Rasid Yunus
Staf Pengajar Universitas Gorontalo
Email: rasid.yunus@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan dan keragaman nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia belum optimal dalam upaya pembangunan karakter bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menggali,
mengkaji dan memperoleh gambaran secara deskriptif tentang proses transformasi nilai-nilai budaya Huyula
sebagai upaya pembangunan karakter bangsa di Kota Gorontalo. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode studi kasus. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literature. Teknik
analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi, display dan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukan bahwa
budaya Huyula mengandung nilai-nilai luhur Pancasila dapat dijadikan sebagai sarana pembangunan karakter
bangsa di Kota Gorontalo.
Kata Kunci: budaya huyula, karakter bangsa
ABSTRACT
The Background of the research is being of culture values and its various that have been owned by Indonesia were
not optimal in growing effort of the nation character. Meanwhile the purposes of the research are for digging,
reciting, and getting a description about the process of the Huyula culture transformation as the growing of
nation character in Gorontalo. The approach that is used in the research was qualitative by a case study method.
Meanwhile, the compilation of data is gained by observation, documentary interview, and study of literature.
Whereas, the technique of analyzing the data such as reduction, display, and conclusion. The invention of the
research showed that Huyula culture contains the glorious value of Pancasila that is able to tobe a media in the
growing of nation character in Gorontalo.
67
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
setiap saat kita saksikan berbagai macam pembangunan karakter bangsa merupakan
tindakan masyarakat yang berakibat pada suatu keharusan dari suatu bangsa yang
kehancuran suatu bangsa yakni menurunnya multikultural (Desain Induk Pembangunan
perilaku sopan santun, menurunnya perilaku Karakter Bangsa Tahun 2010-2025:1).
kejujuran, menurunnya rasa kebersamaan, Dalam upaya pembangunan karakter
dan menurunnya rasa gotong royong diantara bangsa apabila kurang memperhatikan
anggota masyarakat. Sehubungan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia maka
hal tersebut menurut Lickona (1992:32) akan berakibat pada ketidakpastian jati
terdapat 10 tanda dari perilaku manusia yang diri bangsa yang menurut Desain Induk
menunjukan arah kehancuran suatu bangsa Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah
yaitu: (1) meningkatnya kekerasan dikalangan Republik Indonesia Tahun 2010-2025 (2010-
remaja; (2) ketidakjujuran yang membudaya; 2025:2) akan terjadi: (1) disorientasi dan
(3) semakin tingginya rasa tidak hormat kepada belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai
orang tua, guru dan figur pemimpin; (4) pengaruh filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan
peer group terhadap tindakan kekerasan; (5) perangkat kebijakan terpadu dalam
meningkatnya kecurigaan dan kebencian, mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila,
(6) penggunaan bahasa yang memburuk; (7) (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan
penurunan etos kerja; (8) menurunnya rasa berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya
tanggungjawab individu dan warga negara; (9) kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa
meningginya perilaku merusak diri; dan (10) dan bernegara, (5) ancaman disintegrasi
semakin kaburnya pedoman moral. bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian
Pembangunan karakter bangsa melalui budaya bangsa.
lokal sangatlah dibutuhkan. Pembangunan Berdasarkan hal tersebut di atas,
karakter bangsa dapat ditempuh dengan pembangunan karakter bangsa melibatkan
cara mentransformasi nilai-nial budaya berbagai pihak baik keluarga, lingkungan
lokal sebagai salah satu sarana untuk sekolah, serta masyarakat luas. Pembangunan
membangun karakter bangsa. Pentingnya karakter bangsa tidak akan berhasil
transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai selama pihak-pihak yang berkompeten
salah satu sarana untuk membangun karakter untuk menunjang pembangunan karakter
bangsa adalah sebagai berikut: (1) Secara tersebut tidak saling bekerja sama. Oleh
filosofis, pembangunan karakter bangsa karena itu, pembangunan karakter bangsa
merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam perlu dilakukan di luar sekolah atau pada
proses berbangsa karena hanya bangsa masyarakat secara umum sesuai dengan
yang memiliki karakter dan jati diri yang kearifan budaya lokal masing-masing. Hal
kuat yang akan eksis; (2) Secara ideologis, yang sama disampaikan oleh Eddy (2009:5)
pembangunan karakter merupakan upaya bahwa “pelestarian kebudayaan daerah dan
mengejewantahkan ideologi Pancasila dalam pengembangan kebudayaan nasional melalui
kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara pendidikan baik pendidikan formal maupun
normatif, pembangunan karakter bangsa nonformal, dengan mengaktifkan kembali
merupakan wujud nyata langkah mencapai segenap wadah dan kegiatan pendidikan”.
tujuan negara; (3) Secara historis,
pembangunan karakter bangsa merupakan Salah satu sarana untuk membangun karakter
sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang bangsa dengan cara mentransformasi nilai-
terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik nilai budaya lokal yaitu budaya gotong
pada zaman penjajah, maupan pada zaman royong (Huyula) yang dulu dikenal oleh
kemerdekaan; (4) Secara sosiokultural, masyarakat Gorontalo sebagai sarana untuk
68
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
Berdasarkan kondisi di atas, maka Adapun tujuan penelitian ini untuk: (1)
pembangunan karakter bangsa melalui Mengetahui persepsi masyarakat Kota
budaya lokal sangatlah penting. Oleh karena Gorontalo terhadap Huyula kaitannya dengan
itu, penyusun tertarik untuk melakukan upaya pembangunan karakter bangsa; (2)
kajian tentang penelitian tesis dengan tema Mengetahui persepsi masyarakat Kota
transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai Gorontalo terhadap transformasi nilai-nilai
upaya pembangunan karakter bangsa (studi budaya Huyula sesuai kondisi yang terjadi
kasus budaya Huyula di Kota Gorontalo). saat ini kaitannya dengan upaya pembangunan
karakter bangsa; (3) Mengetahui faktor-
Penelitian ini merupakan sebuah usaha untuk faktor penunjang dan tantangannya dalam
mengkaji dan menemukan formula baru proses transformasi nilai-nilai budaya Huyula
tentang budaya Huyula agar tetap bertahan sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
di tengah-tengah terpaan arus globalisasi di Kota Gorontalo; (4) Mengetahui dampak
dan informasi. Formula yang dimaksudkan dari proses transformasi nilai-nilai budaya
adalah mengkondisikan budaya Huyula Huyula sebagai upaya pembangunan karakter
sesuai dengan konteks kekinian tanpa bangsa di Kota Gorontalo; dan (5) Mengetahui
menghilangkan nilai-nilai yang terkandung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
didalamnya khususnya Huyula di Kota pihak-pihak yang berkompeten dalam proses
Gorontalo. Untuk itu, masalah pokok dalam transformasi nilai-nilai budaya Huyula
penelitian ini adalah bagaimana proses sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
transformasi nilai-nilai budaya Huyula di Kota Gorontalo;
sebagai upaya pembangunan karakter bangsa
di Kota Gorontalo?. Untuk mempermudah Kajian Pustaka dalam penulisan ini adalah:
penulis dalam penelitian, maka masalah 1. Transformasi Nilai
pokok tersebut dijabarkan menjadi sub Transformasi menurut Kuntowijoyo
69
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
(2006:56) adalah konsep ilmiah atau alat sebagai dasar keberhasilan pembangunan
analisis untuk memahami dunia. Karena karakter bangsa.
dengan memahami perubahan setidaknya Dalam teori moral socialization atau teori
dua kondisi/keadaan yang dapat diketahui moral sosialisasi dari Hoffman (Hakam,
yakni keadaan pra perubahan dan keadaan 2007:131-132) menguraikan bahwa
pasca perubahan. Transformasi merupakan perkembangan moral mengutamakan
usaha yang dilakukan untuk melestarikan pemindahan (transmisi) norma dan nilai-
budaya lokal agar tetap bertahan dan dapat nilai dari masyarakat kepada anak agar anak
dinikmati oleh generasi berikutnya agar tersebut kelak menjadi anggota masyarakat
mereka memiliki karakter yang tangguh yang memahami nilai dan norma yang
sesuai dengan karakter yang disiratkan oleh terdapat dalam budaya masyarakat. Teori
ideologi Pancasila. ini menekankan pada nilai dan norma yang
Transformasi merupakan perpindahan tadinya terdapat dalam budaya masyarakat
atau pergeseran suatu hal ke arah yang lain ditransformasikan atau disampaikan kepada
atau baru tanpa mengubah struktur yang masyarakat lain agar masyarakat secara
terkandung didalamnya, meskipun dalam umum memiliki dan memahami nilai-nilai
bentuknya yang baru telah mengalami budaya dan dapat dijadikan dasar dalam
perubahan. Kerangka transformasi budaya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
adalah struktur dan kultur. Sementara itu bernegara.
menurut Capra (Pujileksono, 209:143) 2. Budaya Huyula
transformasi melibatkan perubahan jaring-
jaring hubungan sosial dan ekologis. Apabila Bagi masyarakat Gorontalo tradisi gotong
struktur jaring-jaring tersebut diubah, royong dikenal dengan istilah Huyula yang
maka akan terdapat didalamnya sebuah menjadi ciri khas kepribadian masyarakat
transformasi lembaga sosial, nilai-nilai Gorontalo yang telah dibina secara turun
dan pemikiran-pemikiran. Transformasi temurun. Dalam Buku Perjuangan Rakyat di
budaya berkaitan dengan evolusi budaya Daerah Gorontalo, Menentang Kolonialisme
manusia. Transformasi ini secara tipikal dan Mempertahankan Negara Proklamasi
didahului oleh bermacam-macam indikator (1982:9) Huyula bagi masyarakat Gorontalo
sosial. Transformasi budaya semacama ini merupakan suatu sistem tolong menolong
merupakan langkah-langkah esensial dalam antara anggota-anggota masyarakat, untuk
perkembangan peradaban. Semua peradaban memenuhi kebutuhan dan kepentingan
berjalan melalui kemiripan siklus proses- bersama yang didasarkan pada solidaritas
proses kejadian, pertumbuhan, keutuhan dan sosial melalui ikatan keluarga tetangga dan
integritas. kerabat.
70
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
71
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
72
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
73
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
74
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
Sekarang Bantayo Poboide dijadikan sebagai (1985:17) bahwa dalam masyarakat ada
rumah adat berfungsi sebagai simbolisasi pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
adat dan budaya Gorontalo serta sebagai manusia untuk berhubungan dengan Tuhan
sarana untuk melaksanakan kegiatan adat atau dengan alam gaib, ialah religius
dan budaya baik yang berhubungan dengan institusions. seperti tempat-tempat ibadah,
festival kesenian Gorontalo dan pelestarian doa, kenduri, upacara penyiaran agama dan
arsip-arsip budaya Gorontalo serta kegiatan sebagainya.
lainnya. Sehubungan dengan hal ini menurut
Wulansari (2009:94) fungsi pranata sosial Pada saat sekarang Hileiya masih tetap
memberikan pedoman pada setiap anggota dilaksanakan oleh masyarakat walaupun
masyarakat, bagaimana mereka harus dalam bentuk pengorganisasian kegiatannya
berbuat, bertingkah laku atau bersikap dalam tidak seperti dulu. Di zaman dahulu kegiatan
menghadapi setiap masalah-masalah yang Hileiya dilaksanakan secara spontanitas
terdapat di dalam masyarakat terutama yang dan masyarakat langsung datang secara
menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. perorangan di rumah kedukaan dengan
Artinya walaupun Bantayo Poboide dilihat membawa uang, makanan atau bantuan
dari segi fungsinya tidak seperti dulu lagi, lainnya. Tapi di era sekarang Hileiya
namun dalam melaksanakan aktivitas adat dilaksanakan oleh anggota PKK yang dalam
dan budaya masyarakat Kota Gorontalo
pelaksanaannya, anggota tersebut terkadang
masih menjadikan lembaga ini sebagai
tidak menghadiri langsung, dan hanya
sarana pelestarian budaya. Oleh karena itu,
eksistensi Bantayo Poboide di Gorontalo menitipkan uang atau bantuan lainnya pada
merupakan sarana penunjang dalam proses anggota PKK yang berkenan hadir pada
transformasi nilai-nilai budaya agar Huyula Hileiya tersebut.
masih tetap dipertahankan oleh masyarakat. Faktor penunjang kedua, dalam proses
Selain adanya Bantayo Poboide, sosial kapital transformasi nilai-nilai budaya Huyula
yang dimiliki oleh masyarakat Kota Gorontalo yaitu adanya identitas sosial/jati diri.
yakni dari segi agama. Masyarakat Kota Adapun identitas sosial yang di miliki
Gorontalo secara mayoritas pemeluk agama oleh masyarakat Kota Gorontalo yaitu; (1)
Islam walaupun dari segi ketaatan masih terdapatnya satu suku di Gorontalo, kondisi
tergolong belum sempurna. Hal yang menarik ini mempermudah relasi, komunikasi antara
dalam konteks ini adalah ada satu kebiasaan masyarakat yang satu dengan yang lain karena
di masyarakat Gorontalo jika ada anggota telah terbangun basis kebersamaan kesukuan.
masyarakat yang mengalami kedukaan maka Pada level ini proses transformasi nilai-nilai
anggota masyarakat lain datang ke rumah budaya Huyula tidak mendapat hambatan.
keluarga yang mengalami kedukaan dengan (2) Gorontalo merupakan daerah pertanian.
membawa uang, makanan maupun bantuan Dilhat dari mata pencaharian, mayoritas
lainnya untuk diberikan secara suka rela masyarakat Gorontalo adalah petani. Artinya
kepada anggota keluarga yang ditinggalkan kegiatan Huyula dalam konteks Ti’ayo
dengan harapan untuk mengurangi beban merupakan satu kebiasaan masyarakat
keluarga yang ditinggalkan. Kegiatan ini pertanian. Jauh sebelum kebiasaan berhuyula
dikenal dengan sebutan Huyula dalam jenis dilaksanakan dalam bentuk Ambu dan Hileiya
Hileiya yang dilaksanakan oleh masyarakat sesungguhnya pelaksanaan Huyula pertama
yang menganut agama Islam. Hal ini kalinya dilaksanakan oleh masyarakat
merupakan gambaran bahwa keberadaan pertanian. Mengingat begitu pentingnya
pranata sosial sangat berpengaruh pada pula kebutuhan-kebutuhan lain seperti Ambu
aktivitas keagamaan masyarakat. Hal yang dan Hileiya maka Huyula dilaksanakan
sama disampaikan oleh Koentjaraningrat dalam kegiatan tersebut. (3) Adanya budaya
75
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
Huyula di Gorontalo. Satu-satunya budaya di budaya lokal ia tidak mungkin lepas dari
Gorontalo khususnya budaya dalam wujud pengaruh globalisasi ini sehingga budaya
aktivitas masyarakat yaitu budaya Huyula. lokal harus tetap hidup dan dapat mengikuti
Hal yang sama disampaikan oleh Daulima perkembangan zaman.
(2004:82) bahwa pada sistem ekonomi Faktor kedua, tantangan dalam proses
peninggalan leluhur suku Gorontalo transforamsi nilai-nilai budaya Huyula
terdapat kegiatan-kegiatan sosial baik yang sebagai upaya pembangunan karakter
terkoordinir maupun suka rela. Kegiatan bangsa di Kota Gorontalo yakni kurangnya
tersebut adalah Huyula. pemahaman pemerintah daerah terhadap
b. Tantangan dalam Proses Transformasi eksistensi budaya Huyula di Gorontalo.
Tantangan dalam proses transformasi Pembagunan karakter bangsa merupakan
nilai-nilai budaya Huyula sebagai upaya upaya yang dilakukan untuk menjadikan
pembangunan karakter bangsa di Kota warga negara memiliki karakter yang
Gorontalo adalah sebagai berikut: baik. Pembangunan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui budaya lokal karena
Pertama, adanya pengaruh globalisasi. karakter yang diperlukan untuk hidup
Globalisasi mempengaruhi hampir seluruh berbangsa dan bernegara sebenarnya
aspek kehidupan masyarakat termasuk terkandung dalam budaya lokal yang dimiliki
dintaranya aspek budaya. Globalisasi sebagai oleh masing-masaing daerah di Indonesia
sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan yang merupakan bentuk kristalisasi dari
budaya tertentu ke seluruh dunia. Kontak nilai-nilai Pancasila.
melalui media menggantikan fisik sebagai
sarana utama komunikasi antar bangsa. Dalam pembangunan karakter bangsa,
Kondisi ini mengakibatkan komunikasi peran pemerintah memiliki tempat yang
antar bangsa lebih mudah dilakukan dan sangat strategis. Oleh karena itu, pemerintah
hal ini menyebabkan semakin cepatnya dituntut untuk memahami segala potensi
perkembangan globalisasi kebudayaan. daerah yang dapat menunjang pembangunan
Dalam teori dependensi dari Qordoso et al karakter bangsa. Tetapi, yang terjadi
(Syam, 2009-344) bahwa globalisasi dalam sekarang ini nampaknya pemerintah kurang
arti yang negatif adalah bila yang terjadi memperhatikan potensi-potensi lokal yang
bukan heterogenitas melainkan homogenisasi dimiliki daerahnya sehingga menyebabkan
budaya dan gaya hidup dengan menempatkan pembangunan karakter bangsa tidak berjalan
nilai-nilai universal menjadi tereduksi oleh dengan baik. Mana mungkin pemerintah
suatu kepentingan kekuatan dunia yang dapat melangsungkan pembangunan karakter
memang ingin memaksakan kehendaknya. bangsa sementara potensi-potensi pendukung
Teori ini mengisyaratkan bahwa globalisasi yang berada di sekitarnya tidak diberdayakan
menyebabkan homogenisasi budaya, dan dengan optimal.
negara-negara adikuasalah yang memegang 4. Dampak dari Proses Transformasi Nilai-
kendali kebudayaan di dunia. Nilai Budaya Huyula sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa
Sartini (2004:45) menyatakan bahwa
globalisasi sebagai gejala perubahan di Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
masyarakat yang hampir melanda seluruh para informan menyatakan bahwa dampak
bangsa sering dianggap ancaman dan yang dapat diperoleh dari proses transformasi
tantangan terhadap integritas suatu negara. nilai-nilai budaya Huyula sebagai upaya
Dengan demikian, bila suatu negara pembagunan karakter bangsa di Kota
mempunyai identitas tertentu, dalam hal ini Gorontalo meliputi: dalam kegiatan Ambu,
76
Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa .... (Rasid Yunus) ISSN 1412-565 X
DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Sekolah Pascasarjana
Program Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Creswell, W.J. (2010). Reseach Design Qualitative and Quantitative Approach. Penerjemah Achmad Fawaid.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daulima, F. (2004). Aspek-Aspek Budaya Masyarakat Gorontalo. Banthayo Pobo’ide Limboto: Fitrah
Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan (Refleksi Budaya). KANISIUS: Yogyakarta.
Hakam, A.K. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Keontjaraningrat. (1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat (Edisi Paripurna). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Lickona, T. (1992). Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York-
Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.
Miles, M dan Huberman, A.M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mohammad, F. et al. (2005). Menggagas Masa Depan Gorontalo.Yogyakarta: HPMIG Press.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.
Pujileksono, S. (2009). Antropologi (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.
Syam, F. (2009). Renungan BJ. Habibie Membangun Peradaban Indonesia. Jakarta: Gema Insani.
Wulansari, D.C. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Rafika Aditama.
Yayasan 23 Januari 1942. (1982). Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo, Menentang Kolonialisme dan
Mempertahankan Negara Proklamasi. Jakarta: Gobel Dharma Nusantara.
79