Presentasi Cedera Kepala PDF
Presentasi Cedera Kepala PDF
CEDERA KEPALA
.s
.
BAGIAN BEDAH RSUP RADEN MATTAHER JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
di Amerika Serikat 80.000-90.000 orang/thn cacat
akibat cedera otak
Cedera kepala di Indonesia500.000 Dari pasien
yang sampai di rumah sakit, 80% CKR, 10 %CKS
dan 10% CKB.
Didominasi usia produktif (15-44 tahun); laki-laki.
Tekanan Intrakranial
TIK normal saat istirahat
kira-kira 10 mmHg.
TIK >20 mmHg abnormal
Kenaikan TIK dapat
menurunkan perfusi otak dan
menyebabkan atau
memperberat iskemia.
DOKTRIN MONRO-KELLIE
ALIRAN DARAH OTAK
Translasi.
Akselerasi.
Bila kepala yang bergerak kesatu arah tiba-tiba mendapat gaya
yang kuat searah dengan gerakan kepala maka kepala akan
mendapat percepatan (akselerasi) pada arah tersebut
Deselerasi.
Bila kepala bergerak dengan cepat ke satu arah tiba-tiba
dihentikan oleh suatu benda, misalnya kepala menabrak tembok
maka kepala tiba-tiba akan terhenti gerakannya. Kepala
mengalami deselerasi (perlambatan) secara mendadak.
Rotasi.
Bila tengkorak tiba-tiba mendapat gaya mendadak,
misalnya pada bagian depan (frontal) atau pada bagian
belakang (oksipital), maka otak akan terputar pada
“sumbu”nya.
2 tahapan kerusakan didalam terjadinya
kerusakan jaringan otak (brain damage) setelah
trauma kepala :
Primary damage
Secondary damage
Klasifikasi Cedera Kepala
Klasifikasi Cedera Kepala
Mekanisme
Tumpul Kecepatan tinggi (kecelakaan lalu
Tajam/Tembus lintas)
Kecepatan rendah (jatuh,dipukuli)
Luka tembak
Cedera tajam/tembus lainnya
Berat-ringannya cedera
Ringan GCS 13-15
Sedang GCS 9-12
Berat GCS 3-8
Morfologi
Fraktur tulang Garis vs bintang
Kalvaria Depresi/ non depresi
Dasar tengkorak Terbuka/tertutup
Lesi Intrakranial Dengan/tanpa kebocoran LCS
Fokal Dengan/tanpa parese N.VII
Difus
Perdarahan Epidural
Perdarahan Subdural
Perdarahan Intraserebral
Konkusi
Konkusio Multipel
Hipoksik/Iskemia
MEKANISME CEDERA KEPALA
Penilaian Nilai
Respon Buka Mata (E)
Spontan 4
Terhadap suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak ada 1
Respon Motorik terbaik (M)
Turut perintah 6
Melokalisir nyeri 5
Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang) 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidak ada (flasid) 1
Respon verbal (V)
Beroientasi baik 5
Berbicara mengacau 4
Kata-kata tidak teratur 3
Suara tidak jelas 2
GCS < 8 cedera kepala berat,
GCS 9-12 cedera kepala sedang,
GCS 13-15 cedera kepala ringan.
MORFOLOGI CEDERA
a b c
fraktur cranium berdasarkan lokasi anatomis
dibedakan atas :
Konveksitas (kubah tengkorak)
Basis cranii (dasar tengkorak)
FRAKTUR FOSSA ANTERIOR
.
Fraktur os petrosum
Otorrhoe
anamnesis,
pemeriksaan fisik
pemeriksaan neurologis
pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto Rontgen
CT scan
MRI
Pemeriksaan Laboratorium
Penatalaksanaan Cedera Kepala
Penatalaksanaan Awal
Primary Survey
Airway, dengan Kontrol Servikal (Cervical Spine Control)
Breathing dan Ventilasi
Circulation dengan Kontrol Perdarahan
Disability (Neurologic Evaluation)
Exposure
Resusitasi
Airway
Breathing / ventilasi / oksigenasi
Circulation (dengan kontrol perdarahan)
Secondary Survey
Anamnesis Riwayat "AMPLE"
head to toe examination
PENATALAKSANAAN CKR(GCS 13-15)
Penatalaksanaan CKS (GCS 9-12)
Penatalaksanaan CKB (GCS: 3-8)
Terapi Medikamentosa
Cairan intravena
Hiperventilasi
Antikonvulsan
Manitol
Barbiturat
PEMBEDAHAN
Umur : 16 tahun
Pekerjaan : Pelajar
No RM : 735751
Primary Survey
Airway :
snoring (-), gargling (-), os dapat mengeluarkan suara dengan
baik, tanpa hambatan
Clear. (C-spine control tidak dipasang)
Breathing :
Inspeksi : jejas (-), deviasi trakea (-), pergerakan dinding dada
simetris, RR: 20 x/menit
Palpasi : krepitasi (-), nyeri tekan (-), pengembangan dinding
dada simetris.
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+
Clear
Pasang Pulse oksimetri (saturasi O2 100%), dan beri O2 nasal
kanul 4L/menit.
Circulation :
Perdarahan aktif eksternal (-), TD : 120/80 mmHg, Nadi :
84 x/menit isi cukup, kuat dan teratur, pucat pada wajah
dan ektremitas (-)
Stabil
Pasang IV line dengan cairan Ringer Laktat 30gtt/I,
pasang kateter.
Disability :
GCS= E4M5V6 = 15
Pupil bulat Ø 3mm/3mm, isokor, RC +/+,
Baik
Exposure :
Seluruh pakaian os dibuka, lalu os diselimuti.
Anamnesis :
A : Alergi : tidak ada
M : Medikasi : tidak ada obat-obatan yang diminum saat ini
P : Past Illness : tidak ada penyakit penyerta lainnya
L: Last meal : sebelum kecelakaan, os terakhir makan nasi
goreng.
E: Event/environment : os mengalami kecelakaan pada
malam hari, di jalan raya yang cukup ramai
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6 15
Tanda Vital : TD: 120/80 Nadi: 80x/I RR:20x/I T: 37,4 °C
Kepala : normocephale. hematoma regio temporooksipital
dekstra ukuran 4cm
Mata : raccoon eyes -/-, CA -/-, ukuran Pupil 3mm/3mm, isokor,
reflex cahaya +/+.
Leher : jejas (-), deviasi trakea (-) JVP 5±2cmH2O
THT : hematorrhe auricula dextra (+) rinorhea (-/-),
battle sign -/-
Thoraks : Pulmo :
Inspeksi : jejas (-), simetris,
Palpasi : krepitasi -/-, nyeri tekan -/-
Perkusi : sonor +/+,
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea aksilaris anterior sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Pekak
Auskultasi : BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : jejas (-), distensi (-)
Auskultasi : Bising usus +/+ Normal
Palpasi : soepel, Nyeri tekan (-), defans muscular (-)
Perkusi : timpani (+)
Ekstremitas :
akral hangat, edema (-), deformitas (-), krepitasi (-)
Kekuatan motorik estremitas superisor 5/5, sensibilitas
+/+
Refleks fisiologis (+): Refleks biceps (+) refleks triceps (+)
Kekuatan motorik estremitas inferior 5/5, sensibilitas +/+
Refeleks fisiologis (+): Refleks patella (+), reflex achiles (+)
Status lokalis :
Temporo oksipital dekstra Hematoma 4x3cm
regio antebrachii posterior dextra :Vulnus laceratum
ukuran 7x1cm
region patellaris dextra :Vulnus laceratum 4x1cm
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
WBC : 11,1 .103/mm3
RBC : 5,31 . 103/mm3
HB : 14,7 mg/dl
Ht : 46%
Trombosit : 197. 103/mm3
GDS : 112 mg/dl
Radiologi
Kesan :
tampak fraktur linear pada os temporal dextra
Tampak area hiperdens homogen bikonveks pada lobus
temporal dekstra
Epidural hematome temporal dekstra
Diagnosa
“Cedera Kepala Ringan dan Epidural Hematome
temporal dekstra”
Terapi/Tindakan
O2 Nasal Canul 4L/menit
IVFD RL 30 gtt/i
Kateter terpasang
Manitol 12,5 gr atau 125 cc (0,25-1g/KgBB/6jam)
Citicoline 250 mg (100-500 mg, 1-2x/hari)
Asam traneksamat 500mg IV (15-25 mg/KgBB, 2-4x/hari)
Ranitidine 50mg IV (1mg/kgBB)
Ceftriaxon 1x2gr IV
Follow Up
Os dirawat selama 4 hari. Selama perawatan kondisi os
terus mengalami perbaikan, dengan GCS 15. tanda-tanda
peningkatan TIK (-).
BAB IV
KESIMPULAN
Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Distribusi kasus laki-laki; usia 15-34 tahun >>>
Dua tahapan kerusakan didalam terjadinya kerusakan jaringan
otak (brain damage) setelah trauma kepala berupa primary
damage dan secondary damage.
Klasifikasiberdasarkan mekanisme, berat ringannya cedera,
dan morfologinya.
Penegakan diagnosa anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan penatalaksanaan awal, penatalaksanaan
berdasarkan berat ringannya cedera, terapi medikamentosa dan
terapi pembedahan. Jika diperlukan.
Prognosis anak-anak lebih baik dibandingkan usia lanjut.