Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. UMUM
Kegiatan : Pengembangan Distribusi Air Minum
Pekerjaan : Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM Pangkalan Banteng untuk
Desa Natai Kerbau, Kec. Pangkalan Banteng
Lokasi : Kecamatan Pangkalan Banteng
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PERPIPAAN
A. PIPA PVC-POLYVINYL CHLORIDE, FITTING DAN PERLENGKAPANNYA.
3. Fitting-Fitting Pipa
Fitting-fitting yang dipakai pada pipa-pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0950-84 atau
standar yang sama dan harus dimanufaktur dengan metode “Injection Moulded”..
Fitting-fitting dari bahan “ Cast iron”. Ductile iron atau “ Grey iron “ yang
dipergunakan untuk pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1987
dengan sistem hubungan mekanikal (mechanical joint).
Flange Socket (ujung-ujung flange dan Soket) harus dipakai untuk menyambung
bagian-bagian dari pipa PVC ke flanger pada pekerjaan pipa.
Fitting-fitting dari “ Cast Iron” Duclite Iron Atau “ Grey Iron” yang ditanamkan
didalam tanah harus dilindungi bagian dalam dan luarnya terhadap karat, dengan lapisan
bitumen atau epoxy dengan ketebalan untuk bagian dalam minimum 0,025 mm dan
bagian luar minimum 0,04 mm. Pelapis bagian dalam harus terbebas dari racun dan bau.
5. Pengujian
Setiap pipa dan fittingnya harus mampu terhadap penguji tekanan hidrolistatis sebesar
2,5 kali dari tekanan kerja maksimum, atau sekitar 25 atm selama 1 jam pada 20 derajat
celcius temperatur air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi, harus diganti dengan yang baru.
Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan
persyaratan pada SII 0344-82 atau ISO 1167-1973 dan standar lain yang sama.
6. Pemberian tanda
Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya harus diberi tanda meliputi diameter nominal
dalam mm, tebal dinding nominal dalam mm, kelas pipa, nama pabrik, pembuat /
manufaktur, merek dagang serta waktu ( bulan dan tahun ) manufaktur / pembuatan.
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas
termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi pipa.
Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh mempengaruhi segi kekuatan pipa dan
kemampuan dan fifting-fifting.
a. Flange
Jika tidak ditentukan lain oleh keadaan, maka ukuran dan pelubangan dari semua
flange pada pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII
0598-81 atau bagian-bagian spesifikasi PN 10.
Bagian atas dan bagian rata dari flange-flange yang di las St.37.2 sesuai dengan
DIN 17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu harus St.37.1 sesuai
dengan standar yang sama
Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada
spesifikasi tekniks ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesat gasket untuk
menjamin sambungan yang kedap air.
Setiap flange tunggal harus diberi tangga sesuai dengan diameter nominal dalam
mm, kelas, nama pabrik pembuatannya atau merek dagang dan tahun dan
pembuatannya.
b. Gasket
Gasket atau flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masaing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, yrtbuat dengan satu atau dua lapis perantar.
Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan
insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling
tidak 8 Kg/Cm2 . material penahan/insulasi dan polythiene stud sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket
harus dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar paket dielektrik.
Baut, mur dan washer untuk hubungan/ sambungan flange harus terbuat dari baja
galvanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai juga
dengan ISO R 898.
Panjang ulir dari batas akhir mur dengan putaran baut harus sebanding atau paling tidak
harus sama dengan diameter baut.
Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang dipersyaratkan
pada SII 0598-81 atau ISO 13-1978.
Untuk setiap flange pada persiapan, fitting dan accessoriesnya dengan pengecualian
untuk flange spigot dan flange socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut-
baut, mur dan washer.
PASAL 5
PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA
Pemborong harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai
yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, dengan pengecualian untuk pemasangan
swicth gear teganganan tinggi harus disesuaikan dengan persyaratan yang lain.
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan khusus dan
pemasangan instalasi seperti yang telah ditentukan.
Pondasi dan atau peletakan dari semua peralatan dan material seperti pompa katup –
katup pengontrol, swicth-gear tegangan tinggi maupun tegangan rendah termasuk
pekerjaan-pekerjaan sipil seperti plat pondasi dan sebagainya harus dilaksanakan oleh
Pemborong.
Jika ditentukan bahwa untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus digrout,
maka Pemborong harus bertanggung jawab terhadap ketetapan pemasangannya dan
harus diperiksa kembali letak ketinggiannya. Dalam pekerjaan lantai dan sebagainya
harus dilakukan pemotongan,untuk persiapan baut-baut pondasi seperti yang disediakan
oleh Pemborong, maka harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pemberi tugas.
Pengeboran lubang-lubang yang akan dipasang harus betul-betul sesuai dan Pemborong
harus bertanggung jawab terhadap ketetapan dan ketelitian yang ditentukan. Lubang-
lubang lebih baik dilaksanakan dengan rotary drilling dan bukan dari jenis-jenis tumbuk
(percussion drill) tidak satupun konstruksi baja atau kayu yang dibor tanpa
sepengetahuan direksi/pemberi tugas. Semua kerusakan-kerusakan yang disebabkan
oleh Pemborong selama pemasangan harus diperbaiki kembali, seperti dikehendaki oleh
direksi/pemberi tugas.
PASAL 6
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGGUNAANYA
1. Umum
4. Pemasangan Pipa
a. Untuk mendapat keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Pemborong harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui direksi.
Semua pipa sambungan-sambungan dan katup-katup diturunkan kedalam galian dengan
hati-hati menggunakan derek, tali atau peralatan yang memadai untuk menghindari
kerusakan pipa dan lapisan pipa, sambungan-sambungan, katup atau peralatan sewaktu
pengangkutan, harus segera dilaporkan kepada direksi untuk dilakuka perbaikan,
membuang atau menggati bahan-bahan yang rusak.
b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-
retak dan kerusakannya. Ujung spigot harus diperiksa dengan seksama, karena bagian
ini paling mudah rusak. Sewaktu pengakutan. Pipa atau peralatan yang rusak diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh direksi.
c. Pembersih Pipa dan Peralatan
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran socket dan
spigot tiap pipa, bagian luar dan akhir spigot dan bagian-bagian dalam dari socket harus
bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
d. Peletakan Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakkan.
Pada waktu peralatan pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot harus tetap dengan
socket dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar. Pipa harus diletakkan
dengan benar dan timbunan harus dipadatkan, kecuali pada bagian socket. Kotoran tidak
boleh ada didalam ruangan antara sambungan, jika pemasangan terhenti, ujung pipa
harus ditutup dengan bahan yang disetujui direksi.
e. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valve) harus dikerjakan rapi dan
teliti tanpa menyebabkan kerusakkan pipa dan lapisannya serta ujung-ujungnya harus
halus.
f. Arah Ujung Socket Pada Pemasangan
Pipa harus dipasang dengan akhiran socket yang menghadap kearah depan dari
pemasangan. Jika pipa dipasang pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan
dimulai pada bagian atas dan harus diawali dengan akhiran socket dari pipa yang
bersudut.
g. Kondisi Yang Tidak Sesuai Untuk Pemasangan Pipa
Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut direksi kondisi didalam galian
tidak memungkinkan.
Pengujian Diameter mm
Tekanan
75 100 125 150 200 250
(kg/Cm2 )
9. Penimbunan Kembali
a. Bahan-bahan timbunan harus bebas dari batu-batu, sampah, debu atau bahan-bahan lain
yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan
b. Penggunaan Bahan Galian sebagai Timbunan
Jika jenis bahan timbunan tidak tercantum dalam uraian pekerjaan maupun gambar,
maka Pemborong dapat menimbun dengan bahan galian yang terdiri dari bahan-bahan
yang mengandung lempung, pasir, kerikil atau bahan lainnya yang dapat dipakai
sebagai bahan timbunan.
c. Penimbunan Pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan kerikil ditunjukan dalam gambar dan menurut direksi harus
digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka Pemborong harus menyediakan dan
menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai petunjuk direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan.
d. Penimbunan dibawah Pipa
Semua galian harus ditimbun dengan tanah dimulai dari dasar sampai dengan
pertengahan pipa dengan pasir, kerikil, atau bahan yang disetujui. Penimbunan
dilakukan dengan tebal 10 cm dan dipadatkan dengan pemadat. Bahan disebarkan
kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa secara merata
e. Penimbunan diatas Pipa
Dari garis tengah pipa serta perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 30 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan tanah atau dengan metode mekanisme yang telah
disetujui. Harus dihindari terjadi kerusakan atau penggeseran pipa.
f. Penimbunan s/d Permukaan Tanah
Dari kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau dengan metode mekanis serta dipadatkan dengan alat pemadat untuk
mencegah penurunan permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
g. Pasir Timbunan
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai kasar
tidak bertepung dan bebas kotoran. Debu-debu atau bahan-bahan lain. Lempung yang
terdapat pada pasir tidak boleh melebihi10 % berat keseluruhan.
PASAL 8
BETON
Umum
(1) Uraian
b. Agregat baik meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus,
tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.
Bahan
(1) Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih berasal dari salah
satu jenis PC (Portland Cement) berikut ini yang memenuhi spesifikasi
AASHTO M-85 :
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat moderat
(sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang
tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat
yang tinggi
b. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknis, semen yang digunakan
pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau
bahan-bahan organik. Direksi Teknis dapat meminta Kontraktor untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan (rujukan pengujian AASHTO T26).
(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat
kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau
kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring,
semua agregat alam harus dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan
pada tabel 7.1.2 dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada
tabel 7.1.3.
iii. Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari ¾ ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan).
iv. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4.75 mm.
v. Semua agregat halus harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik,
dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organik menggunakan pengujian Colorimetric
AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada te warna harus ditolak.
vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan tabel
7.1.2 berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan
gradasi perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan
campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang
memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.
TABEL 3.1.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT
UKURAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STANDA IMPERIA AGREGA PILIHAN AGREGAT KASAR
R L T HALUS
(mm) (Inches)
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
13 ½ - 25-60 - 90-100
9.5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 # 16 45-80 - -
0.30 # 50 10-30
0.15 # 100 2-10
c. Syarat-syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini
yang diberikan pada tabel 7.1.3 dibawah.
SILINDER 15 cm X
KUBUS 15 cm TANPA
30 cm DIGETAR
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI GETAR
K - 400 Bo 40 - 60 -
K - 350 225 350 190 290 40 - 60 -
K - 275 175 275 145 230 40 - 60 -
K - 225 145 225 120 185 40 - 60 -
K - 175 110 175 90 145 40 - 60 50 – 80
K - 125 80 125 65 100 - 40 - 100
K - 225 145 225 120 185 - 75 - 175
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder,
persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus
b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan yang ditakar berdasarkan volume sesuai
dengan tabel 3.1.5 harus memenuhi persyaratn kekuatan tekan dan slump
minimum yang diberikan pada tabel 3.1.7
SLUMP
CAMPURAN KEKUATAN TEKAN MINIMUM (Kg/cm2)
YANG
SILINDER 15 cm X 30 DIIZINKAN
NOMINAL KUBUS 15 cm
cm (mm)
7 (TANPA
28 HARI 7 HARI 28 HARI
HARI GETAR)
1:3:6 - - - - -