Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUITAS
“ASUHAN KEPERAWATAN DAN PENDOKUMENTASIAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS”

DI SUSUN OLEH :

Tk 2 Semester IV (Genap)

KELOMPOK 12

1. AZIZATUL UMMAH : 20176523010


2. DHEA RISKY APRILLIATI : 20176522020
3. KHOIRUL MUTTAKIN : 20176512043
4. MUTIARA APRIANINGSIH : 20176523064

PRODI DIV KEPERAWATAN PONTIANAK


PRODI KEPERAWATAN PONTIANAK
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2018/2019
VISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

“Menjadi Institusi Pendidikan Diploma IV Keperawatan Yang Bermutu Dan Mampu


Bersaing Di Tingkat Regional Pada Tahun 2020”

MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

1. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan Yang


Berbasis
2. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan Yang
Berbasis Kompetensi
3. Mengembangakan Upaya Pengabdian Masyarakat Bidang Diploma IV
Keperawatan Yang Berbasis IPTEK Dan Teknologi Tepat Guna
4. Mengembangakan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan Yang
Mandiri, Transparan, Dan Akuntabel
5. Mengembangakan Kerjasama Dalam Pengelolaan Program Pendidikan Tinggi
Diploma IV Keperawatan Di Tingkat Nasional Maupun Regional
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

‘’ ASUHAN KEPERAWATAN DAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS‘’

Mata Kuliah : KEPERAWATAN KOMUNITAS

Semester : IV (Empat)

Prodi : D-IV Keperawatan Pontianak

Jurusan : Keperawatan

Dosen Pembimbing, Pontianak, Januari 2019

Penyusun

Irma Triyani SKM,M.Kes KELOMPOK 12


KATA PENGANTAR

Puji da syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan limpahan karuia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah
Keperawatan Komunitas yang berjudul “Asuhan Keperawatan dan Pedokumentasia
Keperawatan Komunitas”. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah melibatkan
bantuan banyak pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingi mengucapkan terima kasih banyak
kepada:

1. Bapak Didik Haryadi S.GZ.M.SI, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Pontianak.
2. Ibu Ns.Nurbani, M.Kep, selaku Ketua urusan Keperawatan.
3. Ibu Ns.Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Irma Triyani SKM,M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah “Keperawatan
Komunitas”

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memiliki


kekurangan. Oleh karea itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima Kasih.

Pontianak, Januari 2019


Dosen Mata Kuliah, Penyusun,

Irma Triyani SKM,M.Kes Kelompok 12


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan kini menjadi fokus penting dalam asuhan
kepearwatan komunitas. Berbagai masalah dari masalah fisik, psikososial,
budaya, hingga spiritual dapat menjadi salah satu sumber masalah di tingkat
individu, keluarga, bahkan komunitas. Dalam proses menentukan masalah
yang ada di masyarakat perkotaan, terlebih dahulu mengkaji dan menganalisis
berbagai aspek yang dapat dijadikan data penunjang dalam menentukan
masalah. Sehingga akan dapat diberikan intervensi yang sesuai yang salah
satunya melalui proses pengorganisasian masyarakat untuk menjawab
masalah yang ada.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah. Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan
dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan.
Keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya utuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah
umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara
terus menerus melalui kerja sama.
Pendekata yang diguakan dalam asuhan komunitas adalah pendekatan
keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan
untuk pemecahan masalah adalah melalui pedidikan kesehatan, teknologi
tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemeritah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat membuat
rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
a. Apa itu proses Keperawatan Komunitas?
b. Apa itu pengkajian Keperawatan Komunitas?
c. Apa itu Diagosa keperawatan komunitas atau kelompok
dan analisa data?
d. Apa saja Perencanaan ( Intervensi) Keperawatan
Komunitas?
e. Apa saja Pelaksanaan ( Implementasi) Keperawatan
Komunitas?
f. Apa saja Evaluasi Keperawatan Komunitas?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Megetahui asuhan keperawatan Komunitas dan pendokumentasian
keperawatan komunitas.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui data yang harus dikaji pada keperawatan komunitas
2. Mengetahui dan memahami diagnosa keperawatan komunitas
3. Mengetahui dan memahami intervensi keperawatan komunitas
4. Mengetahui dan memahami implemetasi dan evaluasi keperawatan
komunitas
5. Mengetahui pendokumentasi asuhan keperawatan komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Keperawatan Komunitas


Sesuai dengan teori neuman, kelompok atau komuitas dilihat sebagai
klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komuitas yang merupakan
klien dan peggunaan proses keperawatan sebagai pedekatan, yang terdiri dari
lima tahapan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pegumpulan data yag
bertujuan megidetifikasi data yang penting megenai klien yang perlu
dikaji pada kelompok atau komuitas adalah :
a. Core atau inti : data demografi kelompok atau komuitas yang terdiri
dari umur,pedidikan,jenis kelamin, pekerajaan, agama, nilai-nilai,
keyakianan serta riwayat timbunlya kelompok atau komunitas
b. Delapan subsitem yang mempengaruhi komunitas ( Betty neuma) :
 Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk peragaan,
sirkulasi dan kepadatan
 Pedidikan : apakah ada sarana pedidikan yang dapat
diguanakan untuk menigkatkan pengetahuan
 Keamanan dan keselamatan dilingkugan tempat tinggal :
apakah tidak menimbulkan stress
 Politik dan kebiajakan pemeritah terkait dengan kesehatan :
apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
medapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gagguan atau merawat atau mematau apabila gangguan
sudah terjadi
 Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaaatkan dikumomunitas tersebut utuk menigkatkan
pegetahuan terkait dengan gagguan nutrisi misalnya televisi,
radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komuitas
 Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR ( Upah Miimum
Regioal) dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat teragjangkau,
misalya anjuran utuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut
 Reakreasi apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Reakreasi ini
hendakya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik da vital
statistik, atara lain angka morbiditas, IMR, MMR serta cagkupan
imunisasi
1. Pengumpulan data
Pegumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa menanyakan atau tanya jawab sebagai
bentuk komunikasi yang di rencanakan berkaitan dengan masalah
yang dihadapi.
b. Pengamatan atau observasi yaitu dengan mengamati prilaku dan
keadaan komunitas untuk memperoleh data berkaitan masalah
kesehatan dan keperawatan
c. Angket
Teknik lain dalam pengumpulan data adalah melalui angket.
Pada angket, jawaban diisioleh responden sesuai dengan daftar
yang diterima, sedangkan pada wawancara, jawaban responden
diisi oleh pewawancara. Untuk pengembalian daftar isian dapat
dilakukan dengan dua cara yakni canvasser, yaitu daftar yang telah
diisi, ditunggu oleh petugas yang menyerahkan dan householder,
yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat yang telah
ditentukan. Keuntungan dalam pengumpulan data melalui angket,
yaitu relatif murah, tidak membutuhkan banyak tenaga, dan dapat
diulang. Kerugiannya adalah:
1) jawaban tidak spontan;
2) banyak terjadi nonrespons;
3) pertanyaan harus jelas dan disertai dengan petunjuk
yang jelas;
4) pengembalian lembar jawaban sering terlambat;
5) jawaban sering tidak lengkap terutama bila kalimat
pertanyaan kurang dimengerti;
6) sering tidak diisi dengan responden, tetapi diisi oleh
orang lain;
7) tidak dapat digunakan oleh responden yang buta aksara.

Untuk mengatasi kerugian dalam angket dapat dilakukan


dengan cara, mengunjungi dan melakukan wawancara pada
nonrespon, untuk jawaban yang terlambat harus dikeluarkan dan
tidak dianalisis, serta bila nonrespon terlalu banyak, dilakukan
pengiriman ulang daftar isian.
d. Pemeriksaan
Data penunjang untuk menemukan kebutuhan komunitas.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis.
Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulang-ulang
tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi pemeriksaan ini
harus ditentukan pada waktu perencanaan sesuai dengan perkiraan
timbulnya insiden. Tempat pemeriksaan dapat dilakukan di
lapangan atau sarana pelayanan kesehatan. Organ yang diperiksa
dapat berupa, seluruh organ, organ tertentu seperti paru-paru,
jantung, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan sebagainya, serta
beberapa organ sekaligus, seperti pemeriksaan jantung dan paru-
paru.
2. Pengorganisasian Data
Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu
dikumpulkan, yaitu data inti komunitas, subsistem komunitas, dan
persepsi. Agar lebih jelas bagi Anda ikutilah uraian tentang data inti
komunitas, subsistem komunitas dan persepsi.
a. Data inti komunitas
Data komunitas ini merupakan data yang dikumpulkan dalam inti
komunitas yang meliputi,
1) sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah);
2) demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan
distribusi etnis);
3) tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga, kelompok);
4) status perkawinan (kawin, janda/duda, single);
5) statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia, dan penyebab
kematian);
6) nilai-nilai dan keyakinan;
7) agama.
b. Data subsistem komunitas
Data subsistem komunitas yang perlu dikumpulkan dalam
pengkajian komunitas sebagai berikut.
a. Lingkungan fisik
Sama seperti pemeriksaan fisik klien individu, di komunitas juga
dilakukan pemeriksaan fisik lingkungan komunitas. Panca indera yang
digunakan dalam pengkajian fisik adalah inspeksi, auskultasi, tanda-tanda
vital, review sistem, dan pemeriksaan laboratorium.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas, yaitu
Puskesmas, klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan
kesehatan di rumah, pusat emergensi, rumah perawatan, fasilitas
pelayanan sosial, pelayanan kesehatan mental, apakah ada yang
mengalami sakit akut atau kronis.\
c. Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi adalah,
karakteristik keuangan keluarga dan individu, status pekerja, kategori
pekerjaan dan jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar,
dan pusat bisnis.
d. Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan
keamanan adalah: alat transportasi penduduk datang dan ke luar wilayah,
transportasi umum (bus, taksi, angkot, dan sebagainya serta transportasi
privat (sumber transportasi atau transpor untuk penyandang cacat).
Layanan perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi, dan kualitas udara.
e. Politik dan pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi data pemerintahan (RT,
RW, desa/kelurahan, kecamatan, dan sebagainya), kelompok pelayanan
masyarakat (posyandu, PKK, karang taruna, posbindu, poskesdes, panti,
dan sebagainya) serta data politik, yaitu kegiatan politik yang ada di
wilayah tersebut serta peran peserta partai politik dalam pelayanan
kesehatan.
f. Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu komunikasi formal yang meliputi
surat kabar, radio dan televisi, telepon, internet, dan hotline, serta
komunikasi informal yang meliputi papan pengumuman, poster, brosur,
halo-halo, dan sebagainya.
g. Pendidikan
Data yang terkait dengan pendidikan meliputi, sekolah yang ada di
komunitas, tipe pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan
kesehatan di sekolah, program makan siang di sekolah, dan akses
pendidikan yang lebih tinggi.
h. Rekreasi.
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan rekreasi yang
meliputi, taman, area bermain, perpustakaan, rekreasi umum dan privat,
serta fasilitas khusus.
c. Data persepsi
1) Tempat tinggal yang meliputi bagaimana perasaan masyarakat
tentang komunitasnya, apa yang menjadi kekuatan mereka,
permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang
berbeda (misalnya, lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah
tangga, dan sebagainya).
2) Persepsi umum yang meliputi pernyataan umum tentang kesehatan
dari komunitas, apa yang menjadi kekuatan, apa masalahnya atau
potensial masalah yang dapat diidentifikasi.
3. Validasi Data
Informasi yang dikumpulkan selama tahap pengkajian harus
lengkap, faktual dan akurat, sebab diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan didasarkan informasi ini. Validasi merupakan verifikasi data
untuk mengkonfirmasi bahwa data tersebut akurat dan faktual. Validasi
data sangat membantu perawat dalam melaksanakan tugas, meyakinkan
bahwa informasi pengkajian sudah lengkap, serta data subjektif dan
objektif dapat diterima.
4. Analisis komunitas
Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang
perlu dilakukan, yaitu kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan
kesimpulan.
a. Kategorisasi
Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian
data pengkajian komunitas secara tradisional adalah sebagai berikut.
1) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin,
etnis, dan kelompokras).
2) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya
kepala keluarga, ruang publik, serta jalan).
3) Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan sewa atau pola kepemilikan rumah).
4) Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik, Pusat Kesehatan Mental, dan sebagainya).
b. Ringkasan
Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas
berikutnya adalah meringkas data dalam setiap kategori.
Pernyataan ringkasan disajikan dalam bentuk ukuran, seperti
jumlah, bagan, dan grafik.
c. Perbandingan
Tugas berikut adalah analisis data yang meliputi
identifikasi kesenjangan data, dan ketidaksesuaian. Data
pembanding sangat diperlukan untuk menetapkan pola atau
kecenderungan yang ada atau jika tidak benar dan perlu
revalidasi yang membutuhkan data asli. Perbedaan data dapat
saja terjadi, karena kesalahan pencatatan data. Membandingkan
data hasil pengkajian komunitas dengan data lain yang sama.
d. Membuat kesimpulan
2. Diagosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang
dicari, maka kemudian dikelompokan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
ditimbulkan pada masyarakat tersebut.
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, maka diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan
kepada komunitas, kelompok atau aggregates tersebut, sehingga secara
umum diagnosis tersebut meliputi atau mewakili permasalahan individu,
keluarga yang hidup dan tinggal dalam komunitas tersebut. Diagnosis
keperawatan kelompok dan komunitas juga memiliki perbedaan secara
umum dengan diagnosis individu dan keluarga, karena saat melakukan
pengkajian di komunitas atau kelompok/aggregates, maka perawat yang
bekerja di komunitas, berkolaborasi dengan komunitas, tokoh komunitas,
kepala kelurahan/desa serta aparatnya, pemuka agama serta tenaga
kesehatan lainnya, sehingga formulasi diagnosis keperawatan harus
mewakili semua pemangku kepentingan di komunitas (Ervin, 2008).
Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini:
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.

Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau


kelompok komunitas yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi,
pekerjaan, etnis, kondisi perumahan).
1. Pernyataan (Statement)
Statement atau pernyataan masalah adalah potensial atau masalah
yang aktual ataupun perhatian pada kesehatan komunitas.
Contoh:
1. Tingginya angka kematian bayi di Desa A.
2. Tingginya prevalensi karies gigi pada siswa SD Kencana Kelurahan
2. Etiologi
Pernyataan etiologi digambarkan dengan pernyataan “berhubungan
dengan“. Contoh:
Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan...
a) tidak adekuatnya sarana pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan antenatal;
b) kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan;
c) tidak dapat dijangkau oleh pelayanan antepartum yang ada.
3. Tanda da Gejala
Pernyataan tanda dan gejala menggambarkan pernyataan lama dan
besarnya masalah dengan menggunakan kata “ditunjukkan dengan“.
Contoh.
1. Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan,
a) tidak adekuatnya sarana pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan antenatal;
b) kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan;
c) tidak dapat dijangkau oleh pelayanan antepartum yang ada.
Ditunjukkan dengan banyaknya (40%) ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, persalinan ditolong dukun tidak terlatih
(80%), dan IMR 50/1000 kelahiran hidup.
2. Resiko tinggi terjadi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
pada bayi di Desa A berhubungan dengan:
a. tidak adekuatnya sarana pelayanan Posyandu;
b. jumlah tenaga kader kesehatan masih terbatas;
c. pengetahuan masyarakat tentang imunisasi masih kurang (63%).
Ditunjukkan dengan cakupan UCI (Universal Child Immunization)
65% pada bayi di Desa

3. Tingginya angka prevalensi karies gigi di kalangan anak usia sekolah


di SD Manggarai berhubungan dengan:
a. kurangnya pemeriksaan dan perawatan gigi di klinik sekolah;
b. kurangnya fluoride dalam air minum;
c. pendapatan rumah tangga rata-rata rendah dan keterbatasan sumber
daya ekonomi untuk melakukan perawatan gigi;
d. tidak ada pendidikan kesehatan gigi yang dilakukan oleh klinik
sekolah
Ditunjukkan dengan 70% dari anak-anak di SD Manggarai
yang memiliki karies gigi pada pemeriksaan.

3. Perencanaan ( Intervensi) Keperawatan Komunitas


Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tidakan menetapkan
apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif,kuratif dan rehabilitatif langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah meletakan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah
dan sumber atau potensi masyarakat seperti dana, sarana,tenaga yang
tersedia. Dalam pelaksaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan mastarakat, mempelajari
dan bek
erja sama dengan masyarakat.
b. Tahap pengoragnisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan
untuk menumbuhka kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan ( Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yangn dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dalam memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan keseahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperan serta dalam pembagunan kesehatan
di wilayahnya
c. Tahap pendidikan dan pelatihan
 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
 Melakukan pengkaian
 Membuat programberdasarkan masalah atau diagnosa
keperawatan
 Melatih kader
 Keperawatan langsung terhadap individu, terhadap keluarga
dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpian
e. Tahap koordinasi itersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan suversi atau kunjungan untuk megevaluasi
serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok
kerja kesehatan lebih lanjut untuk lebih singkatnya perencanaan dapat
diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :
 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanaan yang baik
 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi
melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Bekerja sama dengan aparat pemda setempat untuk
mengamankan lingkungan atau komunitas bila stresor dari
lingkungan
 Rujukan dari rumah sakit bila diperlukan

Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: (1) memprioritaskan


diagnosis komunitas; (2) menetapkan sasaran intervensi yang diharapkan; (3)
menetapkan tujuan yang diharapkan; dan (4) menetapkan intervensi
keperawatan.
1. Memprioritaskan diagnosis komunitas
Perawat tidak bisa melakukan penyelesaian terhadap seluruh diagnosis
keperawatan yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
sumber daya yang ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu menetapkan
metode dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan
diagnosis keperawatan komunitas, antara lain menurut The American Public
Health Association menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor dalam
memperioritaskan masalah, yaitu:
a) luasnya perhatian masyarakat;
b) sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana, tenaga,
waktu, alat dan penyaluran);
c) bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
d) kebutuhan pendidikan khusus;
e) penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu
melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah
masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan memprioritaskan masalah yang
ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. Masyarakat
atau komunitas dalam musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah
tersebut dengan menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi
nilai) meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b. Risiko parah dari masalah tersebut.
c. Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e. Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f. Kesesuaian dengan program pemerintah.
g. Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap
aspek tersebut dengan range 1 – 5. Rinciannya berikut ini.
Memprioritaskan Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas
No. Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Kesehatan
1. Gizi buruk 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1
balita

2. Tuberkulosis 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 4
3. Ibu hamil 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 3
resiko tinggi
4. ISPA pada 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 52 2
balita
5. Hipertensi 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44 5
 Keterangan Pembobotan
Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4,
Sangat tinggi = 5
 Aspek yang dinilai:
A : Risiko terjadi
B : Risiko parah
C : Potensial untuk Penkes
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F : Sesuai program pemerintah
G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas
K : Sumber daya
2. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang
diharapkan. Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke
depan, kondisi, atau status jangka panjang, dan belum bisa diukur. Berikut ini
adalah contoh dari penulisan sasaran.
a) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
b) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
c) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.
d) Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.
3. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur,
dibatasi waktu dan berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan
karakteristik dalam penulisan tujuan.
a) Menggunakan kata kerja.
b) Menggambarkan tingkah laku akhir.
c) Menggambarkan kualitas penampilan.
d) Menggambarkan kuantitas penampilan.
e) Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
f) Berhubungan dengan sasaran (goal).
g) Adanya batasan waktu.
Dibawah ini contoh dalam menuliskan tujuan.
a) Masalah : Risiko tinggi penularan TB di Desa A
b) Sasaran : Menurunnya angka kesakitan TB di Desa A
c) Tujuan :
- Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang TB menjadi 90% (dari 60%);
- Meningkatnya angka kesembuhan 85% (dari 69%).
4. Menetapkan rencana intervensi
Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas berorientasi pada
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan
manajemen krisis. Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan
kesehatan komunitas, maka harus mencakup:
a. Apa yang akan dilakukan?
b. Kapan melakukannya?
c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?
e. Lokasinya di mana?
Contoh
Pelatihan kader Posyandu bagi kader baru sebanyak 20 orang di RW
01, Desa Sukahati pada minggu kedua bulan Januari 2013. Dalam menetapkan
rencana intervensi keperawatan komunitas, maka perlu juga memperhatikan
beberapa hal antara lain berikut ini.
1. Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada.
2. Kondisi atau situasi yang ada.
3. Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas, dapat dimanfaatkan.
4. Program yang lalu yang pernah dijalankan.
5. Menekankan pada pemberdayaan masyarakat.
6. Penggunaan teknologi tepat guna.
7. Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
Berikut ini contoh membuat rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas.
No. Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Intervensi
1. Risiko tinggi Menurunnya Meningkatnya - Promosi kesehatan
penularan TB di angka pengetahuan masalah TB
Desa A kesakitan TB masyarakat tentang TB untuk seluruh warga
di menjadi 90 % (dari 60 desa
Desa A %) pada melalui kelompok-
minggu ke-2 bulan kelompok
Februari kegiatan yang ada di
2013. masyarakat pada
minggu ke-3
dan ke- 4 Januari
2013.
- Pemasangan
spanduk, poster
Terlaksananya dan penyebaran
dukungan leaflet
masyarakat untuk penanggulangan TB
penanggulangan TB pada
pada setiap RW pada
akhir bulan Februari minggu ke-2
2013. bulan Januari 2013
- Pembentukan
kelompok
Swabantu masalah
- Diperolehnya
TB di Desa
dukungan
Sukahati pada
pemerintah daerah
minggu ke-3
dalam
bulan Januari 2013.
penanggulangan TB
pada - Pelatihan masalah
akhir bulan Februari TB untuk
2013. kelompok swabantu
dan kader
kesehatan pada
minggu ke- 4
bulan Januari.

- Meningkatnya
angka
kesembuhan 85 %
(dari 69 %)
akhir tahun 2013.

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan kesehatan (H ealth Promotion )
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
b. Proses kelompok (Gr oup Pr ocess )
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. \
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership )
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat.
d. Pemberdayaan (Empowerment )
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru. Perawat komunitas perlu memberikan
dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi
aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat.
4. Pelaksanaan ( Implementasi) Keperawatan Komunitas
Perawat bertaggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan
b) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
kurang gizi.
c) sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi
terpenuhya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada
tingkat pecegahan, yaitu :
1) Pencegahan primer yaitu pecegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara
umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit: imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga
2) Pencnegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
teradinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan
masalah kesehatan. Pecegahan sekuder ini meneka pada diagnosa
dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit, contoh :
megkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kasehatan seperti
mata,gigi,teliga, dll
3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pegembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke posyandu

Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana mencapai


sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang
sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas
adalah melakukan tindakan-tindakan berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah
penyakit, dan dampak pemulihan.

5. Evaluasi Keperawatan Komunitas


Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibadingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya.
a. Evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan
perencaaan, peran staff atau pelaksanaan tindakan,fasilitas dan
jumlah peserta
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pecarian sumber dana dan
penggunaanya serta keuntungan program
4) Efisiensi kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat luas terhadap tindakan yang dilaksanakan
5) Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam enam bulan atau satu
tahun.
b. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
dicari penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
B. Pedokumentasian Askep Komunitas
a. Pengertian dokumentasi
Pengertian dokumentasi keperawatan menurut Carpenito, merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang rumit dan sangat beragam serta memerlukan
waktu yang cukup banyak dalam proses pembuatannya. Perkiraan waktu
pembuatan dokumentasi asuhan keperawatan dapat mencapai 35-40 menit, hal
ini dikarenakan seringnya perawat melakukan pencatatan yang
berulang¬ulang atau duplikatif. Walaupun demikian, terkadang dokumentasi
keperawatan yang dihasilkan masih sering kurang berkualitas.
b. Tujuan dokumentasi
1. Sebagai media untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien
dan kelompok.
2. Untuk membedakan tanggung gugat perawat dengan anggota tim
kesehatan lainnya.
3. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
diberikan kepada klien.
4. Sebagai data yang dibutuhkan secara administratif dan legal formal.
5. Memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan professional.
6. Untuk memberikan data yang berguna dalam bidang pendidikan dan
penelitian.
c. Mafaat dokumentasi
1. Mencegah pengabaian dan penanggulangan yang tidak perlu.
2. Mempermudak komunikasi.
3. Memberi fleksibilitas dalam memberi askep.
4. Mendorong partisipasi klien.
5. Memberi kepuasaan kepada perawat.
6. Tersedia metode yang terorganisir dalam askep
d. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendokumentasi
1. Komponen umum data menurut hukum.
 Kondisi fisik, ental dan emosi.
 Prilaku.
 Program pengobatan / perawatan.
 Respon pasien terhadap perawatan.
2. Pedoman pencatatan data menurut hukum.
 Memahami dasar hukum dari tuntunan mal praktek bagi perawat
yang terlibat.
 Memberikan informasi kondisi pasien secara tepat.
 Memperlihatkan fakta secara tepat dan akurat mengenai
penggunaan proses keperawatan.
 Perhatikan terhadap situasi perawatan pasien.
Misalnya :
Pasien dengan masalah yang konplek.
Situasi perawatan pasien yang membutuhkan intervensi care.
Perawatan klien penyakit akut.
3. Metode pencatatan data.
 Penggunaan tinta.
– Tinta hitam / biru.
– Tidak dibenarkan memakai pensil – mudah dihapus – mudah
dimodifikasi.
 Tanda tangan.
– masing-masing catatan pada setiap kegiatan ditanda tangani
oleh pembuatannya ( nama jelas dan gelar ).
 Kesalahan.
– dicoret, lalu diatasnya ditulis salah kemudian ditanda tangani.
– Tidak boleh dihapus / dihilangkan.
 Waktu.
– masing-masing catatan pad setiap kegiatan harus mencatat
waktu / hari kapan tindakan tersebut akan telah dilakukan.
4. Situasi yang memberikan kecendrungan pada tuntunan pengadilan.
 Kesalahan administrasi pengobatan.
 Kelemahan dalam supervisi pasien secara dan pengunaan alat.
 Kelainan dalam mengangkat /mengecek benda asing setelah
operasi.
 Mengakibatkan pasien mengalami luka bakar.
 Pemberhentian obat oelh perawat.
 Tidak melakukan tekhnik antiseptik yang diharuskan.
 Tidak mengikuti peraturan dan prosedur yang diharuskan.
 Kelalaian tugas.
5. Hubungan etika dalam legalitas dokumentasi keperawatan.
 Menjaga kerahasian dan privacy catatan pasien.
 Kewajiban moral sehat dengan pencatatan elemen-elemen
informed concent.
 Menjaga kerahasian pernyataan / keterangan saksi.
 Menjaga kerahasian hak pilih pasien.
6. Penanggung jawababn pelayanan keperawatan melalui dokumentasi
keperawatan.
 Berpegang pada kode etik.
 Memberikan prioritas terhadap kebutuhan / masalah pasien.
 Menggunakan standar dalam mencatat.
 Menggunakan kebijaksanaan standar.
 Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kerja perawat
secara luas dan prefesional.

Untuk melengkapi tahap pengkajian, perawat perlu mencatat data


klien. Dokumentasi secara akurat sangat penting dan dapat meliputi semua
data yang dikumpulkan tentang status kesehatan klien (komunitas). Data yang
dikumpulkan merupakan kondisi yang benar-benar yang faktual bukan
interpretasi dari perawat.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. DATA DEMOGRAFI
A. Struktur Keluarga
Nama KK :

Umur :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Suku/ Bangsa :
B. Daftar Anggota Keluarga
No Nama/ Umur Jenis Hub Klg Aga Pend Pekj Kead Fisik Ket
Kelamin ma

L P Sehat Sakit

C. Data Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata perbulan :
1. <Rp 1.000.000 2. Rp 1.000.000-3.000.000 3. >Rp 3.000.000
b. Apakah keluarga menabung :
1. Ya 2. Tidak

II. LINGKUNGAN FISIK


A. Perumahan
a. Status Kepemilikan :
1. Sewa 2. Numpang 3. Milik sendiri
b. Tipe Rumah
1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak permanen
c. Lantai
1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen
d. Ada jendela di setiap kamar
1. Ya 2. Tidak
e. Ada jendela di setiap rumah
1. Ya 2. Tidak
f. Jika Ya, apakah dibuka setiap hari
1. Ya 2. Tidak
g. Pencahayaan dalam rumah di siang hari
1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap
h. Jarak rumah dengan tetangga
1. Bersatu 2. Dekat 3. Terpisah
i. Halaman di sekitar rumah
1. Ada 2. Tidak
j. Jika ada , lokasinya
1. Di depan 2. Disamping 3. Di belakang
k. Pemanfaatan pekarangan
1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang
l. Berapa luas rumah………m2
B. Sumber Air
a. Sumber air untuk masak dan minum
1. PAM 2. Sumur 3. Air mineral
b. Jika di PAM, sumur
1. Dimasak 2. Tidak
c. Sumber air mandi/ mencuci
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai
4. Lain-lain, sebutkan………..

d. Jarak sumber air dengan septic tank


1. < 10 m 2. > 10 m
e. Tempat penampungan air sementara
1. Bak 2. Gentong 3. Ember
4. Lain- lain, sebutkan…………….

f. Kondisi tempat penampungan air


1. Terbuka 2. Tertutup
g. Kondisi air dalam penampungan
1. Berwarna 2. Berbau 3. Berasa
4. Tidak berasa/ berwarna

h. Ada jentik dalam penampungan air


1. Ya 2. Tidak
C. Pembuangan Sampah
a. Dimana keluarga membuang sampah
1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar
4. Sembarang tempat 5. Lain-lain, sebutkan……….

b. Penampungan sampah sementara


1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan
c. Bila ada, keadaannya
1. Terbuka 2. Tertutup
d. Jarak dengan rumah
1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m)
D. Pembuangan Limbah
a. Kebiasaan keluarga BAB & BAK
1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang
b. Jenis jamban yang digunakan
1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa
c. Pembuangan air limbah
1. Resapan 2. Got 3. Semabarangan
d. Kondisi saluran pembuangan
1. Lancar 2. Tersumbat/ tergenang
E. Kandang Ternak
a. Kepemilikan kandang tenak
1. Tidak 2. Ya, jenisnya………….
b. Bila Ya, letak kandang
1. Dalam rumah 2. Di luar rumah

c. Kondisi
1. Terawat 2. Tidak terawat
III. KONDISI KESEHATAN UMUM
A. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan terdekat
1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan
4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, sebutkan……….

b. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit


1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik
4. Perawat 5. Bidan 6. Lain-lain, sebutkan…….

c. Kebiasaan Keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan


1. Beli obat bebas 2. Jamu
d. Sumber pendanaan kesehatan keluarga
1. ASTEK/ASKES 2. Tabungan 3. Dana sehat
4. JPS/ASKES MASKIN 5. Tidak ada

e. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga


1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot
4. Kendaraan pribadi
f. Jarak rumah dengan sarana kesehatan
1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km
4. > 5 Km
B. Masalah Kesehatan Khusus
a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir
1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma
4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular seksual

7. Lain-lain, sebutkan………..

IV. IBU HAMIL DAN MENYUSUI


A. Pasangan Usia Subur
a. Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur)
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, jenia kontrasepsi yang dipakai
1. IUD 2. Suntik 3. Pil 4. Susuk
5. Kondom 6. Tubektomi 7. Vasektomi

d. Bila tidak, alasannya


1. Dilarang suami 2. Agama 3. Tidak tahu
4. Lain-lain, sebutkan……….
B. Ibu Hamil
a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, umur kehamilan trimester
1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan)
c. Bila Ya, kehamilan yang ke
1. 1 2. 2 3. 3
4. > 3

d. Berapa usia bumil saat ini


1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun
e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya
1. Tidak 2. Ya, sebutkan…………..
f. Bila Ya
1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali
g. Bila Tidak, alasannya
1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat 3. Tidak tahu
4. Lain-lain, sebutkan…………

h. Apakah mendapatkan TT
1. Tidak 2. Ya
i. Bila Ya
1. Lengkap (2 kali) 2. Tidak lengkap (1 kali)
j. Adakah penyakit/ keluhan yang dirasakan bumil saat ini
1. Lemah, letih, lesu 2. Pusing
3. Mual & muntah 4. Bengkak di kaki atau tempat lain

5. Lain-lain, sebutkan……...

C. Ibu Menyusui
a. Apakah ada buteki
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, lamanya menyusui
1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan
4. > 12 bulan

d. Bila Tidak, alasannya


1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit
4. Lain-lain, sebutkan………
D. Balita
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
1. Tidak 2. Ya
b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Tidak, alasannya
1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan….
d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi
1. Tidak 2. Ya
e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan
1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali
4. Hepatitis 5. Campak

f. Bila tidak diimunisasi, alasannya


1. Tidak tahu 2. Waktu 3. Lain-lain, sebutkan
g. Apakah anak memiliki KMS
1. Tidak 2. Ya
h. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada
1. Di daerah garis hijau 2. Diatas garis hijau sampai kuning
3. Di bawah garis titik-titik 4. Di bawah garis merah

E. Anak dan Remaja


a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/ remaja
1. Tidak 2. Ya
b. Jika Ya, usia anak saat ini
1. 6 – 10 tahun 2. 11 – 15 tahun 3. 16 – 21 tahun
c. Pendidikan anak berada pada tingkat
1. SD 2. SMP 3. SMA
4. PT

d. Kegiatan anak di luar sekolah


1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna
3. Olahraga, sebutkan……… 4. Lain-lain, sebutkan…..

e. Apakah ada anak yang menderita penyakit


1. Tidak 2. Ya, sebutkan
f. Jika Ya, sudahkah berobat
1. Sudah 2. Belum, alasannya
g. Jika sudah, berobat kemana
1. Medis, sebutkan…. 2. Non medis, sebutkan….
h. Bagaimana penggunaan waktu luang anak
1. Musik/ TV 2. Olahraga 3. Rekreasi
4. Keagamaan
i. Kebiasaan anak
1. Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba
4. Lain-lain, sebutkan……..

F. Usia Lanjut
a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 60 tahun)
1. Tidak ada 2. Ada, usianya……..
b. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit
1. Tidak 2. Ya
c. Jika Ya, jenis penyakitnya
1. Asma 2. TBC 3. Hipertensi
4. Kencing manis 5. Rheumatik/arthritis 6. Katarak

7. Osteoporosis 8. Penyakit kulit 9. Jantung

10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan…….

d. Upaya yang telah dilakukan


1. Berobat ke sarana kesehatan 2. Berobat ke non medis
3. Diobati sendiri 4. Lain-lain, sebutkan……..

e. Penggunaan waktu senggang pada lansia


1. Berkebun/pekerjaan rumah 2. Jalan-jalan
3. Senam 4. Lain-lain, sebutkan………

f. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara


1. Tidak ada 2. ada
g. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut
1. Tidak 2. Ya…….kali/bulan
h. Jika tidak, alasannya
1. Tidak tahu 2. Tidak mau

\
ANALISIS DATA

DATA MASALAH
PRIORITAS MASALAH (STANHOPE & LANCASTER)

No KRITERIA BOBOT MASALAH BOBOT MASLH RASIONAL MAKNA


KRITERIA (1- 10) (1-10) MASALAH

(C X M)

1. Kesadaran masyarakat terhadap


masalah

2. Motivasi komunitas untuk mengatasi


masalah

3. Kemampuan perawat untuk mengatasi


masalah

4. Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi

5. Beratnya akibat jika masih tetap


6. Cepatnya masalah teratasi
PENAPISAN PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH SKOR
RENCANA KEGIATAN (POA)

NO MASALAH RENCANA KEGIATAN PENANGGUNG WAKTU TEMPAT DANA SUMBER


JAWAB KEGIATAN KEGIATAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RW:….. KEL:………….. KEC:…………..

N MASAL SASA TUJ STRA RENC HARI/ TEM EVALUASI


O AH RAN UAN TEGI ANA TGL PAT
KEP. KEGIA KRIT STAN
KOMU TAN ERIA DAR
NITAS
IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)

NO KEGIATAN HASIL HAMBATAN


BERDASARKAN
TINGKAT
KEMANDIRIAN

:
……………………………
PUSKESMAS ………………………..

BU : R-1
LA …………………………… CH
N ……………………….. N

KELUARGA RAWAN SELESAI DI BINA JML JML


KUNI KUNI
HASIL KUNI PEMBINAAN KE
PEM PEMB
NO T
TOTA FRE BINA INAA
KO
NAMA SASA L KUE AN N
DE K
DESA RAN K K JU NSI PERT SELU
DE K M
M M ML RAT AMA RUHN
SA M I JU
II III AH A- BUL YA
V ML % AN BULA
RAT
AH INI N INI
A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan. Pada tahap
pengkajian bertujuan megidetifikasi data yang penting
megenai klien yang perlu dikaji Core atau inti dan Delapan
subsitem yang mempengaruhi komunitas ( Betty neuma).
Diagnosis keperawatan yaitu pengkajian di komunitas atau
kelompok/aggregates, maka perawat yang bekerja di
komunitas, berkolaborasi dengan komunitas, tokoh
komunitas, kepala kelurahan/desa serta aparatnya, pemuka
agama serta tenaga kesehatan lainnya, sehingga formulasi
diagnosis keperawatan harus mewakili semua pemangku
kepentingan di komunitas.Tahap ketiga tidakan menetapkan
apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam
upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif langkah
pertama dalam tahap perencanaan adalah meletakan tujuan
dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan.
B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan harus mampu menangkap
peluang dan berespon terhadap perubahan dan tantangan di
masa mendatang merupakan dasar yang kuat bagi
perkembangan keperawatan kesehatan komunitas baik itu
sasara Individu, keluarga, kelompok, maupu dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Fallen, R dkk. 2010.Catatan Kuliah Keperawatan


Komunitas.Yogyakarta: Nuha Medika

Efendy,ferry. Makhfudi.2009. Keperawatan Kesehatan


Komunitas, Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Salemba
Medika: Jakarta.

Henny.Achjar Komang Ayu.2011. Asuhan Keperawatan


Komunitas:Teori dan Praktik.Jakarta: EGC
FORMAT PENILAIAN KEGIATAN SEMINAR MAHASISWA

PRODI D-IV KEPERAWATAN PONTIANAK

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELAS : REGULER B

TOPIK : ASKEP DAN PENDOKUMENTASIAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK : 12

MAHASISWA : 1) AZIZATUL UMMAH

2) DHEA RISKY APRILLIANTI

3) KHOIRUL MUTTAKIN

4)MUTIARA APRIANINGSIH

NILAI
KRITERIA
NO 79-100 68-78 56-67 41-55 KET
PENILAIAN
A B C D
I Persiapan Makalah:
1. Kebenaran isi
2. Ketajaman
pembahasan
3. Sistematika
penulisan
4. Kelengkapan
kepustakaan
II Presentasi seminar:
1. Penguasaan dan
kejelasan materi
2. Strategi seminar
3. Diskusi aktif
4. Kerja kelompok
5. Penggunaan AVA
(Alat peraga visual)
6. Kesimpulan hasil
diskusi

Penilaian : 79-100 = A

68-78 = B

56-67 = C

41-55 = D

Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh

10

Pontianak, 2019

Penilai

Irma Triyani SKM,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai