Agus Suroso
Sem. 2 2017-2018
Topik magnetostatika diawali dengan pembahasan mengenai gaya Pokok bahasan:
Lorentz (yaitu interaksi antara medan magnetik dengan muatan listrik 1. gaya Lorentz,
yang bergerak) dan aplikasinya pada muatan listrik (siklotron, gerak 2. hukum Biot-Savart,
spiral, gerak sikloid) dan kawat berarus listrik. Pada bagian tersebut,
3. hukum Ampere,
kita tidak membahas dari mana medan magnetik berasal. Bagian selan-
jutnya membahas medan magnetik yang dibangkitkan dari arus listrik, 4. Perbandingan medan magnetostati-
ka dan elektrostatika,
yang dirumuskan dalam hukum Biot-Savart dan hukum Ampere.
Melalui kedua hukum tersebut, kita memahami bahwa ternyata gejala 5. syarat batas medan magnetik pada
arus permukaan,
kemagnetan dan kelistrikan saling berhubungan. Pembahasan dilan-
6. uraian kutub jamak untuk vektor
jutkan dengan membandingkan sifat dari medan magnetik dengan
potensial magnet.
sifat medan listrik yang telah kita pahami dari kuliah-kuliah sebelum-
nya. Selanjutnnya, diperkenalkan besaran vektor potensial magnetik
yang memiliki kemiripan dengan potensial listrik yang bersifat skalar.
Pada bagian terakhir, dibahas mengenai syarat batas medan magnetik
di sekitar arus permukaan serta uraian kutub jamak (multipol) dari
vektor potensial magnetik.
Gaya Lorentz
Siklotron
Partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik menga-
lami gerak melingkar, dengan gaya magnetik berperan sebagai gaya
sentripetal,
mv2
QvB = ⇒ QBR = mv = p, (2)
R
dengan m, R, dan p secara berurutan adalah massa, jari-jari, dan mo-
mentum partikel. Persamaan di atas disebut sebagai formula siklotron.
Gerak spiral
Berdasarkan hukum gaya Lorentz, hanya komponen kecepatan yang
tegaklurus dengan medan magnetik menghasilkan gaya magnetik,
sedangkan komponen sejajar tidak terpengaruh oleh medan mag-
netik. Jika sebuah partikel memiliki kedua komponen kecepatan
tersebut, maka gerak partikel pada arah sejajar medan magnetik ti-
dak berubah, sementara pada arah tegaklurus menghasilkan gerak
melingkar. Jadi, secara total partikel bergerak dalam lintasan berupa
spiral.
dq = λdl. (17)
dq dl
I= = λ = λv, (18)
dt dt
dengan v adalah kecepatan alir (drift velocity) muatan dalam kawat.
Dalam bentuk vektor, persaman di atas dapat dituliskan
~I = λ~v. (19)
Karena arah arus listrik juga searah dengan arah potongan kawat,
ˆ maka gaya magnetik di atas dapat juga dituliskan dalam
Î = dl,
bentuk Z
~FB = I d~l × ~B. (22)
dI
K≡ . (23)
dx
Jika rapat muatan pada permukaan tersebut adalah σ maka muat-
an dalam suatu luasan kecil da dari lembaran tersebut adalah Gambar 3: Sebuah lembaran yang
dialiri arus listrik total I. Jika arus
mengalir searah sumbu-y, mapat arus
dq = σda = σdxdy. (24) per satuan lebar lembaran dituliskan
dI
sebagai K ≡ dx .
Arus yang mengalir pada potongan lembaran tersebut adalah
dq dy
dI = = σdx = σdxv. (25)
dt dt
fi2202: magnetostatika 5
~ = σ~v.
K (26)
dengan ρ adalah rapat muatan per satuan volume kawat. Jika arus
ˆ maka kita dapat mendefinisikan
listrik mengalir searah dengan l,
rapat arus per satuan luas,
dI dl
J= = σ = σv ⇒ ~J = ρ~v. (29)
da dt
Gaya magnetik total yang bekerja pada arus satu, dua, maupun
tiga dimensi memiliki bentuk yang mirip. Kita dapat melihat adanya
kesebandingan
Z Z Z
( )~Idl ∼ ~ ∼
( )Kda ( )~Jdτ (31)
garis permukaan volume
Konservasi muatan
Untuk sebuah benda tiga dimensi yang mengalir padanya arus lis-
trik, kita dapat menentukan arus total yang melalui sembarang luas-
an da pada benda tersebut menggunakan persamaan
Z
I= ~J · d~a. (32)
~ · ~J = − dρ .
∇ (35)
dt
Hukum Biot-Savart
~B (~r ) = µ0
Z ~
I× r̂ dl =
µ0 I
Z
d~l × r̂ , (36)
4π r 2 4π r 2
J (~r ) × r̂
Z ~ 0
~B (~r ) = µ0
4π r 2 dτ, (38)
2. Tentukan pula gaya yang bekerja pada dua kawat sejajar yang
dialiri arus listik.
Hukum Ampere
Tinjau medan magnetik akibat kawat lurus yang panjang. Jika kawat
terletak pada sumbu-z dari suatu koordinat silinder (s, φ, z) dan arus
fi2202: magnetostatika 7
listrik searah dengan k̂, maka medan magnetik pada titik berjarak s
dari kawat adalah
~B = µ0 I φ̂. (39)
2πs
Untuk sembarang perpindahan dalam ruang d~l = dsŝ + sdφφ̂ +
dzk̂, integral dari ~B · d~l sepanjang lintasan tertutup menghasilkan
Z 2π Gambar 5: Medan magnetik di sekitar
µ0 I µ0 I
I I
~B · d~l = kawat berarus listrik.
sdφ = dφ = µ0 I. (40)
2πs 2π 0
= µ0 I1 + µ0 I2 + 0
= µ0 ( I1 + I2 ) . (41)
Sehingga, secara umum dapat dituliskan Gambar 7: Jika lintasan Ampere hanya
melingkupi I1 dan I2 , maka berlaku
~B · d~l = µ0 ( I1 + I2 ).
H
I
~B · d~l = µ0 Ienc , (42)
dengan Ienc adalah arus total yang dilingkupi oleh lintasan tertutup.
Persamaan terakhir adalah hukum Ampere.
Mengingat kembali teorema Stokes, ruas kiri persamaan hukum
Ampere dapat diubah menjadi
I Z
~B · d~l = ~ × ~B · d~a.
∇ (43)
Sementara itu, pada suatu arus volume besaran arus pada ruas kan-
an persamaan hukum Ampere dapat ditulis sebagai I = ~J · d~a,
R
~ × ~B = µ0~J.
∇ (44)
J (~r ) × r̂
~
Z ~ 0
~B (~r ) = µ0 dτ. (45)
4π r 2
fi2202: magnetostatika 8
~ · J (~r ) × r dτ.
Z ~ 0 ~
~ · ~B (~r ) = µ0
∇ ∇ (46)
4π r 2
Sehingga
Z
r̂ · ∇ r̂
~ · ~B = µ0
∇ ~ × ~J − ~J · ~ ×
∇ . (48)
4π r 2 r2
Pada suku pertama, besaran rapat arus bergantung pada koordinat
di dalam bahan, ~J = ~J ( x 0 , y0 , z0 ) sedangkan turunan dikerjakan
pada koordinat di luar bahan, ∇ ~ = ∇ ~ ( x, y, z) sehingga ∇
~ × ~J = 0.
Sementara itu, arah dari vektor r̂ radial menjauhi sumber sehingga
rotasinya bernilai nol, sehingga ∇ ~ × r̂ 2 = 0. Jadi, secara total
r
~ · ~B = 0.
∇ (49)
~ × A.
~B = ∇ ~ (54)
Dengan adanya potensial ini, maka rotasi dari medan magnetik men-
jadi Perkalian dua simbol Levi-Civita.
Dari sifat permutasinya diketahui
~ × ~B = ∇
~ × ∇ ~ ×A ~ = ε lmi ε ijk ∂m ∂ j Ak ε lmi = ε ilm , sehingga ε lmi ε ijk = ε ilm ε ijk .
∇ Nilai suku tersebut akan bergantung
pada nilai koefisien selain i.
= δlj δmk − δlk δmj ∂m ∂ j Ak
• jika l = j dan m = k, maka ε ilm ε ijk >
0,
= ∂l (∂m Am ) − ∂m ∂m Al
• jika l = k dan m = j, maka ε ilm ε ijk <
=∇~ ∇ ~ − ∇2 A.
~ ·A ~ (55) 0,
• pada kondisi lain, ε ilm ε ijk = 0.
Sehingga hukum Ampere dapat dituliskan kembali dalam bentuk Sehingga dapat disimpulkan
ε ilm ε ijk = δlj δmk − δlk δmj .
~ ∇
µ0~J = ∇ ~ − ∇2 A.
~ ·A ~ (56)
~ (V + V0 ) = ∇
∇ ~ V+∇
~V =∇ ~ V = ~E. (57)
|{z}0
0
~ ·A
∇ ~ = 0, (59)
∇2 A
~ = −µ0~J. (60)
fi2202: magnetostatika 10
~B = B⊥ n̂ + Bk t̂, (64)
atau
k k
Batas − Bbawah = µ0 K. (68)
Kedua persamaan syarat batas dapat diringkas menjadi satu persa-
maan
~Batas − ~Bbawah = µ0 K
~ × n̂. (69)
Gambar 9: Medan magnetik arah sejajar
di sekitar lembaran berarus listrik tidak
kontinu.
fi2202: magnetostatika 11
~
Kontinuitas dari vektor potensial A
Untuk meninjau kontinuitas dari vektor potensial, kita tinjau diver-
~ Karena divergensi dari A
gensi dan rotasi dari A. ~ bernilai nol, maka
Z I
~ ·A
~ dτ = A ⊥
~ · d~a = Aatas ⊥
∇ − Abawah = 0, (70)
sehingga
⊥ ⊥
Aatas = Abawah . (71)
Selanjutnya syarat batas untuk komponen tangensial dari A ~ dipero-
leh dengan memanfaatkan hubungan
I Z Z
~ · d~l =
A ~ ×A
∇ ~ · d~a = ~B · d~a = Φ B , (72)
atau
k k
Aatas = Abawah . (74)
Sehingga, secara total dapat disimpulkan bahwa vektor potensial
kontinu di bagian atas dan bawah lembaran,
~ atas = A
A ~ bawah . (75)
~ atas − ∂n A
∂n A ~ bawah = −µ0 K.
~ (78)
Pada titik pengamatan yang cukup jauh dari sumber yang terlokali-
sasi, vektor potensial dapat dituliskan dalam bentuk deret pangkat
dari 1r , dengan r adalah jarak sumber dari titik pengamatan. Untuk
nilai r yang cukup besar, suku r1 dapat didekati dengan polinom
Legendre,
1 ∞ r0
n
1 1
= ∑ Pn cos θ 0 .
= √ (79)
r 2 0 2 0
r + r − 2rr cos θ 0 r n =0 r
• Monopol
Perpindahan total pada suatu lintasan tertutup selalu nol, sehing-
ga I
d~l 0 = 0. (82)
fi2202: magnetostatika 13
• Dipol
Bagian integral pada suku dipol dapat diubah sebagai berikut,
I I I
r 0 cos θ 0 d~l 0 = ~r 0 · r̂ d~l 0 = r̂ ·~r 0 d~l 0 .
(84)
d~l 0
H
Anggap luas dari daerah yang dilingkupi lintasan tertutup
sebagai ~a. Vektor luas tersebut dapat dinyatakan sebagai
1
I
~a = ~r 0 × d~l 0 . (85)
2
Selanjutnya, perkalian silang dari ~a dengan sembarang vektor ~c
menghasilkan
1
I
~a ×~c = ~r 0 × d~l 0 ×~c
2
1
I h i
d~l 0 ~r 0 ·~c −~c ~r 0 · d~l 0
=
2
1
I
d~l 0 ~r 0 ·~c .
= (86)
2
~ × r̂
~ dipol (~r ) = µ0 I µ0 m
Z
A −r̂ × d~a = , (88)
4πr2 4π r2
dengan Z
~ ≡I
m d~a = I~a (89)
Pustaka