Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh
kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan
kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan yang besar dalam menggerakkan tingkah
laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu,
kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan dari pertahanan terhadap kecemasan itu.
Tidak seorang pun bebas dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajat
tertentu. Bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap
seseorang. Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan membuang sumber kecemasan. Kecemasan yang
dapat membuat seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah
kecemasan yang negatif.

Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan
prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria, menurut
data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Kecemasan adalah kondisi kejiwaan penuh kekhawatiran dan ketakutan akan apa
yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal
aneh. Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan,
tergantung pada tingkatannya ringan, sedang, berat dan panik (Az-Zahrani, 2005). Kecemasan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, dan melindungi diri sendiri jika masih dalam batas normal (cemas ringan).
Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan akan sangat mengganggu kehidupan individu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Kecemasan?
2. Bagaimana Rentang Respon Tingkat Kecemasan?
3. Bagaimana Pengkajian Pada Pasien yang Mengalami Kecemasan?
4. Apa Diagnosis Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan?
5. Bagaimana Rencana Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan?

1
6. Bagaimana Evaluasi Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Kecemasan.
2. Menjelaskan Rentang Respons Tingkat Kecemasan.
3. Menjelaskan Pengkajian Pada Pasien yang Mengalami Kecemasan.
4. Menjelaskan Diagnosis Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.
5. Menjelaskan Rencana Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.
6. Menjelaskan Evaluasi Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena


ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu
mengambil tindakan menghadapi ancaman. Kejadian dalam hidup seperti menghadapi
tuntutan, persaingan, serta bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologis. Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.

2.2 Rentang Respons Tingkat Kecemasan

a. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan


menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
b. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya kecenderungan
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area
lain.
d. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta
tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik meningkatkan
aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi
menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.

3
2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan
a. Fobia.
Perasaan takut berlebihan terhadap objek, situasi atau aktivitas tertentu.
b. Gangguan panik (panic disorder).
Suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya rasa takut/perasaan di teror yang
berulang dan tidak terduga.
c. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).
Ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain sehingga mengarah pada
pemikiran negatif, malu dan rendah diri.
d. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Suatu kondisi yang ditandai dengan tindakan mengulang-ulang sesuatu yang sama
sebagai perwujudan dari ketidakpuasaan atau takut membuat kesalahan.
e. Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder).
Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
f. Hypochondriasis.
Kecemasan atau ketakutan berlebih yang membuat penderitanya merasa menderita
penyakit serius sekalipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.
g. Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder).
Gangguan kecemasan yang di picu oleh peristiwa tragis di masa lalu.

4
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN ANSIETAS

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 67 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Tgl. Pengkajian : 22 Mei 2014

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengatakan cemas karena gula darahnya naik dan merasa pusing.

III. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


Predisposisi: klien mengatakan tidak ada gangguan jiwa dalam keluarganya, pernah
dirawat di rumah sakit beberapa hari karena penyakit diabetesnya kambuh, klien
mengatakan hubungan dengan menantu dari anak pertama kurang baik.
Presipitasi: klien mengatakan akhir-akhir ini, kurang lebih satu minggu, mempunyai
banyak pikiran mengenai penyakitnya, makan kurang teratur.

IV. FISIK
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Respiratory Rate : 18 x/mnt
Heart Rate : 96 x/mnt
Berat Badan : 63 kg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemes.
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus kurang lebih selama 2 tahun

V. PSIKOSOSIAL

A. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, yang paling disukai
adalah bagian mata.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal dan bersyukur dilahirkan
sebagai perempuan karena bisa melahirkan anak.
3. Peran
Klien mengatakan tidak bekerja, ketika dirumah aktivitasnya adalah
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

5
4. Ideal diri
Klien mengatakan walaupun punya penyakit gula tetapi beliau ingin agar tetap
sehat supaya dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus rumah dengan
baik sehingga tidak merepotkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Klien
mengungkapkan bahwa semenjak usia bertambah ia merasa mudah
tersinggung, oleh karena itu ia memilih untuk tinggal sendiri sehingga tidak
ada perselisihan dengan anaknya maupun menantunya. Adapun mengenai
kematian, beliau berharap bisa meninggal dengan tenang tanpa ada
kekambuhan penyakit.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memahami bahwa ia sudah lanjut usia sehingga ia tidak
bisa se-produktif dulu saat masih muda.

B. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan saat ini orang yang berarti adalah anak perempuannya yang
sering memperhatikan beliau dan juga cucu-cucunya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan cukup aktif mengikuti kegiatan seperti pengajian, arisan RT
yang diadakan satu bulan sekali.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan tetangga karena tetangganya
sibuk bekerja dan kebanyakan pulang di sore hari, hanya jika ada waktu yang
benar-benar luang baru bisa berkomunikasi dengan tetangga, kadang-kadang
ada anak kecil dari tetangga sebelah main ke rumahnya, hubungan dengan
tetangga cukup baik.

C. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan semua yang dimiliki adalah pemberian dari Tuhan, maka
beliau wajib mensyukuri apapun yang terjadi dalam kehidupannya.
2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sholat lima waktu dengan tekun serta mengikuti pengajian
yang diadakan di RT setempat.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Klien Nampak rapi, baju bersih rambut diikat dengan rapi
B. Pembicaraan
Pembicaraan jelas dan mudah dimengerti.
C. Aktifitas motorik
Klien nampak cukup aktif beraktivitas ditandai dengan kondisi rumah yang tertata
rapi, klien tampak lemes.

6
D. Alam perasaan
Klien mengungkapkan rasa cemasnya karena gula darahnya yang naik disertai
dengan kepala pusing, klien merasa sedih.
E. Afek
Sesuai.
F. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, terlihat sedikit cemas dan gelisah ditandai dengan ekspresi wajah
yang sedih.
G. Persepsi
Tidak ada gangguan persepsi.
H. Proses fikir
Tidak ada gangguan proses fikir.
I. Isi fikir
Tidak ada gangguan pada isi fikir
J. Waham
Tidak ada waham.
K. Tingkat kesadaran
Composmentis.
L. Memori
Memori masih baik, mampu menceritakan pengalaman masa lalu.
M. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi dan berhitung masih baik.
N. Kemampuan penilaian
Klien dapat memilih pilihan yang diinginkan seperti misalnya ketika sakit ia
memilih periksa ke tenaga kesehatan dan beristirahat terlebih dahulu daripada
mengerjakan pekerjaan rumah yang memberatkan.

VII. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. Makan
Klien mengatakan makan tiga kali sehari dengan porsi nasi sedikit yaitu satu
centong, makan sayur dan daging porsi cukup. Sebelum makan pasti minum obat
diabetes.
B. BAB/BAK
BAK dalam satu hari kurang lebih 5 kali, BAB rutin 1 hari sekali.
C. Istirahat Tidur
Klien mengatakan tidurnya sudah cukup nyenyak, tidur jam 9 malam, jam 12
malam bangun dan sholat, setelah itu tidur lagi dan jam setengah 5 bangun pagi
dan melakukan pekerjaan rumah.

VIII. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


Klien mengatakan cukup teratur untuk kontrol di Petugas Kesehatan. Setiap kali obat
habis pasti kontrol kesehatan. Obat yang dikonsumsi adalah glucobalamin, beliau tahu
manfaat obat tersebut untuk mengatur kadar insulin dalam darah. Klien rutin minum
obat sebelum makan.

7
IX. KEGIATAN SEHARI-HARI
A. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan menyiapkan makanan sendiri, beliau sudah cukup memahami
makanan mana yang di makan agar kadar gula darah dalam tubuh bisa stabil,
semua pekerjaan rumah dan kebutuhan sehari-hari diatur sendiri, klien
mendapatkan uang dari anak-anaknya, terutama dari anak perempuannya.
B. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan belanja keperluan sehari-hari sendiri, apabila bepergian naik
kendaraan umum, menghadiri acara pengajian dan arisan RT setempat.

X. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan apabila ada permasalahan yang dihadapi, ia melakukan refreshing
dengan cara merawat tumbuhan yang ditanaminya didepan rumah.

XI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan tidak begitu suka dengan menantunya dari anak pertama, dulu
beliau sempat pernah tinggal bersama dengan anak pertamanya, tetapi beliau merasa
tidak diperhatikan contohnya memang benar beliau ditawari mau makan apa, setelah
itu dibelikan tetapi tidak diberitahukan kepada klien bahwa makanan itu adalah
miliknya, jadi beliau pernah sampai sore tidak makan, selain itu klien mengatakan
bahwa menantunya jarang mengajak komunikasi. Oleh sebab-sebab seperti itu, beliau
memutuskan untuk tinggal dirumah sendiri saja agar tidak merepotkan anak-anaknya
dan hatinya bisa tenteram, karena beliau adalah orang yang mudah tersinggung.
Hubungan dengan tetangga tidak ada masalah yang berarti.

XII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Klien mengatakan tidak tahu bagaimana cara mengurangi kecemasan.

8
ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS: Ansietas berhubungan dengan
- Klien mengatakan cemas karena gula ancaman pada status kesehatan.
darahnya naik dan merasa pusing.
- Klien mengatakan akhir-akhir ini, kurang
lebih satu minggu, mempunyai banyak
pikiran mengenai penyakitnya.
DO:
- Tekanan Darah :140/90mmHg
- Gula Darah Sewaktu : 286
- Keluhan fisik :Pusing,lemes.
- Skor Hars : kecemasan sedang
- Riwayat penyakit :Diabetes Mellitus
kurang lebih selama 2 tahun

2 DS: Resiko Ketidakberdayaan


- Klien mengungkapkan bahwa semenjak
usia bertambah ia merasa mudah
tersinggung, oleh karena itu ia memilih
untuk tinggal sendiri sehingga tidak ada
perselisihan dengan anaknya maupun
menantunya.
DO:
- Berdasarkan kuesioner tumbuh kembang
psikososial Tim Pascasarjana
Keperawatan Jiwa UI menunjukkan
bahwa klien merasa tidak dicintai dan
berarti dalam keluarga.
- Berdasarkan kuesioner tumbuh kembang
psikososial Tim Pascasarjana
Keperawatan Jiwa UI menunjukkan
bahwa menurut klien, keluarga tidak
memfasilitasi kegiatan sosial, kelompok
dan agama sebab klien menghendaki
untuk tinggal sendiri (tidak bersama
anaknya), jadi apapun kegiatan dilakukan
sesuai keinginan klien bukan dorongan
dari anak-anaknya.

9
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 Ansietas pada lansia Health education (5510)
1. Kaji pengetahuan lansia mengenai
kecemasan.
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai
a. Tanda dan gejala psikis yang muncul
pada kecemasan
b. Tanda dan gejala fisik yang muncul pada
kecemasan
c. Cara menangani kecemasan dengan
- Nafas dalam
- Terapi SEFT
- Terapi Spiritual
Activity therapy: Senam Lansia

3. Resiko Ketidakberdayaan Health education (5510)


pada lansia 1. Kaji pengetahuan warga tentang karakteristik
lansia.
2. Beri pendidikan kesehatan mengenai
a. Ciri-ciri perkembangan lansia yang
normal dan tidak normal
b. Penanganan yang bisa dilakukan
keluarga dalam menghadapi lansia
dengan perkembangan tidak normal
c. Cara menstimulasi perkembangan lansia
Activity therapy : Senam Lansia
Hemodinamik Status
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Ukur gula darah sewaktu

10
EVALUASI

No Diagnosa Evaluasi Sumatif


1 Ansietas berhubungan S:
dengan ancaman pada status - Klien mengatakan bahwa sekarang
kesehatan. kecemasannya sudah mulai terkontrol cukup
baik dan merasa lebih rileks.
- Klien mengatakan mencapatkan manfaat dari
terapi tersebut.
- Klien mengatakan senang karena kadar gula
darah sudah berangsur turun.
- Klien mengatakan dengan melakukan
sembahyang dan SEFT ia merasakan lebih
tenang, nyaman dan ikhlas.
- Klien mengatakan akan melakukan terapi
spiritual dan SEFT secara rutin.
- Klien mengatakan sangat senang dengan adanya
keberadaan mahasiswa.
O:
- Berdasarkan pengkajian kecemasan dengan
HARS mendapatkan hasil tidak ada kecemasan.
- TTV: TD: 130/80 mmHg, HR: 88 x/mnt, RR:
18 x/mnt, GDS: 142
- Klien kooperatif, klien tampak lebih rileks.
A:
Masalah ansietas teratasi.
P:
- Lanjutkan penggunaan terapi spiritual, nafas
dalam dan SEFT untuk mengurangi kecemasan.
- Kontrol diit diabetes mellitus.
2 Resiko Ketidakberdayaan S:
- Klien mengatakan kesehatan mental itu sangat
penting mbak, tapi kadang melakukan cara
untuk meningkatkan kesehatan mental itu tidak
mudah karena kadang sering terhanyut dengan
masalah yang dihadapi.
- Klien mengatakan baru mengerti bahwa ada
tahapan tumbuh kembang psikososial lansia
yang normal.
- Klien mengatakan lebih segar setelah
melakukan senam.
- Klien mengatakan senang mengikuti senam
karena bisa berkumpul dengan warga lain.
O:
- Senam lansia di lakukan di mushola dusun dan
diikuti oleh 34 orang lansia dan pra lansia dusun
11
Gunung sari
- Klien terlihat antusias mengikuti gerakan senam
yang dicontohkan oleh mahasiswa.
- Klien mengikuti senam lansia dan pendidikan
kesehatan sampai selesai.
- Klien terlihat antusias mendengarkan
pendidikan .kesehatan yang diberikan
mahasiswa
- Klien juga aktif bertanya tentang keluhan
mereka masing-masing tentang stress atau
kecemasan yang mereka alami.
A:
Resiko ketidakberdayaan teratasi
P:
- Tetap mempertahankan terapi aktivitas
kelompok: senam lansia.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena


ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu). Rentang respon tingkat kecemasan meliputi ansietas
ringan, ansietas sedang, ansietas berat, ansietas panik. Kecemasan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, dan
melindungi diri sendiri jika masih dalam batas normal (cemas ringan).

3.2 Saran

Perawat perlu mengkaji masalah psikososial seperti stress dan efikasi diri pada pasien
untuk menentukan intervensi manjemen stress yang tepat dan untuk meningkatkan efikasi
diri. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kecemasan sebaiknya
ditekankan seperti pendekatan dan kasih sayang yang khusus pada pasien tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan Psikosisial dan
Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese). Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8th Edition. St. Louis:
Mosby.
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.

14

Anda mungkin juga menyukai