Anda di halaman 1dari 13

Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya

Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

TRANSFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL


SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Rasid Yunus
Staf Pengajar Universitas Gorontalo
Email: rasid.yunus@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan dan keragaman nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia belum optimal dalam upaya pembangunan karakter bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali,
mengkaji dan memperoleh gambaran secara deskriptif tentang proses transformasi nilai-nilai budaya Huyula
sebagai upaya pembangunan karakter bangsa di Kota Gorontalo. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode studi kasus. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literature. Teknik
analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi, display dan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukan bahwa
budaya Huyula mengandung nilai-nilai luhur Pancasila dapat dijadikan sebagai sarana pembangunan karakter
bangsa di Kota Gorontalo.
Kata Kunci: budaya huyula, karakter bangsa

ABSTRACT
The Background of the research is being of culture values and its various that have been owned by Indonesia were
not optimal in growing effort of the nation character. Meanwhile the purposes of the research are for digging,
reciting, and getting a description about the process of the Huyula culture transformation as the growing of
nation character in Gorontalo. The approach that is used in the research was qualitative by a case study method.
Meanwhile, the compilation of data is gained by observation, documentary interview, and study of literature.
Whereas, the technique of analyzing the data such as reduction, display, and conclusion. The invention of the
research showed that Huyula culture contains the glorious value of Pancasila that is able to tobe a media in the
growing of nation character in Gorontalo.

Keywords: huyula culture, nation’s character

PENDAHULUAN konsepsi yang diwariskan dalam bentuk-


Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai bentuk simbolik yang dengan cara tersebut
yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan manusia berkomunikasi, melestarikan dan
dan dilaksanakan seiring dengan proses mengembangkan pengetahuan dan sikap
perubahan sosial kemasyarakatan. mereka terhadap kehidupan’. Pendapat
Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan ini menekankan bahwa kebudayaan
bukti legitimasi masyarakat terhadap merupakan hasil karya manusia yang dapat
budaya. Eksistensi budaya dan keragaman mengembangkan sikap mereka terhadap
nilai-nilai luhur kebudayaan yang dimiliki kehidupan dan diwariskan dari satu generasi
oleh bangsa Indonesia merupakan sarana ke generasi berikutnya melalui proses
dalam membangun karakter warga negara, komunikasi dan belajar agar generasi yang
baik yang berhubungan dengan karakter diwariskan memiliki karakter yang tangguh
privat maupun karakter publik. dalam menjalankan kehidupan.

Menurut Geertz (1992:5) kebudayaan adalah Namun seiring perkembangan zaman,


‘pola dari pengertian-pengertian atau makna eksistensi budaya dan nilai-nilai budaya
yang terjalin secara menyeluruh dalam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
simbol-simbol yang ditransmisikan secara sampai saat ini belum optimal dalam upaya
historis, suatu sistem mengenai konsepsi- membangun karakter warga negara, bahkan

67
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

setiap saat kita saksikan berbagai macam pembangunan karakter bangsa merupakan
tindakan masyarakat yang berakibat pada suatu keharusan dari suatu bangsa yang
kehancuran suatu bangsa yakni menurunnya multikultural (Desain Induk Pembangunan
perilaku sopan santun, menurunnya perilaku Karakter Bangsa Tahun 2010-2025:1).
kejujuran, menurunnya rasa kebersamaan, Dalam upaya pembangunan karakter
dan menurunnya rasa gotong royong diantara bangsa apabila kurang memperhatikan
anggota masyarakat. Sehubungan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia maka
hal tersebut menurut Lickona (1992:32) akan berakibat pada ketidakpastian jati
terdapat 10 tanda dari perilaku manusia yang diri bangsa yang menurut Desain Induk
menunjukan arah kehancuran suatu bangsa Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah
yaitu: (1) meningkatnya kekerasan dikalangan Republik Indonesia Tahun 2010-2025 (2010-
remaja; (2) ketidakjujuran yang membudaya; 2025:2) akan terjadi: (1) disorientasi dan
(3) semakin tingginya rasa tidak hormat kepada belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai
orang tua, guru dan figur pemimpin; (4) pengaruh filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan
peer group terhadap tindakan kekerasan; (5) perangkat kebijakan terpadu dalam
meningkatnya kecurigaan dan kebencian, mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila,
(6) penggunaan bahasa yang memburuk; (7) (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan
penurunan etos kerja; (8) menurunnya rasa berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya
tanggungjawab individu dan warga negara; (9) kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa
meningginya perilaku merusak diri; dan (10) dan bernegara, (5) ancaman disintegrasi
semakin kaburnya pedoman moral. bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian
Pembangunan karakter bangsa melalui budaya bangsa.
lokal sangatlah dibutuhkan. Pembangunan Berdasarkan hal tersebut di atas,
karakter bangsa dapat ditempuh dengan pembangunan karakter bangsa melibatkan
cara mentransformasi nilai-nial budaya berbagai pihak baik keluarga, lingkungan
lokal sebagai salah satu sarana untuk sekolah, serta masyarakat luas. Pembangunan
membangun karakter bangsa. Pentingnya karakter bangsa tidak akan berhasil
transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai selama pihak-pihak yang berkompeten
salah satu sarana untuk membangun karakter untuk menunjang pembangunan karakter
bangsa adalah sebagai berikut: (1) Secara tersebut tidak saling bekerja sama. Oleh
filosofis, pembangunan karakter bangsa karena itu, pembangunan karakter bangsa
merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam perlu dilakukan di luar sekolah atau pada
proses berbangsa karena hanya bangsa masyarakat secara umum sesuai dengan
yang memiliki karakter dan jati diri yang kearifan budaya lokal masing-masing. Hal
kuat yang akan eksis; (2) Secara ideologis, yang sama disampaikan oleh Eddy (2009:5)
pembangunan karakter merupakan upaya bahwa “pelestarian kebudayaan daerah dan
mengejewantahkan ideologi Pancasila dalam pengembangan kebudayaan nasional melalui
kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara pendidikan baik pendidikan formal maupun
normatif, pembangunan karakter bangsa nonformal, dengan mengaktifkan kembali
merupakan wujud nyata langkah mencapai segenap wadah dan kegiatan pendidikan”.
tujuan negara; (3) Secara historis,
pembangunan karakter bangsa merupakan Salah satu sarana untuk membangun karakter
sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang bangsa dengan cara mentransformasi nilai-
terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik nilai budaya lokal yaitu budaya gotong
pada zaman penjajah, maupan pada zaman royong (Huyula) yang dulu dikenal oleh
kemerdekaan; (4) Secara sosiokultural, masyarakat Gorontalo sebagai sarana untuk

68
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

bekerja sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan penelitian sebagai berikut:


pekerjaan demi kepentingan umum. Huyula (1) Bagaimana persepsi masyarakat Kota
merupakan suatu sistem gotong royong atau Gorontalo terhadap budaya Huyula kaitannya
tolong menolong antara anggota masyarakat dengan upaya pembangunan karakter
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan bangsa?; (2) Bagaimana persepsi masyarakat
bersama yang didasarkan pada solidaritas Kota Gorontalo terhadap transformasi nilai-
sosial. Hal ini tercermin dalam kegiatan yang nilai budaya Huyula sesuai kondisi yang
dilaksanakan secara bersama oleh seluruh terjadi saat ini jika dikaitkan dengan upaya
anggota masyarakat seperti halnya dalam pembangunan karakter bangsa?; (3) Apa saja
kegiatan kekeluargaan ataupun kegiatan faktor-faktor penunjang dan tantangannya
pertanian. dalam proses transformasi nilai-nilai budaya
Tetapi, dengan hadirnya globalisasi yang Huyula sebagai upaya pembangunan karakter
kurang terfilterisasi dengan baik menyebabkan bangsa di Kota Gorontalo?; (4) Bagaimana
budaya Huyula sedikit demi sedikit hilang dampak dari proses transformasi nilai-nilai
dalam kebiasaan masyarakat Gorontalo. budaya Huyula sebagai upaya pembangunan
Menurut Laliyo (Mohammad, 2005:366-367) karakter bangsa di Kota Gorontalo; Apa saja
hadirnya globalisasi kearifan lokal Gorontalo kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
semakin termarjinalkan, hal ini nampak pada pihak-pihak yang berkompeten dalam proses
perilaku masyarakat Gorontalo yang sudah transformasi nilai-nilai budaya Huyula
mulai mengabaikan budaya Huyula yang sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
dulu pernah dipraktekkan oleh leluhur. di Kota Gorontalo?

Berdasarkan kondisi di atas, maka Adapun tujuan penelitian ini untuk: (1)
pembangunan karakter bangsa melalui Mengetahui persepsi masyarakat Kota
budaya lokal sangatlah penting. Oleh karena Gorontalo terhadap Huyula kaitannya dengan
itu, penyusun tertarik untuk melakukan upaya pembangunan karakter bangsa; (2)
kajian tentang penelitian tesis dengan tema Mengetahui persepsi masyarakat Kota
transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai Gorontalo terhadap transformasi nilai-nilai
upaya pembangunan karakter bangsa (studi budaya Huyula sesuai kondisi yang terjadi
kasus budaya Huyula di Kota Gorontalo). saat ini kaitannya dengan upaya pembangunan
karakter bangsa; (3) Mengetahui faktor-
Penelitian ini merupakan sebuah usaha untuk faktor penunjang dan tantangannya dalam
mengkaji dan menemukan formula baru proses transformasi nilai-nilai budaya Huyula
tentang budaya Huyula agar tetap bertahan sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
di tengah-tengah terpaan arus globalisasi di Kota Gorontalo; (4) Mengetahui dampak
dan informasi. Formula yang dimaksudkan dari proses transformasi nilai-nilai budaya
adalah mengkondisikan budaya Huyula Huyula sebagai upaya pembangunan karakter
sesuai dengan konteks kekinian tanpa bangsa di Kota Gorontalo; dan (5) Mengetahui
menghilangkan nilai-nilai yang terkandung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
didalamnya khususnya Huyula di Kota pihak-pihak yang berkompeten dalam proses
Gorontalo. Untuk itu, masalah pokok dalam transformasi nilai-nilai budaya Huyula
penelitian ini adalah bagaimana proses sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
transformasi nilai-nilai budaya Huyula di Kota Gorontalo;
sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
di Kota Gorontalo?. Untuk mempermudah Kajian Pustaka dalam penulisan ini adalah:
penulis dalam penelitian, maka masalah 1. Transformasi Nilai
pokok tersebut dijabarkan menjadi sub Transformasi menurut Kuntowijoyo

69
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

(2006:56) adalah konsep ilmiah atau alat sebagai dasar keberhasilan pembangunan
analisis untuk memahami dunia. Karena karakter bangsa.
dengan memahami perubahan setidaknya Dalam teori moral socialization atau teori
dua kondisi/keadaan yang dapat diketahui moral sosialisasi dari Hoffman (Hakam,
yakni keadaan pra perubahan dan keadaan 2007:131-132) menguraikan bahwa
pasca perubahan. Transformasi merupakan perkembangan moral mengutamakan
usaha yang dilakukan untuk melestarikan pemindahan (transmisi) norma dan nilai-
budaya lokal agar tetap bertahan dan dapat nilai dari masyarakat kepada anak agar anak
dinikmati oleh generasi berikutnya agar tersebut kelak menjadi anggota masyarakat
mereka memiliki karakter yang tangguh yang memahami nilai dan norma yang
sesuai dengan karakter yang disiratkan oleh terdapat dalam budaya masyarakat. Teori
ideologi Pancasila. ini menekankan pada nilai dan norma yang
Transformasi merupakan perpindahan tadinya terdapat dalam budaya masyarakat
atau pergeseran suatu hal ke arah yang lain ditransformasikan atau disampaikan kepada
atau baru tanpa mengubah struktur yang masyarakat lain agar masyarakat secara
terkandung didalamnya, meskipun dalam umum memiliki dan memahami nilai-nilai
bentuknya yang baru telah mengalami budaya dan dapat dijadikan dasar dalam
perubahan. Kerangka transformasi budaya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
adalah struktur dan kultur. Sementara itu bernegara.
menurut Capra (Pujileksono, 209:143) 2. Budaya Huyula
transformasi melibatkan perubahan jaring-
jaring hubungan sosial dan ekologis. Apabila Bagi masyarakat Gorontalo tradisi gotong
struktur jaring-jaring tersebut diubah, royong dikenal dengan istilah Huyula yang
maka akan terdapat didalamnya sebuah menjadi ciri khas kepribadian masyarakat
transformasi lembaga sosial, nilai-nilai Gorontalo yang telah dibina secara turun
dan pemikiran-pemikiran. Transformasi temurun. Dalam Buku Perjuangan Rakyat di
budaya berkaitan dengan evolusi budaya Daerah Gorontalo, Menentang Kolonialisme
manusia. Transformasi ini secara tipikal dan Mempertahankan Negara Proklamasi
didahului oleh bermacam-macam indikator (1982:9) Huyula bagi masyarakat Gorontalo
sosial. Transformasi budaya semacama ini merupakan suatu sistem tolong menolong
merupakan langkah-langkah esensial dalam antara anggota-anggota masyarakat, untuk
perkembangan peradaban. Semua peradaban memenuhi kebutuhan dan kepentingan
berjalan melalui kemiripan siklus proses- bersama yang didasarkan pada solidaritas
proses kejadian, pertumbuhan, keutuhan dan sosial melalui ikatan keluarga tetangga dan
integritas. kerabat.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah Mochtar (Mohammad, 2005:320) meng-


disimpulkan bahwa transformasi adalah ungkapkan bahwa Huyula adalah ‘pernyataan
perpindahan dari satu tempat ke tempat kebersamaan dalam membangun, atau
yang lain, dan menyebabkan perubahan kebiasaan memusyawarahkan setiap
pada satu objek yang telah dihinggapi oleh kebijakan yang akan diambil yang
sesuatu tersebut. Jadi transformasi dapat berhubungan dengan kepentingan dan
menyebabkan perubahan pada satu objek hajat hidup orang banyak’. Berdasarkan
tertentu. Perubahan tersebut terjadi pula pada pendapat tersebut Huyula merupakan
masyarakat yang mampu mentransformasi bentuk musyawarah dalam hal merumuskan
nilai-nilai budaya lokal khususnya budaya kebijakan yang akan menjadi dasar dalam
Huyula yang berada di Kota Gorontalo pelaksanaan pembangunan demi kepentingan

70
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

bersama. Hal yang sama diungkapkan masyarakat seperti perkelahian antara


oleh Daulima (2004:82) Huyula adalah warga; 2) Hileiya adalah merupakan
“melakukan suatu pekerjaan bersama oleh kegiatan tolong menolong secara spontan
sekelompok orang atau anggota masyarakat yang dianggap kewajiban sebagai anggota
dalam arti saling membantu dan timbal masyarakat, misalnya pertolongan yang
balik”. diberikan pada keluarga yang mengalami
Huyula bagi masyarakat Gorontalo kedukaan dan musibah lainnya; 3) Ti’ayo
penerapannya dapat dilihat dalam adalah kegiatan tolong menolong antara
beberapa jenis, yaitu: 1) Ambu sekelompok orang untuk mengerjakan
merupakan kegiatan tolong menolong pekerjaan seseorang, contohnya kegiatan
untuk kepentingan bersama atau lebih pertanian, kegiatan membangun rumah,
dikenal dengan istilah kerja bakti, kegiatan membangun bantayo (tenda)
misalnya pembuatan jalan desa, tanggul untuk pesta perkawinan.
desa, jembatan dan sebagainya. Selain Adapun jenis dan nilai-nilai yang terkandung
itu, ambu merupakan salah satu cara dalam budaya Huyula nampak dalam tabel
yang digunakan oleh masyarakat berikut ini:
untuk menyelesaikan permasalahan di
Tabel 1.
Jenis dan nilai yang terkandung dalam Huyula
No Kegiatan Huyula Maksud Nilai-nilai
1. Ambu Merupakan kegiatan tolong menolong untuk Kerja sama,
kepentingan bersama, misalnya pembuatan jalan kebersamaan,
desa, tanggul desa, dan jembatan. Selain itu, Ambu tanggungjawab,
juga digunakan untuk menyelesaikan permasalahan musyawarah,
di masyarakat seperti tauran antara kelompok persatuan, dan
pemuda. peduli.
2. Hileiya Merupakan kegiatan tolong menolong secara Kebersamaan,
spontan yang dianggap kewajiban sebagai anggota tanggungjawab,
masyarakat, misalnya pertolongan yang diberikan empati, dan
pada keluarga yang mengalami kedukaan dan peduli.
musibah lainnya.
3. Ti’ayo Merupakan kegiatan tolong menolong antara Kerja sama,
sekelompok orang untuk mengerjakan pekerjaan kebersamaan,
seseorang, contohnya kegiatan pertanian, kegiatan musyawarah,
membangun rumah, dan kegiatan membangun empati, persatuan,
bantayo (tenda) untuk pesta perkawinan. dan peduli.

3. Pembangunan Karakter Bangsa perilaku berbangsa dan bernegara dari


hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan
Istilah karakter bangsa identik dengan
karsa, serta olah raga seseorang atau
“national character” yang erat kaitnnya
sekelompok orang.
dengan masalah kepribadian dalam psikologi
sosial (Sapriya, 2008:205). Menurut Desain De Vos (Budimansyah dan Suryadi,
Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2008:77-78) menyatakan bahwa karakter
(2010:7) karakter bangsa adalah: bangsa yaitu ‘the term ‘national character’
is used describe the enduring personality
Kualitas perilaku kolektif kebangsaan
characteristics and unique life style found
yang unik-baik tercermin dalam
kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan among the populations particular nations
state’ dengan kata lain bahwa karakter bangsa

71
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri Teknik pengumpulan data dan informasi


kepribadian yang tetap dan gaya hidup yang dilakukan melalui observasi, wawancara,
khas yang ditemui pada penduduk negara studi dokumentasi dan studi literatur. Analisis
bangsa tertentu. Karena hal ini terkait dengan data mengacu pada langkah-langkah yang
masalah kepribadian yang merupakan bagian dipakai oleh Miles dan Huberman (2007:16-
dari aspek kejiwaan maka diakui oleh De 19) yang terdiri dari tiga alur kegiatan
Vos bahwa dalam konteks perilaku, karakter secara bersamaan, meliputi: pengumpulan
bangsa dianggap sebagai istilah yang abstrak data; reduksi data; display dan penarikan
yang terikat oleh aspek budaya dan termasuk kesimpulan/verifikasi. Untuk meningkatkan
dalam mekanisme psikologis yang menjadi kemampuan peneliti dalam menilai
karakteristik masyarakat tertentu. keakuratan hasil penelitian serta meyakinkan
Pembangunan karakter bangsa merupakan pembaca tentang akurasi penelitian yang
hal yang sangat penting karena berhubungan dilakukan, maka harus menggunakan
dengan proses membina, memperbaiki, dan beragam strategi dalam melakukan validasi
mewarisi warga negara tentang konsep, (Creswell, 2010:286). Untuk itu, dalam
perilaku, dan nilai luhur budaya Indonesia penelitian ini menggunakan tiga strategi
yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dalam melakukan validasi data yang meliputi
dan UUD 1945 sehingga terinternalisasi pengamatan terus menerus, triangulasi dan
dalam diri individu dan terbentuk warga diskusi dengan teman sejawat.
negara yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, berbudi luhur, bertoleran, HASIL PENELITIAN
bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ipteks 1. Persepsi Masyarakat Kota Gorontalo
terhadap Budaya Huyula Kaitannya
yang semuanya didasari oleh iman dan takwa
dengan Upaya Pembanguan Karakter
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bangsa
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
METODE PENELITIAN
persepsi menurut Rahmat (Machfiroh,
Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo 2011:117) yang dimaknai sebagai
tepatnya di tiga kecamatan masing-masing ‘pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
Timur dan Kecamatan Kota Barat. Sumber menyimpulkan informasi dan menafsirkan
informan dipilih secara purposif sampling pesan’.
dari berbagai kalangan. Adapun sumber Berdasarkan hasil penelitian persepsi
informan terdiri atas: pemerintah kecamatan; masyarakat Kota Gorontalo terhadap budaya
budayawan; akademisi dan masyarakat. Huyula yaitu Huyula merupakan budaya kerja
Masing-masing informan terdiri dari sama atau gotong royong. Selain itu, Huyula
pemerintah kecamatan 3 orang, budayawan merupakan bentuk kesadaran masyarakat
3 orang, akademisi 3 orang dan masyarakat untuk bergotong royong atau bekerja sama
6 orang. demi kepentingan umum. Sedangkan persepsi
masyarakat terhadap pembangunan karakter
Penelitian ini menggunakan pendekatan bangsa yakni upaya yang dilakukan untuk
kualitatif, dengan metode studi kasus. menemukan kembali jati diri bangsa. Selain
Pengumpulan data dan informasi dalam itu, pembangunan karakter bangsa ialah
penelitian ini dilakukan dengan berbagai pembangunan karakter yang berbasis budaya
cara dan teknik yang berasal dari berbagai lokal melalui pendidikan baik pendidikan
sumber baik manusia maupun non manusia. formal, nonformal dan informal.

72
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

Persepsi masyarakat Kota Gorontalo De Vos (Budimansyah dan Suryadi,


terhadap Huyula senada pendapat Mochtar 2008:77-78) menjelaskan bahwa karakter
(Mohammad, 2005:320) Huyula adalah bangsa yaitu ‘the term ‘national character’
‘pernyataan kebersamaan dalam membangun, is used describe the enduring personality
atau kebiasaan memusyawarahkan setiap characteristics and unique life style found
kebijakan yang akan diambil yang among the populations particular nations
berhubungan dengan kepentingan dan state’ dengan kata lain bahwa karakter bangsa
hajat hidup orang banyak’. Pandangan ini digunakan untuk mendeskripsikan ciri-ciri
menekankan bahwa Huyula dari segi bahasa kepribadian yang tetap dan gaya hidup yang
bukan hanya berbicara tentang gotong khas yang ditemui pada penduduk negara
royong tetapi lebih dari itu yakni pada tataran bangsa tertentu. Karena terkait dengan
semangat kebersamaan masyarakat untuk masalah kepribadian yang merupakan bagian
membangun kepentingan umum ditempuh dari aspek kejiwaan maka diakui oleh De
melalui musyawarah mufakat yang nantinya Vos bahwa dalam konteks perilaku, karakter
akan menjadi kebijakan bersama demi bangsa dianggap sebagai istilah yang abstrak
kepentingan bersama. yang terikat oleh aspek budaya dan termasuk
Huyula merupakan sarana melakukan dalam mekanisme psikologis yang menjadi
pekerjaan secara bersama-sama agar karakteristik masyarakat tertentu.
pekerjaan terasa ringan. Huyula bukan 2. Persepsi Masyarakat Terhadap
hanya berlaku pada kepentingan umum Transformasi Nilai-Nilai Budaya
tetapi juga berlaku pada kepentingan pribadi, Huyula Kaitannya terhadap Upaya
misalnya dalam Huyula pertanian yang Pembangunan Karakter Bangsa
bentuk kegiatannya membersihkan lahan,
Menurut informan transformasi nilai-
membajak, menanam sampai memanen padi
nilai budaya Huyula adalah upaya yang
yang dilaksanakan secara bergiliran dan suka
rela oleh petani. Hal ini sesuai pernyataan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan
Daulima (2004:82) bahwa Huyula adalah lembaga pendidikan dalam menurunkan
“melakukan suatu pekerjaan secara bersama- atau memindahkan nilai-nilai yang
sama dalam arti saling membantu dan timbal terkandung dalam budaya Huyula ke diri
balik”. individu atau masyarakat agar masyarakat
dapat melaksanakan nilai-nilai kebaikan
Kaitannya dengan pembangunan karakter
bangsa, budaya lokal merupakan salah satu sebagaimana terkandung dalam Huyula
dasar pembentukan karakter bangsa. Karakter tersebut. Hal ini senada dengan pernyataan
bangsa merupakan sikap dan perilaku warga Kuntowijoyo. Menurut Kuntowijoyo (2006:
negara yang sesuai dengan kaidah-kaidah 56) transformasi adalah konsep ilmiah atau
yang berlaku di masyarakat. Kaidah-kaidah alat analisis untuk memahami dunia. Karena
tersebut merupakan satu kesatuan yang ada dengan memahami perubahan setidaknya
dalam kehidupan masyarakat yang memiliki dua kondisi/keadaan yang dapat diketahui
kekuatan tersendiri dalam menunjang yakni keadaan pra perubahan dan keadaan
keberhasilan pembangunan karakter bangsa. pasca perubahan. Transformasi merupakan
Karakter bangsa pula yang memberi jalan usaha yang dilakukan untuk melestarikan
terhadap keberhasilan suatu bangsa. Karakter budaya lokal agar budaya lokal tetap
bangsa merupakan cerminan perilaku bertahan dan dapat dinikmati oleh generasi
seseorang dalam masyarakat. Pendapat yang
berikutnya agar mereka memiliki karakter
sama di sampaikan oleh Sapriya (2008:2005)
yang tangguh sesuai dengan karakter yang
menurutnya karakter bangsa identik dengan
“national character” yang erat kaitannya disiratkan oleh ideologi Pancasila. Karakter
dengan masalah kepribadian dalam psikologi ini dapat terwujud jika masyarakat terbiasa
sosial. mentransformasi nilai-nilai yang terdapat

73
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

dalam budaya lokal khususnya budaya 3. Faktor-Faktor Penunjang dan


Huyula yang berada di Kota Gorontalo. Tantangannya dalam Proses
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Huyula
Transformasi nilai adalah usaha atau kegiatan
sebagai Upaya Pembangunan Karakter
yang dilakukan untuk tetap melestarikan atau Bangsa
mengembangkan nilai-nilai yang terkandung
dalam budaya agar budaya tersebut dapat Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor
menjawab kompleksitas permasalahan penunjang dalam proses transformasi
yang dialami oleh masyarakat. Dengan nilai-nilai budaya Huyula sebagai upaya
adanya transformasi nilai ini masyarakat pembagunan karakter bangsa di Kota
dapat mengetahui nilai-nilai yang menjadi Gorontalo yakni faktor masyarakat, agama
acuan dalam hidup agar mereka dapat yang dianut yaitu agama Islam, sosial
menyesuaikan dengan perkembangan yang kapital masyarakat dan faktor identitas/
ada tanpa melupakan nilai-nilai dasar yang jati diri masyarakat Gorontalo. Sedangkan
terkandung dalam budaya lokalnya. tantangannya yakni adanya pengaruh
globalisasi yang kurang difilter dengan
Transformasi nilai menurut Hoffman (Hakam, baik, ketidak seriusan masyarakat dalam
2007:156) yaitu proses internalisasi sebagai melestarikan Huyula, kurang efektifnya
transisi dari orientasi eksternal ke orientasi lembaga pendidikan, dan kurangnya
internal dalam perkembangan nilai dan pemahaman pemerintah terhadap Huyula.
moral, internalisasi yang awalnya eksternal
atau berdasarkan norma dan nilai budaya a. Faktor Penunjang Proses Transformasi
masyarakat berarti telah terjadi pergeseran Faktor penunjang dalam proses transforamsi
dari orientasi eksternal menuju orientasi nilai-nilai budaya Huyula yaitu; Pertama,
diri sendiri dalam memotivasi tindakan sosial kapital. Sosial kapital merupakan
seseorang. Sejalan dengan pernyataan ini modal masyarakat Gorontalo yang terbangun
sebagaimana tedapat dalam teori moral dari zaman dahulu sampai sekarang serta
sosialication dari Hoffman (Hakam, memiliki akar sejarah tersendiri bagi
2007:131-132) bahwa perkembangan nilai masyarakat Gorontalo. Di Gorontalo ada
dan moral mengutamakan pemindahan institusi yang dikategorikan sebagai sosial
(transmisi) nilai dan moral dari budaya kapital masyarakat dalam melestarikan
masyarakat kepada anak agar anak tersebut budaya Huyula. Institusi atau pranata tersebut
kelak menjadi anggota masyarakat yang adalah Bantayo Poboide (Dewan Rakyat).
memahami nilai dan norma yang terdapat Dulu Bantayo Poboide digunakan sebagai
dalam budaya masyarakat. penentu kegiatan-kegiatan masyarakat yang
Kaitannya dengan penjelasan di atas, berhubungan dengan budaya, ekonomi,
maka eksistensi Huyula dan nilai-nilai politik, pemerintahan serta sebagai wadah
yang terkandung didalamnya agar dapat dalam pembuatan aturan tentang adat dan
menjadi perilaku atau karakter anak atau budaya. Sehubungan dengan hal ini menurut
masyarakat maka langkah yang harus Koentjaraningrat (1985:17) dalam aktivitas
ditempuh adalah mentransformasi nilai-nilai masyarakat ada pranata yang bertujuan
budaya Huyula sesuai dengan kegiatan- memenuhi kebutuhan manusia untuk
kegiatan yang diperlukan masyarakat dalam mengatur kehidupan berkelompok secara
konteks kekinian agar budaya Huyula tidak besar-besaran atau kehidupan bernegara, ialah
ketinggalan oleh perkembangan zaman. political institusions. Seperti pemerintahan
pemerintahan, demokrasi dan sebagainya.

74
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

Sekarang Bantayo Poboide dijadikan sebagai (1985:17) bahwa dalam masyarakat ada
rumah adat berfungsi sebagai simbolisasi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
adat dan budaya Gorontalo serta sebagai manusia untuk berhubungan dengan Tuhan
sarana untuk melaksanakan kegiatan adat atau dengan alam gaib, ialah religius
dan budaya baik yang berhubungan dengan institusions. seperti tempat-tempat ibadah,
festival kesenian Gorontalo dan pelestarian doa, kenduri, upacara penyiaran agama dan
arsip-arsip budaya Gorontalo serta kegiatan sebagainya.
lainnya. Sehubungan dengan hal ini menurut
Wulansari (2009:94) fungsi pranata sosial Pada saat sekarang Hileiya masih tetap
memberikan pedoman pada setiap anggota dilaksanakan oleh masyarakat walaupun
masyarakat, bagaimana mereka harus dalam bentuk pengorganisasian kegiatannya
berbuat, bertingkah laku atau bersikap dalam tidak seperti dulu. Di zaman dahulu kegiatan
menghadapi setiap masalah-masalah yang Hileiya dilaksanakan secara spontanitas
terdapat di dalam masyarakat terutama yang dan masyarakat langsung datang secara
menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. perorangan di rumah kedukaan dengan
Artinya walaupun Bantayo Poboide dilihat membawa uang, makanan atau bantuan
dari segi fungsinya tidak seperti dulu lagi, lainnya. Tapi di era sekarang Hileiya
namun dalam melaksanakan aktivitas adat dilaksanakan oleh anggota PKK yang dalam
dan budaya masyarakat Kota Gorontalo
pelaksanaannya, anggota tersebut terkadang
masih menjadikan lembaga ini sebagai
tidak menghadiri langsung, dan hanya
sarana pelestarian budaya. Oleh karena itu,
eksistensi Bantayo Poboide di Gorontalo menitipkan uang atau bantuan lainnya pada
merupakan sarana penunjang dalam proses anggota PKK yang berkenan hadir pada
transformasi nilai-nilai budaya agar Huyula Hileiya tersebut.
masih tetap dipertahankan oleh masyarakat. Faktor penunjang kedua, dalam proses
Selain adanya Bantayo Poboide, sosial kapital transformasi nilai-nilai budaya Huyula
yang dimiliki oleh masyarakat Kota Gorontalo yaitu adanya identitas sosial/jati diri.
yakni dari segi agama. Masyarakat Kota Adapun identitas sosial yang di miliki
Gorontalo secara mayoritas pemeluk agama oleh masyarakat Kota Gorontalo yaitu; (1)
Islam walaupun dari segi ketaatan masih terdapatnya satu suku di Gorontalo, kondisi
tergolong belum sempurna. Hal yang menarik ini mempermudah relasi, komunikasi antara
dalam konteks ini adalah ada satu kebiasaan masyarakat yang satu dengan yang lain karena
di masyarakat Gorontalo jika ada anggota telah terbangun basis kebersamaan kesukuan.
masyarakat yang mengalami kedukaan maka Pada level ini proses transformasi nilai-nilai
anggota masyarakat lain datang ke rumah budaya Huyula tidak mendapat hambatan.
keluarga yang mengalami kedukaan dengan (2) Gorontalo merupakan daerah pertanian.
membawa uang, makanan maupun bantuan Dilhat dari mata pencaharian, mayoritas
lainnya untuk diberikan secara suka rela masyarakat Gorontalo adalah petani. Artinya
kepada anggota keluarga yang ditinggalkan kegiatan Huyula dalam konteks Ti’ayo
dengan harapan untuk mengurangi beban merupakan satu kebiasaan masyarakat
keluarga yang ditinggalkan. Kegiatan ini pertanian. Jauh sebelum kebiasaan berhuyula
dikenal dengan sebutan Huyula dalam jenis dilaksanakan dalam bentuk Ambu dan Hileiya
Hileiya yang dilaksanakan oleh masyarakat sesungguhnya pelaksanaan Huyula pertama
yang menganut agama Islam. Hal ini kalinya dilaksanakan oleh masyarakat
merupakan gambaran bahwa keberadaan pertanian. Mengingat begitu pentingnya
pranata sosial sangat berpengaruh pada pula kebutuhan-kebutuhan lain seperti Ambu
aktivitas keagamaan masyarakat. Hal yang dan Hileiya maka Huyula dilaksanakan
sama disampaikan oleh Koentjaraningrat dalam kegiatan tersebut. (3) Adanya budaya

75
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

Huyula di Gorontalo. Satu-satunya budaya di budaya lokal ia tidak mungkin lepas dari
Gorontalo khususnya budaya dalam wujud pengaruh globalisasi ini sehingga budaya
aktivitas masyarakat yaitu budaya Huyula. lokal harus tetap hidup dan dapat mengikuti
Hal yang sama disampaikan oleh Daulima perkembangan zaman.
(2004:82) bahwa pada sistem ekonomi Faktor kedua, tantangan dalam proses
peninggalan leluhur suku Gorontalo transforamsi nilai-nilai budaya Huyula
terdapat kegiatan-kegiatan sosial baik yang sebagai upaya pembangunan karakter
terkoordinir maupun suka rela. Kegiatan bangsa di Kota Gorontalo yakni kurangnya
tersebut adalah Huyula. pemahaman pemerintah daerah terhadap
b. Tantangan dalam Proses Transformasi eksistensi budaya Huyula di Gorontalo.
Tantangan dalam proses transformasi Pembagunan karakter bangsa merupakan
nilai-nilai budaya Huyula sebagai upaya upaya yang dilakukan untuk menjadikan
pembangunan karakter bangsa di Kota warga negara memiliki karakter yang
Gorontalo adalah sebagai berikut: baik. Pembangunan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui budaya lokal karena
Pertama, adanya pengaruh globalisasi. karakter yang diperlukan untuk hidup
Globalisasi mempengaruhi hampir seluruh berbangsa dan bernegara sebenarnya
aspek kehidupan masyarakat termasuk terkandung dalam budaya lokal yang dimiliki
dintaranya aspek budaya. Globalisasi sebagai oleh masing-masaing daerah di Indonesia
sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan yang merupakan bentuk kristalisasi dari
budaya tertentu ke seluruh dunia. Kontak nilai-nilai Pancasila.
melalui media menggantikan fisik sebagai
sarana utama komunikasi antar bangsa. Dalam pembangunan karakter bangsa,
Kondisi ini mengakibatkan komunikasi peran pemerintah memiliki tempat yang
antar bangsa lebih mudah dilakukan dan sangat strategis. Oleh karena itu, pemerintah
hal ini menyebabkan semakin cepatnya dituntut untuk memahami segala potensi
perkembangan globalisasi kebudayaan. daerah yang dapat menunjang pembangunan
Dalam teori dependensi dari Qordoso et al karakter bangsa. Tetapi, yang terjadi
(Syam, 2009-344) bahwa globalisasi dalam sekarang ini nampaknya pemerintah kurang
arti yang negatif adalah bila yang terjadi memperhatikan potensi-potensi lokal yang
bukan heterogenitas melainkan homogenisasi dimiliki daerahnya sehingga menyebabkan
budaya dan gaya hidup dengan menempatkan pembangunan karakter bangsa tidak berjalan
nilai-nilai universal menjadi tereduksi oleh dengan baik. Mana mungkin pemerintah
suatu kepentingan kekuatan dunia yang dapat melangsungkan pembangunan karakter
memang ingin memaksakan kehendaknya. bangsa sementara potensi-potensi pendukung
Teori ini mengisyaratkan bahwa globalisasi yang berada di sekitarnya tidak diberdayakan
menyebabkan homogenisasi budaya, dan dengan optimal.
negara-negara adikuasalah yang memegang 4. Dampak dari Proses Transformasi Nilai-
kendali kebudayaan di dunia. Nilai Budaya Huyula sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa
Sartini (2004:45) menyatakan bahwa
globalisasi sebagai gejala perubahan di Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
masyarakat yang hampir melanda seluruh para informan menyatakan bahwa dampak
bangsa sering dianggap ancaman dan yang dapat diperoleh dari proses transformasi
tantangan terhadap integritas suatu negara. nilai-nilai budaya Huyula sebagai upaya
Dengan demikian, bila suatu negara pembagunan karakter bangsa di Kota
mempunyai identitas tertentu, dalam hal ini Gorontalo meliputi: dalam kegiatan Ambu,

76
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

yakni tolong menolong untuk kepentingan Pembangunan Karakter Bangsa


umum misalnya pembuatan jalan desa/ Pada bagian ini akan disajikan kegiatan-
kelurahan, tanggul, jamban umum serta kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
sebagai sarana dalam penyelesaian antar proses transformasi nilai-nilai budaya
konflik masyarakat, akan terjalin sifat Huyula. Sebagian kegiatannya masih seperti
kerja sama, kebersamaan, tanggung jawab, dulu, namun sebagian lagi dilaksanakan
musyawarah. Dampaknya dapat menjadikan sesuai dengan konteks kekinian tanpa
terbiasa bekerja sama, memiliki kepekaan mengabaikan nilai-nilai yang terkandung
sosial, terbiasa melaksanakan tanggung dalam Huyula.
jawab dalam masyarakat serta terbiasa
menyelesaikan konflik di masyarakat. a. Kegiatan dalam bentuk Ambu

Selanjutnya kegiatan Hileiya, merupakan Di Kota Gorontalo masih menjadikan Ambu


sebagai suatu kewajiban untuk dikerjakan.
kegiatan tolong menolong secara spontan
Tingkat partisipasi masyarakat dalam bekerja
yang dinggap satu kewajiban sebagai anggota
bakti untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan
masyarakat, misalnya pertolongan yang dapat dikatakan cukup tinggi walaupun
diberikan pada keluarga yang mengalami dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat
kedukaan dan musibah lainnya. Dampak yang sekarang ini sudah mulai berkurang.
dapat diperoleh dari kegiatan ini tercipta rasa
Di Kecamatan Kota Timur kegiatan kerja
kepedulian, merekatkan rasa persatuan dan
bakti diarahkan pada pembersihan selokan-
kesatuan yang dijiwai oleh rasa ketaqwaan
selokan air yang dilaksanakan setiap
terhadap Tuhan yang Maha Esa. hari jum’at (kegiatan jum’at bersih) oleh
Kemudian, Huyula dalam bentuk Ti’ayo. pemerintah kecamatan dan masyarakat.
Kegiatan ini merupakan tolong menolong Tetapi dalam pelaksanaannya masyarakat
antara sekelompok orang untuk mengerjakan kurang melibatkan diri karena terkontaminasi
pekerjaan seseorang, contohnya tolong dengan kondisi sekarang bahwa jika bekerja
menolong dalam kegiatan pertanian, maka ada imbalan atau sewa. Demikian
pula di Kecamatan Kota Barat, Ambu
membangun rumah dan kegiatan membangun
termanifestasikan dalam bentuk kerja bakti
bantayo (tenda) untuk pesta perkawinan.
dan telah dijadikan sebagai suatu kebiasaan
Dampak yang dapat diperoleh yakni untuk membangun kantor kelurahan. Dalam
masyarakat dapat mengetahui, melaksanakan pembangunan kantor kelurahan masyarakat
dan melestarikan budaya Huyula serta sendiri yang menyumbangkan dana
menjadikan pekerjaan masyarakat terasa untuk pembelian bahan-bahan bangunan,
ringan. serta masyarakat bergotong royong
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, menyumbangkan tenaga secara bergantian
peneliti menyimpulkan bahwa dampak yang untuk membangun kantor kelurahan tersebut.
Dan di Kecamatan Kota Selatan kegiatan
dapat diperoleh dari proses transformasi nilai-
Ambu dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
nilai budaya Huyula baik dalam kegaiatan
kepemudaan yaitu Pemilihan Putra Putri
Ambu, Hileiya dan Ti’ayo masyarakat Terbaik tingkat Kota Gorontalo (Pemilihan
terbiasa melaksanakan nilai-nilai Pancasila Nou dan Uti), serta Pemilihan Putra Putri
yang menjadi dasar utama dalam upaya Islam Berprestasi (PPIB).
pembangunan karakter bangsa.
b. Kegiatan dalam bentuk Hileiya
5. Kegiatan-Kegiatan yang dilaksanakan
oleh Pihak-Pihak yang Berkompeten Hileiya merupakan kegiatan tolong menolong
dalam Proses Transformasi Nilai- yang diberikan kepada keluarga yang
Nilai Budaya Huyula sebagai Upaya mengalami kedukaan atau musibah lainnya.
Bantuan yang diberikan berupa uang, pakaian
77
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

dan benda material lainnya sesuai dengan menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan


kebutuhan orang yang terkena musibah serta yang telah dilaksanakan dalam proses
disesuaikan pula kemampuan masyarakat. transformasi nilai-nilai budaya Huyula
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh meliputi: kegiatan jum’at bersih; membangun
kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian kantor kelurahan; Pemilihan Putra Putri
masih melaksanakan kegiatan ini yang Islam Berprestasi (PPIB) tingkat Kota
dilaksanakan oleh ibu-ibu PKK, walaupun Gorontalo; kegiatan yang dilakukan oleh
dilihat dari partisipasi masyarakat mulai ibu-ibu PKK terhadap keluarga yang anggota
berkurang. keluarga/masyarakat mengalami kedukaan
c. Kegiatan dalam bentuk Ti’ayo dan kegiatan gotong royong di sawah yang
dilakukan oleh kelompok tani.
Dalam kehidupan masyarakat pertanian,
Ti’ayo merupakan suatu sistem pengerahan
tanaga tambahan dari luar keluarga untuk KESIMPULAN
mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan,
sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi peneliti merumuskan kesimpulan penelitian
bercocok tanam di sawah. Hasil penelitian sebagai berikut:
menunjukan bahwa kegiatan Ti’ayo masih a. Persepsi masyarakat Kota Gorontalo
dilaksanakan di Kota Gorontalo seperti di terhadap Huyula yaitu masyarakat
Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Kota memahami budaya Huyula dan dapat
Barat. Namun dalam bentuk pengorganisasian dijadikan sebagai sarana pembangunan
kegiatannya berbeda dengan yang dilakukan karakter bangsa;
sebelumnya. Jika dahulu kegiatan ini
dilaksanakan oleh semua petani, namun di b. Masyarakat Kota Gorontalo mem-
era sekarang kegiatan ini dilaksakan melalui persepsikan transformasi nilai-nilai
kelompok-kelompok tani sehingga ketika budaya Huyula merupakan upaya yang
ada kegiatan Ti’ayo yang hadir bukan lagi dilakukan oleh pemerintah, masyarakat
perindividu melainkan perwakilan masing- dan lembaga pendidikan untuk
masing kelompok tani. Selain itu, kelompok menjadikan nilai-nilai budaya Huyula
tani ini mempermudah Ti’ayo pada era sebagai dasar dalam upaya pembangunan
sekarang mulai ditinggalkan oleh masyarakat karakter bangsa;
maupun mempermudah komunikasi jika c. Faktor penunjang dan tantangan dalam
ada bantuan dari pemerintah baik bantuan proses transformasi nilai-nilai budaya
pupuk maupun bantuan lainnya. Sehubungan Huyula yaitu:
dengan hal ini menurut Koentjaraningrat
a). Faktor penunjang, yakni sosial kapital
(1985:16) bahwa dalam kegiatan sosial
yang terdiri dari; (1) adanya Bantayo
ada pranata sosial yang berdasarkan
Poboide (rumah adat), (2) faktor agama.
kebutuhan hidup dan kesejahteraan manusia
Adanya identitas sosial/jati diri terdiri
yakni economic institusions yang berarti
dari; (1) suku Gorontalo, (2) Gorontalo
pranata-pranata yang bertujuan memenuhi
daerah pertanian, dan (3) budaya Huyula.
kebutuhan manusia untuk pencarian hidup,
memproduksi, menimbun dan mendistribusi b). Tantangan dalam proses transformasi
harta dan benda. Contoh yang dilaksanakan budaya Huyula yakni; (1) pengaruh
oleh pranata ini adalah pertanian, peternakan, globalisasi; dan (2) kurangnya
perburuan, industri, barter, koperasi, pemahaman pemerintah daerah terhadap
penjualan dan sebagainya. budaya Huyula di Kota Gorontalo;
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti d. Dampak dari proses transformasi nilai-
78
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X

nilai budaya Huyula di Kota Gorontalo pekerjaan terasa ringan; dan


sebagai upaya pembangunan karakter e. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksana-
bangsa mencakup: masyarakat terbiasa kan dalam proses transformasi mencakup:
bermusyawarah, bertanggung jawab, jum’at bersih, pemilihan Putra Putri Islam
dan memahami budayanya dalam hal Berprestasi (PPIB), membangun kantor
pemenuhan kebutuhan hidup berbangsa kelurahan, membantu masyarakat yang
dan bernegara, memiliki karakter yang mengalami musibah dan kegiatan gotong
peduli terhadap sesama manusia serta taat royong di sawah yang dilaksanakan oleh
terhadap ajaran agama, dan melestarikan kelompok tani.
budaya Huyula, serta menjadikan

DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Sekolah Pascasarjana
Program Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Creswell, W.J. (2010). Reseach Design Qualitative and Quantitative Approach. Penerjemah Achmad Fawaid.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daulima, F. (2004). Aspek-Aspek Budaya Masyarakat Gorontalo. Banthayo Pobo’ide Limboto: Fitrah
Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan (Refleksi Budaya). KANISIUS: Yogyakarta.
Hakam, A.K. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Keontjaraningrat. (1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat (Edisi Paripurna). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Lickona, T. (1992). Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York-
Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.
Miles, M dan Huberman, A.M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mohammad, F. et al. (2005). Menggagas Masa Depan Gorontalo.Yogyakarta: HPMIG Press.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.
Pujileksono, S. (2009). Antropologi (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.
Syam, F. (2009). Renungan BJ. Habibie Membangun Peradaban Indonesia. Jakarta: Gema Insani.
Wulansari, D.C. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Rafika Aditama.
Yayasan 23 Januari 1942. (1982). Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo, Menentang Kolonialisme dan
Mempertahankan Negara Proklamasi. Jakarta: Gobel Dharma Nusantara.

Tesis dan Jurnal


Eddy. (2009). “Kontinuitas Sejarah dan Pengembangan Kebudayaan Nasional dalam Pembinaan Persatuan dan
Kesatuan Bangsa”. Jurnal IPS. “vol” 17, (32), 1-6.
Machfiroh, R. (2011). Revitalisasi Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan dengan Pengembangan
Budaya lokal (Studi Kasus Budaya Macapat di Masyarakat Kota Surakarta Jawa Tengah).Tesis
Magister pada SPS UPI Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sapriya. (2008). “Perspektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter
Bangsa (Sebuah Kajian Konseptual-Filosofis dalam Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks
Pendidikan IPS”. Jurnal Acta Civicus. “Vol” 1, ( 2).
Sartini. (2004). “Menggali Kearifan Lokal”. Jurnal Filsafat, Jilid 37, ( 2).

79

Anda mungkin juga menyukai