Rumah tinggal bagi manusia merupakan kebutuhan dasar disamping kebutuhan
pangan dan sandang. Setelah manusia memenuhi kebutuhan jasmaninya berupa sandang, pangan dan kesehatan, kebutuhan akan tempat tinggal merupakan salah satu motivasi untuk pengembangan tingkatan kehidupan yang lebih tinggi lagi, dalam perkembangannya rumah tinggal tidak hanya sebagai tempat berlindung manusia dari gangguan cuaca dan hewan, namun merupakan sarana peningkatan kebanggaan dan harga diri, serta dinikmati juga keindahannya. Beragamnya tingkat ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, pendidikan dan karakter serta subyektifitas manusia akan mempengaruhi disain rumah tinggal yang ditempatinya
Kata kunci: rumah tinggal, merencanakan, merancang, subyektifitas, optimal
1. PENDAHULUAN secara spesifik, seperti:kamar tidur,
kamarmandi, WC, ruang makan, Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dapur, ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras dan pekarangan. dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa Aktivitas yang paling sering menjadi tempat tinggal manusia dilakukan di dalam rumah adalah beristirahat dan tidur. Selebihnya, maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi rumah berfungsi sebagai tempat beraktivitas antara anggota keluarga hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan. Dalam mengacu pada konsep-konsep sosial- kemasyarakatan yang terjalin di kegiatan sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, bersekolah atau melakukan aktivitas lain. beraktivitas, dan lain-lain. Seringkali arsitek yang me- Sebagai bangunan, rumah ber- layani client dalam merencanakan bentuk ruangan yang dibatasi oleh dan merancang rumah tinggal dinding dan atap. Rumah memiliki mendapatkan pertanyaan terkait jalan masuk berupa pintu dengan dengan dimensi atau besaran ruang, tambahan berjendela. Lantai rumah estetika atau keindahan dan biasanya berupa tanah, ubin, babut, kenyamanan. Dari ketiga unsur keramik, atau bahan material lainnya. tersebut sebetulnya jika dikaji secara Rumah bergaya modern biasanya mendalam memiliki jawaban yang memiliki unsur-unsur ini. Ruangan di relatif dan subyektif karena dimensi, dalam rumah terbagi menjadi estetika dan kenyamanan sangat beberapa ruang yang berfungsi tergantung pada kebutuhan dan 2. Rumah merupakan sebuah ba- karakteristik dari client. ngunan, tempat manusia tinggal Disain suatu rumah tinggal dan melangsungkan kehidupan- sangat dipengaruhi oleh subyektifitas nya. Disamping itu,rumah juga dan karakteristik seseorang yang merupakan tempat ber- akan membangun rumah tinggal langsungnya proses sosialisasi tersebut.Selain peran arsitek, secara pada saat seorang individu umum karakteristik seseorang diperkenalkan kepada norma tersebut dipengaruhi oleh faktor dan adat kebiasaan yang beragamnya tingkat ekonomi, sosial, berlaku di dalam suatu kebudayaan, politik dan tingkat masyarakat.Jadi setiap peru- pendidikan. mahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warga-nya. 2. FUNGSI RUMAH Sistem nilai tersebut berbeda TINGGAL antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, ter- Rumah dapat berfungsi sebagai: tempat untuk menikmati gantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat. kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat ber- (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148). kumpulnya keluarga dan tempat 3. Rumah adalah bangunan yang untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat. berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana 1. Dalam pengertian yang luas, pembinaan keluarga. (UU No.4 rumah bukan hanya sebuah Tahun 1992 tentang Perumahan bangunan (struktural), melain- dan Permukiman) kan juga tempat kediaman yang 4. Rumah adalah bangunan untuk memenuhi syarat-syarat kehi- tempat tinggal (Kamus Bahasa dupan yang layak, dipandang Indonesia, 1997). dari berbagai segi kehidupan 5. Dalam arti umum, rumah adalah masyarakat. Rumah dapat bangunan yang dijadikan dimengerti sebagai tempat tempat tinggal selama jangka perlindungan, untuk menikmati waktu tertentu. Rumah bisa kehidupan, beristirahat dan menjadi tempat tinggal bersuka ria bersama keluarga. Di manusia maupun hewan, dalam rumah, penghuni namun tempat tinggal yang memperoleh kesan pertama dari khusus bagi hewan biasa kehidupannya di dalam dunia disebut sangkar, sarang, atau ini. Rumah harus menjamin kandang. Sedangkan dalam arti kepentingan keluarga, yaitu khusus, rumah mengacu pada untuk tumbuh, memberi konsep-konsep sosial-kemasya- kemungkinan untuk hidup rakatan yang terjalin di dalam bergaul dengan tetangganya, dan bangunan tempat tinggal, lebih dari itu, rumah harus seperti keluarga, tempat memberi ketenangan, kese- bertumbuh, makan, tidur, nangan, kebahagiaan, dan beraktivitas, dll. (Wikipedia, kenyamanan pada segala peris- 2012). tiwa hidupnya. (Frick,2006:1). 6. Rumah merupakan suatu bangu- dapatkan sumber peng- nan, tempat manusia tinggal hasilan. dan melangsungkan kehidu- c. Rumah sebagai penunjang pannya. Disamping itu,rumah rasa aman (security) dalam juga merupakan tempat arti terjaminnya. keadaan berlangsungnya proses sosiali- keluarga di masa depan se- sasi pada saat seorang individu telah mendapatkan rumah. diperkenalkan kepada norma Jaminan keamanan atas dan adat kebiasaan yang lingkungan perumahan berlaku di dalam suatu yang ditempati serta masyarakat. Jadi setiap jaminan keamanan berupa perumahan memiliki sistem kepemi-likan rumah dan nilai yang berlaku bagi lahan (the form of tenure). warganya. Sistem nilai tersebut 8. Rumah berfungsi sebagai berbeda antara satu perumahan wadah untuk lembaga terkecil dengan perumahan yang lain, masyarakat manusia,yang se- tergantung pada daerah ataupun kaligus dapat dipandang keadaan masyarakat setempat. sebagai “shelter” bagi tum- (Sarwono dalam Budihardjo, buhnya rasa aman atau 1998 : 148) terlindung. 7. Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), Rumah juga berfungsi sebagai mendefinisikan tiga fungsi wadah bagi berlangsungnya utama yang terkandung segala aktivitas manusia yang dalam sebuah rumah tempat bersifat intern dan pribadi. bermukim, yaitu : Jadi, rumah tidak semata-mata a. Rumah sebagai penunjang me-rupakan tempat bernaung identitas keluarga (identity) untuk melindungi diri dari yang diwujudkan pada segala bahaya, gangguan dan kualitas hunian atau per- pengaruh fisik belakang lindungan yang diberikan melainkan juga merupakan oleh rumah. Kebutuhan tempat bernaung untuk akan tempat tinggal di- melindungi diri dari segala maksudkan agar peng-huni bahaya, gangguan, dan dapat memiliki tempat pengaruh fisik belaka, berteduh guna melindungi melainkan juga merupakan diri dari iklim setempat. tempat tinggal, tempat b. Rumah sebagai penunjang berisitirahat setelah menjalani kesempatan (opportunity) perjuangan hidup sehari-hari. keluarga untuk ber- (Ridho, 2001 : 18) kembang dalam kehidupan 9. Secara garis besar, rumah sosial budaya dan ekonomi memiliki fungsi (Doxiadis atau fungsi pengemban dalam Dian, 2009), yaitu: keluarga. Kebutuhan berupa akses a. Rumah harus memenuhi ini diterjemahkan dalam kebutuhan pokok jasmani peme-nuhan kebutuhan manusia. sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna men- b. Rumah harus memenuhi perlindungan untuk keama- kebutuhan pokok rohani nan dan keselamatan tubuh manusia. dan hak milik (harta) c. Rumah harus melindungi penghuninya. manusia dari penularan c. Belongingness and Love penyakit. needs d. Rumah harus melindungi Merupakan sarana untuk manusia dari gangguan diakui sebagai keluarga, luar. anggota dari golongan e. Rumah menunjukan tem- tertentu. pat tinggal. Hunian disini berperan f. Rumah merupakan mediasi sebagai identitas seseorang antara manusia dan dunia. untuk diakui dalam golo- g. Rumah merupakan arsenal, ngan bermasyarakat. yaitu tempat manusia d. Esteem needs mendapatkan kekuatan Kebutuhan manusia untuk kembali. dihargai dan diakui eksis- tensinya. Hunian me- 3. TINGKATKAN RUMAH rupakan sarana untuk TINGGAL IDEAL mendapatkan pengakuan atas pencapaian hidupnya, Dilihat dari tingkatannya, rumah tinggal yang ideal ke-bebasan, status, prestise dan lain sebagai-nya. setidaknya dapat memenuhi tiga tingkatan kebutuhan manusia. Pada tingkatan ini rumah bukan merupakan kebu- Menurut Maslow (1970) tuhan dasar lagi tapi sudah tingkat kebutuhan manusia terhadap meningkat pada kebutuhan hunian dapat dikategorikan sebagai yang lebih tinggi yang berikut : harus dipenuhi setelah a. Biological and kebutuhan pokok ter- Physiological needs penuhi. Rumah yang indah Merupakan kebutuhan dan luas dapat memberikan yang paling dasar yang kebanggaan dan kepuasan harus dipenuhi pertama pada penghuninya. kali. e. Cognitive needs and Pada tingkat kebutuhan ini Aesthetic needs hunian merupakan kebu- Merupakan tingkat yang tuhan untuk dapat bertahan paling tinggi. Pada hidup, aman dari ganguan tingkatan ini hunian tidak iklim maupun mahluk saja merupakan sarana hidup yang lain. Hunian peningka-tan kebanggaan harus dapat menyediakan dan harga diri, tetapi agar makanan, minuman, keha- bisa dinikmati juga ngatan dan perlindungan keindahannya. terhadap jasmani. b. Safety needs Pada tingkat kebutuhan ini hunian merupakan sarana 4. ASPEK PERENCANAAN a. Persyaratan ruang, meliputi: DAN PERANCANGAN - Penghawaan RUMAH TINGGAL - Pencahayaan Beberapa aspek dalam - Akustik b. Organisasi ruang yang me- merencanakan dan merancang serta merenovasi rumah tinggal agar liputi: - Macam ruang optimal sebaiknya perlu memper- timbangkan dan mem-persiapkan - Besaran ruang - Hubungan ruang terlebih dahulu mengenai : - Pengelompokan ruang 4.1. Biaya dan Konsep Disain - Sirkulasi aktivitas Pada tahap ini, diperlukan c. Struktur dan konstruksi, estimasi biaya yang ada dan meliputi: prioritas menentukan bagian rumah - Sub struktur (struktur mana saja yang akan perbaiki, pondasi) perlukah meng-gunakan kembali - Midle struktur (struktur material yang lama atau tidak. Bila dinding) ingin menggunakan material lama - Up struktur ( struktur atap ) tentu harus dibongkar secara hati- d. Utilitas, meliputi : hati agar tidak rusak. - Sanitasi - Elektrikal Sistem pembayaran kepada Karena dengan menyiapkan tukang juga akan mempengaruhi konsep yang matang juga efisiensi biaya, pada umumnya akan membantu tukang sistem pembayaran umumnya mengerjakan dengan waktu terbagi dua, yaitu borongan dan dan pengeluaran biaya yang harian. Bila sudah pasti apa yang efisien. akan direnovasi dan sudah mengetahui konsep renovasi secara 4.2. Keahlian Pelaksana atau matang, maka lebih baik Tukang menggunakan sistem borongan. Hasil akhir kualitas bangunan Sebaliknya, bila konsep rumah tinggal sangat ditentukan renovasi belum jelas sebaiknya menggunakan sistem pembayaran oleh keahlian dari tukang atau pelaksananya.Walaupun biaya dan tukang secara harian. Pada prinsipnya apabila dana konsep disain sudah dipersiapkan secara matang ,namun apabila yang tersedia terbatas kreatifitas dalam menyiasati disain akan kompetensi pelaksana atau tukang tidak maksimal maka kualitas hasil menentukan optimalisasi suatu produk rumah tinggal tersebut. akhir dari bangunan tersebut juga tidak akan optimal. Sedangkan menentukan konsep desain sebelum meren- 4.3. Kualitas dan Material canakan dan merancang ataupun Bangunan merenovasi berguna agar hasilnya sesuai dengan yang diinginkan, Keterbatasan dana dapat di- pada konsep disain agar optimal atasi dengan penggunaan barang- perlu dipertimbangkan faktor barang berkualitas sedang atau berikut ini: barang bekas.Pemilihan dengan cermat, dapat menemukan barang bekas tapi berkualitas baik. Pada tahap midle struktur Penggunaan barang-barang adalah tahap pekerjaan berkuali-tas sedang,misalnya untuk dinding serta bukaan- keramik lantai, kayu-kayu, kusen, bukaannya, untuk mengan- atau cat interior. Keramik yang tisipasi kesalahan yang dipasang dengan teknik yang baik timbul.Pada tahapan ini dapat menghasilkan lantai yang sebaiknya perlu sinkronisasi indah walaupun menggunakan kondisi di lapangan dengan keramik kualitas sedang. Sedang- gambar disain yang ada, kan bagian-bagian yang wajib misalnya berapa tinggi menggunakan barang-barang de- dinding, di mana saja letak ngan kualitas baik adalah pada kusen pintu dan jendelanya bagianfondasi rumah, pipa air yang dan lain-lain. ditanam, struktur bangunan, rangka d. Tahap up struktur atap. Tahapan ini merupakan tahap pengerjaan struktur 4.3. Urutan Prioritas Pekerjaan kon-struksi atap dan Pekerjaan yang paling urgent penutupnya, selain gambar sebaiknya diutamakan agar waktu disain yang dijadikan yang digunakan lebih cepat dan sebagai pedoman penger- dapat menghemat biaya. jaan, pemilihan sistem Tahapan rencana pekerjaan struktur dan bahan juga akan secara makro agar target kegiatan mempengaruhi optimal dapat terpenuhi secara optimal tidaknya pada tahapan ini. dapat diurutkan sebagai berikut: e. Tahap finishing a. Tahap persiapan Tahap finishing merupakan Pada tahapan ini adalah tahapan akhir dari proses mempersiapkan segala se- pengerjaan bangunan.Pada suatu dalam kegiatan tahap ini,perlu pertimbangan membangun, seperti: kebu- dan pemikiran yang lebih tuhan kebutuhan perijinan, terencana mengenai mate- kesiapan lahan, , kebutuhan rial finishing yang akan di- tenaga tukang, kebutuhan gunakan, karena pemilihan pengamanan, kebutuhan material finishing akan sarana pendu-kung aktifitas berpengaruh pada keawetan membangun seperti air, bangunan, waktu dan biaya listrik, dan gudang penyim- pekerjaan bangunan ter- panan material. sebut. b. Tahap sub struktur Harga material finishing Pada tahap ini merupakan bangunan yang relatif mahal di pengerjaan pondasi, untuk pasaran biasanya bersifat awet dan meminimalisir kesalahan mudah dalam pengolahannya, pekerjaan pada tahap ini sebaliknya jika material tersebut perlu sinkronisasi keadaan harganya murah biasanya tidak di lapangan dengan gambar awet dan susah dalam disain yang sudah di- pengolahannya, sehingga di- tentukan. perlukan surveydan kecermatan c. Tahap midle struktur dalam pemilihan material finishing. 4.4. Waktu yang Tepat http://dellyani.blogspot.com/2013/0 Waktu pelaksanaan pemba- 5/definisi-dan-fungsi ngunan sebaiknya direncanakan se- rumah-tinggal.html cara matang.Tidak semua tahapan Djoko Wijono, 1990,Metode pekerjaan harus dilakukan pada saat Penelitian dalam musim kemarau dan tidak juga pada Pemrograman Rancang Bangun Arsitektur. UGM: musim hujan.Pada musim kemarau sebaiknya tahapan pekerjaan sub Fakultas Teknik Arsitektur. Douglas, James (2002), Building struktur, midle struktur dan up struktursedapat mungkin dapat Adaptation, Butterworth - terselesaikan.Sehingga pada saat Heinemann,Edinburgh, U.K. musim hujan dapat mendeteksi pengaruh air hujan terhadap Frick, Heinz, Pola Struktur dan bangunan, misalnya kebocoran Teknik Bangunan di atap, kebocoran dinding, Indonesia, University Press Yogyakarta, 1997. tersumbatnya saluran pembuangan dan lain-lain. Frick, Heinz,FX. Bambang Suskivatno (1998), Dasar- 5. KESIMPULAN dasar Eko – Arsitektur, Dari hasil uraian diatas dapat Konsep Arsitektur disimpulkan bahwa optimalisasi Berwawasan Lingkungan perencanaan dan perancangan suatu Serta Kualitas Konstruksi rumah tinggal sangat berkaitan erat dan Bahan Bangunan dengan: Untuk Rumah Sehat dan - Karakter dan subyektifitas Dampaknya Atas userdan perancang. Kesehatan Manusia, Penerbit Kanisius dan - Konsep disain, biaya dan kompetensi tukang atau SoegijapranataUniversity Press, Semarang. pelaksana. - Koordinasi kerjasama yang Markus, T.A., E.N. Morris (1980), sinergi antara perancang dan Buildings, Climate and Energy, Pitman Publishing user. - Waktu pelaksanaan tahapan- Limited, London. Mobbe, Michael; Sustainable tahapan proses pembangu- nan. House Living for our future; Choice Books - Kualitas material bahan bangunan. ,Australia;1999. Randall, McMullan (1992), - Pengelolaan dan pengaturan tahapan-tahapan pekerjaan Environmental Sciences of Building, The Mac dalam pelaksanaan bangu- Millan Press Ltd., London nan. Santosa, Mas (1994), Rancangan Geometri dan Konstruksi 6. DAFTAR PUSTAKA Atap Sebagai Aspek Ching, FDK, Bentuk, Ruang & Penentu Tingkat Susunannya, alih Bahasa Kenyamanan Hunian Ir. Paulus Hanoto Adjie, Bangunan, Lembaga Penerbit Erlangga, 1985. Penelitian Institut Teknologi Sepuluh UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Nopember (ITS), Perumahan dan Surabaya. Permukiman Steadman, J.P. (1983), Van de Ven, Cornelis, Ruang Architectural Morphology dalam Arsitektur, Edisi An Introduction to The Ketiga Revisi, PT. Geometry of Building Gramedia Pustaka Utama, Plans, Pion Limited, Jakarta 1991. London. Suryabrata, Jatmika A. (2000), Biodata Penulis : Bioclimatic Design : A Rully, S-1 Jurusan Arsitektur Strategy to Achieve Fakultas Teknik Universitas Tunas Sustainable Development, Pembangunan (1996), S-2 Magister Proceeding International Teknik Arsitektur Program Pasca Seminar of Sustainable Sarjana Universitas Diponegoro Development, Proceeding (2003), Dosen Fakultas Teknik International Seminar of Jurusan Arsitektur Universitas Sustainable Environmental Tunas Pembangunan Surakarta Architecture, eds. Mas sejak 1998Sampai sekarang. Santosa. Laboratory of Architectural Science and Technology, Department of Architecture Institut Technology Sepuluh Nopember, ITS Surabaya. Soemardi Reksopoetranto, (1992), Manajemen Proyek Pembangunan; Konsep dan Beberapa Studi Kasus di Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.