Anda di halaman 1dari 7

[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

ANALISIS MASALAH

1. Apa dampak dari muntah sebanyak 6 kali sehari pada kasus?

Muntah sebanyak 6 kali dalam sehari menyababkan berkurangnya cairan dalam


tubuh sehingga dehidrasi. Hal ini terjadi karena banyaknya cairan yang keluar
saat muntah dan ditambah lagi dengan kurangnya asupan cairan karena pasien
memuntahkan apa yang ia makan.

2. Apa makna tidak adanya darah dan mukus/pus dalam feses pada kasus?

Tidak adanya darah dan mukus/pus dalam feses menunjukkan bahwa bukan
disentri.

3. Bagaimana patofisiologi dari demam ringan pada kasus?

Adanya virus yang menginvasi  pelepasan toksin  system imun


menegluarkan mediator inflamasi (IL-1,IL-2,TNF-a )  merangsang sel
endothelium di hipotalamus  pelepasan asam arakidonat (dibantu enzin
fosfolipase A2)  memicu sintesis PGE2 melalui jalur COX (cyclooksigenase) 
peningkatan set point di hipotalamus  suhu tubuh meningkat  demam.

4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme keabnormalitasan dari :

a. Respiratory Rate : 38 x/menit

Interpretasi : Normal

b. No tear drop
Interpretasi : Tidak normal.
Mekanisme : Suatu tanda dehidrasi.

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 1


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

c. Pemeriksaan abdomen : Liver is palpable 1 cm di bawah arcus costae dan


processus xiphoideus dan spleen tidak teraba

Interpretasi : Normal.
Normalnya : 1 – 2 jari di bawah arcus costa untuk anak-anak.

d. Pemeriksaan laboratorium : WBC 14.000/mm3.


Nilai normal : 5.000 – 10.000/mm3
Interpretasi : Meningkat.

e. Feses rutin : RBC 0-1/HPF


Interpretasi : Normal

5. Apa working diagnosis pada kasus?

Diare akut dengan dehidrasi berat.

6. Bagaimana perubahan histopatologi pada kolon untuk diare pada kasus?

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 2


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

Viral  invasive and cytotoxic  damage entrocytes at villus  villus atrophy


(Absorption decrease)  crypt hyperplasia (secretion increase)  mixed
diarrhea.

7. Bagaimana kompetensi dokter umum mengenai penyakit pada kasus?

Kompetensi 4. Mendiagnosis, menatalaksana dengan mandiri dan tuntas.

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 3


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

LEARNING ISSUE

Tatalaksana Diare tanpa dehidrasi, Diare dengan dehidrasi (dehidrasi ringan,


sedang, berat)

1. Pemberian cairan
a) Pemberian cairan IVFD

RL 120 cc x BB dalam 4 jam (RSMH)

RL 30 cc x BB dalam 30 menit selanjutnya 70 cc x BB dalam 2,5 jam -> WHO.

Setelah pasien anak sudah bisa minum maka dilakukan pemberian cairan peroral –
oralit sebanyak 5 cc/kgBB/jam.

b) Setelah pasien bisa minum

Pasien diberikan oralit sebanyak 10 – 20 cc/kgBB setiap BAB

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 4


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

Untuk anak dengan berat kurang dari 10 kg, diberikan oralit sebanyak 100 cc setiap kali
BAB, sedangkan untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg, diberikan oalit
sebanyakk 200 cc setiap kali BAB.

2. Pemberian zinc

Zinc diberikan sebanyak 1 x 20 mg selama 10 – 14 hari.

3. Diet

Pada tahap penyembuhan, pemeberian makanan sebanyak 1,5 x lipat dari pemerian
makanan seperti biasa. Setelah keadaan umum anak membaik atau setelah
rehidrasi, diberikan diet dengan meneruskan pemberian ASI dan bubur nasi.

4. Penyuluhan

Penyuluhan mengenai tindakan yang akan dilakukan selanjutnya periksa darah


rutin, urin rutin an feses rutin, elektrolit darah serta analisa gas darah.

Selain itu, juga perlu dijelaskan kepada ibu dari pasien untuk menjaga kebersihan
makanan, alat makan, dan lingkungan sekitar agar terhindar dari diare lagi.

----

Berdasarkan derajat dehidrasinya, depkes melalui MTBS telah menentukan 3


jenis rencana terapi:

1. Rencana terapi tipe A untuk dehidrasi ringan


2. Rencana terapi tipe B untuk dehidrasi sedang
3. Rencana terapi tipe C untuk dehidrasi berat
Rencana terapi tipe A tidak jauh berbeda dengan penatalaksanaan umum pada lintas
diare. Mintalah ibu agar pemberian ASI (jika masih diberi ASI) diteruskan, atau jika tidak
diberi ASI, berikanlah anak cairan makanan seperti kuah sup, air tajin, bersama dengan
oralit. Jangan hentikan pemberian makanan karena akan memperparah status gizi
anak.

Berikan oralit pada anak dengan rencana terapi tipe A dengan takaran :

< 1 tahun : 50-100 ml tiap kali BAB (sekitar setengah gelas)

>1 tahun : 100-200 ml tiap kali BAB (sekitar satu gelas penuh)

Berikan juga tablet Zinc (1 tablet : 20 mg) 1 kali sehari selama 10 harisesuai dosis pada
Lintas Diare :

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 5


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

2-6 bulan : ½ tablet Zinc

>6 bulan : 1 tablet Zinc

Lanjutkan dengan pemberian nasihat kepada ibu mengenai pemberian oralit di rumah,
dan kapan harus kontrol kembali. Nasihati ibu untuk kembali segera jika dalam 3 hari
anak :

1. BAB lebih sering


2. Terus menerus muntah
3. Demam
4. Tinja berdarah
5. Rasa haus yang nyata, namun keinginan untuk minum berkurang

Rencana terapi tipe B masih mengandalkan terapi cairan rehidrasi oral, namun
dengan jumlah yang lebih besar.

Rencana terapi C agak berbeda dengan rencana terapi A dan B, karena tidak lagi
menggunakan cairan rehidrasi oral, tetapi cairan rehidrasi parenteral.

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 6


[FITRIANI SRI WULANDARI – 0411181419207 – ALPHA1] SKENARIO C

BLOK 17 – SISTEM DIGESTIVUS – PDU UNSRI Page 7

Anda mungkin juga menyukai