Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Orde Reaksi


Tabel 4.1 Hasil Percobaan Variabel 1 (tanpa pengadukan)
t (menit) Ca -ln(Ca/Cao) 1/Ca
0 0,0126 0.4620355 79.36508

1 0,0141 0.3495575 70.92199

2 0,0108 0.6161861 92.59259

3 0,0108 0.6161861 92.59259

4 0,0078 0.9416085 128.2051

5 0,0087 0.8324092 114.9425

6 0,0096 0.7339692 104.1667

7 0,0096 0.7339692 104.1667

8 0,0096 0.7339692 104.1667

Orde 1
1 y = 0.044x
0.9 R² = 0.457
0.8
0.7
0.6
0.5 - ln (ca/ca0)
0.4 Linear (- ln (ca/ca0))
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4.1 Trial Orde 1 Variabel 1

17
Orde 2
140
y = 4.074x
120 R² = 0.407

100

80
1/Ca
60
Linear (1/Ca)
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4.2 Trial Orde 2 Variabel 1

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Variabel 2 (pengadukan sedang)


t (menit) Ca -ln(Ca/Cao) 1/Ca
0 0.012 0.51082562 83.33333

1 0.0108 0.61618614 92.59259

2 0.0108 0.61618614 92.59259

3 0.0108 0.61618614 92.59259

Orde 1
0.7 y = 0.0316x + 0.5108
R² = 0.6
0.6

0.5

0.4
- ln (ca/ca0)
0.3
Linear (- ln (ca/ca0))
0.2

0.1

0
0 1 2 3

Gambar 4.3 Trial Orde 1 Variabel 2

18
Orde 2
96
y = 2.7778x + 83.333
94 R² = 0.6
92
90
88
86 1/Ca
84 Linear (1/Ca)
82
80
78
76
0 1 2 3

Gambar 4.4 Trial Orde 2 Variabel 2

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Variabel 3 (pengadukan cepat)


t (menit) Ca -ln(Ca/Cao) 1/Ca
0 0.0111 0.58878717 90.09009

1 0.0108 0.61618614 92.59259

2 0.0087 0.83240925 114.9425

3 0.0108 0.61618614 92.59259

4 0.0108 0.61618614 92.59259

5 0.0108 0.61618614 92.59259

19
Orde 1
0.9
0.8 y = -0.0023x + 0.6556
R² = 0.0022
0.7
0.6
0.5
- ln (ca/ca0)
0.4
Linear (- ln (ca/ca0))
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5

Gambar 4.5 Trial Orde 1 Variabel 3

Orde 2
140

120 y = -0.2811x + 96.884


R² = 0.0031
100

80
1/Ca
60
Linear (1/Ca)
40

20

0
0 1 2 3 4 5

Gambar 4.6 Trial Orde 2 Variabel 3


Dari gambar 4.1, gambar 4.3, dan gambar 4.5 diperoleh data untuk variable
1, variable 2, dan variable 3 dengan harga R2 masing-masing 0,457; 0,6; 0,002.
Pada gambar 4.2, gambar 4.4, dan gambar 4.6 diperoleh data untuk variable 1,
variable 2, dan variable 3 dengan harga R2 masing-masing 0,407; 0,6; 0,003. Dapat
dilihat bahwa yang memiliki kemiringan mendekati garis lurus adalah trial orde
satu pada variabel 1 dan variabel 2 dan kemiringan mendekati garis lurus adalah
trial orde dua pada variabel 3. Hal ini didasari pada nilai R2 yang lebih mendekati
nilai 1 sehingga persamaan garis lurus mempunyai tingkat keakuratan yang lebih
tinggi dengan hasil percobaan.

20
Variabel ketiga memiliki orde reaksi kedua. Hal ini juga telah sesuai dengan
referensi yang ada dimana reaksi Etil Asetat dan NaOH seperti berikut ini:
CH3COOC2H5 + NaOH  CH3COONa + C2H5OH
Jika reaksi di atas adalah reaksi elementer, maka orde reaksinya adalah 2. Harga
orde reaksi dicari dari persamaan:
-ra = k[CH3COOC2H5][NaOH]
-ra = k[Ca][Cb] dimana [Ca] = [Cb]
-ra = k[Ca]2
Pada reaksi elementer, orde reaksi dicari dengan melihat pangkat konsentrasi
reaktan edangkan untuk reaksi non elementer, orde reaksi dicari melalui
perhitungan data hasil percobaan (Levenspiel, 1999). Perbedaan orde reaksi pada
variabel ketiga ini disebabkan pengadukan yang lebih cepat menyebabkan lebih
menumbuknya kedua reaktan sehingga reaksi berjalan sesuai referensi dari literatur
yaitu orde dua.

4.2 Penentuan Konstanta Kecepatan Reaksi


Tabel 4.4 Konstanta Kecepatan Reaksi
Variabel k
1 0.044
2 0.031
3 -0.281

Dari tabel 4.4 diperoleh data harga k untuk variable 1, variable 2, dan
variable 3 masing-masing adalah 0,044; 0,031; -0,281. Harga k pada referensi
diperoleh 0,026. Harga k pada percobaan berbeda dengan harga k pada referensi
karena laju reaksi adalah sebuah variable yang bergantung pada konsentrasi dari
spesi yang bereaksi, suhu, ada tidaknya katalis, dan sifat dari reaktan itu sendiri
(Hein, 2011). Pada referensi etil asetat, NaOH, dan HCl yang digunakan
konsentrasinya adalah 0,02 M; 0,0209 M; 0,0178 M sedangkan pada praktikum
menggunakan etil asetat, NaOH, dan HCl dengan konsentrasi masing-masing
adalah 0,02 N; 0,02 N; 0,015 N. Hal ini mengakibatkan harga k pada percobaan
berbeda dengan harga k pada referensi. Penentuan kecepatan reaksi dapat
ditentukan dari atau kemiringan pada garis trendline masing- masing orde
reaksinya.
21
4.3 Pengaruh Pengadukan terhadap Laju Reaksi
Dari tabel 4.4, diperoleh data harga k untuk variable 1 (tanpa pengadukan),
variable 2 (pengadukan sedang), dan variable 3 (pengadukan cepat) masing-masing
adalah 0,044; 0,031; -0,281. Dapat dilihat bahwa semakin cepat larutan dalam
reaktor maka semakin rendah nilai konstanta kecepatan reaksinya, dimana nilai k
akan sebanding dengan kecepatan reaksinya. Hal ini tidak sesuai dengan hukum
Arrhenius dimana nilai k berbanding lurus dengan faktor pengadukan. Hal ini bisa
terjadi karena reaksi bersifat eksotermis atau melepaskan panas. Dengan adanya
pengadukan yang semakin cepat, suhu baik sistem maupun lingkungan akan
bertambah, sehingga pelepasan panas yang dibutuhkan reaksi berjalan kurang
optimal, sehingga kondisi yang lebih baik dalam praktikum adalah tanpa
pengadukan pada suhu dan tekanan kamar. Nilai k pada variabel 3 bernilai negatif
karena adanya penurunan konversi pada menit ketiga penyabunan etil asetat dengan
NaOH dengan pengadukan cepat. Penurunan konversi pada menit ketiga ini
dikarenakan sifat reaksi penyabunan eksotermis, namun dengan adanya
pengadukan yang cepat dan menambah panas ke dalam sistem, maka
kesetimbangan bergeser kearah kiri atau reaktan.

4.4 Perbandingan Ca matematis dengan Ca praktis

Variabel 1
0.0140
0.0120
0.0100
0.0080
Ca

0.0060 Ca
0.0040 Ca Model
0.0020
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7
t (menit)

Gambar 4.7 Pendekatan CA dengan metode Runge-Kutta pada Variabel 1

22
Variabel 2
0.0135

0.0130

0.0125

Ca
0.0120
Ca
0.0115
Ca model
0.0110

0.0105
0 1 2 3 4 5 6 7
t (menit)

Gambar 4.8 Pendekatan CA dengan metode Runge-Kutta pada Variabel 2

Variabel 3
0.0140
0.0120
0.0100
0.0080
Ca

0.0060 Ca
0.0040 Ca Model
0.0020
0.0000
1 2 3 4 5 6
t (menit)

Gambar 4.9 Pendekatan CA dengan metode Runge-Kutta pada Variabel 3


Berdasarkan grafik diatas, terdapat data nilai CA praktis dan teoritis pada
variabel tanpa pengadukan, pengadukan sedang dan pengadukan cepat berdasarkan
fungsi waktu. Dapat dilihat bahwa pendekatan dengan metode Runge-Kutta
memiliki track yang mirip dengan hasil yang didapat dari percobaan. Hal ini
membuktikan bahwa metode Runge-Kutta dapat digunakan untuk mencari model
persamaan dengan keakuratan data yang tinggi (Glorious, 2007). Nilai Ca dari
percobaan rata-rata lebih kecil dari nilai dari model matematis karena percobaan
dipengaruhi oleh variabel pengadukan dalam reaktor.

23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Reaksi dalam percobaan adalah reaksi orde satu pada variabel tanpa pengadukan
dan pengadukan sedang serta reaksi orde dua pada variabel pengadukan cepat.
Perbedaan orde pada variabel ketiga disebabkan adanya pengadukan yang
menyebabkan meningkatkan tumbukan antar partikel reaktan.
2. Nilai k pada hasil percobaan berbeda dengan referensi karena laju reaksi bergantung
pada spesi, suhu, dan sifat reaktan.
3. Semakin kecepatan pengadukan dalam reaktor maka semakin rendah nilai konstanta
kecepatan reaksinya.
4. Pendekatan dengan metode Runge-Kutta merupakan pendekatan yang cocok untuk
mencari persamaan laju reaksi.

5.2 Saran
1. Pastikan keran berfungsi dengan baik sehingga pengaturan debit dapat berjalan
lancar
2. Pengukuran tinggi reaktor perlu dilakukan dengan sangat teliti
3. Usahakan menyediakan erlenmeyer yang banyak sehingga cukup untuk menampung
larutan yang akan dititrasi
4. Pastikan pengaduk tidak bersentuhan dengan dinding reaktor

24
DAFTAR PUSTAKA

Abu Khalaf, A.M., 1994, Chemical Engineering Education. Mc. Graw Hill Book Ltd.,
New York.
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., 1987, Applied Mathematics in
ChemicalEngineering 2nd ed., Mc. Graw Hill Book Ltd., New York.
Hill, G.C., 1977, An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor Design
1sted, John Willey, New York, N.Y.
Levenspiel. O., 1999, Chemical Reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo
Suparno, Supriyanto. 2006. Komputasi untuk Sains dan Teknik Menggunakan Matlab.
Jakarta: Departemen Fisika Fakultas MIPA Universitas Indonesia

25
A-2

Anda mungkin juga menyukai