MIKROKONTROLER ATMEGA8535
TUGAS AKHIR
FAHRI MAHYUZAR
092408037
MEDAN
2013
PERSETUJUAN
ATMEGA8535
Nim : 092408037
Diluluskan di
Diketahui/Disetujui oleh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan limpahan
berkatnya penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yaitu kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan bantuan dukungan moril dan
materil yang sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Kurnia Brahmana , M.Si yang telah membantu saya dalam mengerjakan
proyek ini dan memberikan arahan serta masukan.
3. Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc selaku pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku ketua program studi D3 Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Sta Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas Sumatera
Utara.
6. Kepada teman – teman Fisika stambuk 2006 dan kepada adik – adik.
7. Tidak lupa juga saya turut mengucapkan terima kasih kepada kekasih tercinta Ririn Pretty
Arma Ginting yang telah bertahun – tahun memberikan dukungan dan perhatian,
sehingga saya tetap bersemangat dalam melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
DAFTAR ISI
Halaman
PENGHARGAAN .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5 Gelombang kotak (pulsa) dengan kondisi high 5V dan low 0V 20
Gambar 2.20 Dioda Penyearah Yang Diberi Arus Bolak Balik (AC) 39
Halaman
Telah dirancang suatu alat untuk mengatasi masalah kerusakan perangkat elektronika ketika
tegangan yang masuk di bawah tegangan normal nya. Alat pemutus aliran listrik secara otomatis
berbasis mikrokontroler ATMega8535 terdiri atas rangkaian relay yang dapat menetapkan
tegangan pada relay sehingga berapapun tegangan yang masuk di bawah tegangang yang sudah
ditetapkan itu, rangkaian perangkat itu dapat putus. Pengujian pada alat ini terlebih dahulu di set
tegangan awal nya pada trimpot, sebagai contoh kita set tegangan nya 5V, dan nilai tegangan nya
dapat ditampilkan di layar display 7-segment. Apabila tegangan yang masuk 4V atau seterusnya,
rangkaian dapat putus secara otomatis. Demikian juga pada tegangan tinggi, jika tegangan yang
masuk di antara 175V – 220V, rangkain tetap jalan. Apabila tegangan di bawah 175V rangkaian
akan putus.
ABSTRAK
Telah dirancang suatu alat untuk mengatasi masalah kerusakan perangkat elektronika ketika
tegangan yang masuk di bawah tegangan normal nya. Alat pemutus aliran listrik secara otomatis
berbasis mikrokontroler ATMega8535 terdiri atas rangkaian relay yang dapat menetapkan
tegangan pada relay sehingga berapapun tegangan yang masuk di bawah tegangang yang sudah
ditetapkan itu, rangkaian perangkat itu dapat putus. Pengujian pada alat ini terlebih dahulu di set
tegangan awal nya pada trimpot, sebagai contoh kita set tegangan nya 5V, dan nilai tegangan nya
dapat ditampilkan di layar display 7-segment. Apabila tegangan yang masuk 4V atau seterusnya,
rangkaian dapat putus secara otomatis. Demikian juga pada tegangan tinggi, jika tegangan yang
masuk di antara 175V – 220V, rangkain tetap jalan. Apabila tegangan di bawah 175V rangkaian
akan putus.
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan dan perkembangan dunia terus melaju dan berkembang dengan pesat. Hal ini
terjadi di berbagai bidang, baik di bidang ekonomi, social budaya, maupun bidang-bidang
eksakta dan teknologi. Namun, teknologi pada bidang elektronika juga dikeluhkan oleh beberapa
masyarakat, ini dikarenakan masyarakat sering kali mengeluh tentang perangkat elektronika
Berkaitan dengan hal di atas, perlu dibuat suatu alat yang dapat meminimalkan kerugian
dan bahaya yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, terutama kerugian yang ditimbulkan akibat
kelebihan tegangan yang masuk kepada perangkat elektronika tersebut yang melebihi tegangan
normalnya.
Alat pemutus aliran listrik secara otomatis adalah jawabannya. Kehadiran alat pemutus
aliran listrik secara otomatis tersebut diharapkan dapat meminimalkan kerugian yang terjadi
Untuk itu penulis ingin mencoba merancang suatu sistem yang dapat membantu
mengatasi hal tersebut dan menuangkannya dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul
“ Perancangan Alat Pemutus Aliran Listrik Secara Otomatis Berbasis ATMega 8535”. Bahasa
yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adaah bahasa pemrograman Assembler.
Dengan adanya alat ini diharapkan masyarakat akan sedikit lega karena tidak lagi merasa
rugi alat perangkat elektronikanya rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Pada Tugas Akhir ini akan dirancang suatu system pemutus aliran listrik secara otomatis
Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler ATMega 8535. Mikrokontroler
ATMega 8535 sebagai pengendali dari system, yang berfungsi mengendalikan semua rangkaian
dan akan menampilkan tegangan yang masuk dan tegangan yang di set.
3. Merancang sebuah alat yang dapat memutuskan aliran listrik secara otomatis pada saat
Mengacu pada hal diatas penulis akan merancang Pemutus Aliran Listrik Secara Otomatis Jika
alir.
kerja sistem alat pemutus aliran listrik pada saat terjadi terjadi penurunan tegangan di bawah
normal dengan menggunakan mikrokontroler, maka sistematika penulisan Tugas Akhir ini
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler
ATMega 8535 (hardware dan software), bahasa pemrograman yang digunakan serta
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian,
skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil dari pengujian alat dan analisa guna melengkapi
Dalam bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis maupun
dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat
elektronika. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam
Salah satu nya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor)
ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana
program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi
satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas
ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur
Mikrokontroler adalah singel chip yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan
dirancang khusus untuk aplikasi kontrol serta dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O
pada satu chip. Mikrokontroler merupakan satu hasil dari kemampuan komputasi yang sangat
cepat dengan bentuk yang sangat kecil dan harga yang yang murah. Mikrokontroler terus
berkembang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap alat-alat elektronik
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) dari Atmel ini menggunakan arsitektur
RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang artinya prosesor tersebut memiliki set instruksi
program yang lebih sedikit dibandingkan dengan MCS-51 yang menerapkan arsitektur CISC
Hampir semua instruksi prosesor RISC adalah instruksi dasar (belum tentu
sederhana), sehingga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1 siklus mesin untuk
biasanya dibuat dengan arsitektur Harvard, karena arsitektur ini yang memungkinkan untuk
membuat eksekusi instruksi selesai dikerjakan dalam satu atau dua siklus mesin, sehingga akan
semakin cepat dan handal. Proses downloading programnya relatif lebih mudah karena dapat
Sekarang ini, AVR dapat dikelompokkan menjadi 6 kelas, yaitu keluarga ATtiny,
AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral,
dan fungsinya, sedangkan dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka hampir
sama. Sebagai pengendali utama dalam pembuatan alat ini, digunakan salah satu produk ATMEL
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
KByte In-System Programmable-Flash, 512 Byte EEPROM dan 512 Bytes Internal SRAM.
AVR ATMega8535 memiliki seluruh fitur yang dimiliki AT90S8535. Selain itu, konfigurasi pin
prosesor (processor core) yaitu Central Processing Unit, di mana terjadi proses pengumpanan
instruksi (fetching) dan komputasi data. Seluruh register umum sebanyak 32 buah terhubung
langsung dengan unit ALU (Arithmatic and Logic Unit). Tedapat empat buah port masing-
Media penyimpan program berupa Flash Memory, sedangkan penympan data berupa
SRAM (Static Ramdom Access Memory) dan EEPROM (Electrical Erasable Programmable
Read Only Memory). Untuk komunikasi data tersedia fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface),
USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter), serta TWI
Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC (Analog Comparator), 8 kanal 10-
bit ADC (Analog to Digital Converter), 3 buah Timer/Counter, WDT (Watchdog Timer),
manajemen penghematan daya (Sleep Mode), serta osilator internal 8 MHz. Seluruh fitur
terhubung ke bus 8 bit. Unit interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam. Sebuah
stack pointer selebar 16 bit dapat digunakan untuk menyimpan data sementara saat interupsi.
Gambar 2.1 Blok Diagram dan Arsitektur ATMega 8535
(maksimal 8MHz untuk versi ATmega8535L). Sumber frekuensi bisa dari luar berupa osilator
Keluarga AVR dapat mengeksekusi instruksi dengan cepat karena menggunakan teknik
“memegang sambil mengerjakan” (fetch during execution). Dalam satu siklus clock, terdapat dua
Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu
Port I/O 8-bit dua arah, jika A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakan
resistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).Port A output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetrisdengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika
pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarik rendah, pin – pin akan
memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated
Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port B output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yangsecara eksternal ditarik
rendah akan arus sumber jika resistor pullup diaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala
Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port C output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yangsecara eksternal ditarik
rendah akan arus sumber jika resistor pullup diaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Port D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D yangsecara eksternal ditarik
rendah akan arus sumber jika resistor pullup diaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated manakala
Stack pointer merupakan suatu bagian dari AVR yang berguna untuk menyimpan data
sementara, variabel lokal, dan alamat kembali dari suatu interupsi ataupun subrutin. Stack
pointer diwujudkan sebagai dua unit register, yaitu SPH dan SPL.
Saat awal, SPH dan SPL akan bernilai 0, sehingga perlu diinisialisasi terlebih dahulu.
SPH merupakan byte atas (MSB), sedangkan SPL merupakan byte bawah (LSB). Hal ini hanya
berlaku untuk AVR dengan kapasitas SRAM lebih dari 256 byte. Bila tidak, maka SPH tidak
Timer/Counter 0
a. Counter 1 kanal.
Timer/Counter 1
Timer/Counter 2
siklus yang dihasilkan oleh ceramic resonator maka akan menghasilkan satu siklus mesin. Nilai
ini yang akan menjadi acuan waktu operasi CPU. Untuk mendesain sistem mikrokontroler kita
memerlukan sistem clock, sistem ini bisa di bangun dari clock eksternal maupun clock internal.
Untuk clock internal, kita tinggal memasang komponen seperti di bawah ini:
Gambar 2.3 Sistem Clock
AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program
yang terpisah. Sebagai tambahan, ATmega8535memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk
Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register umum,64 buah register I/O,dan
512 byte SRAM Internal.Register keperluan umum menempati space data pada alamatterbawah,
dari $20 hingga $5F. Register tersebutmerupakan register yang khusus digunakan untuk
register,timer/counter, fungsi – fungsi I/O, dan sebagainya. Register khususalamat memori secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2. Alamatmemori berikurnya digunakan untuk SRAM 512
byte, yaitu pada lokasi$60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan pada
untuk penyimpanan program. Karena semuaAVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash
adalah berbentuk 4K x16. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang program memori
adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot program dan bagian aplikasi program dengan
alamat mulai dari $000 sampai $FFF.Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya
10,000write/erase Cycles. ATmega8535 Program Counter (PC) adalah 12 bitlebar, alamat ini 4K
timer, pencacah (counter), perekam waktu kejadian (even occurance time capture), pembangkit
isyarat PWM (Pulse Width Modulation), serta autoreload timer (Clear Timer on Compare/CTC).
Dengan lebar 16 bit, Timer/Counter1 dapat digunakan secara fleksibel untuk berbagai tujuan
yang berkaitan dengan waktu dan pembangkit gelombang. Register-regiser yang terlibat pada
Isyarat PWM merupakan hasil modulasi isyarat segitiga oleh isyarat konstan.
Pengubahan amplitudo isyarat konstan akan mengubah lebar pulsa hasil modulasi. Sementara
pengubahan amplitudo isyarat segitiga (dengan bentuk segitiga sebangun dengan segitiga awal)
kontinyu dibandingkan dengan isi register Timer/Counter1. Register-register ini dapat diisi oleh
pengguna, selebar masing-masing 16 bit. Dalam mode PWM, nilai register OCR1A/B ini yang
Lebar register data Timer/Counter1 adalah 16 bit, sehingga dapat mencacah nilai dari
$0000 hingga $FFFF. Dalam operasi PWM, nilai Timer/Counter1 ini yang menjadi isyarat
segitiga. Sebagai catatan, istilah segitiga di sini tidak berarti segitiga dalam bidang geometri,
tetapi isyarat yang meningkat amplitudonya secara berlangkah sehingga bentuknya menyerupai
segitiga.
Fasilitas PWM yang disediakan memiliki resolusi 8 hingga 10 bit. Mode operasinya
meliputi Fast PWM (FPWM), Phase Correct PWM (PCPWM), dan Phase and Frequency
Correct PWM (PFCPWM). Pada mode Fast PWM, Timer/Counter1 akan mencacah ulang dari
nol (BOTTOM) setiap kali terjadi limpahan (overflow). Segitiga yang terjadi adalah segitiga siku-
siku. Sedangkan pada dua mode yang lain, Timer/Counter1 akan mencacah turun ketika terjadi
limpahan, sehingga segitiga berbentuk sama kaki dengan puncak pada nilai TOP. Perbedaan
utama pada mode PCPWM dan PFCPWM adalah waktu perbaruan nilai OCR1A/B. Mode
PCPWM memperbarui OCR1A/B saat nilai TOP, sedangkan pada PFCPWM saat nilai
BOTTOM.
Perubahan nilai OCR1A menjadi lebih kecil menunjukkan pulsa yang menyempit pula.
Durasi pulsa saat nilai OCR1A lebih besar daripada nilai TCNT1 disebut waktu ON (tON).
Sebaliknya, ketika nilai OCR1A lebih kecil, disebut waktu OFF (tOFF). Perbandingan tON
terhadap periode PWM disebut duty cycle, yang nilainya maksimal 100 %.
Modulasi lebar pulas (PWM) dicapai/diperoleh dengan bantuan sebuah gelombang kotak
yang mana siklus kerja (duty cycle) gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah
tegangan keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai rata-rata dari gelombang tersebut.
Gambar 2.5 Gelombang kotak (pulsa) dengan kondisi high 5V dan low 0V
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (baca: high atau 1) dan,
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (baca: low atau 0).
Anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan antara Ton dengan Toff , biasa dikenal
T on T on
D= =
T on + T off Ttotal
……………………………… (2.2)
Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty-cycle dan dapat dirumusan sebagai berikut,
Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan keluaran dapat diubah-ubah secara
Apabila Ton adalah Ttotal maka Vout adalah Vin atau katakanlah nilai maksimumnya.
PWM bekerja sebagai switching power suplai untuk mengontrol on dan off. Tegangan dc
dikonvert menjadi sinyal kotak bolak balik, saat on mendekati tegangan puncak dan saat off
mrnjadi nol (0) volt. Dengan mengatur duty cycle dari sinyal (modulasi lebar pulsa dari sinyal
disebabkan oleh PWM). Terlihat pada gambar di bawah sinyal ref adalah sinyal tegangan dc
pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa informasi terdiri dari pulsa-pulsa persegi
yang berulang-ulang. Salah satu teknik modulasi yang sering digunakan adalah teknik modulasi
durasi atu lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa-pulsa persegi
tersebut.
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-angka
desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun atas 7 bagian yang setiap
bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini
dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat
di dalamnya. Setiap diode dapat membutuhkan input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya,
tergantung dari jenis seven-segmen display tersebut. Jika Seven-segment bertipe common-
cathode, maka dibutuhkan sinyal HIGH untuk mengaktifkan setiap diodenya. Sebaliknya, untuk
yang bertipe common-annide, dibutuhkan input LOW untuk mengaktifkan setiap diodenya.
Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu seven segment
membutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam bahasa mesin
Selanjutnya kita akan mencoba merancang sebuah hex to seven-segment decoder untuk
seven-segment berjenis common-cathode, yakni seven-segment yang setiap LED nya aktif jika
2.8 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang
mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable
Resistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup
emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan – bahan tersebut
menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang
konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil
dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang
kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya
dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada bahan resistor yang
paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang keempat
agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi
dari resitor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang pertama selanjutnya adalah
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk
gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang
(tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan
Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama dinamakan
variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah dan sering digunakan
untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor.
Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari
semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll.
Ada beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang sering digunakan adalah dengan
cara nya terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable resistor yang harus
diputar berkali – kali untuk mendapatkan semua nilai resistor. Model ini dinamakan
Pada gambar di atas untuk bentuk 3 biasanya digunakan untuk volume kontrol. Bentuk
yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang pada PCB (Printed Circuit
Board). Sedangkan bentuk 1 dpotentiometers. Ada 3 tipe didalam perubahan nilai dari resistor
tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat.
Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika
membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan
perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai “Audio Taper”
potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk
Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C
2.9 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur
sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju
ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif
karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama
tidak ada konduktif pada ujung- ujung kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada
mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak
mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna
coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor
(capacitor).
Dielektrik
Elektroda Elektroda
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya
yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator disebut Farad.
1. Menyusunnya berlapis-lapis.
merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi
listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah
insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika
kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama
kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor
telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah
Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane
oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas
pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati – hati di dalam pemasangannya
pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak
bahkan “MELEDAK”. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply.
Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari
kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor
akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki
Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak
dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini
tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini
tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah
komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen
lainnya.
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal
itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua
buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah
satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang
C C
B
B
E E
NPN PNP
Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching) dengan
memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada
karakteristik transistor.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor bipolar
junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-
masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi
utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa
arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas
dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. FET ( juga dinamakan transistor
unipolar ) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari
tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis
memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah
dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi
1. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan
lain-lain
2. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit)
dan lain-lain.
3. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
6. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan
nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan
kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya VCE bernilai 0
sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam
Vcc Vcc
IC R
RB
Saklar On
VCE
VB
IB VBE
IC
Penjenuhan
(saturation)
IB > IB (sat)
IB = IB (sat)
Titik setimbang
Q
IB
Titik Sumbat (Cut
off)
IB = 0
VCE
Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama
dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open).
Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber (Vcc). Tetapi
pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor dari kolektor ke
emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off
IC R
RB
Saklar Off
VCE
VB
IB VBE
Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama dengan tegangan kerja
Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu suatu bahan campuran
yang terdiri dari bahan positif (P type) dan bahan negatif (N type). Apabila kedua bahan tersebut
dipertemukan maka akan menjadi komponen aktif yang disebut Dioda. P type akan membentuk kaki yang
disebut kaki Anoda dan N type akan membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat
A K
Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Oleh
karena itu bila pemasangan dioda terbalik maka dioda tidak akan dapat menghantarkan arus
listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektronika yaitu untuk
Dioda memiliki dua elektroda (kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki – kaki ini tidak boleh
terbalik dalam pemasangannya. Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda cincin sedangkan kaki
yang jauh dari tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi tegangan positif dan N
(katoda) diberi tegangan negatif maka pemberian tegangan ini disebut bias maju (biased
forward), seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.14.a. Sebaliknya, bila diberi tegangan yang
terbalik yaitu P (anoda) diberi tegangan negatif dan N (katoda) diberi tegangan positif maka
pemberian tegangan ini disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang
mengalir dalam dioda sangat kecil sehingga dapat diabaikan (gambar 2.16.b).
P N P N
A K A K
I I=0
Pada saat diberi biased forward, dioda dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup
kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika dioda diberi biased
reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat besar dan disebut resistance
reverse. Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive Electronic Switch, dimana dioda akan
menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih positif dari katoda dan dioda akan terbuka jika
2. Dioda Zener
Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada rangkaian radio
sebagai detektor, dan lain – lain. Prinsip kerja dari dioda penyearah adalah sebagai berikut :
Input Output
A K
Gambar 2.20 Dioda Penyearah Yang Diberi Arus Bolak Balik (AC)
Arus AC yang mendorong elektron keatas melalui resistor, saat melewati dioda hanya ½
periode positif dari tegangan input yang akan memberikan biased forward pada dioda, sehingga
dioda akan menghantarkan selama ½ periode positif. Tetapi untuk ½ periode negatif, dioda
dibias reverse dan terjadilah penyumbatan karena kecil sekali arus yang dapat mengalir. Dengan
demikian, arus AC telah disearahkan oleh dioda ini menjadi arus yang searah (DC).
2.11.3 Dioda Cahaya (LED : Light Emitting Dioda)
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah energi perpindahan electron –
electron yang jatuh dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana – warninya
cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan berbeda – beda. Bahan –
bahannya antara lain gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan LED biasanya berhubungan dengan
segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti untuk mesin hitung, jam digital, dan lain – lain.
A K
2.12 Relay
Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan suatu
rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output
rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC.
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan pada inti besi
lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak menghasilkan medan
magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya listrik magnet sehingga
berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama
arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON
atau Normaly OFF, bila tidak ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay
tergantung pada jenis relay yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan
c. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang nomalnya tertutup yang
lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A, sebaliknya
Analogi rangkaian relay yang digunakan pada tugas akhir ini adalah saat basis transistor ini
dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari
kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung. Sedangkan fungsi dioda disini adalah
untuk melindungi transistor dari tegangan induksi berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak
transistor. Jika transistor pada basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak
mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada
gulungan kawat.