62
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal@stikespku.ac.id
study was conducted on students aged 9-12 years as many as 56 children. The
sampling technique was simple random sampling. Data on the habit of breakfast
was obtained by interview, learning achievement data was obtained from daily
test scores. The data were analized by using Fisher Exact test. The results of the
study were most of the students got breakfast were 78.6%, learning achievement
most of the students got success category were 85.7% with average value 84,25
± 7,41 SD. Statistical test results obtained p = 1,000. The conclusion of this
study is that there was no correlation between the habit of breakfast and the
learning achievement of students of Muhammadiyah Elementary School Special
Program in Surakarta.
63
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
pengumpulan data dilakukan secara primer dan Tabel 2. Data Penelitian Bentuk Numerik
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung yaitu data kebiasaan sarapan Nilai Ulangan harian
pagi siswa yang diperoleh dari wawancara. Data N 56
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak Mean 84,25
langsung yaitu data dan nilai ulangan harian Stdr.Deviasi 7,41
siswa. Minimum 66,3
Analisis data dilakukan dengan mengguna- Maksimum 100
kan program SPSS for Windows versi 17.0. Data
dianalisis secara statistik dengan proses sebagai
berikut: analisis univariat bertujuan untuk men- Prestasi belajar yang dinilai dari nilai
deskripsikan karakteristik responden dan variabel ulangan harian Bahasa Indonesia, PPKN, IPA dan
penelitian. Data-data variabel penelitian dalam IPS. Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan
bentuk kategori dideskripsikan dalam prosentase bahwa rata-rata nilai ulangan harian dalam
dan data-data variabel penelitian dalam bentuk penelitian ini adalah 84,25 ± 7,41.
numerik dideskr.ipsikan dalam n, mean dan stan-
dar deviasi. Analisis statistik untuk mengetahui b) Data kategori
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi 1) Kebiasaan Sarapan Pagi
belajar siswa di SD Muhammadiyah Program
Khusus Surakarta dengan uji Fisher Exact. Pene- Tabel 3. Kebiasaan Sarapan Pagi
litian ini telah mendapatkan perijinan dari komite
etik penelitian kesehatan FK UMS dengan Kategori Kebiasaan
Frekuensi %
No.1180/B.2/KEPK-FKUMS/IV/2018. Selain Sarapan Pagi
itu, sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti juga Sarapan 44 78,6
menjelaskan prosedur penelitian kepada sampel Kadang-kadang sarapan 12 21,4
dan mendapatkan persetujuan melalui penanda- Total 56
tangan informed consent dari masing-masing
sampel. Berdasarkan tabel 3 dapat disim-pulkan
bahwa dari 56 siswa, sebanyak 78,6 % siswa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terbiasa sarapan pagi sebelum berangkat sekolah
3.1 Hasil sisanya kadang-kadang melakukan sarapan pagi.
3.1.1 Karekteristik Responden Penelitian
2) Prestasi belajar
Tabel 1. Jenis Kelamin Responden Kategori prestasi belajar dapat dilihat pada
Jenis kelamin Frekuensi % tabel 4 berikut ini:
Laki-laki 32 57,1 Tabel 4. Kategori Prestasi Belajar
Perempuan 24 42,9
Kategori Nilai Frekuensi %
Total 56 100
Tuntas 48 85,7
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa Tidak tuntas 8 14,3
sebagian besar responden dalam penelitian ini
Total 56 100
adalah laki-laki yaitu sebesar 57,1%.
64
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal@stikespku.ac.id
tergolong tuntas sebesar 85,7 % dan sisanya tidak makan pagi memiliki risiko menderita
adalah kategori tidak tuntas. gangguan kesehatan yaitu menurunnya kadar
gula dengan tanda-tanda antara lain: lemah,
c) Analisis hubungan antar variabel penelitian keluar keringat dingin, kesadaran menurun, ping-
Berdasarkan hasil analisis statistik hubu- san. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan
ngan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi menurunnya konsentrasi belajar yang meng-
belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khu- akibatkan menurunnya prestasi belajar.
Dalam prakteknya masih banyak anak yang
sus Surakarta dengan menggunakan uji Fisher
tidak membiasakan sarapan pagi sebelum ke
Exact diperoleh nilai p = 1,000 yang artinya tidak
sekolah. Kebiasaan mengabaikan sarapan pagi
ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan selain menurunkan prestasi belajar anak juga
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah mengakibatkan tubuh tidak mendapatkan asupan
Program Khusus Surakarta. zat gizi yang cukup sehingga menurunkan status
gizi dan akhirnya kembali mempengaruhi prestasi
3.2 Pembahasan belajar anak.
Prestasi belajar penting bagi siswa, karena Penelitian ini ingin mengetahui hubungan
prestasi belajar akan menentukan kemampuan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi
siswa dan menentukan naik tidaknya siswa belajar. Uji statistik yang digunakan adalah
ketingkat yang lebih tinggi. Sardiman (2002) me- Fisher Exact diketahui dengan nilai p= 1,000.
nyatakan bahwa prestasi adalah bukti keber- Sehingga dapat diartikan tidak ada hubungan
hasilan usaha yang dapat dicapai. Salah satu cara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar
menilai kualitas seorang anak dengan melihat siswa SD Muhammadiyah Program Khusus
prestasi belajarnya di sekolah. Hasil prestasi Surakarta.
belajar bersifat dokumentatif. Sarapan pagi bukanlah satu-satunya yang
Sarapan pagi adalah keadaan untuk meng- mempengaruhi prestasi belajar. Menurut pene-
konsumsi hidangan utama pada pagi hari. Waktu litian Satya (2012) di SD Negeri 32 Beurawe
sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai Banda Aceh menyatakan bahwa salah satu yang
dengan pukul 10.00 pagi. Sarapan pagi berperan mempengaruhi pretasi belajar siswa adalah
penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak keluarga. Keluarga merupakan pusat pendidikan
sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi yang utama dan pertama, tetapi juga sebagai
belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di faktor penyebab kesulitan belajar diantaranya
sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. cara mendidik anak, hubungan dan bimbingan
Pada umumnya sarapan pagi memberikan kontri- orang tua dengan anak, suasana rumah dan
busi energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi keadaan ekonomi keluarga.
sehari. Selama proses pencernaan, karbohidrat di Hal tersebut sejalan dengan pendapat
dalam tubuh dipecah menjadi molekul gula Suryabrata (2011) bahwa faktor yang berasal dari
sederhana, seperti fruktosa, galaktosa dan glu- luar diri responden yang dapat mempengaruhi
kosa. Glukosa merupakan bahan bakar otak prestasi belajar antara lain waktu belajar (pagi,
sehingga membantu dalam mempertahankan siang, malam), tempat belajar dan alat-alat yang
konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, dan dipakai untuk belajar dan juga faktor yang
memberi kekuatan untuk otak (Azwar, 2002; berasal dari dalam diri responden yang meliputi
Parreta, 2009). rasa ingin tahu terhadap pelajaran.
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat Terdapat beberapa faktor yang mem-
bagi setiap orang. Menurut Almatsier dkk (2011) pengaruhi nilai ulangan harian siswa. Persiapan
bahwa makan pagi sangat bermanfaat bagi orang mental, psikologis dan materi pelajaran sangat
dewasa untuk mempertahankan ketahanan fisik, menentukan keberhasilan anak dalam mengerja-
sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk mening- kan soal-soal, yang akan mempengaruhi konsen-
katkan kemampuan belajar. Tidak makan pagi trasi belajar dan kecerdasan.
bagi anak sekolah menyebabkan kurangnya Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
kemampuan untuk konsentrasi belajar, menim- siswa secara garis besar ada dua yaitu faktor
bulkan rasa lelah dan mengantuk. Seseorang yang internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:
65
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
(1) faktor psikologis (bersifat rohaniah) meliputi motivasi belajar anak baik, kualitas guru yang
motivasi dan kecerdasan, motivasi adalah fase baik, teman dan lingkungan yang kondusif dan
pertama dalam proses belajar, (2) faktor fisiologis baik, fasilitas sekolah yang memadai, proses
(bersifat jasmaniah) diantaranya yaitu status gizi pembelajaran yang baik. Jadi meskipun anak-
yang juga dipengaruhi oleh kebiasaan sarapan anak tidak sarapan dari rumah namun masih
pagi, persediaaan pangan keluarga, pola kon- memiliki nilai yang baik. Di SD tempat pene-
sumsi makanan keluarga, zat gizi dalam makanan
litian ini ada program snack pagi dan makan
serta pendapatan keluarga, nutrisi memegang
siang untuk smua siswa, dimana snack diberikan
peranan penting untuk meningkatkan kemampu-
an belajar). Sedangkan faktor eksternal dianta- kurang lebih pukul 9.30 dan makan siang pukul
ranya: (1) faktor sosial, antara lain guru, keluarga 12.00, sehingga pemberikan snack ini memberi-
(orang tua), teman, ekonomi, pendidikan orang kan kontribusi asupan zat gizi, meskipun nilai zat
tua, sekolah dan masyarakat sekitar, (2) faktor gizi pada snack ini tergolong sedikit, tetap ada
non sosial meliputi lingkungan fisik sekolah dan nilai gizi yang masuk dipagi hari pada siswa.
tempat tinggal, suara, pencahayaan, desain bela-
jar dan les tambahan (Hakim 2002; Djamarah, 4. SIMPULAN
2002; Syah, 2010). 4.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi
pendapat Khomsan (2005) yang menyatakan terhadap prestasi belajar siswa SD Muhamma-
bahwa aktivitas makan pagi secara langsung diyah Program Khusus Surakarta.
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal
ini dikarenakan ada dua manfaat dari sarapan
4.2 Saran
pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan
karbohidrat yang siap digunakan untuk mening- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
katkan kadar gula dalam darah, dengan kadar melakukan penelitian dengan variabel bebas yang
gula darah yang normal gairah dan konsentrasi lebih lengkap terkait hal-hal yang mempengaruhi
kerja akan lebih baik sehingga berdampak pada prestasi anak seperti data terkait faktor internal
prestasi belajar. Kedua sarapan pagi memberikan dan eksternal yang mempengaruhi prestasi
kontribusi penting akan zat-zat gizi yang belajar.
dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak,
vitamin dan mineral. 5. REFERENSI
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Muchtar
dkk (2011) yang menyatakan bahwa terdapat Almatsier, Sunita., Susirah, Soetarjo., dan
hubungan antara jajan dengan kemampuan Moesijanti, Soekarti. (2011). Gizi Seim-
konsentrasi belajar. Makanan jajanan pada anak bang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT
sekolah bermanfaat sebagai penganekaragaman
Gramedia Pustaka Utama.
makanan sejak kecil dalam rangka untuk mening-
katkan mutu makanan yang dikonsumsi. Upaya Azwar, A. (2002). llmu kesehatan Masyarakat.
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manu- Jakarta: Rineka Cipta.
sia adalah menyediakan makanan yang bergizi
untuk memenuhi kebutuhan tubuh selama mengi- Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar
kuti pelajaran di sekolah. Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pada penelitian ini kebiasaan sarapan pagi
tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa, Faizah, Siti Noor. (2012). Hubungan Antara
faktor-faktor yang kemungkinan lebih ber- Kebiasaan Sarapan Pagi dan Kebiasaan
pengaruh pada prestasi belajar siswa dalam hal Jajan dengan Prestasi Belajar Siswa
ini dinilai dari nilai ulangan harian siswa Sekolah Dasar di SDN Banyuanyar III
diantaranya adalah input anak yang bagus karena Surakarta. Skripsi. Universitas Muham-
SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta madiyah Surakarta.
merupakan salah satu SD favorit di Surakarta,
66
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal@stikespku.ac.id
Hakim, T. (2002). Mengatasi Gangguan Satya, Ova. (2012). Hubungan Status Gizi
Konsentrasi dan Teknik-Teknik Latihan dengan Prestasi Belajar pada Murid Kelas
Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara. III SDN 32 Beurawe Banda Aceh. Jurnal
Kesehatan Masyarakat
Khomsan A. (2005). Pangan dan Gizi untuk
Kesehatan 2. Bogor: Departemen Gizi Sediaoetama, A.D. (2006). Ilmu Gizi untuk
Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian
Rakyat.
Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas
Sinar Sinanti. Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Grafindo Persada.
Muchtar, M., Julia M., Gamayanti, L.I. (2011).
Sarapan dan Jajan Berhubungan Dengan Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan.
Kosentrasi belajar pada Remaja. Jurnal Bandung: PT. Remaja
Gizi Klinik Indonesia.
Parreta, L. (2009). Makanan untuk otak. Jakarta:
Erlangga.
Sardiman. (2002). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
FIP-UPI: Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan.
67