Anda di halaman 1dari 3

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK

Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata Kuliah Umum


Pendidikan Kewarganegraan

Disusun Oleh :
HARI PURWATI 3301414005

Program Studi S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Jurusan Politik dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pilkada serentak akan dilaksanakan pada bulan desember 2015. Banyak pihak yang
setuju dan banyak pihak yang tidak setuju. Payung hukum pelaksanaannya tidak
memberikan kepastian bila terjadi munculnya calon tungal. Komisi Pemilihan Umum
menyebutkan ada empat kota/kabupaten ditunda pada tahun 2017 yaitu empat daerah
yang hanya memiliki calon tunggal adalah Kabupaten Timor Tengah Utara di Nusa
Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Blitar di Jawa Timur, Kota Mataram di Nusa Tenggara
Barat (NTB), serta Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat. Karena keadaan ini muncul
usulan agar pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
sebagai solusi terhadap calon tunggal. Namun ada yang tidak setuju terhadap usulan
ini. Terdapat beberapa pihak yang menilai tidak perlu mengeluarkan perpu tapi
kembali kepada UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada yang menyatakan daerah
tersebut harus mengikuti pemilu pada periode selanjutnya yang telah ditetapkan oleh
KPU di tahun 2017. Pilkada serentak ini masih banyak pihak yang setuju dan tidak
setuju karena masih memiliki kekurangan yang harus diperhitungkan selain kekurangan
ada juga kelebihan dalam pilkada serentak, pembahasan lebih lanjut mengenahi
kelebiha dan kekurangan pilkada serentak akan dipaparkan dalam makalah ini dan juga
bagaimana menurut beberapa ahli politik dan hukum bagaimana pendapat mereka dengan
dikeluarkannya perpu untuk calon tunggal atau pilkada diundur tahun 2017.

B. Rumusan Masalah
1. Apa keuntungan pilkada serentak?
2. Apa kelemahan pilkada serentak?
3. Bagaimana menurut pendapat para ahli tentang dikeluarkannya perpu untuk
calon tunggal atau pilkada diundur tahun 2017?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Keuntungan Pilkada Serentak
Keuntungan pilkada serentak antara lain menurut Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
(Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Djohermansyah Johan
mengungkapkan adanya keuntungan dalam pelaksanaan Pilkada serentak adalah
1). Adanya Pilkada serentak maka perencanaan pembangunan lebih sinergi antara
pusat dan daerah.
2). Rakyat tidak perlu berulang kali ke bilik suara.
3). Efisiensi biaya dan waktu.
4). Tidak banyak tim sukses.
5). Bila ada sengketa, untuk dibatasi waktu jika sengketa melalui pengadilan,
sehingga tahapan tidak terganggu.
6). Penyelenggara hanya sekali atau dua kali melaksanakan Pilpres dan Pilkada
pelantikan dapat dilakukan serentak oleh presiden dan atau MDN (Menteri Dalam
Negeri) atau oleh Gubernur.

B. Kelemahan Pilkada Serentak


Kelemahan pilkada serentak antara lain menurut Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
(Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Djohermansyah Johan
mengungkapkan adanya kelemahan dalam pelaksanaan Pilkada serentak adalah
1). Adanya Pilkada serentak membuat kepemimpinan pejabat sementara dapat mencapai
dua tahun sehingga kurang efektif
2). Pilkada serentak dapat memenuhi kriteria efektif dan efisien apabila
Pemilihan Gubernur dilakukan secara langsung oleh rakyat dengan satu pemilihan dua
kertas suara.
3). Jika terjadi ekses Pilkada (Kerusuhan) yang bersamaan mengancam stabilitas
nasional dan penanganannya membutuhkan sumber daya yang besar termasuk dana dan
gelar pasukan yang belum merata diseluruh daerah, selain itu konstrain penyelesaian
sengketa Pilkada, dimana waktunya terbatas sementara jumlah sengketa banyak.
4). Pengawasan Pilkada yang relatif sulit.

C. Pendapat Para Ahli Tentang Dikeluarkannya Perpu Untuk Calon Tunggal Atau
Pilkada Diundur Tahun 2017
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidique kepada Tempo,
Jumat (26/12), pilkada tak harus diundur sampai tahun 2016. Hanya saja, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tak bisa diterapkan secara kaku. Jimly
menawarkan alternatif dengan cara memperpendek tahapan, tidak seperti dalam Perpu
yang berlangsung selama sepuluh bulan. Jimly mengusulkan supaya KPU membuat
Peraturan yang bisa memperpendek waktu tahapan. Supaya tak bertentangan dengan
aturan perpu, aturan itu hanya berlaku untuk pelaksanaan pilkada 2015 yang bisa
disebut masa percobaan sehingga aturannya bisa lebih longgar. Mengacu pada Perppu
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah tersebut, tahapan pilkada
dimulai sepuluh bulan sebelum pemungutan suara.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M.Romahurmuziy, tak masalah jika
pilkada serentak tak diundur. Namun, semuanya tergantung pembahasan di parlemen.
Dengan segera dibereskannya aturan teknis pilkada, seluruh KPU Provinsi dan
kabupaten dan kota bisa maksimal melakukan persiapan pilkada. Jadi setelah perpu
disahkan, bola ada di KPU dan soal kesiapan teknis mereka. Ketua Fraksi PPP Hazrul
Aswar, mengatakan, partainya belum mengelaborasi perpu pilkada sehingga tak bisa
menanggapi wacana pemunduran pilkada serentak menjadi 2016. Menurutnya, semuaya
harus dibahas di parlemen.
Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, ada tiga keuntungan bila pilkada serentak
di undur hingga 2016. Meskipun KPU sendiri tetap siap jika pilkada dilaksanakan
tahun 2015. Pertama, jika diundur maka ada upaya penyempurnaan perpu melalui
perubahan undang-undang. Kedua, persiapan KPU, pemerintah, dan partai politik bisa
lebih matang. Ketiga, jumlah daerah yang akan mengikuti pilkada akan bertambah.
Hematnya anggaran jika pilkada serentak juga dibenarkan Direktur Jenderal Otonomi
Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan. Dia mencontohkan, hasil
evaluasi pilkada di Sumatera Barat dan Bali menunjukkan bahwa apabila pemilihan
guberur dan bupati digabung bisa menghemat anggaran hingga 30 persen, anggaran Rp
120 milyar tapi yang dipakai Rp 30 milyar. Lalu pemunduran pilkada juga berpotensi
menaikkan tingkat partisipasi masyarakat. Sebab, masyarakat hanya perlu sekali ke
tempat pemungutan suara dan bisa mencoblos dua kepala daerah.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pilkada serentak akan dilaksanakan pada bulan Desember mendatang, banyak pihak yang
setuju dan tidak setuju, masih banyak kendala yang harus diselesaiakan seperti
calon tunggal pilkada serentak yang secara otomatis tidak dapat mengikuti pilkada
Desember mendatang. Disisi lain pilkada serentak yang masih mempunyai kelemahan
diimbangi dengan beberapa keuntungan.

B. Saran
Walaupun pilkada serentak masih banyak kelemahan, hendaknya diminimalisirkan
kelemahan itu dan diperbaiki sehingga dapat dijadikan salah satu implemetasi
demokrasi dengan baik. Serta sebagai warga negara yang baik hendaknya selalu
berfikir positif kepada negaranya.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal :
Widayati. 2010. Tinjauan Konstitusional Terhadap Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Jurnal Pandecta. Vol. 5 No. 2 Juli 2010.
Undang-undang :
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

Anda mungkin juga menyukai