektor
telekomunikasi yang terdaftar hingga akhir tahun  Know-how
2008 dan mempublikasikan laporan tahunannya  Education
pada website resmi perusahaan dan/atau website  Vocational qualification
BEI.  Work-related knowledge
 Work-related competencies
Unit Analisis  Entrepreneurial spirit
 Reactive ability
Unit analisis dalam penelitian ini adalah  Changeability
Intellectual Capital Disclosure (ICD). Kategori/
komponen IC yang diadopsi dalam penelitian ini
adalah skema yang digunakan oleh Guthrie and Teknik Analisis Data
Petty (2000). Dalam skema ini, IC dikategorikan
dalam dalam 3 kelompok: internal structures Tujuan penelitian ini adalah untuk
(organisational capital: 11 item); external mengidentifikasi dan menyusun tipologi
structures (customer/relational capital: 9 item); dan pengungkapan IC di dalam laporan tahunan
employee competence (human capital: 6 item). perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, maka
metode analisis yang digunakan adalah analisis isi
Berikut adalah detail komponen IC yang (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik
digunakan dalam penelitian ini: yang sistematik untuk menganalisis makna pesan
dan cara mengungkapkan pesan. Langkah yang
a. Internal (structural) capital dilakukan pada analisis isi dalam penelitian ini
menggunakan interactive model dari Miles dan
 Intellectual property Huberman (Miles & Huberman, 1994). Model ini
 Patents mengandung 4 komponen yang saling berkaitan,
 Copyrights yaitu (1) pengumpulan data, (2) penyederhanaan
 Trademarks atau reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan
 Infrastructure assets dan pengujian atau verifikasi simpulan. Content
 Management philosophy analysis merupakan instrumen yang paling tepat
 Corporate culture untuk menginvestigasi praktik pengungkapan IC
 Management processes oleh perusahaan (Guthrie et al., 2004). Pendekatan
 Information systems ini telah digunakan oleh para peneliti untuk
 Networking systems mengidentifikasi hal yang sama dengan penelitian
 Financial relations ini (lihat misalnya: Guthrie and Petty, 2000;
Bozzolan et al., 2003; dan Brennan, 2001).
b. External (customer/relational) capital
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Brands
 Customers Praktek Pengungkapan Informasi IC dalam
 Customer loyalty Laporan Tahunan
 Company names Dalam penelitian ini, pengklasifikasian yang
 Distribution channels diadopsi adalah skema yang digunakan oleh Guthrie
 Business collaborations and Petty (2000). Dalam skema ini, IC
 Licensing agreements dikategorikan dalam dalam 3 kelompok: internal
 Favorable contracts structures (organisational capital: 11 item);

Ihyaul Ulum MD: Analisis Praktek Pengungkapan Informasi Intellectual Capital dalam Laporan 117
Tahunan Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia
external structures (customer/relational capital: 9 tidak diungkapkan oleh satu perusahaan pun.
item); dan employee competence (human capital: Gambar 5.1 dan 5.2 mendeskripsikan prosentase
8 item). pengungkapan IC tahun 2006, 2007 dan 2008
Dari 28 item IC disclosure, terdapat beberapa berdasar
item yang diungkapkan oleh semua perusahaan, Di tahun 2006, perusahaan mengungkapkan
yaitu ”sistem jaringan”, ”hubungan keuangan”, 49% kategori structural capital, 26% customer
”brand”, dan ”company nama”. Sedangkan capital dan 25% human capital (gambar 1)
”patent”, ”copyright”, dan ”budaya organisasi”

Gambar 1: Prosentase pengungkapan komponen IC tahun 2006


Di tahun 2007, terjadi penurunan prosentase pada kategori human capital. Sementara kategori
pada kategori structural capital dan peningkatan customer capital relatif stabil (gambar 2)

Gambar 2. Prosentase pengungkapan komponen IC tahun 2007


Di tahun 2008 tidak terjadi cukup perubahan prosentase dari tahun

Gambar 5.3: Prosentase pengungkapan komponen IC tahun 2007

118 HUMANITY, Volume 5, Nomor 2, Maret 2010 : 116 - 122


Berikut adalah beberapa contoh pengungkapan PT. Telkom (2007) tentang corporate culture:
atribut IC di dalam laporan tahunan perusahaan ”Perseroan memiliki kebijakan internal dan
publik di Indonesia; pengembangan budaya perusahaan yang
dikenal dengan The TELKOM Way (TTW) 135
PT. Telkom (2007) tentang trademark: … ”.
”Telkomsel menyediakan kepada
pelanggannya pilihan layanan prabayar Tabel 1 menggambarkan praktik
dengan merek dagang “SimPATI” atau pengungkapan atribut-atribut IC oleh perusahaan
layanan pascabayar dengan merek publik di Indonesia tahun 2007 dan 2008. Tabel ini
dagang“KartuHALO.” menggambarkan jumlah perusahaan yang
mengungkapkan atribut IC secara individual pada
setiap tahun
Tabel 1. Pengungkapan komponen-komponen IC dalam laporan tahunan perusahaan
telekomunikasi di Indonesia tahun 2007 dan 2008

Sumber: data penelitian (diolah, 2010)

Ihyaul Ulum MD: Analisis Praktek Pengungkapan Informasi Intellectual Capital dalam Laporan 119
Tahunan Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia
Analisis Data dan Pembahasan Sementara atribut ’licensing agreement’ yang di
tahun 2007 diungkapkan oleh seluruh perusahaan,
Praktek pengungkapan komponen IC dalam pada 2008 terdapat 2 perusahaan yang tidak
laporan tahunan perusahaan telekomunikasi mengungkapkannya dalam laporan tahunan.
cenderung meningkat dari tahun 2007 ke 2008. Di Atribut lain yang juga turun jumlah perusahaan
tahun 2007 misalnya, untuk komponen Internal yang mengungkapkan adalah ’customers’,
Capital, hanya 66.7% (6) atribut yang diungkapkan ’customers loyalty’, ’business collaboration’, dan
oleh perusahaan, sementara pada tahun 2008 ’favorable contract’. Sementara atribut ’franchising
seluruh atribut telah diungkapkan meskipun tidak agreement’ tidak mengalami perubahan.
oleh semua perusahaan. Atribut ’patent’, Pergeseran pengungkapan atribut IC tampak
’copyright’, dan ’trademark’ yang ditahun 2007 terjadi juga di komponen Human Capital. Dalam
tidak diungkapkan sama sekali oleh perusahaan, di komponen ini pergeserannya cukup banyak
tahun 2008 muncul di 1 dan 2 laporan tahunan didominasi oleh penurunan jumlah perusahaan yang
perusahaan. mengungkapkannya. Hanya atribut ’entrepreneur
Namun demikian, ada pula perusahaan yang spirit’ yang mengalami kenaikan dari 2 perusahaan
’mengurangi’ jumlah pengungkapan atribut IC-nya. menjadi 3. Sedangkan atribut-atribut lainnya
Misalnya, atribut ’management philosophy’ dan cenderung turun, misalnya ’know-how’, ’Work-
’information system’ yang di tahun 2007 related knowledge’, ’Work-related competencies’,
diungkapan oleh 5 perusahaan, pada tahun 2008 dan ’Changeability’.
hanya diungkapkan oleh 3 dan 2 perusahaan. Temuan penelitian ini memang tampak lebih
Demikian pula dengan atribut ’corporate culture’ ’baik’ dari sisi frekuensi pengungkapan jika
dan ’networking system’ yang juga berkurang 1 dibandingkan dengan beberapa penelitian di luar
perusahaan yang mengungkapkannya. negeri. Hal ini sangat mungkin karena jumlah objek
Dalam kategori External (Customer) penelitian ini hanya 6 perusahaan (karena
Capital, semua atribut telah diungkapkan oleh perusahaan publik di sektor telekomunikasi di
perusahaan, baik pada 2007 maupun 2008. Hanya Indonesia juga cuma ada 6), sehingga prosentasenya
saja, jumlah perusahaan yang mengungkanpkannya menjadi tampak lebih besar. Beberapa riset yang
terjadi penurunan. Atribut ’brand’ dan ’companies’ telah dilakukan di beberapa negara, frekuensi
name’ diungkapkan oleh seluruh perusahaan pengugkapan artibut IC tidak lebih dari 50 % (lihat
telekomunikasi selama 2 tahun pengamatan. tabel 2)
Tabel 2. Perbandingan Frekuensi Pengungkapan Artibut IC

Rata‐rata jumlah  Frekuensi Pengungkapan (%) 
Peneliti  atribut IC yang  External  Internal  Human 
dilaporkan tiap  Capital  Capital  Capital 
laporan tahunan 
Attributes  Attributes  Attributes 
Guthrie & Petty 
8.9  40  30  30 
(2000) 
Abeysekera & 
N/A  41  24  35 
Guthrie (2000) 
Brennan (2001)  3.7  49  29  22 
April et al. (2003)  10.4  40  30  30 
Bozzolan et al. (2003)  51  49  30  21 
Goh & Lim (2004)  14.6  41  37  22 
Sumber: Miller and Whiting, 2005

120 HUMANITY, Volume 5, Nomor 2, Maret 2010 : 116 - 122


KESIMPULAN DAN SARAN Ariestyowati, E. Suprapti., and I. Ulum. 2009.
Analisis pengaruh karakteristik perusahaan
Kesimpulan terhadap luas pengungkapan informasi
intellectual capital pada laporan tahunan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perusahaan publik di Indonesia. Paper
temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: dipersiapkan untuk simposium nasional
1. Prosentase pengungkapan komponen-komponen akuntansi XII Palembang.
IC di dalam laporan tahunan perusahaan
telekomunikasi di Indonesia relatif tinggi jika Aprilima PR., I. Ulum, and Susenohaji. 2009.
dibandingkan dengan beberapa temuan di negara Pengungkapan informasi intellectual capital
lain. pada laporan tahunan dan dampaknya
2. Pada tahun 2007, masih terdapat beberapa atribut terhadap kinerja keuangan perusahaan
IC yang tidak diungkapkan sama sekali oleh public di Indonesia. Paper dipersiapkan
perusahaan telekomunikasi, antara lain ’patent’, untuk simposium nasional akuntansi XII
’copyright’, dan ’trademark’. Palembang. Bozzolan, S., F. Favotto, and F.
3. Di tahun 2008, seluruh atribut IC telah Ricceri. 2003. “Italian annual intellectual
capital disclosure; An empirical analysis”.
diungkapkan oleh perusahaan, hanya saja tidak
Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No.
semua perusahaan telekomunikasi
4. pp. 543-558.
mengungkapkannya.
4. Dari 6 perusahaan telekomunikasi yang menjadi
Brennan, N. 2001. “Reporting intellectual capital
objek penelitian ini, tidak satupun perusahaan
in annual reports: evidence from Ireland”.
yang mengungkapkan seluruh atribut IC dalam
Accounting, Auditing & Accountability
laporan tahunannya. Maksimal jumlah atribut Journal. Vol. 14 No. 4. pp. 423-436.
yang diungkapkan adalah 24.
Bukh, P.N., H.T. Larsen, and J. Mouritsen. 2001.
Keterbatasan & Saran “Constructing intellectual capital
Keterbatasan utama penelitian ini adalah statements”. Scandinavian Journal of
terletak pada objek penelitian yang hanya 6 Management, Vol. 17 No. 1, pp. 87-108.
perusahaan di satu sektor industri. Sehingga dengan
demikian hasilnya tidak dapat dijadikan ukuran Goh, P.C., and K.P. Lim. 2004. “Disclosing
dalam menilai praktek pengungkapan komponen intellectual capital in company annual
IC oleh perusahaan publik di Indonesia secara reports; Evidence from Malaysia”. Journal
keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya of Intellectual Capital Vol. 5 No. 3. pp. 500-
disarankan dapat menggunakan objek penelitian 510.
yang lebih luas dari jenis industri yang lebih
beragam. Guthrie, J., and R. Petty. 2000. “Intellectual
capital: Australian annual reporting
DAFTAR PUSTAKA practices”. Journal of Intellectual Capital.
Vol. 1 No. 3. pp. 241- 251.
Abdolmohammadi, M.J. 2005. “Intellectual
capital disclosure and market capitalization”. Miles, M.B, A.M. Huberman. 1994. Qualitative
Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. Data Analysis, second edition. Sage
3. pp. 397-416. Publication. New Delhi.

April, K.A., P. Bosma and D.A. Deglon. 2003. Ulum, I. 2008a. Pengaruh intellectual capital
”IC measurement and reporting: establishing terhadap kinerja keuanganperusahaan
a practice in SA mining”. Journal of perbankan di Indonesia. Call for paper
Intellectual Capital. Vol. 4 No. 2. pp. 165- Simposium Nasional Akuntansi XI. Ikatan
180. Akuntan Indonesia. Pontianak.

Ihyaul Ulum MD: Analisis Praktek Pengungkapan Informasi Intellectual Capital dalam Laporan 121
Tahunan Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia
_______. 2008b. Intellectual capital and
financial return of listed Indonesian banking
sector. Proceeding international research
seminar and exhibition. Lemlit UMM.
Malang.

_______. 2009. Intellectual Capita;, Konsep dan


Kajian Empiris. Graha Ilmu. Yogyakarta

122 HUMANITY, Volume 5, Nomor 2, Maret 2010 : 116 - 122

Anda mungkin juga menyukai