Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

I. UMUM
Kegiatan : Pengembangan Distribusi Air Minum
Pekerjaan : Pengembangan Jaringan Perpipaan SPAM Pangkalan Banteng untuk
Desa Natai Kerbau, Kec. Pangkalan Banteng
Lokasi : Kecamatan Pangkalan Banteng

II. PEKERJAAN PERSIAPAN


II.1. Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat papan Nama Proyek yang terbuat dari kayu dan
papan dicat dan ditulis rapih sesuai dengan contoh terlampir.

III. SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN PIPA


PASAL 1
PENJELASAN UMUM
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh
pipe, fitting dan accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan dan
material, termasuk semua baut - baut, mur, packing karet, alat penguji/test tekanan pipa
dan plage penutup test, ring -ring, tali - tali untuk isolasi serta bahan bahan pendukung
lainnya yang diperlukan untuk paket pekerjaan ini.
Sedangkan untuk pekerjaan pemasangan Pemborong harus bertanggung
jawab dan menyelesaikan semua pekerjaan pemasangan, pengujian dan pekerjaan -
pekerjaan khusus lain seperti tercantum dalam ketentuan - ketentuan persyaratan dan
spesitikasi teknisi ini. Semua biaya termasuk untuk pekerjaan bahan dan keperluan -
keperluan lain seperti, pelumas bahan - bahan kimia dan sebagainya sampai pada
perlengkapan - perlengkapan lain harus sudah termasuk dalam harga penawaran
kontrak.
PASAL 2
PERSYARATAN UMUM PIPA

1.1. Kualitas bahan dan material


Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat di produksi di Indonesia, harus
dilampiri dengan surat izin penggunaan SII, Standar Produksi Indonesia dari
Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuatan serta dapat menunjukan
pengalaman sekurang - kurangnya 3 (tiga) tahun. Dalam pengadaan pipa dan
asesoris kontraktor wajib melampirkan surat dukungan dari pabrikasi.
Bahan dan material pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan
bahan dan material pipa yang tercantum spesifikasi teknis ini,dengan persyaratan
bahwa kualitas pipa secara keseluruhan sekurang - kurangnya harus sama dengan
persyaratan yang tercantum dalam persyaratan teknis.
Untuk pipa PVC harus ditengkapi dengan gambar - gambar detail
penyambungan nya (detail junction) termasuk didalamnya kuantitas dan spesifikasi
dari bahan atau material yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan
didaerah tropis dengan temperatur aliran air antara 20 s/d 30 derajat celcius dan
eksponen hidogen (pH) antara 6 s/d 8. Seluruh pipa fitting dan accessories akan
ditanam didalam tanah, kecuali untuk kebutuhan dan hal - hal khusus. Pipa sebelum
dikirim ketempat tujuan agar diadakan tes laboratium terlebih dahulu dari pabrik
yang memproduksi.

1.2 Standar kualitas yang digunakan


Standar dan kualitas yang di gunakan untuk spesifikasi teknis ini adalah
standar yang berlaku secara nasional di Indonesia maupun yang diakui secara
internasional sebagai berikut:
SII - Standar Industri Indonesia
ISO - Internasional Organization For Standardization
JIS - Japan Industri standard
ANSI - American Nasional Standard Institute
ASTM - American Society For Testing and Materials
AWWA - American Water Works Asseciation
BS - British Standard
AS - Australia Standart
DIN - Duetsche Industrie Norm

Jika terjadi perbedaan antara standar Indonesia (SII) dengan standar


internasional, maka standar Indonesia yang berlaku dan jika standar
Indonesia tidak menetap kriteria / persyaratan yang dibutuhkan, maka dapat
dipergunakan persyaratan sesuai dengan standar Internasional seperti
tersebut diatas.

1.3 Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)


Sebelum pipa, fitting dan accessories dipabrikasi atau dikirim,
Pemborong harus menyerahkan gambar - gambar pabrikasi / shop drawing
kepada direksi/pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu.
Gambar- gambar pabrikasi untuk seluruh pipa, fitting dan accessoriesnya,
harus meliputi:
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis -jenis
khusus, bentuk, berat, kelas, batasan yang diizinkan serta kualitas.
b. Standar dari produsen, dimana material dan bahan pipa di pabrikasikan.
c. Gambar - gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail - detail
khusus, adaptor fitting dan desain penyambungan pipa.
d. Produser Pengujian
e. Metode pelapisan dan perlindungan material pipa, jika diperlukan.

PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PERPIPAAN
A. PIPA PVC-POLYVINYL CHLORIDE, FITTING DAN PERLENGKAPANNYA.

1. Bahan dan Material Pipa


Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SII 034482, S-12,5 atau
standar internasional lain yang dapat diterima dengan kuatitas sama atau lebih tinggi.
Bahan baku utama untuk pipa PVC harus polyvinyl chloride tanpa pembentukan pipa
plastik dengan kandungan PVC murni harus lebih besar dari 92 %. Hasil akhir produksi
harus merupakan produk yang homogen, tanah serta tidak akan terurai oleh air.
Pipa PVC tidak boleh membayangkan kesehatan bagi air, dimana bau dan rasa tidak
boleh terdeteksi.
Pemborong harus bertanggung jawab atas setiap kegagalan penguji yang dilakukan oleh
laboratorium independen terhadap kandungan bahan baku PVC.

2. Sambungan Dan Hubungan Pipa


Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan sambungan “Ring Karet” atau
“Rubber Ring”.
Untuk hubungan-hubungan pipa PVC dengan ring karet salah satu ujungnya
harus diakhiri dengan spigot. Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut
lengkungannya (defleksi) tidak lebih dari 10 derajat atau memakai ketentuan-ketentuan
dari/pabrik pembuatnya, sehingga kedap air dan tidak bocor.

3. Fitting-Fitting Pipa
Fitting-fitting yang dipakai pada pipa-pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0950-84 atau
standar yang sama dan harus dimanufaktur dengan metode “Injection Moulded”..
Fitting-fitting dari bahan “ Cast iron”. Ductile iron atau “ Grey iron “ yang
dipergunakan untuk pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1987
dengan sistem hubungan mekanikal (mechanical joint).
Flange Socket (ujung-ujung flange dan Soket) harus dipakai untuk menyambung
bagian-bagian dari pipa PVC ke flanger pada pekerjaan pipa.
Fitting-fitting dari “ Cast Iron” Duclite Iron Atau “ Grey Iron” yang ditanamkan
didalam tanah harus dilindungi bagian dalam dan luarnya terhadap karat, dengan lapisan
bitumen atau epoxy dengan ketebalan untuk bagian dalam minimum 0,025 mm dan
bagian luar minimum 0,04 mm. Pelapis bagian dalam harus terbebas dari racun dan bau.

4. Bahan-bahan Penghubung dan Penyambung Pipa


Rekan harus melengkapi dan menyediakan sovent cement, bahan pelumas dan
pembersih, sesuai dengan jumlah yang direkomendasi oleh pabrik pembuatannya /
manufaktur. Jumlah yang disediakan harus ditambah dengan 15 % sebagai cadangan
untuk kelebihan pemakaian dan harus disebutkan jumlah perpaketnya.
Karet penutupnya harus tahan tehadap serangan microorganisme dan semua zat-zat
yang dikandung oleh air dan tahan dalam keadaan normal. Karet penutup yang terdiri
dari karet-karet asli atau karet-karet sintetis harus sesuai dengan ISO/r 1398 atau standar
internasional lainnya yang diakui. Cincin-cincin penutup yang terbuat dari styrene
butadence harus sesuai dengan standar yang ada. Cincin-cincin karet penutup harus
dilengkapi dengan jumlah yang cukup ditambah 5 % cadangan.
Pelumas untuk cincin-cincin karet harus tidak membayangkan, tidak menimbulkan rasa,
atau warna pada air minum disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.

5. Pengujian
Setiap pipa dan fittingnya harus mampu terhadap penguji tekanan hidrolistatis sebesar
2,5 kali dari tekanan kerja maksimum, atau sekitar 25 atm selama 1 jam pada 20 derajat
celcius temperatur air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi, harus diganti dengan yang baru.
Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan
persyaratan pada SII 0344-82 atau ISO 1167-1973 dan standar lain yang sama.

6. Pemberian tanda
Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya harus diberi tanda meliputi diameter nominal
dalam mm, tebal dinding nominal dalam mm, kelas pipa, nama pabrik, pembuat /
manufaktur, merek dagang serta waktu ( bulan dan tahun ) manufaktur / pembuatan.
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas
termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi pipa.
Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh mempengaruhi segi kekuatan pipa dan
kemampuan dan fifting-fifting.

B. KATUP-KATUP AIR VALVE


1. Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup-katup dan sebagainya sesuai
dengan keparluan pada daftar kauantitas material. Semua katup – katup untuk jenis yang
sama harus dari satu pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut haarus dilengkapi nama
pabrik pembuatnya, tekanan kerja diameter dan arah aliran pada badannya.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja kurang dari 10 kg/Cm2 . Setiap
katup-katup kalau ditutup harus kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup
tersebut.
Ketentuan-ketentuan Pengoperasian
Katup-katup harus sesuai untuk sistem pengoperasian yang sering melakukan penutupan
maupun pengontrolan aliran, baik dioperasikan untuk waktu lama, tidak dijalankan pada
posisi terbuka mupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung
dengan bahan kimia harus tahan terhadap karat yang ditimbulkan.
Bahan-bahan flange
Jika tidak ditentukan lain, katup yang berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya
harus terbuat dari perunggu atau bahan-bahan tahan karat yang lain. Untuk roda
pemegangnya harus dari besi tempa. Katup-katup metalik yang disambung pada pipa
besi atau baja pada lapisan pemisahnya memakai katup-katup dengan ukuran 75 mm
dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan dalam
gambar atau seperti yang disyaratkan dalam ISO 2531, semua ulir alur katup harus
perunggu atau stainless steel-Aisi type 304, hubungan karet pada ulir katup dengan
klem pembungkusanya harus dihindari.
Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus dilumasi
dari luar secara tersendiri.
Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangkai pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditunjukan pada gambar
pabrikasi. Katup-katup dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah
jarum atau panah penunjuknya yang dibuat oleh pabrik pembuatannya.
Gambar-gambar pabrikasi
Pemborong harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop drawing) kepada
direksi/pemberi tugas untuk disetujui gambar-gambar tersebut harus mencakup :
a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagian tang dapat berubah
c. Nama pabriknya
d. Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item
e. Dukungan Surat dari Pabrikasi
Pemborong harus menunjukan sertifikat dari pabrik pembuatannya untuk setiap
katup sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
2. Katup Pintu (Gate Valve)
Jenis ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai dengan yang ditunjuk dalam
gambar pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya
mampu untuk tekanan kerja 120 m kolam air, double disc, badan besi tulang, bingkai
tembaga, gate valve tanpa tangkai pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500.
Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai ujung penyambung flange,
kecuali ditunjukkan lain dalam gambar. Flange untuk katup hendaknya sesuai dengan
ANSI B-16.1 untuk flange and fitting cast non kelas 125. semua katup hendaknya
dilengkapi dengan kunci mur 2 inci persegi dan membuka kearah yang seragam.
Permukaan-permukaan luas dan dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles
dengan 2 (dua) lapisan aspal.
3. Katup Udara (Air Valve)
Katup udara dan ruang katupnya ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gambar perencanaan. Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrant
tee dengan diameter cabang 100 mm atau 75 mm sesuai dengan diameter katup udara
hendaknya dilengkapi dengan kran penutup (stop cock) pada bagian bawahnya.
Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu sedangkan tutup ruang katup terbuat
dari besi tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dan mudah. Tutup ruang
katup harus dapat menahan tekanan ganda sesuai dengan kelasnya.
4. Katup-katup lain.
Katup-katup lain seperti katup-katup diafragma, tutup katup bola dan sumbat harus
disesuaikan dengan ketentuan dan persyaratan pada standar yang ada atau ketentuan-
ketentuan lain yang dapat diterima.
PASAL 4
PERSYARATAN KHUSUS / TAMBAHAN

1. Flange dan Gasket

a. Flange
 Jika tidak ditentukan lain oleh keadaan, maka ukuran dan pelubangan dari semua
flange pada pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII
0598-81 atau bagian-bagian spesifikasi PN 10.
 Bagian atas dan bagian rata dari flange-flange yang di las St.37.2 sesuai dengan
DIN 17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu harus St.37.1 sesuai
dengan standar yang sama
 Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada
spesifikasi tekniks ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesat gasket untuk
menjamin sambungan yang kedap air.
 Setiap flange tunggal harus diberi tangga sesuai dengan diameter nominal dalam
mm, kelas, nama pabrik pembuatannya atau merek dagang dan tahun dan
pembuatannya.
b. Gasket
Gasket atau flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masaing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, yrtbuat dengan satu atau dua lapis perantar.
Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.

2. Flange Adaptor Pipa

Pemborong harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari


berbagai diameter dan material. Detil penyusunan bahan, rencana dan letak semua
adaptor pipa harus diketahui direksi untuk disetujui sebelum dirakit.
3. Penahan hubungan Flange (Flange joint Insulation)

Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan
insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling
tidak 8 Kg/Cm2 . material penahan/insulasi dan polythiene stud sleeves, 2 fauric
reinforced phenolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket
harus dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar paket dielektrik.

4. Baut, Mur dan Washer

Baut, mur dan washer untuk hubungan/ sambungan flange harus terbuat dari baja
galvanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai juga
dengan ISO R 898.
Panjang ulir dari batas akhir mur dengan putaran baut harus sebanding atau paling tidak
harus sama dengan diameter baut.
Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang dipersyaratkan
pada SII 0598-81 atau ISO 13-1978.
Untuk setiap flange pada persiapan, fitting dan accessoriesnya dengan pengecualian
untuk flange spigot dan flange socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut-
baut, mur dan washer.

PASAL 5
PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA

1. Prosedur pelaksanaan pekerjaan

Pemborong harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai
yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, dengan pengecualian untuk pemasangan
swicth gear teganganan tinggi harus disesuaikan dengan persyaratan yang lain.
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan khusus dan
pemasangan instalasi seperti yang telah ditentukan.
Pondasi dan atau peletakan dari semua peralatan dan material seperti pompa katup –
katup pengontrol, swicth-gear tegangan tinggi maupun tegangan rendah termasuk
pekerjaan-pekerjaan sipil seperti plat pondasi dan sebagainya harus dilaksanakan oleh
Pemborong.
Jika ditentukan bahwa untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus digrout,
maka Pemborong harus bertanggung jawab terhadap ketetapan pemasangannya dan
harus diperiksa kembali letak ketinggiannya. Dalam pekerjaan lantai dan sebagainya
harus dilakukan pemotongan,untuk persiapan baut-baut pondasi seperti yang disediakan
oleh Pemborong, maka harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pemberi tugas.
Pengeboran lubang-lubang yang akan dipasang harus betul-betul sesuai dan Pemborong
harus bertanggung jawab terhadap ketetapan dan ketelitian yang ditentukan. Lubang-
lubang lebih baik dilaksanakan dengan rotary drilling dan bukan dari jenis-jenis tumbuk
(percussion drill) tidak satupun konstruksi baja atau kayu yang dibor tanpa
sepengetahuan direksi/pemberi tugas. Semua kerusakan-kerusakan yang disebabkan
oleh Pemborong selama pemasangan harus diperbaiki kembali, seperti dikehendaki oleh
direksi/pemberi tugas.

PASAL 6
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGGUNAANYA

1. Umum

Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai


dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis
ini. Pekerjaan yang tidak tercantum dalam persyaratan-persyaratan yang ditentukan
akan dilaksanakan sesuai dengan praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai
dengan persyaratan direksi/pemberi tugas.

2. Lintasan dan Sudut Belokan


a. Tanggung Jawab Pemborong.
Pemborong harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai
dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan-sambungan
(fifting). Katup-katup (valve) dan pengurus (drain) pada tempat-tempat yang
diperlukan. Untuk tujuan ini Pemborong harus bekerja atas dasar hasil-hasil pengukuran
atau titik referensi atas biaya sendiri.
b. Penyimpangan-penyimpangan (deviasi) oleh Struktur lain.
Jika terjadi hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan menggangu kemajuan
pekerjaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan,maka direksi/pemberi tugas berhak
untuk merubah gambar rencana yang ada
c. Berhati-hati dalam pengendalian.
Pemborong harus berhati-hati dalam penggalian, sehingga lokasi yang tepat dari
struktur-struktur lain dibawah tanah dapat ditentukan kerusakan-kerusakan yang terjadi
atas struktur-struktur tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Eksplorasi Bawah Tanah.
Jika dikehendaki oleh direksi/pemberi tugas, rekanan harus mengadakan penelitian dan
penggalian untuk menentukan lokasi struktur dibawah tanah yang ada atas biaya sendiri
dibawah pengawasan direksi/pemberi tugas.
e. Kedalaman Pipa
Semua pipa dipasang kedalaman sebagai berikut :
D = 50 mm s/d 75 mm, H = 0,80 M
D = 100 mm s/d 150 mm, H = 1,00 M
D = 200 mm s/d 250 mm, H = 1,20 M
D = 300 mm s/d 400 mm, H = 1,50 M
Dimana
D =Diameter nominal pipa
H = Kedalaman timbunan
Meskipun demikian, jika tidak tercantum dalam gambar atau diminta direksi/pemberi
tugas, kedalaman pipa disesuaikan.

3. Pengendalian dan Persiapan Galian


a. Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan
kedalaman yang dikehendaki. Penggalian hanya dilakukan sesuai dengan pipa yang
akan dipasang seperti yang diizinkan oleh direksi/pemberi tugas. Galian harus
dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang
dikerjakan dalam galian dapat aman dan efisien.
b. Lebar galian
Lebar galian harus cukup meletakkan pipa dan sambungannya secara baik timbunan
harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra, jika diperlukan, seperti umtuk memasukkan penyangga –
penyangga galian dan peralatan pipa.
c. Ruang penyambungan
Ruang penyambungan harus dibuat agar setiap sambungan dapat dikerjakan dengan
baik.
d. Penggalian dan pembuatan dasar pipa
Galian harus dibuat sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, untuk membuat dasar
pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang
penyambungan. Setiap bagian dari dasar galian yang diisyaratkan harus diganti dengan
bahan yang disetujui oleh direksi/pemberi tugas.
e. Penggalian tanah yang jelek
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengadung bahan-bahan seperti debu sampah
dan sebagainya yang menurut direksi harus disingkirkan, maka Pemborong harus
mengadakan penggalian dan harus membuang bahan-bahan tersebut. Jika menurut
direksi diperlukan pondasi khusus penggalian tanah atau penimbunan, Pemborong harus
menyelesaikanya dengan petunjuk direksi.
f. Penguat galian
Jika diperlukan galian dapat diberi penguat agar tidak runtuh, juga untuk keamanan
pekerja dan pengamanan permukaan jalan serta bangunan-bangunan lainnya.
g. Pemakaian bahan-bahan bangunan
Bahan-bahan bangunan yang dapat dipakai kembali untuk memperbaiki permukaan
bekas galian harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya.
h. Penimbunan bahan-bahan galian
Semua bahan-bahan galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-
bangunan perorangan lainnya.
i. Barikade dan penunjukan direksi
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan barikade, papan
penunjuk, lampu-lampu merah, dan penjaga secukupnya selama pekerjaan berlangsung.
Semua bahan-bahan penyangga, peralatan dan pipa yang menggangu lalu lintas harus
dilindungi dengan pagar atau barikade serta penerangan lampu seperlunya.
j. Pengamanan lalu lintas
Pemborong harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan
kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat diatas galian, Pemborong harus
menyediakan jembatan plat baja atau semacamnya penutup yang sesuai dengan panjang
galian. Disamping itu juga Pemborong harus menyediakan pos pengatur lalu lintas.
k. Gangguan pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa lama harus
dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak terlalu
lama menghentikan pipa dinas serta diusahakan agar daerah pelayanan yang terganggu
seminimal mungkin. Tidak ada satu katup pun (valve) dari sistem yang telah ada
diubah-ubah oleh Pemborong untuk tujuan apapun juga. PAM setempat akan mengatur
semua katup/valve yang ada.

4. Pemasangan Pipa
a. Untuk mendapat keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Pemborong harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui direksi.
Semua pipa sambungan-sambungan dan katup-katup diturunkan kedalam galian dengan
hati-hati menggunakan derek, tali atau peralatan yang memadai untuk menghindari
kerusakan pipa dan lapisan pipa, sambungan-sambungan, katup atau peralatan sewaktu
pengangkutan, harus segera dilaporkan kepada direksi untuk dilakuka perbaikan,
membuang atau menggati bahan-bahan yang rusak.
b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-
retak dan kerusakannya. Ujung spigot harus diperiksa dengan seksama, karena bagian
ini paling mudah rusak. Sewaktu pengakutan. Pipa atau peralatan yang rusak diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh direksi.
c. Pembersih Pipa dan Peralatan
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran socket dan
spigot tiap pipa, bagian luar dan akhir spigot dan bagian-bagian dalam dari socket harus
bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
d. Peletakan Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakkan.
Pada waktu peralatan pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot harus tetap dengan
socket dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar. Pipa harus diletakkan
dengan benar dan timbunan harus dipadatkan, kecuali pada bagian socket. Kotoran tidak
boleh ada didalam ruangan antara sambungan, jika pemasangan terhenti, ujung pipa
harus ditutup dengan bahan yang disetujui direksi.
e. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valve) harus dikerjakan rapi dan
teliti tanpa menyebabkan kerusakkan pipa dan lapisannya serta ujung-ujungnya harus
halus.
f. Arah Ujung Socket Pada Pemasangan
Pipa harus dipasang dengan akhiran socket yang menghadap kearah depan dari
pemasangan. Jika pipa dipasang pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan
dimulai pada bagian atas dan harus diawali dengan akhiran socket dari pipa yang
bersudut.
g. Kondisi Yang Tidak Sesuai Untuk Pemasangan Pipa
Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut direksi kondisi didalam galian
tidak memungkinkan.

5. Sambungan Pipa Dengan “Mechanical Joint”


a. Persyaratan Umum
Persyaratan umum adalah dalam bagian berikut, perlu diartikan bahwa “ socket “ dan “
Spigot“ yang digunakan disini harus dianggap sebagai ujung-ujung socket dan spigot
dari sebatang pipa mechanical joint.
b. Pembersihan Pipa
Sepanjang 20 cm dari bagian dalam socket dari pipa mechanical joint harus dibersihkan
dari lemak, pasir, lapisan yang berlebihan dari bahan-bahan lain dari sambungan.
Kemudian dicat dengan larutan sabun. Gland dari besi tulang kemudian diselipkan pada
akhiran pipa dengan bibir gland menghadap socket atau akhiran bend.
c. Baut Sambungan
Seluruh bagian pipa harus didorong sehingga akhiran spigot masuk kedalam bel. Gasket
kemudian ditekan masuk kedalam socket dan dijaga agar berada dikelilingan
sambungan. Gland besi tulang digeser sepanjang pipa, hingga mencapai kedudukan
untuk pasangan baut, semua baut dimasukkan dan mur diputar dengan tangan,
kemudian dikencangkan dengan kunci sesuai dengan mur yang terletak dengan jarak
sudut 1800 dikencangkan berurutan agar menghasilkan tekanan yang sama pada sudut
bagian gland.

6. Sambungan Pipa Dengan “Push On Joint”


a. Persyaratan Umum
Persyaratan umum adalah dalam bagian berikut, perlu diartikan bahwa “ socket “ dan “
Spigot“ yang digunakan disini harus dianggap sebagai ujung-ujung socket dan spigot
dari sebatang pipa Push On Joint.
b. Pembersihan
Bagian dalam akhiran socket dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan dengan
minyak,pasir, lapisan yang berlebihan dan benda-benda asing lainnya. Gasket karet
yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan kedalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gasket harus dilapisi dengan baik pada permukaan bagian dalam
dari gasket atau pada akhiran spigot dari pipa keduanya. Minyak gasket harus berasal
dari persediaan yang diberikan oleh pabrikan dan disetujui oleh direksi.
c. Pemasangan
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan kealam dengan hati-hati agar tidak terjadi
sentuhan dengan tanah. Sambungan diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang
datar berdasar socket dengan alat atau peralatan lain
d. Defleksi yang Diijinkan
Jika diperlukan mendapat defleksi pada pipa push on joint untuk membentuk belahan
berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan direksi dan
ketentuan dari pabrik. Sambungan pipa dibuat dengan jalur yang lurus dan defleksi
dibuat sesudah sambungan selesai.
7. Penetapan Katup (valve) dan Penyambungan (fifting)
a. Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang pada bagian pipa
seperti yang diisyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan, peletakan
dan penyambungan pipa.
b. Lokasi Katup
Lokasi katup dijalur pipa, harus sesuai dengan ketentuan dan pengarahan yang diberikan
oleh direksi.
c. Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber)
Bak katup permukaan tidak boleh mengoperasikan tekanan berdasarkan tegangan
terhadap katup. Harus terletak tepat ditengah dan melalui bagian mur dari katup dengan
bak sesuai terhadap permukaan jalan atau permukaan lainnya, sesuai pengarahan
direksi. Ruang katup dipasang seperti ditunjukkan pada gambar perencanaan. Mur dari
katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembuka.
d. Pipa Penguras
Cabang penguras tidak boleh disambung kesaluran pembuangan manapun, atau
kesaluran terendam, atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke
sistem distribusi.

8. Pengujian Tekanan Hidrostatis


a. Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan
pipa dalam menjamin, bahwa tingkat kebocoran dapat ditekan sedikit mungkin.
b. Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus
diuji terhadap tekanan hidrostatis
c. Lamanya Pengujian Tekanan
Lamanya waktu untuk setiap pengujian tekanan, harus paling sedikit 30 menit atau lebih
sesuai dengan pengarahan dari direksi dan ketentuan pabrik pembuatannya.
d. Untuk Pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil, setiap bagian yang berkatup
harus diisi perlahan-lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar
150% dari tekanan pengoperasian normal dengan memakai pompa yang dihubungkan
kejalur pipa yang telah disetujui direksi.
Semua peralatan yang penting untuk pengujian ini akan diserahkan oleh direksi. Untuk
pipa dengan diameter 800 mm keatas, setiap sambungan harus diuji dengan peralatan
khusus ini direncanakan untuk dapat digunakan pada setiap sambungan dalam jalur
pipa. Bagian dari sambungan yang dikerjakan harus diuji pada hari yang sama.
e. Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian
Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus dikeluarkan.
Jika tidak, akan terdapat katup udara yang permanen pada setiap titik yang tinggi dan
Pemborong harus memasang “Corpoertion Cock” pada titik-titk tersebut sesuai dengan
arahan dari direksi. Sehingga udara dapat dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan air.
Sesudah udara dikeluarkan seluruhnya, Corpoertion Cock harus ditutup dan pengujian
tekanan dapat dimulai.
f. Pemeriksaan di Bawah Tekanan
Pipa, perlengkapan, katup-katup dan sambungan-sambungan lain yang terbuka
(exposed) harus betul-betul diperiksa selama pengujian tekanan. Jika terlihat ada
kebocoran, sambungan harus dikencangkan. Setiap terjadi retak atau kerusakan pada
pipa, perlengkapan atau katup-katupnya pada waktu pengujian, maka harus disingkirkan
dan diganti sesuai dengan petunjuk direksi dan pengujian harus diulangi sampai
mendapat persetujuan direksi.
g. Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik.
Alat pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran in disediakan oleh direksi.
Pemborong harus menyediakan peralatan pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat
lainnya yang membantu pekerjaan pengujian ini. Lamanya waktu setiap pengujian
kebocoran adalah 2 (dua) jam dan selama pengujian, pipa harus beroperasi pada tekanan
normal.
Kebocoran didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru
dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara didalam pipa dikeluarkan dan pipa
telah diisi air.
Pemasangan pipa tidak akan diterima bila kebocoran lebih besar dari nilai yang tertera
dalam tabel berikut ini. Semua tabel dalam tabel ini dihitung berdasarkan standar
AWWA
Tabel Kebocoran Yang diperkenankan
Untuk pipa dengan jumlah sambungan 100 (dalam liter/jam)

Pengujian Diameter mm
Tekanan
75 100 125 150 200 250
(kg/Cm2 )

4 2.25 3.34 3.80. 4.56 6.08 7.60


3 1.97 2.63 3.29 3.95 5.26 6.58
2 1.61 2.15 2.68 3.22 4.30 5.57
300 350 400 450 500 600

4 9.12 10.64 12.16 13.68 15.20 18.24


3 7.90 9.12 10.53 11.64 13.16 15.79
2 6.45 7.52 8.60 9.67 10.75 12.89

h. Variasi dan Kebocoran yang diijinkan


Jika pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran yang lebih besar dari
tabel yang diberikan diatas, maka Pemborong harus memperbaiki sambungan sampai
tercapai batas kebocoran yang dikehendak, atas biaya Pemborong
i. Penimbunan SebelumPengujian
Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lain, maka Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk direksi.

9. Penimbunan Kembali
a. Bahan-bahan timbunan harus bebas dari batu-batu, sampah, debu atau bahan-bahan lain
yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan
b. Penggunaan Bahan Galian sebagai Timbunan
Jika jenis bahan timbunan tidak tercantum dalam uraian pekerjaan maupun gambar,
maka Pemborong dapat menimbun dengan bahan galian yang terdiri dari bahan-bahan
yang mengandung lempung, pasir, kerikil atau bahan lainnya yang dapat dipakai
sebagai bahan timbunan.
c. Penimbunan Pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan kerikil ditunjukan dalam gambar dan menurut direksi harus
digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka Pemborong harus menyediakan dan
menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai petunjuk direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan.
d. Penimbunan dibawah Pipa
Semua galian harus ditimbun dengan tanah dimulai dari dasar sampai dengan
pertengahan pipa dengan pasir, kerikil, atau bahan yang disetujui. Penimbunan
dilakukan dengan tebal 10 cm dan dipadatkan dengan pemadat. Bahan disebarkan
kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa secara merata
e. Penimbunan diatas Pipa
Dari garis tengah pipa serta perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 30 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan tanah atau dengan metode mekanisme yang telah
disetujui. Harus dihindari terjadi kerusakan atau penggeseran pipa.
f. Penimbunan s/d Permukaan Tanah
Dari kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau dengan metode mekanis serta dipadatkan dengan alat pemadat untuk
mencegah penurunan permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
g. Pasir Timbunan
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai kasar
tidak bertepung dan bebas kotoran. Debu-debu atau bahan-bahan lain. Lempung yang
terdapat pada pasir tidak boleh melebihi10 % berat keseluruhan.

10. Penyingkiran dan Perbaikan Perkerasan


Pemborong harus menyingkirkan perkerasan dan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dimana jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang
ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah perkerasan yang perlu
disingkirkan untuk pemasangan katup, menhole atau struktur lainnya.
Jika Pemborong menyingkirkan atau merusakkan perkerasan atau permukaan didalam
atau diluar batas yang disebutkan diatas maka perkerasan dan permukaan harus
dikembalikan atau diperbaiki atas biaya dari rekanan.

11. Pembersihan Pipa


Pemborong harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan pengelontoran
sesuai dengan petunjuk direksi. Pengelontoran dengan memancarkan air dari cabang
penguras, dimulai dari bagian hulu dan secara berturut-turut kebagian hilir. Lamanya
pemancaran air dari tiap-tiap pengurasan harus dikerjakan seuai dengan petunjuk
direksi.

12. Pekerjaan Beton


Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.
13. Bak Valve dan Bak Hidran
Untuk bak gate valve, fire hidrant (kran kebakaran) dan bak-bak peralatan perpipaan
lainnya, sesuai dengan gambar perencanaan terbuat dari :
 Dinding bak dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr tergantung dari
ukuran valve atau petunjuk direksi/ gambar pelaksanaan.
 Tutup bak dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
 Untuk valve berdiameter 100 mm keatas harus ditambah tumpuan beton (angker
blok) dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr

14. Perbaikan Kembali


Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab melakukan perbaikan kembali,
sesuai dengan keadaan konstruksi semula dengan kualitas yang minimal harus sama,
untuk semua bangunan yang rusak oleh Pemborong akibat pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan pemasangan pipa antara lain:
 Jalan aspal harus kembali bersatu
 Trotor beton harus kembali berbeton
 Bidang tanah berumput yang dirusak harus kembali seperti semula
 Seluruh biaya perbaikan kembali tersebut adalah menjadi tanggung jawab dari
Pemborong
PASAL 7
PERSYARATAN LAIN-LAIN

1. Peralatan Minimal Yang Digunakan


Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab menyediakan peralatan minimal
yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan pipa antara lain:
 Cangkul
 Linggis

2. Ketentuan Tenaga Kerja Yang Diperlukan


Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab menyediakan Tenaga Kerja untuk
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan pipa antara lain:
 Mandor
 Tukang Pipa
 Pekerja

3. Ketentuan Gambar Kerja


Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab membuat Gambar kerja untuk
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan pipa antara lain:
 Shop Drawing
 As Build Drawing

4. Ketentuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan


1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan:
a. Penyedia Jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan
b. Pembayaran dilakukan dengan system nulanan atau system termin sesuai
dalam dokumen kontrak
c. Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada dilokasi pekerjaan
d. Pembyaran bulanan/termin harus dipotong angsuran uang muka, denda (bila
ada), pajak dan uang retensi
e. Uang Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai dengan
prestasi pekerjaan.
2. Pembayara terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan berta acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.

5. Ketentuan Pembuatan Laporan dan Dokumentasi


1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalan laporan kemajuan hasil
pekerjaan
2. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktifitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai
bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pkerjaan harian
3. Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi pekerjaan,
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya,
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan,
d. jenis, dan kunatitas pekerjaan yang dilaksanakan,
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan, dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
4. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan
dan disetujui oleh wakil PPK
5. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu
dilaporkan.
6. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu
dilaporkan
7. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dilokasi pekerjaan.

6. Ketentuan Penerapan manajemen K3 konstruksi ( Keselamatan dan kesehatan


kerja)
Pemborong berkewajiban serta bertanggung jawab menerapkan manajemen K3
konstruksi (Keselamatan dan kesehatan kerja) untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
pemasangan pipa seperti:
 Menyediakan Rambu-rambu Pengaman Kegiatan
 Sepatu Safety
 Menyediakan Kotak P3K

PASAL 8
BETON

Umum

(1) Uraian

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara


semen, air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan
mengeras menurut bentuk yang diminta/disahkan akan membentuk satu
bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristik
tertentu.

b. Agregat baik meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus,
tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air


antraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam
persyaratan kecuali diminta demikian didalam persyaratan kecuali diminta
demikian didalam persyaratan Kontrak Khusus.
(2) Peraturan Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia-PBI tahun 1971
atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua
perbaikan beton, kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada
AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.

(3) Kelas-kelas Beton


Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 3.1.1.

TABEL 3.1.1 KELAS-KELAS BETON


Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian
I Bo Non Struktural Beton kurus untuk peralatan
pondasi
K - 125 Struktural Beton massa tanpa tulang untuk
pondasi dasar, penutup pipa-pipa
K - 175 Struktural Beton dengan penulangan ringan
digunakan untuk pondasi plat,
dinding-dinding Kaison, Kerb, dan
jalan setapak
II K - 225 Konstruksi beton bertulang
termasuk gelagar-gelagar, kolom-
kolom lantai/pelat lantai/dinding
penahan, gorong-gorong kotak
persegi
K – 275 sampai Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk
K - 350 lantai jembatan dan bagian-bagian
konstruksi utama lainnya
III K - 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton
pratekan dan tiang-tiang beton
pracetak
Catatan : Kelas khusus K-225 digunakan untuk beton didalam air

Bahan
(1) Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih berasal dari salah
satu jenis PC (Portland Cement) berikut ini yang memenuhi spesifikasi
AASHTO M-85 :
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat moderat
(sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang
tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat
yang tinggi
b. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknis, semen yang digunakan
pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau
bahan-bahan organik. Direksi Teknis dapat meminta Kontraktor untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan (rujukan pengujian AASHTO T26).
(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat
kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau
kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring,
semua agregat alam harus dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan
pada tabel 7.1.2 dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada
tabel 7.1.3.
iii. Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari ¾ ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan).
iv. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4.75 mm.
v. Semua agregat halus harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik,
dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan
pengujian kandungan organik menggunakan pengujian Colorimetric
AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada te warna harus ditolak.
vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan tabel
7.1.2 berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan
gradasi perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan
campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang
memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.
TABEL 3.1.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT
UKURAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STANDA IMPERIA AGREGA PILIHAN AGREGAT KASAR
R L T HALUS
(mm) (Inches)
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
13 ½ - 25-60 - 90-100
9.5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1.18 # 16 45-80 - -
0.30 # 50 10-30
0.15 # 100 2-10
c. Syarat-syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini
yang diberikan pada tabel 7.1.3 dibawah.

TABEL 7.1.3 SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT


BATAS PENGUJIAN
URAIAN AGREGAT KASAR AGREGAT
HALUS
Kehilangan berat karena 40 % -
Abrasi (500 putaran)
Kehilangan kesempurnaan 12 % 10 %
Sodium Sulfat setelah 5
putaran
Prosentase gumpalan 2 % 0.5 %
lempung dan partikel serpih
Bahan-bahan yang lolos 1 % 3%
Saringan 0.075 mm (#200)

(4) Filler (bahan pengisi) sambungan


a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus
memenuhi persyaratan AASHTO M173 jenis elastis dituangkan panas.
b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus
memenuhi persyaratan AASHTO M153. Filler bentuk karet spons (bunga
karang) dan filler gabus sambungan muai.

Perencanaan Campuran Beton


(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan berat)
Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan-perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan
menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan
batasan yang diberikan pada tabel 3.1.4 Gradasi dan Ukuran Maksimum Agregat
harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada tabel 3.1.2

BERA UKURAN PERBANDINGAN AIR /


KELAS T AGREGAT SEMEN OPTIMUM
BETON TOTA MAKSIMUM
L YANG
SEME DISARANKAN
N (mm)
Kg/m3 KELAS KELAS PERBANDINGA DGN
A B N BERAT
(RATIO) (Kg/m2)
K - 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K - 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K - 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K - 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K - 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K - 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B I/0 225 50.0 37.5 0.60 135
K – 225 400 37.5 25.0 or 0.53 210
(didalam air) 19.0
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K – 400 harus ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang ditetapkan

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)


Untuk pekerjaan yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknis
secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau
suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus
dilakukan :
a. Semen selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume menggunakan kotak-kotak ukuran
yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas.
Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus)
diratakan dengan perata diatas.
c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume
tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.
d. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25 % berdasarkan
volume dan untuk pekerjaan yang kecil nilai-nilai berikut ini dapat diambil
untuk kadar air.
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir amat basah 100 – 130 Kg/m3
Pasir basah sedang 60 - 65 Kg/m3
Pasir Lembab 30 - 35 Kg/m3
e. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus
dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.
f. Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai.
g. Penakaran beton berdasarkan volume akan dipilih dari salah satu campuran
berikut yang diberikan pada Tabel 3.1.5.

TABEL 3.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK


PEKERJAAN-PEKERJAAN
KECIL BERDASARKAN VOLUME
CAMPUR VOLUME UNTUK 200 KG BETON
AN PASIR (M3) AIR (LITER)
NOMINAL AGREG PASI
(BEBAN
SEMEN (40 PASIR KELAS
AT R
KG) LEMBA KERI PEKERJAAN
VOLUME KASAR
KANTONG B NG LEM
BAHAN (M3) KERING
BAB
KERING)

1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 Gelagar, plat


lantai, kolom beton
bertulang
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 Pelat lantai, beton
bertulang dan
beton tanpa tulang

1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 Beton massa,


dinding penahan
dan pekerjaan

1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton


massa

Catatan : Semen 40 kg bervolume 0.035 Kg/m3


(3) Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang
disaksikan oleh Direksi Teknik menggunakan peralatan jenis yang sama seperti
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan
diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam
Tabel 7.1.6.

(4) Persyaratan Sifat-sifat Campuran


a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slump (penurunan) seperti ditetapkan pada tabel 3.1.6
dibawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan,
perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan
dalam Spesifikasi ini.

KELAS KEKUATAN TEKAN MINIMUM SLUMP YANG


BETON (Kg.cm2) DIIZINKAN (mm)

SILINDER 15 cm X
KUBUS 15 cm TANPA
30 cm DIGETAR
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI GETAR

K - 400 Bo 40 - 60 -
K - 350 225 350 190 290 40 - 60 -
K - 275 175 275 145 230 40 - 60 -
K - 225 145 225 120 185 40 - 60 -
K - 175 110 175 90 145 40 - 60 50 – 80
K - 125 80 125 65 100 - 40 - 100
K - 225 145 225 120 185 - 75 - 175
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder,
persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus
b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan yang ditakar berdasarkan volume sesuai
dengan tabel 3.1.5 harus memenuhi persyaratn kekuatan tekan dan slump
minimum yang diberikan pada tabel 3.1.7
SLUMP
CAMPURAN KEKUATAN TEKAN MINIMUM (Kg/cm2)
YANG
SILINDER 15 cm X 30 DIIZINKAN
NOMINAL KUBUS 15 cm
cm (mm)
7 (TANPA
28 HARI 7 HARI 28 HARI
HARI GETAR)

1:2:3 175 260 145 215 -

1:2:4 150 210 125 175 60 - 100

1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 - 100

1:3:6 - - - - -

c. Beton yang tidak meemnuhi persyaratan slump, pada umumnya akan


dianggap di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas terendah.
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang
ditentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan
meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi
sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang
diberikan pada tabel 3.1.6 dan 3.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada
Bab 3.1.7 (8).
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik,
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian
lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
PENUTUP

1. Bilamana pekerjaan selesai dan akan diserahkan sebagai penyerahan kedua,


maka semua bangunan pembantu dan sampah-sampah harus dibersihkan dari
lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis Direksi.
2. Untuk pekerjaan yang belum termasuk/belum disebutkan dalam uraian dan
syarat-syarat pekerjaan ini atau tersebut dalam gambar, tapi menjadi bagian dari
pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemborong untuk penyelesaian pekerjaan
dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Untuk hal-hal yang kurang dimengerti /kurang jelas tentang isi dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini dapat dinyatakan atau dijelaskan pada waktu rapat
penjelasan pekerjaan/anwijzing.

Pangkalan Bun, 22 Oktober 2018

Plt. Kepala Dinas


Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kotawaringin Barat

Ir. AGUS YUWONO, M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19590814 198812 1 001

Anda mungkin juga menyukai