Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

DERMATITIS SEBOROIK

Pembimbing :

Dr. Chadijah Rifai, SpKK

Disusun oleh :

Ktut Yoga

Rina Oktaviana

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT

PERIODE 12 SEPTEMBER 2011 – 15 OKTOBER 201

RSUD KOJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2011
Dermatitis Seboroik

Definisi

Dermatiti seboro adalah penyakit inflamatoir kulit yang biasanya dimulai pada kulit kepala, dan kemudian
menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan. Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan
kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat
predileksi di tempat-tempat seboroik. atan
produksi sebum (seborrhea) dari kulit kepala dan daerah muka serta batang tubuh yang kaya
ditemukan dan biasanya mudah dikenali.
itema), membengkak, ditutupi dengan
sisik berwarna kuning kecoklatan dan berkerak. Penyakit ini dapat mengenai semua golongan
orang dewasa penyakit ini cenderung
berulang, tetapi biasanya dengan mudah dikendalikan. Kelainan ini pada kulit kepala umumnya
dikenal sebagai ketombe ada bayi.

Insidens dan Prevalensi

prevalensi, tetapi penyakit ini diyakini lebih


banyak ditemukan daripada psoriasis, misalnya, mempengaruhi minimal 2-5 % dari populasi. Dermatitis
seboroik sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki dan berusia kepala dua, satu di bayi dalam 3 bulan
pertama kehidupan dan yang kedua sekitar dekade keempat sampai ketujuh kehidupan. Prevalensinya 40-
80 % pada pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome. Sedangkan di Amerika Serikat prevalensi
dari Dermatitis seboroik adalah sekitar 1-3% dari jumlah populasi umum, dan 3-5% terjadi pada dewasa
muda.

Etiopatogenesis

Penyebabnya belum diketahui pasti Faktor presdiposisiny ialah kelainan konstitusi berupa status
seboroik (seborrhoic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan Penderita pada
hakekatnya mempunyai kulit yang berminyak (seborrhoea teta mengenai hubungan antara kelenjar minyak
dan penyakit ini belum jelas sama sekali. Ada yang mengatakan kambuhnya penyakit ini (yang sering
menjadi chronis-recidivans) disebabkan oleh makanan yang berlemak, tinggi kalori, akibat minum alkohol
dan gangguan emosi.

berhub gan nga ng rm ebo me


peningkatan produksi sebum tidak selalu dapat di deteksi pada pasien ini. Seborrhea merupakan
namun dermatitis seboroik bukanlah penyakit
yan jad pada kelenj sebase Kelenj sebase seb akt pad bay bar lah
kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormone androgen dari ibu berhenti.
Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum
akil balik dan insidensinya mencapai puncaknya pada umur 18 – 40 tahun, dan kadang-kadang pada umur
tua. Tingginya insiden dermatitis seboroik pada bayi baru lahir
pada usia tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa bayi yang baru lahir memiliki kelenjar sebasea dengan tingkat sekresi sebum yang tinggi.
dermatitis seboroik dengan peningkatan
produksi sebum. Kondisi ini dikenal sebagai dermatitis seboroik pada bayi, hal tersebut normal
gan kondisi dermatitis seboroik yang
terjadi pada masa remaja dan dewasa. Pada dewasa sebaliknya, tidak ada hubungan yang erat antara
peningkatan produksi sebum dengan dermatitis seboroik, jika terjadi puncak aktivitas kelenjar sebasea
pada masa awal pubertas, dermatitis seboroik mungkin terjadi pada waktu kemudian. Meskipun
kematangan kelenj sebase rupany merupakan faktor predispos timbulnya Dermatiti seboroik, teta tidak
ada hubungan langsung secara kuantitatif antara
untuk memperoleh Dermatitis seboroik.2, 3, 4

Tempat jadiny dermat seboro mem kecenderungan pad daerah wajah, telinga, kulit kepala dan
batang tubuh bagian atas yang sangat kaya akan kelenjar sebasea. Dua penyakit yang memiliki tempat
predileksi yang sama di daerah ini yaitu dermatitis seboroik dan Acne.

Banyak percobaan ah akukan untuk menghubungkan penyaki ini dengan infeks ole
bakte atau Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusi Pertumbuhan
P.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yan masuk
ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendir melalu aktiva sel mf han an Ro me hwa 2%
anism yang terdapat pada lesi di kulit
rsamaan juga dapat menghilangkan gejala
dermatiti seboroik. Penjelasa ini dimana jamur yang menja penyebabnya dapat dilkakukan
pencegahannya. Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa P. ovale dapat terjadi pada kulit
nyakit ini. Status seboroik sering berasosiasi
dengan meningginya suksep hada infeks piogenik, api ak buk bahwa
eboroik.

asi epidermis yang meningkat seperti


psoariasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat memperbaikinya. ,
timbulnya D.S. dapat disebabkan oleh defisiensi imun.

Kondis ini dapat diperburuk dengan meningkatny keringat. Stress emosional dapat mempengaruhi
penyaki ini jug Dermat seboro dapa jug menjad kom kas dar Parkinsonisme yan berhubungan dengan
seborrhoe Pengobata dar parkinson deng
pertama kali ditemukan, tetapi tidak ada
efekny pada kecepatan ekskresi sebum yang normal Obat neuroleptik yang digunakan untuk
dol, dapat juga menginduksi terjadinya
dermatitis seboroik.

Histopatologis

Gambaran histologi bermacam-macam sesua dengan stadium penyakitny Pada dermatiti


iltrat perivascular dari limfosit dan histiosit,
dari spongiosi yang ringan sampai yang berat hiperplasi bentuk psoriasi ringa Pinkus
rri khas dari dermatitis seboroik sama seperti
psoariasis tetap abses Munro tidak ada. Penyumbata folikel oleh karena orthokeratosis dan parakeratosis
dan kerak-kerak yang mengandung neutrofil. Pada dermatitis seboroik yang kronis terdapat dilatasi
pembuluh darah kapiler dan vena pada plexus superficial.
Gejala klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,
batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringa hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit
kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelaianan tersebut pitiriasis sika
pitiriasis steatoides yang dapat disertai
eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok,
mulai di bagian vertex dan frontal.

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak
disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga postaurikular dan leher. Pada
daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.

ertutup oleh krusta-krusta yang kotor,


dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-
cradle cap.

Pad daerah supraorbi skuama-skuam halus dap mat kul


bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi pula
blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus. Pada tepi bibir bias
kemerahan dan berbintik-bintik (marginal blefaritis). Daerah konjungtiva pada saat bersamaan
juga dapat terkena. Lipatannya dapat berwarna kekuningan, dengan kerak, dengan batas yang
tidak jelas. Pruritus juga bias terlihat. Jika area glabela juga terkena, disana juga mungkin
rahan. Pada lipatan bibir mungkin terdapat
perubaha warna berupa kerak yan kekuningan ata kemerahan, kadang-kadang dengan lubang-lubang.
Pada pria, radang folikel rambut pada kumis juga bisa terjadi.

Selain tempat-tempat tersebut dermatitis seboroik juga dapat mengenai liang telinga luar,
patan dae mama wa mama da wa
interskapular, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi, kelainan
dapat berupa papul-papul.
Gambar 3. Dermatitis seboroik pada lipatan nasolabial pipi, alis mata, dan hidung.

Pada telinga, dermatitis seboroik sering disalahartikan dengan radang daun telinga ayng
disebabkan oleh jamur (otomikosis). Disana terdapat kulit terkelupas pada lubang telinga, dan
Pada daerah ini kulit biasanya berubah
menja kemerahan, dengan lubang-lubang dan bengkak Eksuda serosa, pembengkakan
pada ah mb ber my
hydrocortisone, 4 tetes pada saluran telinga, biasanya untuk membersihkan. Tridesilon Otic
t, juga efektif.
erupsi popular pada pipi, hidung dan
dahi. Kemerahan yang tampakpada area alar-malar disebut dyssebacea. Sodium sulfacetamide, bisa
digunakan pada 10% krim yang cocok diantaranya desonide (Tridesilon) hamper menajdi pengobatan yang
spesifik untuk dyssebacea.

kadang-kadang terdapat perubahan


pada bibir, yan disebu che exf va. Tampak bib berwarna merha ang, kering
terkelupas, dan berlobang.

g, dimana terlihat seperti kurap,


psoariasis, atau jamuran. Garinya terlihat seperti kulit terkelupas pada keduanya dan simetris.
ungkin juga terdapat garis psoariformis
dengan kulit kering pada beberapa kasus.

yang berat. Jika meluas dapat


ner.

Gambaran klinis dan perjalanan penyakit dari dermatitis seboroik berbeda pada bayi dan orang
dewasa.
A.
Dermatitis seboroik p ada bayi (usia 2 minggu – 10 minggu)
n-bulan pertama kehidupan sebagai
penyakit inflamasi yang terutama mempengaruhi rambut dan kulit kepala dengan lipatan
intertriginosa berminyak yang disertai sisik dan kerak. Daerah lainnya seperti wajah, dada, dan
leher juga dapat terpengaruh.

Pada kepala (kulit kepala daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle crap, dengan krusta
tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang / tidak gatal

pinna telinga, dan leher, lesi tampak n


skuama yang berminyak,
kurang / tidak gatal.

an pen da any ber gua mp bul an.


Kekambuhan jarang terjadi. Dan prognosis penyakit ini pada bayi adalah baik.

Differensial diagnosis dari dermatitis seboroik pada bayi termasuk didalamnya dermatitis
kehidupan), psoriasis pada bayi baru tiositosis
X. Yang paling baik untuk
membedakan ciri antara dermatitis atopik dengan dermatitis seboroik adalah

Erythroderma desquamativum (Leiner’s disease)

Komplikasi dari dermatitis pada bayi ini pertama kali dijelaskan oleh Leiner pada tahun
ayi yang baru lahir dan pada saat
wa ma dar umur bay pai 20 ngg ng
dermat exf va pada seluru tubuh dengan tanda kemerahan dan kul yan terkelupas, biasanya sama
seperti beberapa type dari dermatitis seboroik.

Penyakit ini biasanya dimulai dari bagian sekitar anus dan daerah ketiak, lalu terlihat
kstremitas. Awal mulanya ditemukan luruh
tubuh. Semakin lama kulit
akan diliputi tumpukan kulit kering yang berwarna putih keabu-abuan. Pada faktanya,
um, dan penipisan dari kulit. Kulit
hancur. Terdapat pembesaran kelenjar.

ditemukan pada masyarakat yang

Gambar 5. Penyakit Leiner


B. Dermatitis seboroik p ada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 18-40 tahun,

rbeda antara remaja dan bayi.


Umumnya gatal

Pada area seboroik berupa makula atau plakat, folikular, perifolikular, atau papulae,

mpai berat, inflamasi, skuama au

berminyak.

Bersifat kronis dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahanm stress, atau paparan

sinar matahari.

Perjalanan penyakit biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Periode perbaikan
gin. Pembesaran lesi dapat
terjadi sebagai akibat dari perubahan musim terutama efek dari paparan sinar matahari.

Diagnosis banding

Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak dan
kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik.

Psoariasi berbed dengan dermatit seboroik karena terdapat skuama-skuam yang


berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Jika
psoariasis mengenai scalp dibedakan dengan dermatitis seboroik Perbedaannya ialah skuamanya
juga pada perbatasan wajah dan scalp dan ya.
Psoariasis inversa yang mengenai daerah
fleksor juga dapat menyerupai dermatitis seboroik.

didosis. Pada kandidosis terdapat


satelit-satelit di sekitarnya.
luar mirip otomikiosis dan otitis
eksterna. Pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna
menyebabkan tanda-tanda radang, jika kaut terdapat pus.

setiap tempatnya.
Kepala : dandruff, psoriasis, dermatitis atopic, impetigo

Saluran telinga : psoriasis atau dermatitis kontak, irritant atau alergi

Wajah : rosacea, dermatitis kontak, psoriasis, impetigo

Dada dan punggung : pityriasis versicolor, pityriasis rosea, psoriasis

Kelopak mata : dermatitis atopic, psoriasis, demodex folliculorum (demodicosis) Daerah

intertriginosa : psoriasis dan candidiasis

Pengobatan

agak sukar disembuhkan, meskipun


penya nya dapa kontrol Faktor predisposisi hendakny diperhkan misalnya emosional dan
kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak.

Pada Bayi

1. Kulit kepala

Pengobatan dir dar 3-5% asa sal lat dalam minyak zaitun ata dia kasika
lotion selama beberapa hari, sampo bayi,
perawatan kulit yang teratur dengan emollient, cream, dan pasta.

2. Area intertriginosa

Pengobatan meliputi lotion pengering, seperti 0,2-0,5 % clioquinol dalam zinc lotion atau zinc
au amphotericin B dapat dicampur dengan pasta
lembut.

Pada dewasa

1. kulit kepala

Dianjurkan sampo yang mengandung selenium sulfide, imidazoles zinc pyrithion benzoy
peroxide asa sal tar ata det en. Kerakny dap diperbaik dengan pemberian glucocorticosteroid pada malam

hari, atau asam salisil dalam larutan air. Tinctura, larutan alkohol ton rambut dan produk sejeni biasanya

memicu jadiny inflamasi dan har dihindari. 2. Wajah dan badan

angi penggunaan sabun. Larutan alkohol,


penggunaa ion sebelu dan sesuda cukur ak dianjurka Glucocorticosteroi dos rendah (hydrocor
on) cepa membant pengobatan penyaki penggunaan yan dak
ound phenomenon steroid, steroid rosacea
dan dermatitis perioral.

Dermatitis seboroik adalah salah satu manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien dengan
harus lebih hati-hati dalam menangani
pasien dengan resiko tinggi.

3. Antifungal

Pengobatan antifungal seperti imidazole dapat memberikan hasil yang baik. Biasanya digunakan
beda menunjukkan 75-95 % terdapat
perbaikan. Dalam percobaan ini hanya ketokonazol dan itakonazol yang dipelajari, imidazole yang lain

seperti econazole, clotrimazol, miconazol, oksikonazol, isokonazol, siklopiroxolamin mungkin juga efektif.

Imidazol seperti obat antifungal lainnya, memiliki spektrum yang luas, anti inflamasi dan menghambat

sintesis dari sel lemak. 4. Metronidazole

an alternatif untuk dermatitis seboroik.


Metronidazol telah berhasil digunakan pada pasien dengan rosacea. Tidak ada studi yang formal, uk
rosacea. Rekomendasi ini berdasarkan pengalaman pribadi.

Pengobatan sistemik

Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednisone 20-30 mg sehari. Jika
n. Kalau disertai infeksi sekunder diberi
antibiotic.

itran. Efeknya mengurangi aktivitas


kelenj sebase Ukuran kelenj seb dap dikurangi sampai 90% akibatnya jad
pengurangan produksi sebum. Dosinya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tapmak
iharaan 5-10 mg per hari selama beberapa
itnya.

Pada D.S. yang parah juga dapat diobati dengan narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan
efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami
perbaikan.

Bila pada sediaan langsung terdapat P. ovale yang banyak dapat diberikan ketokonazol, dosisnya

200 mg per hari. Pengobatan topical

i scalp dikeramasi selama 5 – 15 menit,


misalnya dengan selenium sufida (selsun). Jika terdapat skuama dan krust diber emolien, misalnya krim
urea 10%. Obat lain yang dapat dipakai untuk D.S. ialah :

, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmata

sulfur praesi atum 4 – 20%, dapat digabung dengan asam sa t 3 - 6%

Kor ostreroid, misalnya krim hidrokor son 2½ %. Pada kasus dengan inflamasi yan berat dapat
dipakai kostikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan
.
sediaan langsung terdapat banyak P.
ovale.

Obat-obat tersebut sebaiknya diapakai dalam krim.

Prognosis

Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini agak sukar
disembuhkan, meskipun terkontrol.
Edukasi Pasien

Ajari pasien tentang pengendalian daripada pengobatan dermatitis seboroik

nka pen ngnya memb an mp me kas ya 10 me sebelum membilas

Aja tentan menggunaka kor ostero topika sep uny untuk mengend kan eritema,
skuama, atau rasa gatal.

DAFTAR PUSTAKA

Juanda A, Dermatosis eritroskuamosa. Dalam Juanda A, Hamzah M, Aisah S, Ilmu


kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ; 2005 : 200-2

Plewig G. Seborrheic dermatitis. In Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K, Freedberg IM,
Austen KF. Dermatology in general medicine. Volume 1. Fourth edition. United States of America
: Mc Grow Hill ; 1993 : 1569-73

atitis. Textbook of dermatology.


Volume 1. Fifth edition. Oxford : Blackwell Scientific Publications ; 1992 : 545-51

Goldstein BG, Goldstein AO. Dalam Dematologi praktis. Cetakan pertama. Jakart
Hipokrates ; 1998 : 188-90

Barakbah J, Pohan SS, Sukanto H, Martodihardjo S, Agusni I, Lumintang H, et al.


in. Cetakan ketiga. Surabaya :
Airlangga University Press ; 2007 : 112-6

Arnold HL, Odom RB, James WD. Seborrheic dermatitis. Diseases of the skin. Eighth edition.
Philadelphia : WB Saunders Company ; 1990 : 194-98

Reeves JRT, Maibach H. Dermatitis seboroika. Atlas dermatologi klinik. Cetaka


pertama. Jakarta : Hipokrates ; 1990 : 1-3
Clark AF, Hopkins TT. Dermatitis seboroik. In Moscella SL, Hurley HJ, Dermatolog third edition.
Fourth edition. United states of america : WB Saunders Company ; 1992 :
465-72

Anda mungkin juga menyukai