Oleh
Riskina Syahputri Nasution S. Kep
071101022
Abstrak
Abstract
Comprehensive Field Practice Learning aims to improve the ability to apply all
the theories and concepts that have been acquired during the educational process
by managing nursing service management and provide professional nursing care
to patient. Activities undertaken during Comprehensive Field Practice Learning
includes the management of ward and Nursing Care Management from the
assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation for a month
in Anyelir RS dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa. Nursing care in this
Comprehensive Field Practice Learning performed on one patient with
disfunctional uterine bleeding- related interventions with problems that arise in
patient. Implementation of space management Anyelir conducted from the date of
June 11 to 30, 2012 and implementation of comprehensive nursing care performed
at Nn. H with diagnosis of disfunctional uterine bleeding as patient managed from
the date of June 13 to 15, 2012 in which patients received nursing care associated
with nursing problems experienced during in hospital and how to care the patient
after being at home
Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang tiada terhitung sehingga
pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
Syahlan Nasution, M. Si. yang selalu penulis rindukan, yang telah memberikan
kasih sayang yang tulus dan pengorbanan hidup, yang menjadi penyemangat
dikala penulis merasa lelah dan selalu mengirimkan beribu doa disetiap
malamnya.
Sumatera Utara
3. Siti Saidah Nasution S.Kep, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing PBLK
masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan laporan ini
dapat diselesaikan
yang telah banyak membantu dalam menjalani PBLK dan seluruh pegawai
5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik yang telah
Rozi Harahap S.S (suami), Syoflaige Larunta Nasution, S.Pd dan Rabin
Suhardi, S.Pd (suami), Adhan Barqah Nasution, S.T, dan Suci Alhamna
kepada penulis
7. Teman terdekat “Muhammad Bayu Rahman, Amd., S.S” yang telah banyak
ners.
8. Teman-teman dari stambuk 2007 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-
sumbangsih pemikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan bagi
masyarakat
NIM: 071101022
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Abstrak ............................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Skema.................................................................................................... xi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 4
C. Manfaat .............................................................................................................. 4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 83
B. Saran .......................................................................................................... 86
Checklist
Abstrak
Abstract
Comprehensive Field Practice Learning aims to improve the ability to apply all
the theories and concepts that have been acquired during the educational process
by managing nursing service management and provide professional nursing care
to patient. Activities undertaken during Comprehensive Field Practice Learning
includes the management of ward and Nursing Care Management from the
assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation for a month
in Anyelir RS dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa. Nursing care in this
Comprehensive Field Practice Learning performed on one patient with
disfunctional uterine bleeding- related interventions with problems that arise in
patient. Implementation of space management Anyelir conducted from the date of
June 11 to 30, 2012 and implementation of comprehensive nursing care performed
at Nn. H with diagnosis of disfunctional uterine bleeding as patient managed from
the date of June 13 to 15, 2012 in which patients received nursing care associated
with nursing problems experienced during in hospital and how to care the patient
after being at home
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh selama proses
keperawatan.
Tobing Tanjung Morawa selama 4 minggu, dimulai sejak 11 Juni 2012 sampai 07
Juli 2012. Kegiatan yang dilakukan selama PBLK ini mencakup manajemen
tersebut adalah sistem manajemen yang kurang tertata di ruang Anyelir. Oleh
menjadi dasar aturan di ruangan dan fasilitas/ peralatan yang mendukung kinerja
dengan angka kejadian yang diajukan penulis. Hal ini berhubungan dengan
merupakan 10% dari kunjungan rumah sakit dan 90% dari kasus perdarahan
kekerapannya sama dengan di luar negeri, yaitu 10% dari kunjungan ginekologik.
Di RSCM/ FKUI pada tahun 1989 ditemukan 39% kasus perdarahan uterus
(Kadarusman, 2005).
uterus disfungsional bervariasi yaitu perdarahan yang banyak tetapi jarang hingga
perdarahan terus menerus dan berlangsung lama. Jika perdarahan tersebut tidak
dan diakhiri dengan pemberian edukasi sesuai dengan keluhan yang dirasakan
B. Tujuan
profesional, baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat. Selain itu, dapat
C. Manfaat
1. Mahasiswa Keperawatan
2. Institusi Pendidikan
kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk karya
tulis ilmiah.
3. Lahan Praktik
pelayanan lahan praktik dengan penerapan intervensi kasus sesuai dengan kasus
A. Konsep Dasar
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dikutip dari
Nursalam, 2007).
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional
Henry Fayol (1949 dalam Robins & Coulter, 2007) merupakan salah
satu ahli yang pertama kalinya mengusulkan bahwa semua manajer melaksanakan
a. Perencanaan (Planning)
cetak biru yang digunakan dalam mencapai objektif. Tujuan utama dari
personel, bahan, dan alat (Swansburg, 2000). Huber (2006) menyatakan bahwa
prioritas, hasil, dan metode yang digunakan untuk sebuah sistem dan kemudian
membimbing sistem untuk mengikuti arahan tersebut. Robins dan Coulter (2007)
sejumlah kegiatan.
bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang digunakan untuk
pada standar yang ditetapkan sebelumnya pada kelompok pasien dalam situasi
manajer. Perencanaan pengaturan staf dipengaruhi oleh misi dan tujuan institusi,
mengikuti arahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disepakati dan yang
telah ditentukan. Fungsi kepemimpinan menurut Fayol dalam Robins & Coulter
(2007) adalah fungsi yang memotivasi stafnya ketika stafnya bekerja dan mencari
pengorganisasian, dan pengerahan aktivitas. Melalui prsoses ini standar dibuat dan
fungsi yang digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan
sumber daya manusia yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang
yang terakhir di dalam manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan dan
maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Proses pengendalian ini
Kesehatan RI pada tahun 1998 mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang
2) Pengelompokan data, kriteria: data biologis, data psikologis, data sosial, dan
data spiritual
norma dan pola fungsi kehidupan serta perumusan masalah ditunjang oleh
komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/ (PES) atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien
ketiga.
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
dilakukan kepada pasien/ keluarga, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
menggunakan sumber daya yang ada, menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik,
merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien,
mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan, merapikan pasien dan alat
pada rumusan tujuan, hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi
melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan serta dilakukan sesuai dengan
standar.
dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai
yang yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim
keperawatan, keperawatan primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb, 1990
a. Metode Kasus
Metode ini disebut juga sebagai perawatan total (total care) yang
merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam
shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan
b. Metode Fungsional
bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan
dengan perawatan profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas (job
description), prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini
Kepala Ruangan
Pasien/ klien
Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang
digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
karena kemajuan teknologi, kesehatan dan peralatan. Tim keperawatan terdiri dari
perawat profesional (registered nursing), perawat praktis yang mendapat izin serta
keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih
menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk
Hal pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang dipimpin
metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada
personil adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan
d. Keperawatan Primer
selama 24 jam sehari, 7 hari/ minggu. Ini merupakan metode yang memberikan
Perawat
manajer kasus (case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien
selama dirawat. Para manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa
cara seperti :
2) Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit
yang tinggi.
penghargaan.
1. Pengkajian
melakukan wawancara terhadap Ka. Poliklinik, Karu VK, Karu Rawat Inap dan
beberapa pegawai serta melakukan observasi yaitu observasi situasi dan kondisi
orang bidan pelaksana, kepuasan kerja perawat yang diberikan kepada 7 bidan,
dan kepuasan pasien yang diberikan kepada 5 orang pasien rawat inap. Setelah
a. Man
Di ruang Anyelir saat ini memiliki empat belas orang pegawai yang
terdiri dari 1 orang Ka. Poliklinik dengan pendidikan DIII Kebidanan, 1 orang
Karu VK dengan pendidikan DIII Kebidanan, 1 orang Karu Rawat Inap dengan
melalui ujian yang dilakukan oleh direksi. Pegawai yang diterima, diorientasikan
selama 3 bulan yang kinerjanya dinilai oleh Karu disampaikan kepada Kepala
pasien setiap harinya adalah 4 orang dengan tingkat ketergantungan pasien secara
waktu 1-2 jam/24 jam, perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam,
perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Data pengkajian tanggal 09
pasien adalah:
P + S + M + L+ 1 Karu = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5 perawat
286
keperawatan
melakukan tugas di luar nursing job seperti administrasi ruangan dilakukan oleh
perawat.
kepala RS. Setelah disetujui oleh kepela RS, maka kepela divisi keperawatan akan
faktor biaya dimana rumah sakit tidak menanggung biaya pendidikan pegawai dan
pernah diikuti oleh bidan di ruang Anyelir adalah sebanyak 1 kali yaitu pelatihan
Masalah yang terjadi akan diselesaikan terlebih dahulu oleh kepala ruangan dan
malas atau memiliki kinerja yang buruk. Teguran secara lisan diberikan sebanyak
3 kali, apabila tenaga perawat yang mendapat teguran tidak dapat melakukan
kuesioner kepuasan kerja perawat yang dibagikan kepada 8 orang bidan di ruang
puas.
5 orang pasien inap di Ruang Anyelir menyatakan 100% pasien rawat inap puas
Kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain yaitu dokter cukup
keputusan ataupun tindakan kepada pasien terutama jika pasien perlu melakukan
b. Metode
memiliki dasar dan perkembangan yang utama yaitu visi, misi, tujuan dan motto
RS G.L Tobing Tanjung Morawa yang telah dijadikan standar. Berikut adalah
saing”
sekitar
tambah
G. L. Tobing adalah :
profesional.
Falsafah Keperawatan :
“RSGLT “ : Ramah
Senyum
Gigih
Lues
Terampil
Tujuan Umum:
produktivitas kerja.
yang optimal.
Anyelir adalah :
sakit.
3) Meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi melalui IMD dan
Rooming In.
SOP, serta pendokumentasian asuhan kebidanan pada setiap pasien. Ruangan juga
pasien dan keluarga hanya dilakukan oleh bidan saat memberikan tindakan medis
Fungsional. Ruang Anyelir terdiri atas beberapa penanggung jawab (PJ) dan tiap
dengan baik karena bidan di Ruang Anyelir melakukan tugas rangkap juga
belum jelas karena belum adanya sistem pendelegasian secara tertulis yang dibuat
secara tertulis yaitu pendelegasian tugas yang dilakukan kepala ruangan dan
c. Money
rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.
keuangan rumah sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang
digunakan pasien.
d. Material
secara periodik misalnya 6 bulan sekali. Untuk pengajuan logistik bahan habis
1) Penggunaan alat tenun, seperti laken, selimut, sarung dan bantal disediakan
Anyelir hanya mengantar alat tenun yang kotor. Penyimpanan alat tenun
2) Perawatan untuk alat rumah tangga seperti tempat tidur dilakukan dengan
perbaikan bila terjadi kerusakan, sedangkan untuk bantal, tilam dan lainnya
disimpan di gudang.
a. Man
pasien.
seorang karu/kapoli.
tinggi.
f. Ruang Anyelir belum memiliki alur pendelegasian tugas yang jelas (belum
Anyelir.
Ners Fakultas Keperawatan USU hanya dapat membuat intervensi dari beberapa
rumusan masalah yang diperoleh karena adanya keterbatasan yang dihadapi oleh
pasien.
c. Belum adanya pelabelan nama di setiap tempat sampah medis dan non
tajam.
b. 25 Juni 2012 diusulkan beberapa leaflet dan poster yang akan dijadikan
Anyelir yang terdiri dari sampah medis, sampah non medis, benda tajam,
dan botol
6. Evaluasi
a. Pada tanggal 21 Juni 2012, pukul 11.00 WIB, sosialisasi rencana kegiatan
dilakukan dalam ruang nurse station yang diikuti oleh kepala bidang
b. Pada tanggal 25 Juni telah diusulkan beberapa jenis poster dan leaflet. Saat
Nic Noc dengan metode checklist. Format tersebut mendapat beberapa revisi
lima buah jenis leaflet yang berjudul ASI Eksklusif, Gizi Ibu Menyusui,
serta tempat leaflet yang akan diletakkan di nurse station. Saat dilakukan
cara pengisian, dan lain-lain. Pegawai aktif bertanya dan berdiskusi dalam
kegiatan ini
1. Manajemen Ruangan
Menurut Kozier Erb (1990 dikutip dari Priharjo R, 1995), sistem fungsional
memiliki sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi
bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Berdasarkan hasil
nama di setiap tempat sampah medis, non medis, benda tajam, dan botol infus.
pasien.
merupakan ilmu pengetahuan yang harus diberikan pada pasien dan keluarga
leaflet yang akan diletakkan di meja nurse station, serta membuat poster
berdasarkan kasus terbanyak yang ada di ruang Anyelir. Mahasiswa profesi Ners
merupakan salah satu masalah yang muncul di Ruang Anyelir. Untuk mengatasi
dengan bentuk checklist sehingga dapat dijadikan alat komunikasi antar petugas
c. Belum adanya pelabelan nama di setiap tempat sampah media, non medis,
tetapi belum terdapat label di setiap tempat sampah. Hal ini tidak menutup
antara sampah medis dan non medis. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa
melengkapinya dengan membuat label tempat sampah bagi sampah medis, non
uterus disfungsional. Data pasien yang diperoleh saat pengkajian adalah Nn. H
datang dengan keluhan perdarahan yang banyak saat menstruasi dengan lama
menstruasi lebih dari tujuh hari. Pasien tampak lemah dan pucat. Berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tekanan darah : 110/ 70 mmHg, HR: 80 x/
menit, RR: 20x/ menit, Hb: 5.6 mg/dL. Hal ini sesuai dengan pedapat Suseno
keperawatan yaitu:
informasi
PUD. Pasien dirawat selama tiga hari dengan kondisi membaik. Saat pulang
A. Landasan Teori
1. Pengertian
infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya (Yahya,
perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, frekuensi maupun lamanya,
yang terjadi di dalam atau di luar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional
kelainan organik alat reproduksi seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau
kelainan ovulasi, siklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya
(Kadarusman, 2005)
(Kadarusman, 2005).
2. Etiologi
dengan siklus ovulasi dan penyebab yang berhubungan dengan siklus anovulasi.
a. Kegemukan (obesitas)
b. Faktor kejiwaan
3. Patofisiologi
kadar esterogen.
terbentuk.
b. Pada siklus anovulatorik, dasar perdarahan pada keadaan ini adalah tidak
normal, sedikit atau banyak, dengan siklus yang teratur atau tidak teratur.
haid biasa kemudian terjadi perdarahan bercak yang selanjutnya dan diikuti oleh
4. Manifestasi Klinik
Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah
perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada
siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa
hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan
pengambilan sampel perlu dilakukan pada masa mendekati haid. Apabila siklus
haid tidal tidak lagi dikenali karena perdarahan yang lama dan tidak teratur,
sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipertimbangkan sebagai etiologi :
endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang
dalam uterus.
dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu
pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula
diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan
proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancer (Handoko, 2005).
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada
harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi
5. Terapi
tubuh, dan menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan akut adalah
perdarahan disfungsional yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yang
diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan
diberikan , dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi. Terapi
operasi dapat disarankan untuk kasus yang resisten terhadap terapi obat-obatan
(Kadarusman, 2005).
Dalam situasi ini, terapi yang diberikan bersifat darurat. Terdapat dua
metode yaitu kuretase dan memberikan hormone. Hormon yang dipilih biasanya
diulangi setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. CEE dengan dosis ini dapat menyebabkan
mual yang berat pada bebepara wanita. Setelah CEE dapat menghentikan
atau norethisteron20-30 mg per oral setiap hari dalam dosis terbagi selama 4 hari.
Jika digunakan progestogen, mungkin akan terjadi withdrawal bleeding 3-6 hari
kemudian. Hal ini dapat dihindarkan jika norethisteron (5-10 mg) diteruskan
Dalam situasi ini terdapat beberapa pilihan yang dibagi dalam dua
(Llewellyn-Jones, 2002).
1) Pengobatan hormonal
intrauterine device.
2) Terapi bedah
Kuretase
Ablasi Endometrium
menoragi dapat sembuh. Keuntungan dari ablasi endometrium adalah tindakan ini
3-7 hari.
Histerektomi
jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh atau rupture uteri yang tidak
6. Komplikasi
7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ Istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan/ Cairan
Adanya penurunan BB
6) Higiene
7) Neurosensori
9) Pernafasan
10) Seksualitas
Hilang libido
(Doenges, 2002)
organik seperti perlukaan genitalia, erosi/radang atau polip serviks, mioma uteri,
dll. Pada wanita usia pubertas biasanya umumnya tidak diperlukan kerokan. Pada
(Prawiroharjo, 2000).
Kelainan organik yang kecil pada genitalia interna seringkali sulit dinilai
apalagi pada wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per rectal
lebih sulit. Untuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnostik, seperti :
3) Ultrasonografi (USG)
(Prawiroharjo, 2000).
perubahan sirkulasi
tidak adekuat
informasi
c. Intervensi
Intervensi:
1) Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran mukosa,
dasar kuku
6) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi
terhadap terapi
9) Berikan sel darah merah lengkap, produk darah sesuai indikasi. Awasi ketat
Intervensi :
pasien
3) Awasi nadi, tekanan darah, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat
paru
tubuh
dekompensasi/ kegagalan
Hasil yang diharapkan: Menunjukkan peningkatan berat badan stabil dengan nilai
laboratorium normal
makanan
nutrisi
4) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/ atau makan siantara waktu
makan
5) Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain yang
berhubungan
perubahan sirkulasi
1) Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, dan gangguan warna
2) Ubah posisi secara periodic dan pijat pada permukaan tulang bila pasien
tidak adekuat
resiko infeksi
Intervensi:
1) Tingkatkan cuci tangan yang baik untuk pemberi perawatan dan pasien
pengobatan
informasi
Intervensi:
Intervensi:
2) Selidiki dengan pasien tentang pasien teknik yang telah dimiliki, dan yang
dihadapinya
Dx.8: Perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kondisi sakit pada anak
Intervensi:
perasaan
orangtua
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Nn. H
Umur : 13 tahun
Jenis : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
No. Register : 06 16 12
keluhan perdarahan hebat saat menstruasi dengan lama menstruasi lebih dari tujuh
hari.
Awal menstruasi umur 12 tahun dengan lama menstruasi lebih dari tujuh
hari. Dua bulan terakhir, menstruasi tidak berhenti selama dua minggu dengan
perdarahan hebat. Nn. H juga mengalami pingsan akibat kelemahan pada saat
c. Pola Fungsional
abnormal dari menstruasi. Selama ini, klien tidak ada mengkonsumsi obat-obatan
seimbang. Klien makan tiga kali sehari tetapi dengan porsi kecil. Pasien
3) Pola Eliminasi
eliminasi bowel maupun urinnya. Klien BAB setiap hari dan BAK sekitar 5-6 kali
mandiri. Tetapi klien mengatakan bahwa mudah lelah bila terlalu lama
beraktifitas.
hari. Klien juga jarang tidur siang. Biasanya klien tidur pukul 22.00 wib dan
pengecapan, dan perabaan) klien baik. Klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan seperti kacamata. Klien jugs tidak ada masalah dengan kemampuan
mengingat.
Klien berharap bisa cepat pulang. Perasaan klien saat ini adalah merasa
cemas dengan keadaannya yang merasa lemah. Klien sudah dapat menerima apa
yang terjadi pada dirinya dan tidak merasa rendah diri dengan keadaannya
sekarang.
orangtuanya.
Menurut pasien sumber kekuatan bagi dirinya adalah Allah SWT. Tidak
ada pertentangan dengan nilai/ kebudayaan yang dianut terhadap pengobatan yang
oksigen
11) Paru-paru
Palpasi : Normal
Auskultasi : Vesikuler
12) Jantung
13) Abdomen
Perkusi : Soepel
14) Ekstremitas atas : Tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus RL 20
Kehilangan nafsu
makan
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Perubahan menjadi
orangtua
3. Diagnosa Keperawatan
informasi
4. Intervensi
Nn. H (13 tahun) masuk pada tanggal 13 Juni 2012 dengan keluhan
perdarahan yang banyak saat menstruasi dan lama lebih dari 7 hari. Setelah
HR: 80x/menit
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesehatan sesuai kebutuhan pasien. Rata–rata pasien pulang setelah tiga hari
perawatan.
pasien, penanganan ansietas, dan perubahan peran orang tua. Lama rawat pasien
pendidikan kesehatan bagi pasien dan fasilitas yang kurang memadai sehingga
menghindari dampak dan komplikasi yang lebih buruk seperti infertilitas, anemia,
oleh beberapa faktor seperti manajemen yang kurang optimal, kurangnya kualitas
SDM, dan fasilitas yang belum memadai. Dalam mengatasi hal tersebut,
bagi pasien, serta pelabelan tempat sampah untuk membantu penanganan sampah
rumah sakit. Sistem dokumentasi yang lengkap akan membantu komunikasi antar
petugas kesehatan yang nantinya akan berdampak pada sistem pelayanan rumah
pasien dimana melalui informasi yang jelas dan tepat dapat mengurangi beban
kerja perawat. Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan partisipasi pasien dan
dengan kebutuhan pasien dapat memberikan manfaat yang besar kepada pasien
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
penyuluh yang baik dan benar sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan
dengan berbagai variasi media yang menarik dan mampu bertindak sebagai
kebutuhan.
Juni Juli
NO. KEGIATAN 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 6
2 3 5
1 2 3 4 5 8 9 0 1 2 5 6 7 8 9
1. Orientasi PBLK Keperawatan Maternitas
a. Pengarahan tentang Kep.Maternitas di RS. G. L Tobing
b. Orientasi di RS G.L. Tobing
2. Penyusunan instrumen pengkajian (Manajemen Pelayanan)
3. Pengkajian dan analisa situasi (Manajemen Pelayanan)
4. Konsul judul PBLK (individu) ; Perdarahan Uterus Disfungsional
5. Pengkajian pasien individu
6. Konsul BAB I
7. Penentuan rumusan masalah (Manajemen Pelayanan)
8. Intervensi rumusan masalah (Manajemen Pelayanan)
9. Sosialisasi intervensi rumusan masalah
10. Konsul BAB II
11. Penentuan diagnosa dan intervensi keperawatan (individu)
12. Konsul BAB III (pengkajian, diagnosa, intervensi)
13. Implementasi
14. Evaluasi
15. Penyusunan pengumpulan laporan
Perilaku Pemimpin
Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih
SL : selalu SR : sering
K : kadang-kadang J : jarang
TP : tidak pernah
No Pernyataan SL SR K J TP
Kepuasan Pasien
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist√)( pada
pilihan jawaban yang telah disediakan.
Keterangan:
TP = Tidak Pernah
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
SL =Selalu
No Pernyataan TP KD SR S
L
1 Perawat mengucapkan salam saat bertemu dengan
pasien
2 Perawat memperkenalkan diri saat bertemu dengan
pasien
3 Perawat memanggil nama pasien dengan benar
4 Perawat menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan
5 Perawat menjelaskan manfaat tindakan yang akan
dilakukan
6 Perawat bersikap sopan santun dan ramah saat
melakukan tindakan
7 Perawat menjaga lingkungan pasien agar tetap
bersih
8 Perawat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan pasien
9 Perawat memeriksa kondisi pasien setelah
dilakukan tindakan
10 Perawat mendampingi pasien pada waktu dokter
melakukan pemeriksaan/ pengobatan
11 Perawat menanyakan kondisi pasien sebelum
memberikan pelayanan
12 Perawat ramah kepada pasien dan keluarga
13 Perawat memberi kesempatan kepada pasien/
keluarga untuk menyampaikan keluhan kondisi
kesehatan
14 Perawat memberikan jawaban yang memuaskan
atas pertanyaan pasien
15 Perawat bersedia membantu saat pasien
mengalami masalah dengan administrasinya
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
dapat memahami dan mengerti tentang perdarahan uterus disfungsional
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15-20 menit,
diharapkan peserta penyuluhan akan mampu menjelaskan:
a. Pengertian Perdarahan Uterus Disfungsional
b. Penyebab Perdarahan Uterus Disfungsional
c. Gejala Perdarahan Uterus Disfungsional
d. Komplikasi Perdarahan Uterus Disfungsional
e. Penanganan Perdarahan Uterus Disfungsional
D. Sasaran
Nn. H dan keluarga Nn. H
E. Metode
Ceramah dan diskusi/tanya jawab
G. Media
Poster dan leaflet
H. Pengorganisasian
Penyuluh : Riskina Syahputri Nasution, S.Kep
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
b. Media dan alat memadai
c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
c. Peserta panyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang diajukan oleh
penyuluh pada saat diskusi
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi.
K. Referensi
Doengoes, M.E, et al. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
A. Pengertian
infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya (Yahya,
perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, frekuensi maupun lamanya,
yang terjadi di dalam atau di luar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional
kelainan organik alat reproduksi seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau
kelainan ovulasi, siklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya
B. Etiologi
dengan siklus ovulasi dan penyebab yang berhubungan dengan siklus anovulasi.
1. Kegemukan (obesitas)
2. Faktor kejiwaan
Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah
perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada
siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa
1. Siklus ovulasi
hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan
pengambilan sampel perlu dilakukan pada masa mendekati haid. Apabila siklus
haid tidal tidak lagi dikenali karena perdarahan yang lama dan tidak teratur,
sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipertimbangkan sebagai etiologi :
endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang
c. Apopleksia uteri
dalam uterus.
dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu
pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula
diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan
proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancer (Handoko, 2005).
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada
harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi
D. Komplikasi
E. Terapi
tubuh, dan menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan akut adalah
perdarahan disfungsional yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yang
diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan
diberikan , dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi. Terapi
operasi dapat disarankan untuk kasus yang resisten terhadap terapi obat-obatan
(Kadarusman, 2005).
Dalam situasi ini, terapi yang diberikan bersifat darurat. Terdapat dua
metode yaitu kuretase dan memberikan hormone. Hormon yang dipilih biasanya
diulangi setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. CEE dengan dosis ini dapat menyebabkan
mual yang berat pada bebepara wanita. Setelah CEE dapat menghentikan
atau norethisteron20-30 mg per oral setiap hari dalam dosis terbagi selama 4 hari.
Jika digunakan progestogen, mungkin akan terjadi withdrawal bleeding 3-6 hari
kemudian. Hal ini dapat dihindarkan jika norethisteron (5-10 mg) diteruskan
Dalam situasi ini terdapat beberapa pilihan yang dibagi dalam dua
(Llewellyn-Jones, 2002).
3) Pengobatan hormonal
intrauterine device.
4) Terapi bedah
Kuretase
Ablasi Endometrium
menoragi dapat sembuh. Keuntungan dari ablasi endometrium adalah tindakan ini
3-7 hari.
Histerektomi
jiwa, dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh atau rupture uteri yang tidak
A. Persiapan
Penyuluhan (SAP) dan media penyuluhan berupa poster dan leaflet. Materi yang
akan diberikan dalam kegiatan ini mengenai defenisi PUD, etiologi PUD,
B. Pelaksanaan
media pada pukul 10.00 WIB. Setelah itu, mahasiswa mengadakan penyuluhan.
tentang defenisi PUD, etiologi PUD, manifestasi klinis PUD, komplikasi PUD
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2 Evaluasi Proses
penyakit?
Peserta penyuluh terdiri dari 2 orang. Kegiatan ini mendapat respon yang
baik dari peserta penyuluhan. Hal ini dibuktikan dengan peserta kooperatif dan
dapat menjawab pertanyaan penyuluh tentang pengertian PUD dan gejala yang
muncul.
1. Kesimpulan
ceramah dan diskusi yang berguna untuk membagi pengetahuan kesehatan kepada
Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan baik dan lancar. Hal ini dibuktikan dari
respon positif dan ketertarikan peserta tersebut untuk mendengar diskusi dan
2. Saran
lebih maksimal.
METODE CHECKLIST
2. Cara pengisian adalah dengan memberikan tanda ceklis pada kolom asuhan
3. Data objektif adalah data yang diperoleh melalui inspeksi, palpasi, perkusi ,
4. Data subjekif yaitu data yang diperoleh dari keluhan langsung yang
mengatakan bahwa …. (kepala pusing, nyeri, atau mual). Perawat dan bidan
diperbolehkan menmberi tanda checklist lebih dari satu baik data objektif
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
a. Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
dilakukan intervensi.
8. Perawat/bidan dapat memilih beberapa tujuan dan kriteria hasil yang ingin
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status
cepat dan tepat. Perawat dapat memilih intervensi yang dilakukan mulai dari
tidak. Jika belum teratasi maka perawat membuat planning atau rencana
dicapai.
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : ………………………… Umur : Tgl/Bln/Thn :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Kawin : Kawin Belum Kawin
Agama : Islam Kristen Hindu Budha
Pendidikan : Sarjana Diploma/Akademi SMU
SLTP SD Tidak Sekolah
Pekerjaan : PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis :
PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Hub. dgn pasien : Suami/Istri Anak Ayah Ibu
Pekerjaan : PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat :
II.KELUHAN UTAMA
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
III. PENGKAJIAN IBU NIFAS
Nama/Umur Ibu : G P A
Pekerjaan : Nifas hari ke :
Agama : No. MR :
1. Warna kulit
Normal Pucat Sianosis Kemerahan
2. Suhu
Hangat Panas Dingin
3. Kelembaban kulit
Kering basah lembab berkeringat
4. Kondisi tempat IV
Paten Macet Tanda infeksi
5. Kondisi Mammae
7. Tinggi Uterus
U/U ....J/U ...U/J
8. Posisi Uterus
Midline Kanan umbilikus Kiri umbilikus
9. Konsistensi uterus
Kenyal Lembut Kenyal dengan massage
10. Warna Lochia
Rubra Serosa Alba
11. Bau Lochia
ada Tidak berbau/normal
12. Kondisi perineum
Utuh/menyatu Bengkak Edema Hematom
13 Episiotomi
Bersih Kemerahan Edema
14. Homan’s Sign
Negatif Positif
15. Status emosional
Tenang Cemas Takut Depresi Afek datar
16. Aktivitas
Di tempat tidur Ambulasi Ke kamar mandi
17. Personal Hygiene
Mandi dengan waslap di tempat tidur Mandi guyur
Pericare Foley care
18. Nafsu makan
Puasa Baik cukup Tidak ada
19. Tipe Diet
Cairan jernih MI MII MB
KEHAMILAN SEKARANG
1. Rasa ketidaknyamanan selama kehamilan
Ada Tidak ada
2. Gangguan tidur selama kehamilan
Ada Tidak Ada
3. Makanan yang tidak disukai atau pantang dimakan selama hamil
Ya Tidak
4. Kehamilan ini mempengaruhi pola BAB
Ya Tidak
6. Kehamilan ini mempengaruhi pola BAK
Ya Tidak
7. Selama kehamilan, merasakan ada gangguan bernafas
Ya Tidak
RIWAYAT PRENATAL
1. Orang tua, saudara atau anggota keluarga terdekat pernah menderita penyakit berikut
Hipertensi Diabetes Mellitus
Penyakit Ginjal Penyakit vaskular
Tuberkulosis Kanker
Komplikasi kehamilan Gangguan Jiwa
2. Klien pernah menderita penyakit berikut
STD Anemia Berat
Hipertensi Penyakit Saluran Kemih
Diskrasia darah
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Baik Lemah Buruk
b. Tanda-tanda Vital
TD :……… HR:………… RR ………. T :……..
BB :…….. TB:…………
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut
• Bentuk kepala Bulat Lonjong
• Kebersihan Kulit Kepala Bersih Kotor
Data Subjektif : ……………..
2. Mata
Ikterus Anemia Konjungtiva Pucat
Data Subjektif : ……………..
3. Hidung
Pernafasan cuping hidung Normal
Data Subjektif : ……………..
4. Telinga
Normal
Data Subjektif : ……………..
5. Mulut/Bibir
Sianosis Mukosa kering
Data Subjektif : ……………..
6. Leher / Tekanan Vena Jugularis
Meningkat Normal
Data Subjektif : ……………..
d. Pemeriksaan Kulit
Lembab Kering
Data Subjektif : ……………..
e. Pemeriksaan Thorak / Dada
1. Inspeksi
• Bentuk Thorak Simetris Asimetris
• Irama Pernafasan Reguler Ireguler
• Tanda Kesulitan Bernafas Penggunaan otot-otot Bantu nafas Pernafasan
Cuping
2 Palpasi Normal Tidak Normal
3. Perkusi Resonan Hiper resonan Dullness
4. Auskultasi Vesikuler Ronchi
Data Subjektif : ……………..
f. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Ictus cordis ada Ictus cordis tidak ada
Palpasi Ictus cordis teraba Ictus cordis tidak teraba
Perkusi (batas jantung) :
Batas kiri :
Atas :
1. Keadaan Umum :
Baik Lemah Buruk
2. Warna Kulit :
Normal Pucat Sianosis Kemerahan
3. Tonus Otot
Baik Lemah
4. Postur :
Baik Buruk
5. Berat Badan : .........gram
6. Panjang Badan : .......Cm
7. Respon bayi terhadap rangsangan interna dan eksterna
Baik Lemah
8. Nadi : .........x/menit
9. RR : .........x/menit
10. Suhu:.........oC
11. Usaha bernafas pada bayi
Retraksi Gasping Grunting
12. Kualitas tangisan
Kuat Lemah Melengking
13. Irama Pernapasan :
Reguler Ireguler
14. Pernapasan cuping hidung
Ada Tidak ada
15. Joundice pada kulit
Ada Tidak ada
16. Petechiae pada kulit
Ada Tidak ada
17. Distensi Abdomen
Ada Tidak ada
18. Tali pusat
Merah Berbau Basah Berdarah
19. Intake Nutrisi
ASI PASI
20. Jumlah ASI
Menetes Mengalir Memancar
21. Jumlah PASI : ..... cc
22. Keadaan Tali pusat
Normal Tidak
23. Patensi anus
Baik Tidak
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Aktivitas Kolaborasi:
Berikan obat sesuai petunjuk
Analgesik IV
Analgesik dikontrol pasien (ADP)
P:
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
Referensi
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC
P:
Aktivitas Kolaborasi:
P:
Berikan pengobatan nyeri sebelum
aktifitas
Kolaborasi dengan ahli terapi
okupasi, fisik, dan atau rekreasi
untuk merencanakan dan memantau
program aktifitas sesuai dengan
kebutuhan
DISUSUN OLEH
A. Pendahuluan
(Obstetri & Ginekologi) dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 14 -
15 Juni 2012 melakukan wawancara terhadap Ka. Poliklinik, Karu VK, Karu Rawat
Inap dan beberapa pegawai serta melakukan observasi maka didapat rumusan
kesehatan kepada pasien, belum adanya pelabelan nama di setiap tempat sampah
medis dan non medis, benda tajam, dokumentasi asuhan keperawatan belum optimal
metode check list. Melalui kegiatan ini, para perawat/bidan diharapkan dapat
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pasien.
C. Bentuk Kegiatan
F. Kepanitiaan
Seksi-seksi :
1. Seksi Acara
3. Seksi Konsumsi
Hari/ Waktu
No. Nama Kegiatan Penanggung Jawab
Tanggal (WIB)
1. Senin/ 12.00 s/d 1. Pembukaan oleh Erwina Irwan, S.Kep
30 Juni 14.00 moderator
2012
2. Presentasi tentang Wahyu Ningsih
pendidikan kesehatan Lase, S.Kep
H. Penutup
dengan perencanaan. Oleh karena itu, kami berharap agar Bapak/ Ibu/ Sdr/ i dapat
menjalin kerjasama dan sudi kiranya turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.
Demikianlah proposal ini kami susun, atas segala perhatian, bantuan dan
kerja sama yang baik dari Bapak/ Ibu/ Sdr/ i, kami ucapkan terima kasih.
A. Persiapan
keperawatan dengan metode checklist pada hari senin tanggal 2 juli 2012,
pada saat sosialisasi. Media yang digunakan adalah LCD dan handout askep
pasien.
B. Pelaksanaan
penyuluhan dengan baik dan antusias. Peserta memberikan atensi positif dan
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evalusai Hasil
1. Kesimpulan
metode checklist.
2. Saran
Bagi perawat/bidan diharapkan dapat menerapkan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan metode checklist dengan baik. Agar dapat mempermudah
kerja perawat dan meningkatkan pelayanan bagi pasien