PENDAHULUAN
Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh
kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan
kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan yang besar dalam menggerakkan tingkah
laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu,
kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan dari pertahanan terhadap kecemasan itu.
Tidak seorang pun bebas dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajat
tertentu. Bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap
seseorang. Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan membuang sumber kecemasan. Kecemasan yang
dapat membuat seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah
kecemasan yang negatif.
Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan
prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria, menurut
data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Kecemasan adalah kondisi kejiwaan penuh kekhawatiran dan ketakutan akan apa
yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal
aneh. Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan,
tergantung pada tingkatannya ringan, sedang, berat dan panik (Az-Zahrani, 2005). Kecemasan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, dan melindungi diri sendiri jika masih dalam batas normal (cemas ringan).
Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan akan sangat mengganggu kehidupan individu.
1
6. Bagaimana Evaluasi Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Kecemasan.
2. Menjelaskan Rentang Respons Tingkat Kecemasan.
3. Menjelaskan Pengkajian Pada Pasien yang Mengalami Kecemasan.
4. Menjelaskan Diagnosis Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.
5. Menjelaskan Rencana Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.
6. Menjelaskan Evaluasi Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Kecemasan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan
a. Fobia.
Perasaan takut berlebihan terhadap objek, situasi atau aktivitas tertentu.
b. Gangguan panik (panic disorder).
Suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya rasa takut/perasaan di teror yang
berulang dan tidak terduga.
c. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).
Ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain sehingga mengarah pada
pemikiran negatif, malu dan rendah diri.
d. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder).
Suatu kondisi yang ditandai dengan tindakan mengulang-ulang sesuatu yang sama
sebagai perwujudan dari ketidakpuasaan atau takut membuat kesalahan.
e. Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder).
Takut berada jauh dari rumah atau orang yang dicintai.
f. Hypochondriasis.
Kecemasan atau ketakutan berlebih yang membuat penderitanya merasa menderita
penyakit serius sekalipun dari hasil pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.
g. Gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder).
Gangguan kecemasan yang di picu oleh peristiwa tragis di masa lalu.
4
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN ANSIETAS
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 67 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Tgl. Pengkajian : 22 Mei 2014
IV. FISIK
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Respiratory Rate : 18 x/mnt
Heart Rate : 96 x/mnt
Berat Badan : 63 kg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemes.
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus kurang lebih selama 2 tahun
V. PSIKOSOSIAL
A. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, yang paling disukai
adalah bagian mata.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal dan bersyukur dilahirkan
sebagai perempuan karena bisa melahirkan anak.
3. Peran
Klien mengatakan tidak bekerja, ketika dirumah aktivitasnya adalah
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
5
4. Ideal diri
Klien mengatakan walaupun punya penyakit gula tetapi beliau ingin agar tetap
sehat supaya dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus rumah dengan
baik sehingga tidak merepotkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Klien
mengungkapkan bahwa semenjak usia bertambah ia merasa mudah
tersinggung, oleh karena itu ia memilih untuk tinggal sendiri sehingga tidak
ada perselisihan dengan anaknya maupun menantunya. Adapun mengenai
kematian, beliau berharap bisa meninggal dengan tenang tanpa ada
kekambuhan penyakit.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memahami bahwa ia sudah lanjut usia sehingga ia tidak
bisa se-produktif dulu saat masih muda.
B. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan saat ini orang yang berarti adalah anak perempuannya yang
sering memperhatikan beliau dan juga cucu-cucunya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan cukup aktif mengikuti kegiatan seperti pengajian, arisan RT
yang diadakan satu bulan sekali.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan tetangga karena tetangganya
sibuk bekerja dan kebanyakan pulang di sore hari, hanya jika ada waktu yang
benar-benar luang baru bisa berkomunikasi dengan tetangga, kadang-kadang
ada anak kecil dari tetangga sebelah main ke rumahnya, hubungan dengan
tetangga cukup baik.
C. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan semua yang dimiliki adalah pemberian dari Tuhan, maka
beliau wajib mensyukuri apapun yang terjadi dalam kehidupannya.
2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sholat lima waktu dengan tekun serta mengikuti pengajian
yang diadakan di RT setempat.
6
D. Alam perasaan
Klien mengungkapkan rasa cemasnya karena gula darahnya yang naik disertai
dengan kepala pusing, klien merasa sedih.
E. Afek
Sesuai.
F. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, terlihat sedikit cemas dan gelisah ditandai dengan ekspresi wajah
yang sedih.
G. Persepsi
Tidak ada gangguan persepsi.
H. Proses fikir
Tidak ada gangguan proses fikir.
I. Isi fikir
Tidak ada gangguan pada isi fikir
J. Waham
Tidak ada waham.
K. Tingkat kesadaran
Composmentis.
L. Memori
Memori masih baik, mampu menceritakan pengalaman masa lalu.
M. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi dan berhitung masih baik.
N. Kemampuan penilaian
Klien dapat memilih pilihan yang diinginkan seperti misalnya ketika sakit ia
memilih periksa ke tenaga kesehatan dan beristirahat terlebih dahulu daripada
mengerjakan pekerjaan rumah yang memberatkan.
7
IX. KEGIATAN SEHARI-HARI
A. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan menyiapkan makanan sendiri, beliau sudah cukup memahami
makanan mana yang di makan agar kadar gula darah dalam tubuh bisa stabil,
semua pekerjaan rumah dan kebutuhan sehari-hari diatur sendiri, klien
mendapatkan uang dari anak-anaknya, terutama dari anak perempuannya.
B. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan belanja keperluan sehari-hari sendiri, apabila bepergian naik
kendaraan umum, menghadiri acara pengajian dan arisan RT setempat.
X. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan apabila ada permasalahan yang dihadapi, ia melakukan refreshing
dengan cara merawat tumbuhan yang ditanaminya didepan rumah.
8
ANALISA DATA
No Data Masalah
1 DS: Ansietas berhubungan dengan
- Klien mengatakan cemas karena gula ancaman pada status kesehatan.
darahnya naik dan merasa pusing.
- Klien mengatakan akhir-akhir ini, kurang
lebih satu minggu, mempunyai banyak
pikiran mengenai penyakitnya.
DO:
- Tekanan Darah :140/90mmHg
- Gula Darah Sewaktu : 286
- Keluhan fisik :Pusing,lemes.
- Skor Hars : kecemasan sedang
- Riwayat penyakit :Diabetes Mellitus
kurang lebih selama 2 tahun
9
INTERVENSI KEPERAWATAN
10
EVALUASI
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Perawat perlu mengkaji masalah psikososial seperti stress dan efikasi diri pada pasien
untuk menentukan intervensi manjemen stress yang tepat dan untuk meningkatkan efikasi
diri. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kecemasan sebaiknya
ditekankan seperti pendekatan dan kasih sayang yang khusus pada pasien tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan Psikosisial dan
Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese). Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8th Edition. St. Louis:
Mosby.
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.
14