Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS BLOK ELEKTIF

“ EFEKTIFITAS LATIHAN LUTUT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI


PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT”

Disusun oleh:

Ika Roheti

1102012117

Kelompok 3 Bidang Kepeminatan Geriatri

Tutor:

dr. Hj. Siti Resmi kartini, M.S

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Tahun 2015-2016
Abstrak

Tujuan : untuk mengetahui dan menganalisis terkait efektivitas latihan lutut terhadap penurunan
intensitas nyeri, kekakuan, fungsi fisik dan peningkatan kekuatan otot Quadriceps pada
Osteoartritis sendi lutut.

Metode : Trials efek intervensi latihan resistensi dengan baik non-intervensi atau membandingkan
intervensi psiko dipilih oleh dua independen dan quasi eksperimen dengan randomised pretest-
postest control design, dengan diagnosa OA grade 1-2 yang tidak memiliki penyakit yang semakin
parah dengan melakukan latihan.

Hasil : Latihan lutut secara statistik efektif menurunkan intensitas nyeri , faktor berat badan efektif
menurunkan intensitas nyeri, sedangkan variabel lain yaitu usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik
lain tidak efektif menurunkan intesitas nyeri dan Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps.

Kesimpulan : Latihan lutut efektif menurunkan intensitas nyeri pasien osteoarthritis lutut Dengan
melakukan latihan lutut secara teratur, maka akan mengurangi morbiditas akibat nyeri
osteoarthritis lutut, mengurangi rasa sakit, mengurangi kekakuan,dan dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.

Kata kunci : latihan lutut, osteoarthritis lutut, nyeri.

Abstract

Objective: To know and analyze the effectiveness of training related to the decline in the intensity
of knee pain, stiffness, physical function and increased Quadriceps muscle strength in
Osteoarthritis of the knee joint.

Methods: Trials effects of resistance exercise intervention with either non-intervention or


psychosocial interventions compare selected by two independent and quasi-experimental with
pretest-posttest randomized control design, with a diagnosis of OA grade 1-2 who do not have a
disease that gets worse with exercise.

Results: Exercise knee statistically effectively reduce pain intensity, the weight factors effectively
reduce pain intensity, while the other variables are age, gender, anxiety and other physical activity
is not effective at reducing pain intensity and Improvement Quadriceps Muscle Strength.

Conclusions: Exercise knee effectively reduce pain intensity knee osteoarthritis patients with knee
exercises regularly, it will reduce morbidity from osteoarthritis knee pain, relieve pain, reduce
stiffness, and can improve quality of life.

Keywords: knee exercises, knee osteoarthritis, pain.

PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif sendi akibat pemecahan biokimia artikular
(hialine) tulang rawan di sendi sinovial lutut sehingga kartilago sendi rusak.1 Gangguan ini
berkembang secara lambat, tidak simetris dan noninflamasi, ditandai dengan adanya degenerasi
kartilago sendi dan pembentukan tulang baru (osteofit) pada bagian pinggir sendi. Osteoartritis
adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan adanya kerusakan atau gangguan pada kartilago
artikuler, tulang subkondral, permukaan sendi, sinovium, dan jaringan paraartikuler, dengan
karakteristik menipisnya kartilago secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada
tepi sendi atau osteofit dan trabekula subkondral.
Osteoarthritis adalah rematik yang berkaitan dengan usia paling umum penyakit dan penyebab
utama nyeri kronis dan kecacatan di seluruh dunia, 1 mempengaruhi sekitar 52,5 juta orang
dewasa, atau 22,7% dari populasi. Prevalensi osteoarthritis lutut dan panggul lebih tinggi
dibandingkan dengan sendi yang lainnya, dikarenakan kedua sendi tersebut lebih banyak
menopang berat tubuh. prevalensi osteoarthritis lutut dan panggul dan ketepatan penggantian
sendi terhadap 7.577 di Amerika, dikatakan bahwa prevalensi osteoarthritis panggul 7.4%,
kejadiannya pada wanita (8%) lebih tinggi dibanding laki-laki (6.7%)1. Sedangkan prevalensi di
Amerika osteoarthritis lutut 12.2%, perempuan (14.9%) lebih tinggi dari pada laki-laki (8.7%)
diikuti peningkatan usia. Jadi dapat disimpulkan bahwa prevalensi OA lutut lebih tinggi bila
dibandingkan dengan OA panggul. Adapun prevalensi osteoarthritis di Indonesia, mencapai 5%
pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun.
Salah satu gejala osteoarthritis lutut adalah adanya nyeri lutut. Adanya nyeri lutut
menyebabkan seseorang takut melakukan aktivitas atau gerakan sehingga menurunkan kualitas
hidupnya. Terapi non farmakologi yang disarankan antara lain exercise/latihan lutut. Jenis exercise
lain yang dapat dilakukan adalah home exercise, Range Of Motion (ROM), strengthening exercise
/latihan penguatan meliputi quadriceps and hamstring exercise serta aerobik seperti berjalan,
bersepeda, berenang. Tujuan exercise ini antara lain memperbaiki fungsi sendi, meningkatkan
kekuatan sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, mencegah
kecacatan dan meningkatkan kebugaran jasmani. Latihan ini tentunya disesuaikan dengan kondisi
dan kemampuan pasien. Meta-analisis tentang efektivitas strengthening exercise dan aerobik pada
OA lutut, dikatakan bahwa latihan peregangan otot dan latihan aerobik efektif menurunkan nyeri
dan meningkatkan fungsi fisik pada pasien OA lutut derajat ringan sampai sedang. Jadi dapat
dikatakan bahwa nyeri pada pasien OA lutut derajat I dan II dapat dikurangi dengan melakukan
exercise seperti ROM (fleksi extensi lutut), strengthening exercise dan aerobik. Salah satu
gangguan akibat nyeri tersebut adalah penurunan kekuatan otot, yang bisa dicegah dengan
memberikan latihan-latihan. Berabagi macam latihan biasa digunakan untuk mencegah atau
meningkatkan kekuatan otot, diantaranya dengan latihan static quadriceps yaitu suatu latihan otot
yang diberikan pada quadriceps femoris dengan tehnik latihan aktif dengan tipe kontraksi otot
isometrik. Latihan ini sangat bermanfaat untuk Ny.y dengan osteoarthritis lutut terhadap
peningkatan kekuatan otot dan fungsional, karena latihan ini melibatkan banyak sendi dan otot
dalam setiap gerakannya. Dilakukan seca manual terapi dan exercise yang dilakukan di Panti
Sosial Tresna Werdha ( PSTW ) Budi Mulya 3 Ciracas , dengan alat ukur yang menggunakan
latihan lutut sudah dilakukan sudah di tempat PSTW, namun belum optimal. Ny.Y smengikutring
kali tidak mengikuti anjuran latihan lutut, informasi latihan lutut ini bertujuan untuk Ny.Y tidak
mengeluh keluhan yang sama yaitu nyeri lutut. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas
latihan lutut terhadap penurunan intensitas nyeri Ny.Y dengan osteoarthritis lutut.
DESKRIPSI KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny.Y

Usia : 63 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Alamat : Medan

Suku Bangsa : Melayu

Status : Janda

Keluarga : 4 anak kandung

Agama : Islam

Riwayat Masuk : Di Telantarkan Oleh Anak-anaknya

Masuk Panti Tahun : 16 Oktober 2016

Ruangan : Mawar, Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulya 3 Ciracas

Anamnesis

Ny.Y saat ini tinggal di panti sosial tresna werdha ( PSTW) budi mulya 3 ciracas. Ny.Y masuk ke
PSTW pada tanggal 16 oktober 2015, sebelumnya Ny.Y tinggal di kota medan setelah suami
meninggal karena kecelakaan dan saat itu Ny.Y tidak ada anak-anaknya yang mau mengurus
Ny.Y.
Keluhan Utama

Nyeri dikedua sendi lutut

Riwayat Penyakit Sekarang

Ny.Y dengan keluhan nyeri di kedua sendi lutut sudah dirasakan kurang lebih 3 tahun, namun di
rasakan semakin nyeri dan kurang nyaman sudah 1 tahun, nyeri tersebut dirasakan Ny.Y seperti
tersa berdenyut, nyeri bisa mereda apabila Ny.Y menggerakan secara perlahan-lahan kedua sendi
lutut setelah itu apabila berjalan dirasakan nyeri terasa berkurang. Apabila Ny.Y dalam posisi
duduk dan langsung berdiri muncul rasa nyeri dikedua sendi lutut dan terasa berdenyut. Keseharian
Ny.Y di melakuan semua aktifitas yang di sediakan di oleh PSTW bersama teman-teman WBS
lainnya dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang meringankan pergerakan Ny.Y tetap terjaga.
Selama ini Ny.Y sedang mengkonsumsi obat-obatan untuk rasa nyeri dan beberapa vitamin,
namun saat ini nyeri dikedua sendi lututnya tidak reda.

Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran umum : Baik


Keadaan : composmentis

2. Vital sign

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Frekuensi nafas : tidak dilakukan

Nadi : tidak dilakukan

Suhu : tidak dilakukan


3. Status gizi
- berat badan : 53 kg
- tinggi badan : 152 cm

4. Kepala : Normocephal, rambut hitam sebagian berubah

Wajah : simetris, eritama (-), luka (-)

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Telinga : Normal

Hidung : Normal Simetris

Mulut : Sianosis (-), Gusi berdarah (-), pucat (-), luka pada sudut bibir (-)

5. Leher : Simetris
6. Thorax : Bentuk Simetris
7. Abdomen

Inspeksi :-

Palpasi :-

Perkusi :-

Auskultasi :-

Ekstermitas Dekstra

pergerakan motorik dalam batas normal, tanda inflamasi (-), oedema (-), kuku necrosis (-), akral
hangat (+), deformitas (-)
Sinistra

pergerakan motorik dalam batas normal, tanda inflamasi (-), oedema (-), kuku necrosis (-), akral
hangat (+), deformitas (-)

Pemeriksaan Penunjang :-

Riwayat Keluarga

Pada riwayat keluarga Ny.Y mengaku bahwa ayahnya mengalami sakit atau keluhan yang sama

DISKUSI
Menurut meta-analisis, menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik membandingkan
resistensi Latihan dengan kelompok kontrol, dan perlawanan Latihan ini bermanfaat dalam hal
mengurangi nyeri, mengurangi kekakuan, dan meningkatkan fisik fungsi. Osteoarthritis Lutut
telah dikaitkan dengan penurunan kekuatan otot, peningkatan kekakuan ligamen, dan perubahan
dalam aktivasi otot patterns.36 latihan resistensi dapat menormalkan tembak otot pola dan
biomekanik sendi yang mengarah ke pengurangan kesakitan dan tulang rawan degradasi, dan
memulihkan kekuatan otot dan mekanik sendi sementara meningkatkan fungsi fisik.
Dengan latihan lutut yang di lakukan oleh Ny.Y di Tempat Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulya 3 ciracas, akan meningkatkan daya tahan otot, meningkatkan ketajaman proprioseptif, dan
menurunkan quadriceps arthrogenic muscle inhibition. Peningkatan kekuatan otot quadriceps
sangat penting untuk stabilisasi lutut, sehingga menurunkan beban sendi lutut dalam menahan
berat badan atau selama beraktivitas. Exercise dapat menurunkan kadar sitokin dalam cairan
synovial pasien OA lutut, menghambat degradasi tulang rawan dan memperbaiki gejala nyeri.
Sitokin merupakan salah satu mediator kimia terjadinya inflamasi dan apabila kadar sitokin turun
maka mekanisme stimulasi nociceptor oleh stimulus noxious terhambat dan proses transduksi pada
mekanisme nyeripun menjadi terhambat. Jenis sitokin yang berperan adalah TNF-α dan IL-1B.
TNF-α dan IL-1B ini berfungsi merangsang pengeluaran prostaglandin dan nitric oxid (NO) yang
berguna dalam menurunkan sintesis proteoglikan dan menurunkan matriks tulang. Jika TNF-α dan
IL-1B turun maka pengeluaran prostaglandin dan NO akan terhambat dan terjadi peningkatan
sintesis proteoglikan yang akan meningkatkan pembentukan matriks tulang dan menarik kation
sehingga terjadi peningkatan osmolalitas dalam tulang rawan sendi. Hal ini menjadikan permukaan
sendi menjadi licin dan sendi mudah digerakkan sehingga nyeri berkurang.

Latihan lutut jika dilakukan secara teratur akan meningkatkan peredaran darah sehingga
metabolisme meningkat dan terjadi peningkatan difusi cairan sendi melalui matriks tulang.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi tulang rawan sangat tergantung pada kondisi cairan sendi, jadi jika
cairan sendi baik maka suplai nutrisi untuk tulang rawan menjadi adekuat. Adanya kontraksi otot
quadriceps dan hamstring yang kuat akibat latihan lutut akan mempermudah mekanisme pumping
action (memompa kembali cairan untuk bersirkulasi) sehingga proses metabolisme dan sirkulasi
lokal dapat berlangsung dengan baik karena vasodilatasi dan relaksasi setelah kontraksi maksimal
dari otot tersebut. Dengan demikian maka pengangkutan sisa-sisa metabolisme dan asetabolic
yang diproduksi melalui proses inflamasi dapat berjalan dengan lancar sehingga rasa nyeri dapat
berkurang. Selain itu dikatakan bahwa dengan latihan dapat menurunkan MMP-3, TNF-α dan hs
CRP. MMP-3 adalah enzim yang berfungsi dalam degradasi matrik tulang. Jika kadarnya turun
maka degradasi matrik tulang terhambat dengan cara meningkatkan produksi kolagen dan
proteoglikan. Kadar MMP-3 yang rendah juga bermanfaat untuk menghambat proses inflamasi
synovial dengan cara menghambat sitokin seperti IL dan TNF-α. Jika proses inflamasi tidak terjadi
maka tidak ada stimulus noxious yang menyebabkan nyeri.

hubungan antara nyeri, kekuatan otot dan proprioseptif Ny.Y dengan OA lutut sebelum dan
sesudah dilakukan quadriceps strengthening exercises membuktikan bahwa exercise tersebut
signifikan terdapat perbaikan nyeri (42 %, p<0,001) dan perbaikan kekuatan otot quadriceps (30
%, p<0,001) setelah dilakukan quadriceps strengthening exercise. Perubahan nyeri tersebut
berhubungan secara langsung dengan perubahan kekuatan otot (rho=0,45, p=0,005) dan ketajaman
proprioseptif (rho=0,41, p=0,01). Didapatkan hasil bahwa quadriceps strengthening exercise ini
sangat bermanfaat untuk menurunkan nyeri. Latihan penguatan otot quadriceps adalah penting
untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps yang berguna untuk menyangga beban tubuh
sehingga meringankan beban penekanan pada tulang rawan sendi lutut. Quadriceps strengthening
exercise pada Ny.Y dengan OA lutut menjadi salah satu terapi non farmakologi yang
direkomendasikan.
mengenai manfaat latihan lutut, yang dilakuakn Ny.Y dilatih cara melakukan latihan tersebut,
dimonitoring sambil terus diingatkan dan disarankan untuk melakukannya secara rutin dan teratur
2 kali sehari. Ternyata tindakan tersebut efektif untuk menurunkan intensitas nyeri pasien OA
lutut.
Bertambahnya usia maka terjadi pengurangan volume atau isi tulang rawan, proteoglikan,
vaskularisasi dan perfusi tulang rawan, penurunan kekuatan otot, kehilangan proprioseptif,
perubahan degeneratif pada meniskus dan ligamen sendi, serta pengapuran jaringan sendi.
Perubahan ini dapat mengakibatkan ruang sendi menyempit sehingga menyebabkan gesekan
antara ujung tulang pada lutut, hal inilah yang menimbulkan nyeri.
Pengaruh usia terhadap persepsi nyeri adalah bagaimana seseorang pada setiap tahap
perkembangannya dalam mempersepsikan nyeri. Usia/tingkat perkembangan berpengaruh
terhadap persepsi dan ekspresi nyeri. Usia lansia lebih sensitif terhadap rasa nyeri dibandingkan
dengan dewasa muda dan dewasa pertengahan. Namun faktor usia secara statistic tidak
berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi nyeri.

secara statistik faktor jenis kelamin tidak berpengaruh menurunkan intensitas nyeri pasien
osteoarthritis dengan p = 0,194. Probabilitas penurunan intensitas nyeri menjadi nyeri ringan pada
laki-laki yang melakukan latihan adalah 1,11 kali dibandingkan dengan laki-laki yang tidak
melakukan latihan lutut. Sedangkan probabilitas perempuan untuk mengalami penurunan nyeri
menjadi nyeri ringan yang melakukan latihan lutut adalah 6,12 kali dibandingkan dengan
perempuan yang tidak melakukan latihan lutut. Artinya bahwa jenis kelamin perempuan
berpeluang lebih besar mengalami penurunan nyeri lutut pada kelompok yang melakukan latihan
lutut, meskipun secara statistik tidak signifikan.

Perbedaan jenis kelamin berhubungan dengan bagaimana seorang laki-laki dan perempuan
mempersepsikan nyerinya. Seorang perempuan secara psikologis cenderung mempersepsikan
nyeri secara berlebihan dari pada laki-laki. Jenis kelamin perempuan secara signifikan melaporkan
intensitas nyeri lebih berat dari pada laki-laki. Berdasarkan beberapa penelitian dikatakan bahwa
perempuan memiliki intensitas nyeri, frustasi dan takut, perasaan tidak nyaman karena nyeri yang
tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Jenis kelamin perempuan memiliki nyeri lutut dan gangguan fungsi yang lebih buruk dibandingkan
dengan laki-laki, namun perbedaan itu tidak signifikan. Perempuan melaporkan tingkat nyeri lutut
yang lebih tinggi dan kinerja fungsional yang lebih rendah, namun secara statistik tidak ada
perbedaan yang signifikan. Perempuan memiliki tingkat signifikansi lebih tinggi dibandingkan
laki-laki terhadap rasa sakit dan cacat fisik.

Probabilitas WSB yang melakukan latihan lutut dan aktivitas tambahan seperti diatas untuk
mengalami penurunan nyeri menjadi nyeri ringan adalah 7,55 kali dibandingkan dengan WBS
yang tidak melakukan latihan lutut dan aktivitas tambahan. Aktivitas-aktivitas tersebut lebih
banyak menggunakan sendi lutut sehingga mekanisme penurunan sitokin, penurunan MMP-3,
peningkatan kekuatan otot quadriceps dan hamstring juga terjadi sehingga memberi pengaruh
terhadap penurunan nyeri.

Jenis aktivitas berpengaruh terhadap rasa nyeri. Aktivitas yang meningkatkan beban sendi lutut
menyebabkan peningkatan nyeri seperti aktivitas naik turun tangga, berlari dan melompat.
Aktivitas yang disarankan pada Ny.Y dengan OA lutut adalah latihan penguatan otot quadriceps
dan hamstring, semua jenis olahraga yang tidak menggunakan gerakan melompat, berlari.

Dengan latihan dan aktivitas lain yang di lakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi
Mulya 3 ciracas maka terjadi beberapa mekanisme dalam proses penurunan intensitas nyeri, yaitu
penurunan mediatorkimia inflamasi seperti sitokin, penurunan MMP-3 yang berperan dalam
degradasi matrik tulang rawan, peningkatan metabolism dan memperkuat otot quadriceps. Dengan
mekanisme tersebut maka stimulus nosious kimia dan mekanik yang mempengaruhi kerusakan
jaringan menjadi minimal. Jika stimulus penyebab nyeri minimal maka proses awal terjadinya
nyeri terhambat sehingga akan mempengaruhi proses selanjutnya yaitu transmisi, persepsi dan
modulasi.

Aktivitas tambahan dilakukan untuk menjaga kebugaran fisik pasien, meningkatkan elastisitas otot
dan meningkatkan sirkulasi darah. Dengan sirkulasi darah yang optimal, maka proses metabolisme
yang terjadi dalam tubuhpun optimal dan tubuh menjadi lebih sehat. Terlebih aktivitas seperti jalan
kaki yang akan banyak mempengaruhi sendi lutut. Semakin sering menggunakan sendi lutut
secara fisiologis maka otot-otot sekitarnya semakin kuat dan tidak kaku. Jika otot quadriceps kuat
maka mampu menyangga berat tubuh sehingga penekanan pada tulang rawan sendi lutut berkurang
dan memperlambat proses penipisan tulang rawan sendi lutut.

quadriceps exercise lebih efektif menurunkan nyeri dibandingkan dengan pemberian informasi
saja. Quadriceps strengthening exercise yang dikombinasikan dengan intervensi lain seperti
latihan keseimbangan, gerakan lutut, edukasi, hamstring exercise, transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS); akupunktur, kompres panas dingin, penurunan berat badan, menyangga sendi
misalnya dengan menggunakan daker dan berjalan dengan alat lebih efektif menurunkan nyeri.

Meta-analisis tentang efektivitas strengthening exercise dan aerobik pada OA lutut di Tokyo,
membuktikan bahwa latihan peregangan otot dan latihan aerobik efektif menurunkan nyeri dan
meningkatkan fungsi fisik pada pasien OA lutut derajat ringan sampai sedang. Jadi nyeri pada
pasien OA lutut derajat I dan II dapat dikurangi dengan melakukan exercise seperti ROM (fleksi
ekstensi lutut), strengthening exercise dan aerobik. Latihan dapat mengurangi nyeri pasien OA
lutut karena dengan latihan akan terjadi tekanan secara fisiologis yang akan meningkatkan
pembentukan proteoglikan oleh sel kartilago dewasa, meningkatkan kekuatan otot sehingga
mampu menopang beban pada daerah sendi, meningkatkan metabolism cairan sendi sinovial yang
akan memberikan nutrisi pada tulang rawan disekitarnya. Non farmakologi yang dapat dilakukan
pada pasien OA lutut untuk mengurangi nyeri antara lain muscle strengthening, terapi ROM,
senam aerobic, occupational therapy, support sosial, penggunaan daker, alat bantu jalan,
penurunan berat badan.

Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian,
tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas. Upaya menjaga dan memperbaiki kenormalan
pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas pada lansia adalah dengan
Latihan rentang gerak atau Range of Motion (ROM) (Wold, 2009). Latihan rentang gerak atau
Range of Motion (ROM) adalah kemampuan maksimal seseorang dalam melakukan gerakan.
Merupakan ruang gerak atau batas-batas gerakan dari kontraksi otot dalam melakukan gerakan,
apakah otot memendek secara penuh atau tidak, atau memanjang secara penuh atau tidak. ROM
dapat mencegah terjadinya kontraktor, atropi otot, meningkatkan peredaran darah ke esktremitas,
mengurangi kelumpuhan vaskular, dan memberikan kenyamanan pada Ny.Y. Perawat harus
mempersiapkan, membantu, dan mengajarkan klien untuk latihan rentang gerak yang meliputi
semua sendi (Lukman & Ningsih, 2012). Latihan ROM merupakan latihan yang menggerakkan
persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan seseorang yang tidak menimbulkan
rasa nyeri pada sendi yang digerakkan. Adanya pergerakan pada persendian akan menyebabkan
terjadinya peningkatan aliran darah ke dalam kapsula sendi (Astrand dan Rodahl, 2003). Ketika
sendi digerakkan, permukaan kartilago antara kedua tulang akan saling bergesekan. Kartilago
banyak mengandung proteoglikans yang menempel pada asam hialuronat yang bersifat
hidrophilik, sehingga kartilago banyak mengandung air sebanyak 70-75%. Adanya penekanan
pada kartilago akan mendesak air keluar dari matrik kartilago ke cairan sinovia. Bila tekanan
berhenti maka air yang keluar ke cairan sinovia akan ditarik kembali dengan membawa nutrisi dari
cairan sinovia. Sehingga dengan dilakukan latihan ROM pada Ny.Y dengan gangguan
osteoarthritis sendi lutut dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri.

Progressive Resistance Exercise yaitu latihan dinamis ritmik yang menggunakan beban dan secara
bertahap ditingkatkan sesuai peningkatan kekuatan. Dengan bertambahnya ukuran serabut otot,
maka diharapkan akan terjadi penigkatan kekuatan dan ketahanan pada otot yang dilatih. Efek
fisiologis dari latihan juga dapat meningkatkan aliran darah ke otot yang bersangkutan karna
kebutuhan oksigen yang meningkat, trasportasi nutrisi ke otot meningkat, terjadi perubahan sistem
sehingga terjadi peningkatan serabut otot lurik, penigkatan jumlah protein dalam serabut otot,
kenaikan jumlah motor unit setelah latihan.

Untuk pencapaian hypertropi otot 2- 5 bulan sedangkan stagnasi setelah 5 bulan. Untuk adaptasi
metabolic terdapat tiga enzim kompleks yang terlibat dalam adaptasi resistance exercise, yaitu
phoshocreatine ATP kompleks, glycolysis / glycogenolosis komplek dan lypolysis komplek.
Adaptasi ini merupakan adaptasi yang berkaitan dengan sistem energi yang digunakan selama
latihan (Hardjono, 2012). Pada regimen ini bobot secara bertahap dinaikkan dan juga dia
menjelaskan tentang berapa banyak pengulangan yang dilakukan. WBS harus mengetahui tentang
pengulangan maksimum (RM) sebelum masuk ke regimen latihan. Pengulangan maksimum
adalah jumlah maksimum beban yang dapat diangkat seseorang selama rentang gerakan 10 kali.
Regimen latihan bisa bervariasi tergantung pada kondisi atau penyakit.
Quasi Eksperiment yang sering disebut juga sebagai eksperimental semu oleh karena tidak semua
variable dikontrol oleh peneliti. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan pre test and post test with control group design. Bentuk rancangan
penelitian ini dapat digambarkan dengan pola sebagai berikut :

Pre test Post test


Kelompok I : 01 X1 02
Kelompok II : 03 X2 04
Keterangan :

X1 : Kelompok 1 dengan perlakuan PRE


X2 : Kelompok 2 kontrol tanpa perlakuan
01 : Tingkat pengukuran sebelum di berikan PRE terhadap penurunan nyeri
peningkatan kekuatan otot
02 : Tingkat pengukuran sesudah PRE terhadap penurunan nyeri peningkatan
kekuatan otot
03 : Tingkat awal non terapi pada kelompok kontrol
04 : Tingkat akhir non terapi pada kelompok control

adab seorang dokter muslim untuk merawat orang yang berusia lanjut dijelaskan dalam Al-
Qur’an sebagai berikut.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa` [17]:
23)

Bahkan, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa
berbakti kepada kedua orangtua termasuk amaliah yang paling dicintai Allah swt..
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra., dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah saw.: ‘Amaliah apa yang paling dicintai Allah?’ Rasulullah menjawab: ‘Shalat
pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua
orangtua.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Jihad fii sabilillaah (di jalan Allah).’”

Salah satu cara berbakti kepada kedua orangtua adalah dengan mendoakannya, yaitu
mendoakan agar mereka diampuni dosa-dosanya dan dirahmati oleh Allah swt., seperti
diperintahkan dalam firman Allah:

“Dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua
telah mendidikku (di) waktu kecil.’” (QS. Al-`Israa` [17]: 25)

Doa untuk kedua orangtua yang merupakan upaya untuk berbakti kepada keduanya itu tidak
hanya harus dilakukan saat mereka masih hidup, tetapi juga ketika mereka sudah meninggal
dunia, seperti disabdakan oleh Baginda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang berbunyi:

Diriwayatkan dari Abu `Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi ra., bahwa dia berkata: “Ketika
kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba seorang lelaki dari Bani Salamah
mendatangi beliau, kemudian dia bertanya: ‘Wahai Rasulullah, masih adakah (kewajiban)
berbakti kepada ibu-bapakku setelah keduanya meninggal?’ Rasulullah menjawab: ‘Ya, (masih
ada), (yaitu) menshalatkan keduanya, memohonkan ampunan untuk keduanya, melaksanakan
janji mereka berdua setelah keduanya (wafat), menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan)
yang tidak akan tersambung kecuali melalui keduanya, dan menghormati teman keduanya.’”
(HR. Abu Dawud, 4/336 (5142)

Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa hal itu boleh dilakukan bila kedua orangtua kita
beragama Islam. Tetapi bila ternyata keduanya (atau salah satunya) tidak beragama Islam,
maka kita dilarang untuk memohonkan ampunan untuknya. Hal ini didasarkan pada firman
Allah swt.:

‫ال َج ِح ِيم أَص َحابُ أَنَّ ُهم لَ ُهم تَبَيَّنَ َما بَع ِد ِمن قُربَى أُو ِلي كَانُوا َولَو ِلل ُمش ِركِينَ يَست َغ ِف ُروا أَن آ َمنُوا َوالَّذِينَ ِللنَّبِي ِ َكانَ َما‬
ُ َ‫ِيم استِغف‬
‫ار َكانَ َو َما‬ َ ‫ِيم ِإ َّن ۚ ِمنهُ تَبَ َّرأ َ ِ َّلِلِ َعد ُو أَنَّهُ لَهُ تَبَيَّنَ فَلَ َّما ِإيَّاهُ َو َعدَهَا َمو ِعدَة َعن ِإ َّّل ِِلَبِي ِه ِإب َراه‬
َ ‫َح ِليم َِل َ َّواه ِإب َراه‬

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Alloh swt) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni
neraka Jahannam. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Alloh swt) untuk bapaknya,
tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka
ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Alloh, maka Ibrahim berlepas
diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi
penyantun.” (QS At-Taubah :113-114)

KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN

ُ‫ض ال ُمس ِل ِم يُذ ِه ِِب‬َ ‫ فَإِ ِن َم َر‬،‫ اَبش ِِرى يَا أ ُ ِم العَالَ ِء‬: ‫ فَقَا َل‬،ً‫ضة‬
َ ‫سلَّ َم َوأَنَا َم ِري‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَي ِه َو‬ ُ ‫ َعادَنِي َر‬: ‫َعن أ ُ ِم العَالَ ِء قَالَت‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬
‫ض ِة‬ ِ ‫ث الذَّ َه‬
َّ ‫ب َوال ِف‬ ُ َّ‫طايَاهُ َك َما تُذ هِبُ الن‬
َ َ‫ار خَبب‬ َ ‫َّللاُ بِ ِه َخ‬
َّ

“Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala
aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya
sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api
yang menghilangkan kotoran emas dan perak”.

Wahai Ukhti Mukminah


Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi
cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga
yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan
kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-
marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah.

Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala
menasihati Ummu Al-Ala’ Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang
mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.

sebagaimana firman Allah.

‫ش ُكور‬ َ ‫ظه ِر ِه ۚ إِ َّن فِي ذ َلِكَ ََليَات ِل ُك ِل‬


َ ‫صبَّار‬ ِ ‫َو ِمن آيَاتِ ِه ال َج َو ِار فِي البَح ِر كَاِلَع َال ِم إِن يَشَأ يُس ِك ِن‬
َ ‫الري َح فَيَظلَلنَ َر َوا ِكدَ َعلَى‬

“Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti
gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-
kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”. [Asy-Syura : 32-33]

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung
mereka. Firman-Nya.

َ‫صدَقُوا ۖ َوأُولَئِكَ ُه ُم ال ُمتَّقُون‬


َ َ‫اء َو ِحينَ البَأ ِس ۗ أُولَئِكَ الَّذِين‬
ِ ‫اء َوالض ََّّر‬
ِ ‫س‬َ ‫صابِ ِرينَ فِي البَأ‬
َّ ‫َوال‬

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka
itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-
Baqarah : 177]

Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah,
sebagaimana firman-Nya.

َ‫صا ِب ِرين‬ َّ ‫َو‬


َّ ‫َّللاُ ي ُِحبُّ ال‬

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali Imran : 146]


Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar
dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung.
Firman-Nya.

َ ‫صبَ ُروا أَج َرهُم بِأَح‬


َ‫س ِن َما كَانُوا َيع َملُون‬ َ َ‫َولَنَج ِزيَ َّن الَّذِين‬

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]

َ ‫صابِ ُرونَ أَج َرهُم بِغَي ِر ِح‬


‫ساب‬ َّ ‫نَّ َما ي َُوفَّى ال‬

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas”. [Az-Zumar : 10]

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari
neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.

َ ‫َوال َم َال ِئ َكةُ َيد ُخلُونَ َعلَي ِهم ِمن ُك ِل َباب‬


َ ‫س َالم َعلَي ُكم ِب َما‬
‫ص َبرتُم ۚ فَ ِنع َم عُق َبى الد َِّار‬

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan)
:’Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” [Ar-Ra’d :
23-24]

Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan. Lalu

Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik.
Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa
kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”. [2]

Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila
bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan
dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan.

“Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian
orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila
agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam
agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan
seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan
pun pada dirinya”.[3]

“Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau.
Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah,
alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan
dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. ‘Para nabi. Aku bertanya.
‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih.
Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang
diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila
salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang
diantara kamu yang senang karena kemewahan”. [4]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga
hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun”.

”Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin dari segala maksiat dan dosa-dosanya.
Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta kecuali dengan cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga
dapat membersihkannya. Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap
Ummul ‘Ala dan Abdullah bin Mas’ud. Abdullah bin Mas’ud pernah berkata.”Aku memasuki
tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata.’Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras’.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.”Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua
orang diantara kamu yang sedang demam”.

Abdullah bin Mas’ud berkata.”Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau ?”

Beliau menjawab. “Benar”. Kemudian beliau berkata.”Tidaklah seorang muslim menderita sakit
karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya
dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya”.
Dari Abi Sa’id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih,
demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-
kesalahannya”.

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar
tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka
dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada
iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka
Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. “Kehidupan yang paling baik ialah apabila
kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran”. Maka andaikata engkau mengetahui tentang
pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam
menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat berikut ini.

“Dari Atha’ bin Abu Rabbah, dia berkata. “Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. ‘Maukah
kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga .?. Aku menjawab. ‘Ya’. Dia (Ibnu Abbas)
berkata. “Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya
berkata.’Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau
berkata.’Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan,
apabila engkau menghendaki bisa berdo’a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat’.
Lalu wanita itu berkata. ‘Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. ‘Sesungguhnya (auratku)
terbuka. Maka berdo’alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka’. Maka beliau pun
berdoa bagi wanita tersebut”. [8]

Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun
masuk sorga. Begitulah yang mestinya engka ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan
mewariskan sorga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah
karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.

Dari Anas bin Malik, dia berkata.”Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda. “Sesungguhnya Allah berfirman.’Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kebutaan)
pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga”
Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang
menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang
menimpanya. Maka dia berkata kepadanya.”Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang
merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu .?”

Sebagian orang Salaf yang shalih berkata :”Barangsiapa yang mengadukan musibah yang
menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya”.

Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang
mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena
mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti
kepada teman atau tetangga.

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. “Empat hal termasuk simpanan
sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan merahasiakan) shadaqah,
menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit”.

Ukhti Muslimah
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : “Asy-Syaibany pernah
berkata.’Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata.’Syuraih mendengar tatkala
aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya
berkata.’Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang
yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan.
Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia
seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,’sambil
menunjuk ke arah matanya’, demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat
seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah
memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan
seorang hamba yang shalih (Yusuf) :”Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku”. Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada
musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan
yang paling dekat untuk dimintai do’a”. [Al-Aqdud-Farid, 2/282]
Abud-Darda’ Radhiyallahu anhu berkata. “Apabila Allah telah menetapkan suatu taqdir,maka
yang paling dicintai-Nya adalah meridhai taqdir-Nya”. [Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125]

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh La ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena
cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan :”Andaikan saja hal ini tidak
terjadi”, tatkala menghadapi taqdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah.

SIMPULAN

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif sendi akibat pemecahan biokimia artikular
(hialine) tulang rawan di sendi sinovial lutut sehingga kartilago sendi rusak.1 Gangguan ini
berkembang secara lambat, tidak simetris dan noninflamasi, ditandai dengan adanya degenerasi
kartilago sendi dan pembentukan tulang baru (osteofit) pada bagian pinggir sendi. Salah satu gejala
osteoarthritis lutut adalah adanya nyeri lutut. Adanya nyeri lutut menyebabkan Ny.Y takut melakukan
aktivitas atau gerakan sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Terapi non farmakologi yang
disarankan antara lain exercise/latihan lutut yang dilakukan di tempat Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulya Ciracas, yang memberikan Peningkatan kekuatan otot quadriceps sangat penting untuk
stabilisasi lutut, sehingga menurunkan beban sendi lutut dalam menahan berat badan atau selama
beraktivitas. Exercise dapat menurunkan kadar sitokin dalam cairan synovial, menghambat degradasi
tulang rawan dan memperbaiki gejala nyeri.

SARAN

1. Ny.Y harus mengatur kesehariannya di PSTW agar sering menggerakan ke dua sendi lutut nya,
yang sudah diarahkan untuk mengurangi rasa nyeri di kedua sendi lutut Ny.Y.
2. Osteoartritis lutut sangat banyak terjadi pada lansia di PSTW sehingga diperlukan adanya latihan
khusus untuk meringankan rasa sakit yang di rasakan Ny.Y
3. Ny.Y harus semangat menjalankan pelatihan khusus untuk menangani osteoarthritis lutut nya yang
di lakukan di PSTW
4. Sebaiknya di PSTW menyediakan kantin untuk memantau makanan apa yang di konsumsi oleh
Ny.Y, agar tidak pergi keluar untuk mencari makanan sembarangan di sekitar PSTW
5. Perlu adanya perawatan khusus dari dokter untuk memantau cara perawatan Ny.Y dengan baik
6. PSTW sebaiknya melakukan masukan-masukan yang memotivasi Ny.Y agar tetap menjalani
aktivitas sehari-hri dengan baik
7. Perlunya diadakan Dokter jada agar lebih mudah mengontrol kondisi pada WBS di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulya 3 Ciracas
8. Perlu diadakannya screening terhadap berbagai penyakit di PSTW agar pengurus
PSTW tahu bagaimana cara melakukan penanganan-penanganan yang harus di lakukan.

ACKNOWLEDGEMENT

Penulis ingin berterimakasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung
dan pengumpulkan data. Kepada Ibu Eti selaku Kepala PSTW yang sudah menyediakan
waktunya untuk memberi pengarahan dengan sebaik. Kepada Ny. Fatima yang telah bersedia
untuk di ambil data rekam medisnya dan bersedia di anamnesis secara terbuka dan lugas.
Kepada dr. Siti Resmi Kartini M.S yang telah memberikan bimbingan dengan sabar sehingga
terselesaikannya laporan kasus ini. Kepada dr.Faisal Sp.PD, dr. Hj. Susilowati, Mkes dan DR.
Drh.Hj Titiek Djannatun. Dan tak lupa kepada teman-teman kelompok 3 kepeminatan geriatri
yang atas kerjasama dan kekompakannya kami dapat melalui kunjungan lapangan di PSTW
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. AL QUR’AN dan terjemahannya, surat Al-Isra ayat 23. Surat Al-Isra ayat 25. Surat At-
Taubah ayat 113-114.
2. Ambardini, R.L. (2013). Peran latihan fisik dalam manajemen terpadu osteoartritis.
http://staff.uny.ac.id/sites
3. https://almanhaj.or.id/222-keutamaan-sabar-menghadapi-cobaan.html
4. Johnson VL and Hunter DJ. The epidemiology of osteoarthritis. Best practice &
research Clinical rheumatology. 2014; 28: 5–15
5. Tanaka R, Ozawa J, Kito N, et al. Efficacy of strengthening or aerobic exercise on pain
relief in people with knee osteoarthritis: a systematic review and meta-analysis of
randomized controlled trials. Clinical rehabilitation.2013; 27: 1059–1071.
6. Juhl C, Christensen R, Roos EM, et al. Impact of exercise type and dose on pain and
disability in knee osteoarthritis: a systematic review and meta-regression analysis of
randomized controlled trials. Arthritis & rheumatology (Hoboken, NJ). 2014; 66: 622–
636.
7. Quintana, J.M, et al. (2008). Prevalence of knee and hip osteoarthritis and the
appropriateness of joint replacement in a older population. PubMed.gov. http://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
8. Walid, CM, et al. (2012). Effect of Quadriceps Strengthening Exercise on Reduction
of Pain in Knee Osteoarthritis. Bangladesh Medical Journal. 2012. Volume 41 nomor
3.
9. Zhang Shao-lan, et al. (2013). Effects of exercise therapy on knee joint function and
synovial fluid cytokine levels in patients with knee osteoarthritis. Molecular medicine
reports 7: 183-186, 2013. www.spandidos-publications.com

Anda mungkin juga menyukai