Anda di halaman 1dari 2

III

II

URAIAN PROSES

1. Bahan baku yang digunakan adalah NH3 cair yang disimpan pada tangki
penyimpanan kemudian dimasukkan ke vaporaizer untuk dilakukan pemanasan
menggunakan steam agar suatu cairan fasenya berubah dari cair menjadi gas yang
selanjutnya difilter agar gas menjadi lebih bersih.
2. Gas yang telah difilter masuk pada gas mixer dengan suhu 213⁰-230⁰C.
3. Udara difilter dan dikompres. Udara yang telah dikompres akan melalui filter
kembali. Setelah itu, udara dipanaskan pada preheater. Udara yang keluar terbelah
menjadi 2 arus yang terbagi yaitu 85% udara masuk kedalam converter untuk
dipanaskan lebih tinggi lagi suhunya dan 15% keluar melalui penukar kalor berkolom
putih.
4. 85% udara yang keluar dipanaskan lagi, kemudian masuk kedalam gas mixer yang
memiliki suhu 215⁰-230⁰C untuk dicampur dengan amonia lewat panas hingga
homogen, kemudian masuk dalam konverter yang beroperasi pada tekanan 800
sampai 950 Kpa lalu didinginkan. Gas hasil yang keluar memiliki suhu 300⁰C.
5. Gas hasil reaksi dan sisa reaksi keluar dari reaktor diturunkan suhunya menggunakan
WHB (Waste heat Boiler) yakni suatu alat penukar panas yang sejenis dengan ketel
uap yang mengubah panas dari temperature tinggi ke temperature lebih rendah
menjadi suhu 25⁰-60⁰C yang berfungsi untuk memproduksi steam dengan
memanfaatkan panas yang keluar dari reactor sebelum dimasukkan menuju absorber.
6. Sebelum menuju absorber, gas yang dihasilkan dari WHB dimasukkan kedalam Pt
filter yang bertujuan untuk menyaring dari debu-debu yang bercampur.
7. Selanjutnya, Gas yang keluar pada konverter dilewatkan uap superheated, boiler
panas limbah, dan preheater gas buang pada suhu sekitar 200°C. Kemudian masuk ke
kondensor, didinginkan
 Bagian atas keluar, masuk ke stage I
 Bagian bawah keluar, masuk ke stage II
8. Stage I:
 Kandungan NO2 besar
 Menghasilkan HNO3 40-45% sebagai produk yang mengandung 40%
nitrogen.
9. NO2 dan NO: masuk ke stage II yang mengakibatkan kandungan NO menjadi besar.
Kedua gas yang keluar didinginkan dan asam nitrat yang encer meneruskan ke
penyerap yang masih di bawah tekanan 980 kPa.
Selanjutnya NO2 ditangkap H2O menjadi HNO2. NO ditangkap oleh HNO3 20-40%.
 2NO2(g) + H2O(l) → HNO3(aq) + HNO2(aq)
 HNO2(aq) + NO2(g) → HNO3(aq) + NO(g)

10. NO lolos ke Stage III


 Gas yang masuk di bagian bawah, akan mengencerkan asam nitrat ke bagian
atas kolom, dengan air dingin yang masuk di bagian atas. Suhu gas yang
keluar ± 10 °C dengan di bagian bawah, laju reoksidasi NO mengalami reaksi
lambat karena asam kuat yang mencegah penyerapan NO2.
 Di bagian atas, konsentrasi NOX dan oksigen menjadi sangat rendah sehingga
kekuatan pendorong untuk penyerapan kecil.
 Pada bagian bawah kolom mengandung beberapa NOX(campuran gas
nitrogen oksida) dan sebagian besar N2O4 yang tidak berwarna dan NO2 yang
berwarna merah.
 Kemudian, dilewatkan pada kolom yang berlawanan arah dengan udara 15%
yang diperlukan untuk oksidasi NO ke NO2 dan akan mengalir keluar dari
kompresor udara.

Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:


 2NO(g) + O2(g) ↔ 2NO2(g)
 2NO2(g) ↔ N2O4(g)
 3NO2(g) + H2O(l) ↔ 2HNO3(l) + NO(g)
11. – Gas buang masuk ke mist separator , hasilnya untuk pendinginan gas di reactor.
– Mist separator memisahkan NO dan NO2 sisa dibuang. Tekanan pada gas buang
tinggi, sehingga bisa dipakai diubah menjadi energi.
– Energi digunakan untuk penggerak expander.
– Selanjutnya N2 dan O2 dibuang ke atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai