Anda di halaman 1dari 10

1

TRAUMA SUSUNAN SARAF PUSAT

GEGAR OTAK
CEDERA OTAK
TRAUMA KEPALA ATAU TRAUMA OTAK

Dari data2 yang ada : tiap tahun dari 100 000 penduduk kota rata2 ada
300 – 400 yang mengalami cedera otak atau gegar otak

10 % mengalami gegar otak berat


10 % mengalami gegar otak sedang
80 % gegar otak ringan

AS : Gegar otak penyebab kematian no 4


Angka kematian sekitar 22/ 100.000 pop/ th (1992)

Indonesia : data epidemiologi belum ada,


Data RS sporadis
RSCM ; ruang rawat inap saraf ada 1000 kasus gegar otak / th.

Data yang bisa terkumpul di RSCM dari tahun ketahun:

Yang dirawat : CKR : 60 – 70 %


CKS : 15 – 20 %
CKB : sekitar 10 %

Kematian : CKR : 0 %
CKS : 5 – 10%
CKB : 35 – 50 %

Laki2 > wanita,


rata2 umur < 50 th.
Puncak 10 -30 th

Penyebab terbanyak adalah KLL


2

GEGAR otak adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

Trauma kepala pada anak2 menyebabkan 80% trauma intrakranial atau otak
Dan trauma ini menyebabkan gangguan yang lebih lanjut seperti :
Gangguan kognitif
Gangguan perilaku
Gangguan belajar
Gangguan emosi
Epilepsi paska trauma

Setelah trauma sering mengalami gejala2 paska trauma atau disebut sebagai
sindroma paska trauma kepala seperti :
Nyeri kepala
Gliyeng/ puyeng
Sulit konsentrasi
Gangguan memori
Iritable (mudah tersinggung)
Fatque (mudah lelah)
Peka bising
Peka cahaya
Ansietas (mudah cemas)
Insomnia

Bagaimana otak dapat mengalami cedera karean:


Kepala dengan bangunan intrakranial dapat mengalami memar karena
Adanya tenaga percepatan (akselerasi)
Tenaga perlambatan (deselerasi)
Rotasi
Penetrasi

Terjadinya memar/ jejas : karena perbedaan gerakan pada tulang dan otak

Benturan/hantaman pada kepala menyebabkan:


Deselerasi mendadak
Deformitas tengkorak
Perubahan volume otak/ intrakanial
Perbahan tekanan intrakranial
3

Benturan awal : coup ----kontracoup


Kerusakan tengkorak
Kerusakan jar otak termasuk jaras2 dalam otak ( akson difus)
Kerusakan pembuluh darah
Kerusakan selaput otak

Trauma pada kepala secara umum dapat menyebabkan ;


Luka/ robek kulit kepala
Hematom dibawah kulit
Fraktur (retak) tulang tengkorak, wajah
Pada otak : cedera otak

Volume isikepala adalah konstant, yang terdiri:


80 % jaringan otak
10 % cairan otak spinal
10 % darah

Trauma Kepala mengakibatkan adanya:


Lesi primer
Hantaman langsung pada kepala
Akselerasi, deselerasi dan rotasi jaringan otak
Fraktur tulang tengkorak
Sel neuron rusak
Pembuluh darah robek
Lesi sekunder
Proses patologik dinamis
Komplikasi intrakranial
Hematoma intrakranial
Epidural, subdural, subaraknoid, intraserebral.
Intraserebelar
Edema otak
TIK, meningkat, pemblh darah setempat menurun
Spasme pemb darah, infark
4

KlASIFIKASI GEGAR OTAK ( TRAUMA KRANIOSEREBRAL):


1. Lokasi lesi:
. Lesi difus
. Lesi kerusakan vaskular otak
. Lesi fokal:
-Kontusio dan laserasi serebri
- Hematoma intra kranial:
. Hematoma epidural/EDH
. Hematoma subdural
. Hematoma intraparenkial:
.Hematoma subaraknoid (SAH)
.Hematoma Intraserebral (ICH)
. Hematoma intraserebelar

KALSIFIKASI BERDASARKAN SKG (Skala Koma Glasgow):

CT scan
CKR 13 – 15 pingsan < 10 menit, defisit N (-) N
CKS 9- 12 Pingsan >10 menit s/d 6 jam, defisit N (+) abN
CKB 3- 8 Pingsan > 6 jam, defisit N (+) abN

CKR disebut sebagai komosio serebri


CKS dan CKB disebut sebagai kontusio serebri

KOMOSIO SEREBRI
Simple head injuri
Brain cocussion

Cedera otak/ trauma kepala yang menyebabkan gangguan kesadaran


sepintas ( < 10 menit) atau tanpa gangguan kesadaran, serta tanpa ada
kerusakan struktural jaringan otak.
Bisa juga jatuh pada kedua kaki atau pada bokong.
Gejala K:
Pingsan sebentar < 10 menit
Amnesia retrograde
Tidak ada kelainan neurologis
5

LCS (-)
EEG (-)

Nyeri kepala
Mual, muntah
Vertigo
Tensi menurun
Pucat
Bradikardi

Terapi : istirahat- observasi

KONTUSIO SEREBRI

Trauma kepala yang menyebabkan perdarahan intertitial jar otak , tanpa


terputusnya kontinuitas jar otak, diserati gangguan fungsi otak.
Bila kontuinitas jar terputus disebut LASERATIO SEREBRI
Pada jaringan otak akan tampak adanya perdarahan, merah tua dan
edematous.

Gejala K :
Kesadaran menurun > 10 menit s/d ber-jam2 ( <6 jam)
Suhu tubuh menurun
Sianotik
Nafas cepat dan dangkal
Tensi menurun
Kadang2 disertai muntah2
Nadi lambat  cepat, irregular
Refleks tendon dan kulit (+)
Pupil lebar, Rx cahaya menurun

Bila ada edema serebri:


Suhu meningkat (40 C)
Hipersalivasi
Sekresi bronchial meningkat
Tensi, nadi (n)
Gangguan kortikal:
Lateralisasi - hemiparesis, fasialis, lengan dan tungkai
Afasia- motorik, sensorik
6

Babinsky (+)
Hemihipestsia, hemianopsia dan buta kortikal

Bila berat – deserebrasi


Koma dalam
Mengorok
Pupil lebar
Hiperekstensia ektremitas

Gangguan psikis
Bicara keras, berteriak-teriak
Kaki tangan ber-gerak2 tak terkendali
Disorientasi waktu, ruang dan personal
Konfabulasi
LCS : kemerahan
T/ :
Perawatan optimun
Pencegahan komplikasi:
Hipoksia
Shock

HEMATOMA EPIDURAL

Perdarahan akut dengan adanya himpunan darah antara tl tengkorak


dengan lap duramater.
Robekan/ tarikan pada A Meningia media oleh fraktur linear tengkorak.
+/- 1-3 % Trauma kapala

Vol darah lama2 akan meningkat otak akan mengalami tekanan, distorsi-
Total dalam 24 jam

Vol darah meningkat didaerah terutama di temporo-parietal—sinus sagitalis


Superior—hematoma frontoparietal atau sinus transvesus—fosa posterior.

Gejala K/:
Setelah trauma kesadaran menurun disususl perbaikan, kemudian
menurun lagi, mengantuk, stupor, koma./ tak sadar ( Interval lusidum).
7

Tak sadar singkat 10’ – 15’menit


Interval lusidum 15’- beberapa jam.
Ada kaku kuduk
Hemiparesis kontralat
Kadang2 kejang fokal
Dilatasi pupil unilat
Edema papil
Edema lokal kulit kepala
Nadi 40 -55 / m (bradikardia)
Tek darah meningkat
R patologis (+)
X foto kepala: Fr linier parieto-temporal

T/ : trepanasi

HEMATOMA SUBDURAL ( PERDARAHAN SUBDURAL)

Penimbunan darah antara lap duramater dan arahnoid,

Penyebab:
Trauma krn kelahiran ( neonatus, bayi)
Kelainan darah
Ada perdarahan vena2 kecil druang sub dural
Lobus frontalis
Lobus parietalis

Bisa bercampur LCS  hygroma subdural


akut – beberapa hari
ber-bulan2- bertahun 2

Gejala K/:
Nyeri kepala
Gelisah
Kejang2
Hemiparesis kontralat
Kesadaran dapat menurun
Edema papil ( TIK Meningkat)

T/: operasi
8

FRAKTURA BASIS KRANII

Fosa kranium anterior


Fosa kranium media
Os petrosus
Fosa cranium posterior

Fr Fossa k anterior : LCS keluar hidung (rhinorea)


Brill hematom (bilateral periorbital H / H kacamata)
Subkonyungtival hemorrhage

Fr Os petrosum : Fr longitu/ Fr transversal


Perdarahan dari telinga
LCS keluar telinga ( otorrhea)
Tuli (N VIII)
Paresis N VII
Nistagmus
Mastoid hematom ( battle sign)

T/ : perawatan optimum

Tujuan Terapi :
1. Mengontrol fisiologis dan substrat sel otak , serta mencegah
Kemungkinan terjadinya peninggian TIK
2. Mencegah dan mengobati brain swelling
3. Minimalisasi kerusakan sekunder
4. Mengobati simptomatik akibat trauma otak
5. mencegah dan mengobati komplikasi trauma otak
9

TRAUMA MEDULA SPINALIS

Cedera tulang belakang


Faktur
Dislokasi
Fraktur-dislokasi

Cedera tl belakang ( columna vertebralis)


= cedera medula spinalis
=kontusio medula
Medula spinalis : kecil, padat
Cedra kecil saja selalu menimbulkan akibat dan gejala sisanya (sequle)

Trauma MS bisa stabil


Tak stabil

Stabil : Lig anterior rusak


Segmen posterior utuh

Tak stabil : anterior – posterior rusak

Faktur, luksatio dan torsi pada kolumna vertebralis –deformitas

Luksatio : V cervikalis
Fraktur : V Torakal

Fr Kolumna V:
Tk I : tanpa gangguan neurologis
Nyeri lokal
Pergerakan terbatas
Deformitas (-)

II: Gangguan neurologis (+)


Deformitas (-)

III : Gangguan neurologis (+)


10

Deformitas (+)

Deformitas : luksatio – menekan (kompresi) medula spianlis)

V Cervikalis : Teraparesis
V Torakalis : paraparesis

Tindakan konservatif (pasang korset/ bidai)


operasi

Anda mungkin juga menyukai