Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Teknik Sipil 43

Politeknik Negeri Banjarmasin

MODUL PERTEMUAN KE – 6
MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MATERI KULIAH:

Mekanika klasik, Hukum Newton I, Gaya, Sistem Satuan Mekanika, Berat dan
massa, Cara statik mengukur gaya..

POKOK BAHASAN:
DINAMIKA PARTIKEL

6.1 MEKANIKA KLASIK


Pada bab terdahulu dijelaskan mengenai gerak partikel dengan
penekanannya pada gerak lurus atau gerak di bidang. Gerak dinyatakan dalam
besaran vektor. Gerak dari suatu partikel tertentu ditentukan oleh sifat dan
susunan benda – benda lain yang merupakan lingkungannya.
Dalam mekanika klasik gerak yang dibahas adalah gerak benda-benda
yang besar. Tidak termasuk gerak elektron dan gerak dibawah laju cahaya C
yang dibahas dalam fisika quantum ( teori relativitas).
Masalah utama dalam mekanika klasik adalah :
a. Diberikan sebuah partikel dengan ciri atau karakteristik
tertentu ( massa, muatannya, momen dipol magnetnya, dsb.)
b. Partikel ini kita letakan dalam suatu lingkungan yang telah
diketahui secara lengkap dan kita berikan kecepatan awal
tertentu pada partikel tersebut.
c. Persoalan berikutnya adalah bagaimana gerak partikel
selanjutnya.

partikel gaya lingkungan


Hukum gaya

percepatan Hukum gerak

Gambar 6.1 Skema Gerak dalam Lingkungan

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 44
Politeknik Negeri Banjarmasin

6.2 Hukum Newton Pertama

Berabad abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topik utama


dalam filsafat alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian dengan
munculnya Galileo dan Newton, diperoleh kemajuan yang nyata , Isac Newton
dilahirkan di Inggris dalam tahun kematian Galilio dan pendahulunya yang lain
dengan buah karyanya yang diungkapkan melalui hukum nya (pertama kali
dikemukakan dalam tahun 1686) dalam bukunya Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica, yang dikenal sebagai Principia.

Sebelum jaman Galileo sebagian besar ahli filsafat berpendapat bahwa agar
benda tetap bergerak perlu ada pengaruh luar atau gaya. Menurut mereka
keadaan alami beda adalah keadaan diam. Mereka yakin bahwa agar sebuah
benda bergerak , misalnya sepanjang garis lurus dengan laju konstan,
diperlukan suatu pengaruh luar yang mendorongnya terus menerus, bila
penggerak luar ini tidak ada, benda akan berhenti dengan sendirinya.

Hukum Pertama Newton : Tiap benda tetap dalam keadaan diam atau sedang
bergerak lurus beraturan, terkecuali kalau ada sesuatu sebab dari luar yang
dinamakan gaya yang memaksa merobah keadaan diam tersebut.

6.3 Gaya
Gaya didefenisikan merupakan fluksi dorongan lurus.
F = d/dt . ( m.v)
F = v (dm/dt) + m(dv/dt)
Jika v konstan, maka diperoleh F = v (dm/dt )

Contoh : perpindahan batuan agregat pada crushing stone pada ban


berjalan.
Sebuah corong berisi agregat dapat mendrop butiran agregat naik ke ban
berjalan , yang kemudian oleh ban berjalan dipindahkan butiran tersebut ke
tempat stock material.
Agar ban berjalan ini bergerak sesuai menurut semestinya, diperlukan
gaya F yang besarnya sesuai dengan ketentuan diatas

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 45
Politeknik Negeri Banjarmasin

6.4 Sistem Satuan Mekanika

Satuan gaya didefenisikan sebagai sebuah gaya yang menimbulkan satu


satuan percepatan bila dikerjakan pada satu satuan massa. Dalam bahasa SI
satuan gaya adalah gaya yang akan mempercepat massa satu kg. sebesar satu
m/dt2 dan seperti telah kita lihat, satuan ini disebut Newton (disingkat N).

Gambar (a) Partikel sedang bergerak ke kanan sepanjang sumbu x suatu


sistem sumbu lembam. Padanya bekerja gaya horizotal sebesar F. Selama gaya
bekerja maka kecepatan benda tersebut bertambah atau dengan kata lain punya
percepatan a= dv/dt, meuju kekanan.

Jika F konstan maka kecepatan akan bertambah secara konstan. Bila F


berubah maka perubahan kecepatan perdetik akan sebanding dengan
perubahan gaya itu.
Gambar (b) Kecepatan benda juga kekanan, tetapi arah gaya ke kiri.
Dalam kondisi ini bendaakan bergerak lebih lambat (jika gaya itu terus bekerja,
arah gerak benda akhirnya membalik). Percepatan sekarang mengarah ke kiri
sama dengan arah gaya. Jadi besarnya percepatan berbanding lurus dengan
gaya dan arahnya juga sama, tak peduli kemana arah kecepatan.

Karena a berabnding lurus dengan Fmaka perbandingan gaya dan


perubahan kecepatan per detik adalah suatu konstanta, yang disebut Massa m
dari benda tersebut.
F F
m
dv a
dt

Atau
dv
F m m.a
dt

Persamaan vektor F = m . a dapat ditulis dalam suku – suku komponen –


komponen seperti,

dv x dv y dv z
Fx m ma x Fy m ma y Fz m ma z
dt dt dt

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 46
Politeknik Negeri Banjarmasin

Dimana gaya – gaya adalah komponen – komponen dan gaya – gaya


eksternal yang bekerja pada benda. Kiranya perlu ditekankan bahwa hukum ini
disini digunakan utuk suatu partikel, karena bila gaya resultan bekerja terhadap
suatu benda yangbesar maka benda tersebut mungkin akan berputar dan tidak
semua partikelnya punya percepatan sama.

7.1 Berat Dan Massa.


Untuk menentukan satuan yang digunakan maka dapat dirangkum dalam
tabel berikut:
Sistem Satuan Gaya Massa Percepatan
Mks Newton (N) Kilogram (kg) m.dt-2
Cgs Dyne (dyn) Gram (g) cm.dt-2
Inggris Pound (lb) Slug Ft.dt-2

Sifat SI Unit :
Dewasa ini umumnya Fisika telah menggunakan sistem SI Unit. SI unit =
Systeme Internationale d’Unites = Sistem satuan internasional, yaitu suatu
sistem satuan yang telah disepakati bersama sebagai hasil rumusan oleh CGPM
(Conference Generale des Poids et Measures) yang ke 11 di Paris tahun 1960.

Sifat SI mempunyai beberapa sifat unggulan terhadap sistem satuan lainnya


antara lain. :
1. SI tidak sukar dalam hal perhitungan , karena memakai sistem desimal
ganda dan anak ganda satuanya dapat dinyatakan dengan 10n, dimana n
bilangan bulat ( positif, nol, negatif).
2. SI berupa sistem mutlak, karena besaran dasar mekanikanya didasarkan
pada LMT ( panjang massa, waktu), bukan didasarkan LFT (panjang,
Gaya, Waktu).
3. SI merupakan sistem satuan yang yang praktis dan mudah dikenal orang.
4. SI merupakan satuan yang koheren, hasil kali atau hasil bagi antara
besaran dasar mmenghasilkan besaran baru tanpa menimbulkan faktor
lain, kecuali faktor 1.
5. SI dibentuk atas 7 besaran dasar berdimensi dan 2 besaran tambahan
yang tidak berdimensi, yang ternyata dapat mencakup semua bidang
ilmu pengetahuan.

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 47
Politeknik Negeri Banjarmasin

7.2 Cara Statik Mengukur Gaya.


Hukum Newton tentang gravitasi adalah gaya untuk 2 partikel, berbunyi:
Setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap partikel
lainnya dengan suatu gaya yang berbanding langsung dengan hasil kali massa
partikel –partikel itu berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang
memisahkannya. Atau jika dirumuskan menjadi:
m m'
Fg G
r2

Dimana:
Fg = gaya gravitasi amsing – masing partikel
r = jarak partikel
m dan m` = massa massanya
G = konstanta gravitasi

Gaya – gaya partikel yang bekerja pada partikel – partikel tersebut


membentuk sepasang aksi reaksi yang walupun massanya berbeda, gaya yang
sama besar bekerja pada partikel tersebut.
Jika hukum tersebut diterapkan pada bumi dan benda kecil atau bumi dan
bulan dengan bumi sebagai pusatnya maka dianggap bahwa bumi merupakan
bola homogen dimana bila gaya gravitasi dilakukan pada atau olehnya, maka
sama seperti sandainya seluruh massa bola itu terkonsentrasi pada suatu titik di
pusatnya. Sehingga gaya yang dilakukan olehnya terhadap suatu benda kecil
bermassa m dan berjarak r dari bumi adalah:
m mg
Fg G
r2
Besaranya konstanta G dapat dicari dengan eksperimen neraca cavendish, yang
menghasilkan:
G = 6,670 x 10-11 Nm2 kg-2
G = 6,670 x 10-8 dyn cm2 g-2

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 48
Politeknik Negeri Banjarmasin

7.3 MASSA DAN BERAT


Secara lebih umum maka berat didefinisikan sebagai gaya gravitasi
reultan yang dilakukan oleh semua benda lainnya di jagat raya ini terhadap
benda itu.
Di dekat permukaan bumi gaya tarik bumi jauh lebih besar dari pada gaya
setiap benda lain, sehingga dapat dianggap bahwa berat disebabkan semata –
mata oleh gaya gravitasi bumi. Hal tersebut dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut:

m mE
w Fg G
R2
Dimana :
R = Jari – Jari bumi
G = Konstanta gravitasi
m = massa benda
mE = massa bumi

Dan jika bumi merupakan suatu sumbu lembam, maka bila sebuah benda
jatuh bebas maka gaya yang mempercepatnya adalah w (beratnya) dan
percepatan yang disebabkan gaya ini adalah gaya gravitasi g. Dari rumus –
rumus:
F = m.a
Untuk benda jatuh bebas menjadi:
w = m.g
dimana :
w = berat benda
m = massa benda
g = percepatan gravitasi

Karena:

m mE
w m. g G
R2
Maka:

mE
g G
R2

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 49
Politeknik Negeri Banjarmasin

Maka percepatan gravitasi bumi adalah hasil pembagian massa bumi dengan
kwadrat jarak bumi dengan benda lain tersebut dikalikan konstanta Gravitasi
bumi.
Rumus tersebut membuktikan bahwa percepatan yang disebabkan oleh
gaya berat adalah sama untuk semua benda dan hampir konstan (G, ME
konstan,. R hanya sedikit berbeda dari titik di permukaan bumi).

Nilai g yang dapat dipakai adalah 9,8 m.dt-2 atau 32 ft s-2.

Contoh Soal :
1. Sebuah balok yang massanya 10 kg diam diatas permukaan horisontal.
Berapa gaya horisontal konstan T diperlukan untuk memberikan kecepatan 4
m s-1 dalam 2 sekon, dari keadaan diam, jika gaya gesekan antara balok dan
permukaan konstan dan sama dengan 5 N? Andaikan semua gaya bekerja di
pusat balok itu (Lihat Gambar 5-3).

f=5N T
x

Penyelesaian:
Massa balok diketahui. Percepatan y-nya nol. Percepatan x-nya nol dapat
dihitung dari data kecepatan yang diperoleh dalam waktu yang diketahui.
Karena semua gaya konstan, percepatan x adalah konstan, dan berdasarkan
persamaan gerak dengan percepatan konstan, maka:

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 50
Politeknik Negeri Banjarmasin

v v0 4 ms 1 0 2
ax 2 ms
t 2s
Resultan gaya x ialah:
Fx = T – f
Dan resultan gaya y ialah
Fy = N – W
Jadi berdasarkan hukum kedua ini, kita dapatkan bahwa
N = w = mg = 10 x 9,80 ms-2 = 98,0 N
Dan berdasarkan persaman pertama
T = f + max = 5 N + (10 kg x 2 ms-2) = 25 N

2. Massa benda adalah m salah satu bola kecil dari neraca Cavendish adalah
1 g, massa m’ salah satu bola besar ialah 500 g, dan jarak antara pusat
kedua bola ialah 5 cm. Tentukan besar gaya tarik kedua benda tersebut :
Penyelesaian :
1 g x 500 g
x 2
Fg = 6,67 x 10-8 dyn cm2 g-2 5 cm
Fg = 1,33 x 10-6 dyne.

3. Sebuah elevator bergerak dan bebannya 1600 lb. Hitunglah tegangan tali (T)
di dalam kabel penahan bila elevator itu, yang mula – mula bergerak ke
bawah dengan kecepatan 20 ft sek-1, kemuadian diberhentikan dengan
percepatan konstan setelah menempuh jarak 60 ft (lihat Gambar 5-4).
Penyelesaian :

Diketahui :
Beban / berat elevator = 1600 lb.
Kecepatan awal = 20 ft. Sec.-1
Jarak berhenti = S = Y = 60 ft.
Maka :
Massa elevator ialah :
w 1600 lb
m 50 slug
g 32 ft s 2

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN
Jurusan Teknik Sipil 51
Politeknik Negeri Banjarmasin

Berdasarkan persamaan gerak dengan percepatan konstan.


2
v2 v0
a
v2 = v02 + 2ay, 2y
T

Gambar. 5-4. Gaya resultan sama dengan T – w

Kecepatan awal v0 ialah – 20 ft s-1; kecepatan v akhir ialah nol (karena


berhenti). Jika kita ambil titik pangkal pada titik dimana perlambatan dimana
perlambatan dimulai, maka jarak (y) = - 50 ft. Jadi:

0 ( 20 ft s 1 ) 2 2
a 4 ft s
2 x 50 ft
Karena itu percepatannya positif (berarti keatas). Berdasarkan diagram
benda bebas (Gambar 5-4), gaya resultan ialah:
F = T – w = T – 1600 lb
Karena F =ma
T – 1600 lb = 50 slug x 4 ft s-2 = 200 lb
T = 1800 lb

Bahan Ajar - POLIBAN SALMANI, MS, MT.


FISIKA TERAPAN

Anda mungkin juga menyukai