Anda di halaman 1dari 7

Percobaan 06

PENGUKURAN DAYA AC 1 FASA

I. Tujuan Instruksional Khusus


Praktikum penggunaan CRO ini bertujuan untuk memperkenalkan CRO
sebagai alat untuk mengukur Amplitudo, tegangan peak to peak (Vpp), maupun
untuk mengukur frekuensi dari suatu gejala, serta mengidentifikasi bentuk
gelombang.

II. Alat dan Bahan yang diperlukan


1. CRO (Osciloscope)
2. PSA (Power Supply)
3. Audio Frequency Generator (AFG)
4. Multimeter
5. Mistar Pendek

III. Dasar Teori

CRO merupakan singkatan dari Cathode Ray Osciloscope, yaitu suatu alat
instrument atau alat ukur yang menggunakan prinsip dasar bintik-bintik electron
yang mengeluarkan cahaya sehingga dapat dilihat pada layar. Ketelitian alat ini
sangat bisa diandalkan.

Kegunaan dari CRO dapat dikatakan multiguna. Alat ini dapat digunakan
untuk melihat bentuk gejala-gejala, mengukur tegangan puncak ke puncak (Vpp),
menghitung atau melihat beda fase, mengukur frekuensi gejala dan lain-lain yang
sangat diperklukan baik dalam pengetean maupun servis pesawat radio maupun TV
dan pesawat elektronik lainnya.

Keistimewaan dari CRO ini adalah bahwa ia mempunyai sumber yang


memancarkan electron-elektron ke suatu tabir yang berpendar kalau dikenai
electron. Arah gerak electron ini dipengaruhi oleh suatu medan magnet yang
berubah-ubah secara periodic seperti gigi gergaji yang sering dinamakan tegangan
gigi gergaji (TGG). TGG ini dibentuk oleh suatu multivibrator yang berada pada
CRO.
Gambar 6.1 Osciloscope

Bagian-bagian CRO terdiri dari :

1. Intensity : Merupakan tombol pengatur ketajaman gambar pada layar

2. Focus : Merupakan pengatur kecerahan dari suatu bintik gejala

3. Position Horizontal : Untuk mengatur kedudukan/posisi gambar menurut arah

mendatar

4. Vertical Gain : Mengatur amplitude gejala

5. Sweep Var : Mengatur lebar periode dari suatu gejala yang diukur dan

menstabilkannya

6. Position Vertical : Mengukur position vertical

7. Sweep Frequency : Merupakan saklar untuk mengatur daerah frekuensi

8. AC – DC : Saklar untuk input vertical. Pada kedudukan AC berarti

komponen DC dari gejala yang diukur sedang diblokir

9. Vin : Sebagai terminal input vertical

10. Ground : Sebagai ground terminal

11. Hin : Sebagai terminal input horizontal

12. Pilot Lamp : Merupakan lampu indicator jika CRO menyala


13. Power Switch : Merupakan tombol On-Off dari CRO

14. Screen : Untuk menampilkan suatu gejala yang diukur

15. Vert. Input : Merupakan control kalibrasi atas input vertical (yang

dimasukkan melalui Vin) dengan tiga daerah kalibrasi:

x100, x10, x1, pada kedudukan ground berarti input

amplifiernya di Ground-kan atau tidak ada gejala input

16. Inten Mod. Z : Pengambung pada sumber modulasi

17. Direct : Suatu terminal penyambung untuk memperagakan gejala

yang lebih besar dari 450 MHz pada flat defleksi vertical

18. Direct Amp : Merupakan saklar untuk defleksi CRT. Direct untuk

hubungan langsung pada falat vertical (yang ada dalam

tabung CRT). Amp digunakan bila inputnya lewat Vin

19. AC Cord : Kabel penghubung ke sumber AC

20. Plat papan nama

21. AC Cord Hooks

IV. Langkah Kerja

1. Pemeriksaan bentuk gelombang

a. Aturlah knop focus, intensitas, vertical position, horizontal, vertical gain,


horizontal gain kira-kira setengah putaran.

b. Aturlah/tekanlah knop AC bila ada

c. Aturlah knop trigger pada kedudukan auto

d. Aturlah knop time/cm atau sweep frequency pada kedudukan ext

e. Hubungkan kabel dengan sumber daya CRO ke stop kontak (periksalah


tegangan CRO)

f. Atur saklar power pada posisi ON


g. Tunggu beberapa detik sampai terlihat titik terang pada layar CRO

h. Aturlah saklar time/cm atau sweep frequency pada sembarang kedudukan


sehingga titik tersebut berubah menjadi garis datar yang diam

i. Aturlah saklar bentuk gelombang dari LFG pada bentuk sinus

j. Aturlah saklar frequency pada kedudukan 1x

k. Aturlah knop fine pada setengah putaran

l. Aturlah knop att pada posisi 1x

m. Hubungkan output AFG pada vertical input CRO

n. Hubungkan kabel power AFG ke stop kontak dan aturlah saklar power pada
posisi ON

o. Pada layar CRO akan terlihat bentuk gelombang sinus. Aturlah knop-knop
pada CRO dan AFC catat perubahan-perubahan yang terjadi

2. Kalibrasi Tegangan

Sebelum Osciloscope dipergunakan untuk mengukur maka terlebih dahulu


harus dikalibrasikan. Seperti telah kita ketahui bahwa besarqan yang
ditunjukkan oleh CRO adalah tegangan peak to peak yang artinya tegangan dari
puncak positif ke puncak negative, sedangkan besaran praktis dalam satuan
efektif/rms.

1 Vp-p = 2 x 1,414 Veff

1 Vp = 1,414 Veff (1 Veff = 0,707 Vp)

Kalibrasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kalibrasi eksternal dan
kalibrasi internal. Pada praktek kali ini yang kita lakukan adalah kalibrasi
eksternal, untuk itu diperlukan AFG.

a. Aturlah saklar gelombang AFG pada posisi sinus.

b. Aturlah frek output 50 Hz bila nantinya CRO digunakan untuk mengukur


tegangan yang bersumber dari PLN, atau 1000 Hz bila nantinya CRO akan
digunakan untuk mengukur amplitude pada frekuensi tinggi

c. Aturlah amplitude fine sehingga tegangan output Veff(gunakan multimeter)

d. Aturlah saklar Volt/div atau sweep freq untuk CRO tipe lbo 520 pada
kedudukan angka1. Untuk CRO lainnya tempatkan pada kedudukan 10.
e. Aturlah saklar time/cm atau sweep freq pada posisi Ext.

f. Hubungkan output AFG ke vertical input CRO, pada layar CRO akan
tampak garis tegak.

g. Atur variable/vertical gain sehingga tinggi tegak 2 x 1,414 = 2,828 cm.


aturlah garis tersebut supaya terletak di tengah simetris. Apabila sudah
tercapai, knop variable/vertical gain jangan sekali-sekali diubah sebab CRO
telah terkalibrasi.

3. Pengukuran Tegangan

a. Aturlah saklar fine/amplitude AFG pada berbagai kedudukan. Garis tegak


pada CRP akan berubah, misalkan, tinggi amplitude Y cm, saklar volt/div
pada kedudukan angka a, maka besar efektif adalah (axVpp)/2

b. Apabila pengukuran tegangan dengan cRO sudah dilakukan, cobalah dicek


apakah hasilnya tepat. Pemeriksaan dengan mengukur tegangan output AFG
menggunakan multimeter, apabila terjadi perbedaan supaya dicatat.
Pemeriksaan dengan multimeter sekedar untuk pengecekan saja.

4. Kalibrasi Frekuensi

Seperti halnya kalibrasi tegangan, kalibrasi frequency dapat dilakukan secara


ekstren dan intern. Pada praktek ini akan dilakukan kalibrasi ekstern.

a. Aturlah pengatur frequensi pada posisi 10x.

b. Atur pengatur frekuensi pada angka 100 Hz.

c. Atur fine/amplitude kira-kira ½ putaran.

d. Atur saklar gelombang pada bentuk sinus.

e. Atur saklar time/cm untuk LBO 520 pada angka 1 ms, untuk CRO tipe lain
pada kedudukan 1 K.

f. Hubungkan output AFG pada vertical input CRO sehingga pada CRO akan
tergambar bentuk sinus.

g. Aturlah variable horizontal (LBO 520) atau horizontal gain sehingga lebar 1
periode adalah 1 cm atau 1 kotak. Apabila sudah tercapai maka jangan
sekali-sekali variable/horizontal gain diubah-ubah karena CRO telah
terkalibrasi.
5. Pengukuran Frekuensi

a. Aturlah pengatur frekuensi AFG pada sembarang kedudukan (anggaplah


AFG sebagai frekuensi yang belum diketahui besarnya)

b. Pada layar CRO akan tergambar gelombang bentuk sinus. Untuk LBO 520
misalkan lebar tiap periode X cm dan saklar time/cm pada kedudukan Y
detik, maka periode (T) = XxYdetik. Sehingga frekuensinya (f)=1/(XxY)Hz

V. Pertanyaan

1. Apakah keuntungan dan kerugian pemakaian CRO sebagai alat ukur jika
disbanding dengan pemakaian alat ukur elektronik lainnya?

2. Apa kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya selisih antara hasil


pengukuran dengan hasil perhitungan?

3. Faktor-faktor apa saja penyebab terjadinya pergeseran fasa?

Jawaban

1. CRO adalah alat yang multiguna, dapat digunakan untuk melihat bentuk gejala-
gejala, mengukur Vpp, menghitung atau melihat beda fase, mengukur frekuensi
gejala dan lainnya. Dan keistimewaannya ialah bahwa CRO memiliki sumber
yang memancarkan electron-elktron ke suatu tabir yang berpendar kalau
dikenai electron. (keuntungan)

Biayanya relative mahal. (kerugian)

2. i) Kalibrasi frekuensi dan tegangan yang salah

ii) Kalibrasi alat ukur kurang tepat sehingga dalam pengukuran masih

terdapat penyimpangn atau di katankan toleransi dari suatu komponen

iii) Perhitungan yang salah dengan konsep yang salah

3. Frekuensi yang berubah-ubah.


TABEL PENGUKURAN

Nama : ………………….

Noreg : ………………….

Pengukuran tegangan DC

OSILOSKOP
AVO Veff Simpangan
No Volt/div Divp-p Vp-p Vp
(Volt) (Vp.0,707 (volt)
(a) (b) (a x b) (Vp-p/2)
)
1 2.2 50 3 150 75 53.025 48.625

2 4.65 10 4.8 48 24 16.968 12.318

3 6.07 20 3.08 61.6 30.8 21.776 15.7056

Pengukuran Frekuensi

OSILOSKOP
F referensi Simpangan
No T/div Div T T F
(Hz) (Hz)
(a) (b) (a x b) (sekon) (1/T)
1 50 5 3,28 16,4 0,164 60.9 10,9

Anda mungkin juga menyukai