Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN TN BAHAR DENGAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT


(ISPA)

JUSMITA
21806149
KELAS E (NONREG)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMAKASSAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2019
A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 April 2019 di dapatkan data

Tn Bahar sebagai kepala keluarga dengan umur 49 tahun, pendidikan

terakhir SD, suku Bugis, agama Islam , pekerjaan petani dengan penghasilan

yang tidak menentu. Tn Bahar mempunyai istri yaitu Ny Risna umur 46 tahun

dan pendidikan terakhir SD yang merupakan seorang ibu rumah tangga. Tn

Bahar tinggal serumah dengan Ny Risna dan tiga orang anaknya yaitu saudara

Rahmat umur 25 tahun, saudara Risman umur 20 tahun, dan saudari Rini

umur 16 tahun yang beralamat di Bonto-tangnga Desa Tabo-Tabo Kec.

Bungoro Kab. Pangkep.

Keluarga Tn Bahar tinggal di sebuah rumah semi permanen, luas

bangunan 18 m² ( 6m x 3m ) dengan rumah yang padat, tidak memiliki kamar

dan ruang tamu, ruang dapur dan tempat tidur hanya dibatasi tripleks, dan

memiliki satu WC. Lantai rumah terbuat dari semen, keadaan rumah yang

kurang bersih, penerangan dan ventilasi kurang.

Di dalam keluarga Tn Bahar tidak ada riwayat penyakit menular dan

penyakit keturunan. Riwayat kesehatan anggota keluarga yaitu Tn Bahar

menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sejak ± 1 tahun

yang lalu dan pernah dilakukan tindakan perawatan di puskesmas.

Tn Bahar saat ini mengeluh sering batuk, sesekali sesak, flu, sakit

kepala, demam, dan mengeluarkan dahak sedikit-sedikit, Tn Bahar hanya

mengira flu biasa yang terjadi pada dirinya dan Tn Bahar mengatakan
memiliki tetangga samping rumah dengan penyakit yang sama. Tanda-tanda

vital klien yaitu Tekanan Darah 130/90 mmHg, Suhu 38 ºC, Nadi 90 x/i,

Pernapasan 26x/i, Berat Badan 52 Kg dan Tinggi Badan 165 Cm.Keluarga

berharap agar Tn Bahar dapat segera sembuh dari penyakit yang dideritanya.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan diagnosis keperawatan

yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif yang ditandai dengan data subjektif :

Klien mengatakan demam, sakit kepala, flu, sesekali sesak, batuk, dan

mengeluarkan dahak sedikit-sedikit. Data objektif : Suara napas ronchi,

Pernapasan 26x/menit, Pasien tampak gelisah. Dan Resiko terjadinya

penularan terhadap keluarga yang ditandai dengan data subjektif : Klien

hanya mengira flu biasa yang terjadi pada dirinya dan klien mengatakan

memiliki tetangga samping rumah dengan penyakit yang sama. Data objektif :

Kurang ventilasi, keadaan rumah yang kurang bersih, Rumah yang padat.

C. Intervensi

Berdasarkan diagnosis keperawatan bersihan jalan nafas tidak

efektif, intervensi yang dibuat adalah (1) kaji fungsi pernafasan, (2) berikan

pasien posisi semi fowler atau fowler, (3) bantu/ajarkan batuk efektif dan

latihan jalan nafas, (4) kolaborasi pemberian obat. Dan intervensi resiko

terjadinya penularan terhadap keluarga adalah (1) kaji pengetahuan keluarga

tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (2) berikan penjelasan pada

keluarga tentang tentang resiko penularan pada Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA), (3) diskusikan dengan keluarga tentang dampak jika ISPA
tidak di atasi, (4) jelaskan pada keluarga cara yang bisa dilakukan untuk

mengatasi resiko terjadinya penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA), (5) jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat

digunakan untuk mengatasi resiko penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA).

D. Implementasi

1. Kunjungan pertama

Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif

yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai dengan intervensi keperawatan

yaitu (1) mengkaji fungsi pernafasan : 26 x /menit. (2) Memberikan

pasien posisi semi fowler atau fowler : pasien nyaman dengan posisi semi

fowler. (3) Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan jalan nafas :

pasien mengerti dan tau cara batuk efektif dan latihan nafas dalam. (4)

Kolaborasi pemberian obat : OBH dan Vitamin. Lanjutkan intervensi.

Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan terhadap

keluarga adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien mengatakan belum mengenal

tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) lebih dalam, (2)

Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang tentang resiko

penularan pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan

keluarga belum memahami tentang penularan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA). (3) Mendiskusikan dengan klien dan keluarga tentang

dampak jika ISPA tidak di atasi : klien dan keluarga mengatakan belum
mengetahui dampak jika tidak mengatasi penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, (4) Menjelaskan pada klien dan

keluarga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi resiko terjadinya

penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan keluarga

mengatakan belum mengerti cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi

resiko terjadinya penularan terhadap keluarga. (5) Menjelaskan pada

keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk

mengatasi resiko penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

:klien dan keluarga mengatakan pelayanan kesehatan sangat membantu

kondisi Tn Bahar. Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4.

2. Kunjungan kedua

Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif

yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai dengan intervensi keperawatan

yaitu (1) mengkaji fungsi pernafasan : 24 x /menit. (2) Memberikan

pasien posisi semi fowler atau fowler : pasien nyaman dengan posisi semi

fowler. (3) Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan jalan nafas :

pasien mengerti dan tau cara batuk efektif dan latihan nafas dalam. (4)

Kolaborasi pemberian obat : OBH. Lanjutkan intervensi.

Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan terhadap

keluarga adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien mengatakan masih belum terlalu

mengenal tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (2)

Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang tentang resiko


penularan pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan

keluarga sudah memahami tentang penularan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA). (3) Mendiskusikan dengan klien dan keluarga tentang

dampak jika ISPA tidak di atasi : klien dan keluarga mengatakan sudah

mengetahui dampak jika tidak mengatasi penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, (4) Menjelaskan pada klien dan

keluarga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi resiko terjadinya

penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan keluarga

mengatakan mengerti cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi resiko

terjadinya penularan terhadap keluarga. Lanjutkan intervensi 1 dan 4.

3. Kunjungan ketiga

Implementasi keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif

yang dilakukan pada Tn Bahar sesuai dengan intervensi keperawatan

yaitu (1) mengkaji fungsi pernafasan : 20 x /menit. (2) Memberikan

pasien posisi semi fowler atau fowler : pasien nyaman dengan posisi semi

fowler. (3) Membantu/mengajarkan batuk efektif dan latihan jalan nafas :

pasien mengerti dan tau cara batuk efektif dan latihan nafas dalam. (4)

Kolaborasi pemberian obat : -

Implementasi keperawatan resiko terjadinya penularan terhadap

keluarga adalah (1) mengkaji pengetahuan keluarga tentang Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien mengatakan sudah mengenal

tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), (4) Menjelaskan pada

klien dan keluarga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi resiko
terjadinya penularan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) : klien dan

keluarga mengatakan sudah melakukan cara pencegahan penularan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

E. Evaluasi

Evaluasi pada klien Tn Bahar setelah dilakukan implementasi

keperawatan selama 3 kali kunjungan adalah jalan nafas efektif ditandai

dengan adanya kemampuan untuk bernafas, jalan nafas bersih, tidak ada

sumbatan, frekuensi irama dan kedalaman nafas normal, serta tidak

ditemukan adanya tanda hipoksia.

Klien dan keluarga mampu mengatasi resiko penularan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang dialami Tn Bahar ditandai dengan

klien sudah mengenal tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), klien

dan keluarga sudah memahami tentang penularan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA), klien dan keluarga sudah mengetahui dampak jika tidak

mengatasi penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara dini, klien

dan keluarga sudah mengerti cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi

resiko terjadinya penularan terhadap keluarga, klien dan keluarga

mengatakan pelayanan kesehatan sangat membantu kondisi Tn Bahar.

Anda mungkin juga menyukai