Anda di halaman 1dari 3

SYOK ANAFILAKTIK

No Dokumen :
No Revisi :
TanggalTerbit :
Halaman :
Ditetapkan oleh :
Kepala Puskesmas Savanajaya

. Ahmad Sumaedi, SKM


Nip. 19740715 199803 1 012

Pengertian - Syok Anafilaktik merupakan kasus gawat darurat yang


disebabkan oleh reaksi imunologi akut yang
mempengaruhi sistem kardiovaskuler yang dapat
menyebabkan turunnya tekanan darah derastis,
penurunan kesadaran dan kematian.

Tujuan - Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/ paramedis


dalam menanggulangi kasus syok anafilaktik di
puskesmas.

Kebijakan - Permenkes no. 5 th. 2014.


- UU no. 29 th. 2004 tentang praktik kedokteran.
- UU no. 36 th. 2009 tentang kesehatan.
- Permenkes 1438/menkes/PER/IX/2010 tentang standar
pelayanan kedokteran.

Referensi - Firs Aid, Pertolongan pertama edisi ke 5, Alton


Thygerson, EdD, FAWM., Benjaimin Gulli, MD., Jon R.
Krohmer, MD, FACEP.
- Bedah Minor, dr.Sumiardi Karakata, dr.Bob Bachsinar.
- Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid I FK UI.

Kompetensi - Medis dan paramedis terampil.


Tenaga
Prosedur / Alur:
langkah-
langkah
Alat:
- Tabung oksigen
- Tensimeter
- Ambulance (jika dirujuk)
- Jarum suntik dispossible 2,5 ml, 3ml.

Bahan:
- Adrenalin ampul
- Dexamethason vial

Langkah-langkah:

A. Penanganan Utama dan Segera


1. Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungksi lebih tinggi dari
kepala.
3. Berikan adrenalin 1 : 1000 (1 mg/ml)
- Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3
– 0,5 ml (anak : 0,01 mg/kgbb), dapat di ulang tiap 5
menit.
- Pada tempat suntikan atau sengatan dapat di berikan
0,1 – 0,3 ml
- Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon
pada pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan
sirkulasi dan syok, dengan dosis (dewasa): 0,5 ml
adrenalin 1 : 1000 (1 mg/ml) di encerkan dalam 10 ml
larutan garam faali dan di berikan selama 10 menit.
4. Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign (tensi,
nadi,respirasi ) sampai syok teratasi.
5. Pasang infuse dengan larutan glukosa fali bila tekanan
darah systole kurang dari 100 mm hg.
6. Pemberian oksigen 5 – 10 menit.
7. Bila di perlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
B. Penanganan Tambahan :
1. Pemberian Antihistamin :
Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat di berikan bila timbul
urtikaria.
2. Pemberian kortikosteroid :
Hydrokortisoninj 7 – 10 mg/kg BB, di lanjutkan 5 mg/kg
BB setiap 6 jam atau deksametason 2 – 6 mg/ kg BB.
Untuk mencegah reaksi berlubang.
Anti histamine dan kortikosteroid tidak untuk mengatasi
syok anafilaktik.
3. Pemberian aminofilin IV, 4-7 mg/kg BB selama 10 – 20
menit bila terjadi tanda-tanda bronkospasme, dapat diikuti
dengan infuse 0,6 mg/kg BB/ jam, atau brokodilatator
aerosol (terbutalin, salbutamol).

C. Penanganan Penunjang :
1. Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan
pemanasan.
2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam
pertama.

Unit Terkait - BPU


- BPG
- KIA
- KB
- Kamar Bersalin
- UGD
- Laboratorium
- Rumah Sakit

Dokumen - Buku status pasien.


Terkait - Protap syok anafilaktik.
- Buku register unit pelayanan terkait.
- Buku daftar rujukan pasien.

Anda mungkin juga menyukai