BAB I
PENDAHULUAN
perubahan pada struktur dan fungsi ini berpengaruh dalam evaluasi trauma pada
ibu hamil yaitu dengan perubahan tanda-tanda dan gejala-gejala akibat trauma,
Seorang dokter dalam menghadapi trauma pada wanita hamil harus diingat
bahwa pasien tersebut ada dua yaitu ibu dan janin. Walaupun pada awalnya
pengelolaan wanita hamil tetap sama sebagaimana pada wanita tidak hamil.
Penanganan awal yang terbaik untuk janin adalah resusitasi ibu yang optimal dan
penilaian keadaan awal keadaan janin. Cara pengawasan dan evaluasi harus
mengikuti ibu dan janin. Jika ada indikasi dilakukan X-ray pada keadaan kritis,
tetap dilakukan walaupun hamil. Ahli bedah dan ahli kebidanan harus segera
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fisiologi antara pasien hamil dan janinnya, adalah penting untuk hubungan
pelayanan yang baik kepada wanita hamil dan janin. Termasuk perubahan-
setinggi umbilikus dan pada kehamilan 34-36 minggu mencapai tepi kosta
(Gambar 1.1) selama kehamilan 2 minggu terakhir, fundus sering menurun sampai
kepala janin engage ke dalam pelvis. Dengan pembesaran uterus, usus terdorong
ke arah sefal, sehingga sebagian besar usus terletak pada bagian atas abdomen.
dimana uterus dan isinya (janin dan plasenta) menjadi lebih berisiko.
3
Pembesaran uterus, uterus terdesak ke sefal, sehingga terletak sebagian besar pada
abdominal. Di mana uterus dan isinya (janin dan plasenta) menjadi lebih berisiko.
Bagaimanapun juga luka tusuk pada abdomen bagian atas selama kehamilan akan
mengakibatkan cedera yang luas pada usus karena letaknya berpindah ke sefalad.
keluar dari lokasi yang terlindung tetapi janin tetap mudah bergerak dengan
bantalan cairan amnion yang banyak. Cairan amnion dapat menyebabkan emboli
trauma, jika cairan tersebut masuk ke intravascular. Peda trimester ketiga, uterus
4
besar dan berdinding tipis. Pada presentasi vertex kepala, kepala janin biasanya di
dalam rongga pelvis, dengan tubuh fetus terletak diatas pelvik brim.
fraktur pelvis pada usia kehamilan lanjut dapat menyebabkan fraktur tulang
tengkorak cedera kepala berat janin. Tidak seperti miometrium yang elastis,
uterine, menurunkan oksigenasi janin, walaupun tanda vital ibu masih normal.
puncaknya pada usia kehamilan 34 minggu. Terjadi peningkatan sel darah merah
fisiologis pada kehamilan). Pada akhir kehamilan atau kehamilan tua hematokrit
antara 31-35 % adalah normal. Normal wanita hamil sehat dapat kehilangan darah
Jumlah sel darah putih (WBC) meningkat selama kehamilan. Tidak jarang
pembekuan lain sedikit meningkat. Waktu protrombin (PT) dan waktu partial
tromboplastin (PTT) dapat memendek, tetapi waktu perdarahan (BT) dan waktu
pembekuan (CT) tidak berubah. Kadar serum albumin turun sampai 2,2-2,8 g/dL
Osmolaritas serum tetap kira-kira 280 mOsm/L selama kehamilan. Tabel 1.1
Hematokrit 32%-42%
Arterial pH 7.40-7.45
6
2.1.3 Hemodinamik
EKG
Curah Jantung
pembuluh darah di uterus dan plasenta, yang menerima 20% curah jantung selama
dengan posisi ibu pada pertengahan kedua kehamilan. Pada posisi terlentang, vena
kava tertekan yang dapat menurunkan curah jantung sampai 30% karena
Denyut Jantung
7
Tekanan Darah
Kehamilan mengakibatkan tekanan darah sistolik dan diastolik turun 5-15 mmHg
selama trimester kedua. Tekanan darah kembali mendekati normal pada usia
Tekanan Vena
Tekanan vena sentral (CVP) pada keadaan istirahat pada wanita hamil bervariasi,
tetapi respon terhadap volume adalah sama sebagaimana keadaan tidak hamil.
Perubahan-perubahan Elektrokardiografi
Aksis dapat bergeser ke kiri kira-kira 15 derajat. Gelombang T datar atau terbalik
pada posisi III dan AVF dan prekordial dapat normal. Irama ektopik selama
kurang dari 30 mmHg) adalah biasa pada hamil tua. Kadar PaCO2 dari 35 ke 40
mmHg dapat diartikan ancaman gagal nafas selama kehamilan. Walaupun ada
torak sangat berperan pada penurunan volume residual yang berhubungan dengan
harus selalu berasumsi bahwa lambung orang hamil dalam keadaan penuh. Oleh
karena itu dekompresi dengan sonde lambung (NGT) lebih awal adalah penting
untuk mencegah aspirasi isi lambung. Usus halus berpindah ke bagian abdomen
lebih atas dan terlindung uterus. Limpa dan hati tidak pindah posisi selama
kehamilan
kehamilan, dimana kadar kreatinin dan urea nitrogen serum turun kira-kira
9
setengah dari normal dari kadar sebelum hamil. Glikosuri sering terjadi selama
kehamilan. Terjadi dilatasi kaliks renal, pelvis ginjal dan ureter yang fisiologis
yang menetap selama beberapa minggu setelah kehamilan. Karena sering uterus
deksorotasi (berputar ke kanan), sistem kolekting renal kanan sering lebih melebar
dibanding kiri.
Simpisis pubis melebar 4-8 mm, dan sendi sakroiliaka pada kehamilan 7
bulan melebar. Hal ini harus diperhatikan pada penilaian X-ray pelvis.
hiperfleksi, proteinuri dan edema perifer. Konsultasi dengan ahli saraf dan ahli
lain.
namun beberapa hal harus diketahui pada wanita hamil yang mengalami trauma
Insidensi berbagai trauma tumpul pada wanita hamil terlihat pada tabel 2.2
Lain-lain 24 0,1
Sumber ; Shah AJ, Kicline BA. Trauma in Pregnancy Emerg Med Clin N
secara langsung terhadap cedera janin langsung dari trauma tumpul. Namun
begitu, cedera janin dapat terjadi jika dinding abdomen langsung terbentur objek
seperti dashboard atau roda kemudi atau jika wanita hamil terbentur benda tumpul
lain. Cedera tidak langsung ke janin dapat terjadi akibat tekanan yang tiba-tiba,
11
gaya deselerasi, efek countrecoup yang cepat, atau gaya pergeseran yang kuat
dan kematian tinggi. Jenis sistem penahan mempengaruhi kejadian ruptur uterus
mengakibatkan ruptur uteri atau solusio plasenta. Sabuk keselamatan perut yang
digunakan terlalu tinggi diatas uterus dapat menyebabkan ruptur karena transmisi
disebarkan, sehingga mencegah fleksi ibu ke depan yang melindungi uterus hamil.
Dengan demikian pengetahuan tipe penahan yang digunakan pasien hamil, jika
ada, adalah penting untuk penilaian keseluruhan. Tidak ada gambaran peningkatan
risiko yang spesifik pada ibu hamil dengan penggunaan kantong udara pada
kendaraan bermotor.
lain menjadi relatif terlindungi dari trauma tusuk, sebaliknya kemungkinan cedera
menyerap sebagian energi dari luka tembus, kecepatan alat yang menembus
menurun dan mengurangi kemungkinan cedera organ dalam. Cairan amnion dan
12
hasil konsepsi juga menyerap energi dan berperan memperlambat gerak peluru.
Secara umum insidensi cedera organ dalam pada trauma tembus uterus hamil
adalah rendah dan memberi prognosis yang baik. Sebaliknya, janin biasanya jelek
Karena itu cara penanganannya tergantung kepada beratnya cedera pada ibu.
Semua pasien hamil dengan cedera berat harus dirawat di fasilitas yang mampu
merawat trauma dan kebidanan, karena pada pasien-pasien ini ada peningkatan
angka kematian ibu dan janin. Delapan puluh persen wanita hamil yang selamat
karena syok perdarahan, janin akan meninggal. Bahkan ibu hamil dengan cedera
ringan harus diobservasi dengan hati-hati karena bisa terjadi solusio plasenta dan
kematian janin. Cedera langsung pada janin biasanya terjadi pada kehamilan tua
Untuk hasil yang optimal terhadap ibu dan janin, dianjurkan para dokter
menilai dan melakukan resusitasi terhadap ibu terlebih dulu, dan kemudian
Ibu
13
Pastikan jalan nafas baik, ventilasi dan oksigenasi cukup, volume sirkulasi
efektif. Jika diperlukan bantuan ventilator, harus dilakukan intubasi ibu dan
jantung, yang dapat menurunkan curah jantung dan membuat syok bertambah
berat. Uterus harus dipindah secara manual ke sisi kiri untuk mengurangi tekanan
pada vena kava inferior. Bila pasien perlu imobilisasi pada posisi terlentang,
pasien atau spine board dapat dilakukan logrolled 4-6 inci (atau 15 derajat) ke kiri
dan ditahan dengan gulungan kain, jadi tetap mempertahankan kesegarisan spinal
hipovolemi. Jadi mungkin janin dalam keadaan gawat dan plasenta mengalami
14
gangguan perfusi, sementara keadaan ibu dan tanda vital tetap stabil. Resusitasi
uterus, akibatnya janin akan hipoksia. Saat infus dipasang, contoh darah diambil
fibrinogen.
Janin
yang cepat adanya cedera serius ibu dan janin yang dalam keadaan baik sangat
adalah syok pada ibu hamil dan kematian ibu. Penyebab kedua tersering kematian
janin adalah solusio plasenta. Solusio plasenta dicurigai bila ada perdarahan
pervaginam (70% dari kasus), nyeri rahim, kontraksi rahim yang sering, kejang
rahim dan uterus yang mudah terangsang (iritabilitas uterus). Pada 30 % kasus
memastikan. Pada kehamilan tua, solusio plasenta dapat terjadi pada cedera
ringan.
Ruptur uterus, cedera yang jarang, dicurigai apabila ditemukan nyeri perut,
yang disertai kejang perut, atau nyeri lepas, terutama bila ada syok yang berat.
Sering tanda-tanda peritoneal sulit dinilai pada kehamilan tua karena perluasan
15
ditemukan yang dicurigai ada ruptur uteri termasuk janin di dalam rongga
karena letaknya yang ekstrauterine, dan jika uterus ruptur, fundus uteri tidak dapat
diraba. Pada X-ray bukti adanya ruptur adalah ekstremitas janin meluas keluar,
posisi janin yang abnormal dan udara bebas intraperitoneal. Operasi eksplorasi
janin harus dilakukan terus menerus. Pasien yang dimonitor sampai 6 jam, pasien
dengan faktor-faktor risiko kematian janin atau solusio plasenta harus dimonitor
24 jam. Faktor-faktor risiko adalah denyut jantung ibu >110, Injury Severity
Score >9, adanya solusio plasenta, denyut jantung janin >160 atau <120,
terlempar dari kendaraan bermotor, sepeda motor atau pejalan kaki yang tertabrak.
Ibu
Pengawasan termasuk pulse oxymetri dan analisis gas darah arterial. Bikarbonat
Janin
dapat terjadi setiap saat tanpa tanda-tanda yang jelas. Denyut jantung janin adalah
indikator yang sensitif untuk keadaan volume darah ibu dan keadaan janin.
Denyut jantung janin harus selalu diperhatikan pada setiap cedera wanita hamil.
denyut jantung janin yang berulang tidak ada kenaikan/variasi jumlah denyut
jantung dan aktifitas uterus yang sering dapat menandakan adanya ancaman ibu
dan atau tekanan janin (hipoksia dan atau asidosis) dan harus segera
dengan wanita tidak hamil. Indikasi untuk Ct abdomen, FAST, dan DPL adalah
uterus, yang dapat sebagai awal kehamilan atau kontraksi tetanik sebagai tanda
Penonjolan dan dilatasi servik, letak janin dan hubungan antara letak janin dan
ketiga dapat menandakan adanya robeknya plasenta dan ancaman kematian janin,
pervaginam, uterus yang peka, nyeri perut, nyeri atau kejang, adanya
mampu memberi pengawasan dan penanganan ibu hamil dan janin. Janin dapat
dalam keadaan bahaya meskipun ibu hamil hanya menderita cedera ringan.
Harus dilakukan konsultasi dengan dokter kebidanan bila ada masalah atau
diduga ada masalah dengan uterus. Dengan lepasnya plasenta yang luas, atau
Adanya ancaman jiwa karena emboli cairan amnion dan atau disseminated
yang diperlukan.
dan kematian, tetapi juga isoimunisasi jika ibu Rh-negatif. Karena dengan sedikit
saja (0,01 ml) darah Rh-positif akan mensensitasi 70% pasien Rh-negatif, adanya
ibu hamil untuk mendeteksi sel darah merah janin pada sirkulasi ibu),
memungkinkan terjadi sensitasi darah Rh-negatif ibu. Semua pasien trauma pada
kecuali cederanya jauh dari uterus (misalnya cedera terbatas pada ekstremitas
yang disertai fraktur pelvis. Pengelolaan awal adalah resusitasi dan menstabilkan
ibu hamil karena kehidupan janin pada keadaan seperti ini tergantung sepenuhnya
pada keadaan ibu, pengawasan ketat terhadap janin harus dilakukan setelah
berhasil dilakukan resusitasi dan keadaan ibu stabil. Adanya 2 pasien (ibu dan
Ada data yang menyokong operasi sesaria perimortem pada ibu hamil
yang mengalami cedera dan henti jantung akibat hipovolemia. Kegawatan janin
dapat terjadi ketika ibu tidak ada hemodinamik yang abnormal, dan
ketidakstabilan ibu hamil dapat dengan cepat membunuh janin. Pada saat ibu
hamil terjadi henti jantung karena hipovolemia, janin telah mengalami hipoksia
cukup lama. Pada kasus-kasus ibu henti jantung karena hal lain operasi seksio
sesaria perimortem kadang-kadang dapat berhasil jika dilakukan dalam 4-5 menit
etnik, hubungan budaya, atau status sosial ekonomi. Tujuh belas persen wanita
hamil mengalami cedera karena kekerasan dari orang lain, dan 60% dari pasien ini
departemen hukum Amerika Serikat, 2-4 juta kejadian kasus KDRT setiap tahun
untuk memulai penyelidikan lebih lanjut. Tiga pertanyaan pada kotak 1-1, jika
KOTAK 2-1
❸ Adakah pasangan sebelum yang sekarang yang membuat rasa tidak nyaman?
Disadur dengan ijin dari feldhaus KM, Koziol-McLainJ, Amsbury, et al, Accuracy
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perhatian juga harus diberikan kepada janin, yang merupakan pasien kedua
dari dua hal yang unik, setelah lingkungan menjadi stabil. Harus dilakukan
konsultasi dengan ahli bedah dan ahli kebidanan sejak awal pemeriksaan
penyangga terhadap cedera janin langsung dari trauma tumpul. Uterus yang
hamil ukurannya akan membesar, organ dalam abdomen yang lainnya relatif
3. Pemberian cairan dan darah pengganti harus diberikan dengan benar dan
4. Harus dicari keadaan-keadaan khas pada pasien cedera wanita hamil, seperti
trauma tumpul atau luka tembus uterus, solusio plasenta, emboli cairan