Anda di halaman 1dari 39

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Uji Datar (Orifice Plate)

Seperti yang telah diterangkan pada Tinjauan Teori pada BAB II, Uji

datar sumur KMJ-X dimulai dengan menutup sumur sampai dicapai kondisi

reservoir yang stabil. Kondisi stabil ini merepresentasikan tingkat energy

reservoir pada saat akan dilakukan Uji Datar Tersebut. Pada kondisi stabil ini

dicatat Tekanan Reservoir (PR) sebesar 27 ksc. Lamanya penutupan sumur

sampai diperoleh kondisi stabil tergantung dari besar kecilnya permeabilitas

reservoir.

Setelah mencapai kondisi stabil, sumur diproduksikan pada berbagai

TKS dimana masing-masing TKS akan diubah saat mencapai tekanan stabil

kembali. Dalam pengujian kali ini menggunakan metode orifice plate dengan

Radius Tapping. Uji datar ini dilakukan pada berbagai harga tekanan kepala

sumur (TKS) dari 23 ksc, 18 ksc, 13 ksc dan 8 ksc kemudian tekanan tersebut

stabil pada 23.20 ksc, 17.60 ksc, 12.60 dan 8.10 ksc.

1
5.2 Data Lapangan

5.2.1 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 7.00 (KMJ-X 2009)

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS): 7.00 ksc

- Tekanan upstream (PU): 6.70 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 174 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.34 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

5.2.2 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 10.10

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

10.10 ksc

- Tekanan upstream (PU): 9.60 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 176 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.18 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

2
5.2.3 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 13.30

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

13.30 ksc

- Tekanan upstream (PU): 12.70 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 189 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.10 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

5.2.4 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 8.10 (KMJ-X 2012)

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

8.10 ksc

- Tekanan upstream (PU): 7.90ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 175 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.21 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

3
5.2.5 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 12.60

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

12.60 ksc

- Tekanan upstream (PU): 12.53 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 190 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.12 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

5.2.6 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 17.60

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

17.60 ksc

- Tekanan upstream (PU): 17.48 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 205 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.06 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

4
- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

5.2.7 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 23.20

Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai berikut:
- Tekanan kepala sumur (TKS):

23.20 ksc

- Tekanan upstream (PU): 23.17 ksc.

- Tekanan atmosfir (Pa): 0.867 ksc.

- Temperature upstream (TU): 218 ℃ .

- Perbedaan tekanan ( ∆ P ): 0.01 ksc.

- Diameter orifice plate: 181.00 mm.

- Diameter dalam pipa: 242.925 mm.

5.3 Pengolahan Data

5.3.1 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 7.0 (KMJ-2009)

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002

5
Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002

d = 181.362 mm.

Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002

Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002

D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 6.70 + 0.867 = 7.567 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 7.567 ksc = 7.416 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 3.872 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 174 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 14.819 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 0.922
6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi menggunakan

langkah 1 di atas, maka diperoleh:


m = (181.362/243.41)2 = 0.555
7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:
E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

6
8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro sesuai

rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter dalam pipa

uji diperoleh:
C = 0.606
9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan persamaan

2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε sehingga didapat M1

sebesar:
M1 = 34.42 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 4533.659
11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:


Z = 1 X 1.0014 = 1.0014.

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.975.

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 33.606ton/jam. (BS

corr)

7
Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

33.606ton/jam.

5.3.2 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 10.10

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 9.60 + 0.867 = 10.467 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 10.467 ksc = 10.275 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 5.27 kg/m3.

8
4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 176 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 14.88 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.256

6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 29.215 ton/jam. (BS appr)

9
10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 3832.304

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014.

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.993

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 29.051ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

29.051ton/jam.

5.3.3 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 13.30

10
1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam pipa (D)

hasil pengukuran dengan menggunakan program macro pada TU sebesar

198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 12.70 + 0.867 = 13.567 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 13.567 ksc = 13.296 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 6.759 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 189 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 15.335 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.258

11
6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 24.66 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 3138.819

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014.

12
12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.997

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 24.52ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

24.52ton/jam.

5.3.4 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 15.80

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002

Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002

d = 181.362 mm.

Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002

Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002

13
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 15.40 + 0.867 = 16.267 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 16.267 ksc = 15.94 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 8.05 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 196 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 15.577 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.262

6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

14
8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 14.74 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 1847.016

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014.

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

15
P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.999

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 14.74ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

14.74ton/jam.

5.3.5 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 19.80

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 19.50+ 0.867 = 20.367 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 20.367 ksc = 19.96 bar menggunakan

program macro diperoleh:

16
ρ = 10.02 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 206 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 15.92 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.266

6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

17
M1 = 9.49 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 1163.537

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014.

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.999

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 9.49ton/jam. (BS corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar 9.49ton/jam.

5.3.6 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 8.10 (KMJ-X 2012)

18
1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 7.90 + 0.867 = 8.767 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 8.767 ksc = 8.592 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 4.4527 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 174 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 14.8534 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program macro,

diperoleh:

γ = 1.068

19
6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 29.006 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 3811.702

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014

20
12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.988

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 28.298ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

28.298ton/jam.

5.3.7 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 12.60

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 198 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 19.50+ 0.867 = 20.367 ksc

21
3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 20.367 ksc = 19.96 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 10.02 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 206 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 15.92 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.266

6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

22
9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 26.851 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 3409.959

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.998

14. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 26.835ton/jam. (BS

corr)

23
Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

26.835ton/jam.

5.3.8 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 17.60

1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 205 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 17.48 + 0.867 = 18.347 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 18.347 ksc = 17.98 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 9.05 kg/m3.

24
4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 205 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 15.88 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.262

6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 22.105 ton/jam. (BS appr)

25
10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 2715.712

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014

12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.859

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 19.051ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

19.015ton/jam.

5.3.9 Laju Alir Massa Uap Pada TKS 23.20

26
1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam

pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan program macro

pada TU sebesar 218 ℃ diperoleh:

Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel = 1.002


Diameter orifice plate koreksi (d) = 181.00 x 1.002
d = 181.362 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Mild Steel =1.002
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 242.925 x 1.002
D = 243.41 mm.

2. Menentukan PU abs di upstream (PUabs = PU + Pa). Pa diperoleh

dari program macro, yaitu:

PUabs = 23.17 + 0.867 = 24.037 ksc

3. Menentukan berat jenis fluida ρ (kg/m3) pada kondisi

tekanan upstream sebesar 24.037 ksc = 23.56 bar menggunakan

program macro diperoleh:

ρ = 11.80 kg/m3.

4. Menentukan viskositas fluida, μ (poise) pada kondisi TU

sebesar 218 ℃ menggunakan program macro diperoleh:

μ = 16.34 x 10-5 poise.

5. Menentukan harga specific heat ratio γ sesuai program

macro, diperoleh:

γ = 1.267

27
6. Menghitung m = (d/D)2 setelah dilakukan koreksi

menggunakan langkah 1 di atas, maka diperoleh:

m = (181.362/243.41)2 = 0.555

7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 – m2)-0.5. maka diperoleh:

E = (1 – 0.5552)-0.5 = 1.202

8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan program macro

sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan diameter

dalam pipa uji diperoleh:

C = 0.606

9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M1 menggunakan

persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan ε

sehingga didapat M1 sebesar:

M1 = 10.37 ton/jam. (BS appr)

10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M1/ μ d, dimana

M1 dalam kg/jam, μ dalam Pa.s dan d dalam mm, maka didapat:

Rd = 1238.76

11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd

(bilangan Reynold) Z = ZR X ZD. Tentukan ZR dan ZD dengan

program macro sehingga didapatkan:

Z = 1 X 1.0014 = 1.0014

28
12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),

ε sesuai dengan ∆ P, PU, γ dan m, atau dengan persamaan

berikut

P U|¿|
∆ P /¿
ε
( 0.41+0.35 m2 ) (1 / γ ) ( ¿ }
¿ 1−¿
ε = 0.999

13. Menghitung kembali M; M = M1 Z ε . = 10.37ton/jam. (BS

corr)

Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar

10.37ton/jam.

Analisa data hasil Uji Datar dimaksudkan untuk mencari nilai ‘n’ dan

‘C’ yang selanjutnya digunakan untuk membangun persamaan deliverabilitas

(persamaan 2.1) dan Kurva Output Produksi dari sumur KMJ-X. Hubungan

TKS dan Laju Produksi pada saat stabil dari sumur KMJ-X bisa dilihat pada

Tabel 5.3 dan Gambar 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1

Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil Sumur KMJ-X 2009

M M
TKS Pu dP Tu Proxi
Appr Corr
ton/ja
ksc deg-C
m
7 6.7 0.34 174 36.15 34.42 33.61

10.1 9.6 0.18 176 27.42 29.22 29.05

29
13.3 12.7 0.1 189 23.69 24.66 24.52

15.8 15.4 0.03 196 14.01 14.74 14.74

19.8 19.5 0.01 206 8.97 9.49 9.49

Gambar 5.1

Perbandingan Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil Sumur KMJ-X 2009

Untuk mencari nilai n dan C digunakan plot antara Laju Produksi (M)

dan dP2 dalam skala log-log. Hasil perhitungan dan plot tersebut dapat dilihat

pada Tabel danGambar di bawah ini :

Tabel 5.2

Hasil Perhitungan Mencari Harga C dan n

TKS M dP^2 Log dP^2 Log (M)


Proxi BS Appr BS Corr Proxi M Appr M Corr
7 36.151 34.42 33.606 680 2.832509 1.55812 1.5368109 1.5264168
10.1 27.423 29.215 29.051 626.99 2.797261 1.438115 1.4656059 1.4631611

30
13.3 23.688 24.66 24.52 552.11 2.742026 1.374528 1.3919931 1.3895205
15.8 14.008 14.74 14.74 479.36 2.680662 1.146376 1.1684975 1.1684975
19.8 8.968 9.49 9.49 336.96 2.527578 0.952696 0.9772662 0.9772662

Gambar 5.2

Plot Penentuan Nilai C dan n Sumur KMJ-X 2009

Berdasarkan Gambar 5.2 didapatkan harga C(Proxi) = 10-4.085 =

0.000082 dan n(Proxi) = 1.980 ; C (BS Appr) = 10 -3.826= 0.000149 dan n (BS

Appr) = 1.890 ; C (BsCoor) = 10-3.759 = 0.00017 dan n (BsCoor) = 1.864.


1.980
M : Proxi=0.000082 ( PR2 −TKS2) . ................................(Persamaan5.1)

2 2 1.890
M : BS Appr =0.000149 ( PR −TKS ) ...............................(Persamaan5.2)

1.864
M : BS Coor=0.00017 ( P R2−TKS 2 ) .................................(Persamaan5.3)

Persamaan di atas merupakan persamaan deliverabilitas sumur KMJ-X

dari hasil Uji Datar. Kurva output produksi dibangun dengan menggunakan

31
persamaan di atas, dengan mengasumsikan berbagai harga TKS. Hasil

perhitungan dan Kurva Output Produksi Sumur KMJ-X dapat dilihat pada Tabel

dan Gambar berikut.

Tabel 5.3

Hasil Perhitungan Kurva Output Produksi Sumur KMJ-X 2009

BS BS
Proxi
Appr Corr
TKS ( ksc ) (ton/j
(ton/j (ton/j
am)
am) am)

0 38.20 38.42 37.77


2 37.78 38.02 37.38
4 36.55 36.84 36.24
6 34.55 34.91 34.37
7 33.28 33.69 33.17
8.1 31.69 32.15 31.68
9 30.25 30.75 30.32
10.1 28.34 28.89 28.52

32
12.6 23.49 24.15 23.89
13 22.66 23.34 23.10
13.3 22.03 22.72 22.50
14 20.55 21.26 21.07
15.8 16.65 17.40 17.29
16 16.22 16.96 16.86
17.6 12.77 13.50 13.47
18 11.93 12.65 12.63
19.8 8.29 8.94 8.96
20.2 7.53 8.15 8.19
22 4.41 4.89 4.95
23.2 2.69 3.05 3.10
24 1.74 2.01 2.06
25 0.81 0.97 1.00
26 0.21 0.27 0.29
27 0.00 0.00 0.00

Gambar 5.3
Kurva Output Produksi Hasil Uji Datar Sumur KMJ-X 2009

Tabel 5.4

Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil Sumur KMJ-X 2012

TKS Pu dP Tu Proxi BS Appr BS Corr

33
ksc deg-C ton/jam
23.2 23.17 0.01 218 10.10 10.37 10.37

17.6 17.48 0.06 205 21.72 22.12 19.02

12.6 12.53 0.12 190 26.21 26.85 26.84

8.1 7.9 0.21 175 29.15 29.01 28.30

Gambar 5.4
Perbandingan Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil Sumur KMJ-X 2012

Untuk mencari nilai n dan C digunakan plot antara Laju Produksi (M)

dan dP2 dalam skala log-log. Hasil perhitungan dan plot tersebut dapat dilihat

pada Tabel danGambar di bawah ini :

Tabel 5.5

Hasil Perhitungan Mencari Harga C dan n

TKS M dP^2 Log dP^2 Log (M)


Proxi BS Appr BS Corr Proxi M Appr M Corr

34
10.09 2.28048 1.00419235 1.01577875 1.015778
23.2 7 10.37 10.37 190.76 7 6 6 8
21.72 2.62246 1.33687981 1.34449051 1.279096
17.6 1 22.105 19.015 419.24 3 6 9 3
26.21 2.75605 1.42896046 1.428701
12.6 1 26.851 26.835 570.24 8 1.41848359 5 6
29.14 2.82176 1.46248784 1.451755
8.1 9 29.006 28.298 663.39 9 1.46462366 3 7

Gambar 5.5
Plot Penentuan Nilai C dan n Sumur KMJ-X 2012

Berdasarkan Gambar 5.2 didapatkan harga C(Proxi) = 10-0.944 =

0.1137627 dan n(Proxi) = 0.858 ; C (BS Appr) = 10 -0.893 = 0.127938 dan n (BS

Appr) = 0.842 ; C (BsCoor) = 10-0.877 = 0.132739 dan n (BsCoor) = 0.828.


0.858
M : Proxi=0.1137627 ( P R2−TKS 2 ) .............................(Persamaan5.1)

0.842
M : BS Appr =0.127938 ( PR 2−TKS 2 ) ..............................(Persamaan5.2)

0.828
M : BS Coor=0.132739 ( PR 2−TKS 2 ) ...............................(Persamaan5.3)

35
Persamaan di atas merupakan persamaan deliverabilitas sumur KMJ-X

dari hasil Uji Datar. Kurva output produksi dibangun dengan menggunakan

persamaan di atas, dengan mengasumsikan berbagai harga TKS. Hasil

perhitungan dan Kurva Output Produksi Sumur KMJ-X dapat dilihat pada Tabel

dan Gambar berikut.

Tabel 5.6
Hasil Perhitungan Kurva Output Produksi Sumur KMJ-X 2012

BS BS
Pro
App Cor
xi
r r
TKS ( ksc ) (ton
(ton (ton
/ja
/ja /ja
m)
m) m)

32.5 32.9 31.1


0
3 2 4
32.3 32.7 31.0
2
7 6 0
31.9 32.3 30.5
4
1 1 7
31.1 31.5 29.8
6
4 4 6
30.6 31.0 29.4
7
4 4 0
30.0 30.4 28.8
8.1
0 0 0
29.4 29.8 28.2
9
0 1 5
28.5 28.9 27.4
10.1
8 9 9
26.7 27.1 25.7
12.2
4 6 8
26.3 26.7 25.4
12.6
4 7 1
25.9 26.3 25.0
13
4 6 3
24.8 25.2 24.0
14
6 9 3

36
23.7 24.1 22.9
15
0 2 4
22.4 22.8 21.7
16
4 7 7
20.2 20.6 19.7
17.6
3 6 0
19.6 20.0 19.1
18
4 7 4
18.0 18.5 17.6
19
9 1 8
16.4 16.8 16.1
20
3 5 2
12.7 13.1 12.6
22
6 4 2
10.3 10.6 10.2
23.2
0 5 6
24 8.52 8.84 8.55
25 6.12 6.39 6.21
26 3.43 3.62 3.55
27 0.00 0.00 0.00

Gambar 5.6

Kurva Output Produksi Hasil Uji Datar Sumur KMJ-X 2012

5.4 Analisa Data Uji Datar

Dari hasil pengolahan data uji datar pada sumur KMJ-X 2009

didapatkan hasil pengolahan data pada TKS 7.00 laju alir masa uap

37
dengan menggunakan Proxi sebesar 36.15 ton/jam, BS Appr sebesar

34.42 ton/jam dan BS Coor sebesar 33.61 ton/jam. Pada TKS 10.10 laju

alir masa uap dengan menggunakan Proxi sebesar 27.42 ton/jam, BS

Appr sebesar 29.22 ton/jam dan BS Coor sebesar 29.05 ton/jam. Pada

TKS 13.30 laju alir masa uap dengan menggunakan Proxi sebesar 23.69

ton/jam, BS Appr sebesar 24.66 ton/jam dan BS Coor sebesar 24.52

ton/jam. Pada TKS 15.80 laju alir masa uap dengan menggunakan Proxi

sebesar 14.01 ton/jam, BS Appr sebesar 14.74 ton/jam dan BS Coor

sebesar 14.74 ton/jam. Pada TKS 19.80 laju alir masa uap dengan

menggunakan Proxi sebesar 8.97 ton/jam, BS Appr sebesar 9.49 ton/jam

dan BS Coor sebesar 9.49 ton/jam.

Pada sumur KMJ-X 2012 didapatkan hasil pengolahan data

pada TKS 20.23 laju alir masa uap dengan menggunakan Proxi sebesar

10.10 ton/jam, BS Appr sebesar 10.37 ton/jam dan BS Coor sebesar

10.37 ton/jam. Pada TKS 17.60 laju alir masa uap dengan menggunakan

Proxi sebesar 21.72 ton/jam, BS Appr sebesar 22.11 ton/jam dan BS

Coor sebesar 19.02 ton/jam. Pada TKS 12.60 laju alir masa uap dengan

menggunakan Proxi sebesar 26.21 ton/jam, BS Appr sebesar 26.85

ton/jam dan BS Coor sebesar 26.84 ton/jam. Pada TKS 8.10 laju alir

masa uap dengan menggunakan Proxi sebesar 29.15 ton/jam, BS Appr

sebesar 29.01 ton/jam dan BS Coor sebesar 28.30 ton/jam.

38
Dapat diketahui bahwa pengolahan data dengan menggunakan

Proxi, BS Appr dan BS Coor ketiganya memiliki hasil yang tidak terlalu

jauh perbedaanya bahkan bias dikatakan memiliki nilai yang sama

akuratnya untuk menghitung laju alir dari sumur KMJ-X.

Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui berbagai

data hasil dari analisa uji datar yaitu untuk membuat grafik

deliverabilitas yang berguna untuk menentukan tindakan untuk sumur

tersebut yang akan mempengaruhi pada kegiatan operasi produksi suatu

lapangan panas bumi.

39

Anda mungkin juga menyukai