DISUSUN OLEH :
6. MAYANGSARI (S18137)
7. RAHMAWATI (S18146)
2019 / 2028
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi saat ini adalah salah satu proses yang tidak dapat kita tolak. Seiring
dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
Indonesia harus mengikuti proses globalisasi yang terjadi. Era globalisasi menuntut
negara untuk senantiasa mewaspadai dan tidak mungkin menutup diri dari perkembangan
dan perubahan-perubahan yang ada. Era globalisasi telah menempatkan bangsa dan
negara Indonesia pada posisi yang dilematis. Di satu sisi proses globalisasi tersebut telah
memberikan kesempatan dan tantangan bagi bangsa dan Negara Indonesia untuk dapat
hidup bergaul dengan masyarakat internasional lebih baik lagi. Dalam hal ini proses
tersebut telah merangsang upaya peningkatan daya saing dan kompetisi bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lain di berbagai aktivitas kehidupan. Di sisi lain, proses globalisasi
tersebut telah memberikan tekanan dan beban yang sangat berat bagi bangsa dan Negara
Indonesia untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan masyarakat
internasional baru seperti dalam masalah penegakan HAM, lingkungan hidup dan lain-
lainnya dikarenakan adanya campur tangan asing. Situasi seperti ini kemungkinan besar
dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan hankam dan komponen bangsa yang
lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri. Dan Setiap perubahan akan
selalu menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan, sehingga akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini akan
merupakan suatu perubahan keadaan. Persoalan persoalan inilah yang kemudian harus
dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Karena penanganan yang tidak efektif terhadap
persoalan semacam ini dapat mengganggu keutuhan dan ketahanan Nasional Bangsa
Indonesia. Banyaknya konflik yang muncul salah satunya merupakan indikasi
terganggunya ketahanan Nasional misalnya saja munculnya gerakan-gerakan separatis di
pelosok tanah air. Hal-hal inilah yang kemudian dapat menghambat Bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Oleh karena itu, Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan
nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta
sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang
mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu
didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang
dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar
Indonesia.
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai
yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri
dari :
a) Mawas ke dalam
b) Mawas ke luar
4. Asas kekeluargaan
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asasnya, yaitu :
• Mandiri
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia
ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya
peningkatan ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik
• Wibawa
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang
langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa
dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
6. Pengertian Globalisasi
Pengaruh globalisasi baik positif maupun negatif dapat menjadi bahan masukan
dalam diri kita masing-masing. Beberapa orang menyatakan bahwa globalisasi
merupakan mitos atau paling banter hanya di anggap sebagai suatu kelanjutan dari trend
yang telah lama mapan. Tapi di sisi lain, banyak yang mengatakan bahwa globalisasi
tidak hanya real, tetapi juga sudah sangat maju perkembangannya. Seperti yang
diutarakan oleh Keniche Ohmae,
Kita sekarang hidup dala dunia tanpa batas, dimana negara-bangsa telah menjadi
rekaan dan dimana para politikus telah kehilangan semua kekuatan efektif mereka, (
menurut Harper Collins dalam Anthony Giddens,1995 )
PEMBAHASAN
Beberapa bentuk ancaman tersebut menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma)
meliputi :
Dalam bentuk fisiknya, ancaman seperti ini dapat kita jumpai dalam beberapa
istilah di bawah ini yang sangat akrab di telinga kita, antara lain: infiltrasi, subversi dan
intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan
laut oleh musuh dari luar negri. Namun, dalam bentuk non-fisiknya ancaman seperti ini
jauh lebih berbahaya dari sekedar perang fisik. Ia bisa berwujusd perang pemikiran,
propaganda global, pelemehan sistem – sistem kehidupan yang bersentuhan dengan
sensitifitas agama, ras, budaya, dll. Hal ini jika tidak disadari dan dibiarkan berlarut –
larut akan memicu kemerosotan suatu bangsa. Dimulai dsari kemerosotan finansial,
hingga kemerosotan moral. Akhirnya, jatah sebuah peradaban tersebut untuk tetap eksis
dalam kancah dunia tinggal menghitung hari saja
Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi yang
sampai sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi apabila dihantam
oleh globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat tidak ditingkatkan sesuai
dengan kemampuan bangsa lain, sehingga bisa bersaing di dalam pasar globalisasi.
Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan masa depan bangsa ini maka kita sebagai
bangsa yang besar memerlukan pemimpin yang memiliki wawasan ketahanan yang luas.
Karena era globaslisai akan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
9. Ketahanan nasional memiliki beberapa sifat yang melandasinya untuk tetap memberikan
kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat-sifat tersebut antara lain tercermin dari
beberapa hal di bawah ini, antara lain:
Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris menghadapi
disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar, eforia-reformasi, telah membuat bangsa
Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide sparatisme dan upaya-upaya
memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah, adalah contoh nyata yang perlu kita cegah.
Kalau ide tersebut dibiarkan berkembang maka Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami
ancaman yang serius. Sudah tentu hal tersebut mengingkari akar nilai-nilai persatuan dan
kesatuan, yang telah dirintis oleh para pendahulu Republik ini.
Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan dihayati sepenuhnya oleh
warga Negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sarwa
Nusantara, merangkul semua kepentingan dan mengarahkan pada cita-cita dan tujuan
pembangunan Nasional. Yang keenam adalah disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan
mandiri harus memiliki disiplin nasional yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya
disiplin bangsa tersebut. Justru antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi
mata uang yang saling berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan terlihat pada
disiplin para penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya pelayanan masyarakat, serta dalam
berbagai kehidupan sehari-hari.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
3. Bidang sosial budaya dapat meningkatkan pola pikir yang baik seperti etos kerja yang
tinggi dan disiplin serta iptek dari bangsa lain yang sudah maju. Dampaknya dapat meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan dan mempertebal rasa nasionalisme terhadap
bangsa
PENUTUP
2.10.Kesimpulan
Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar, sekalipun saat ini didera oleh
pengaruh globalisasi dan liberalisasi serta proses demokratisasi. Tantangan baru ini harus
dihadapi dengan serius dan optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak
mendapat dorongan semangat baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil
faham tentang kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan
dengan nilai-nilai luhur sosio-kultural bangsa kita. Adapun kesimpulan yang dapat kita
ambil dari pembahasan ini antara lain adalah: