Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga adalah berisi tentang upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Saat ini, program

kependudukan, KB dan pembangunan keluarga masih menjadi perhatian dan komitmen

dari pemerintah, sehingga program ini tercantum dan diamanatkan pula dalam Peraturan

Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi pemerintah

daerah dalam pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB)

maka dikeluarkanlah UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dimana pada

pasal 12 ayat 2 menjelaskan bahwa pengendalian penduduk dan keluarga berencana

merupakan salah satu pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Pada lampiran UU nomor 23 tahun 2014 dalam urusan pemerintahan bidang

pengendalian penduduk dan keluarga berencana dicantumkan pada sub urusan

keempat tentang standarisasi pelayanan KB yang harus disiapkan oleh pemerintah

pusat.

Berdasarkan rencana strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) Tahun 2015 – 2019 dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi (KR) tertuang salah satu program prioritas berupa pembinaan standarisasi

tenaga kesehatan pelayanan KB dan KR dengan sasaran program meningkatnya

kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KB dan KR yang terstandarisasi dengan

indikator persentase fasilitas kesehatan (faskes) dan jejaringnya yang memiliki tenaga

1
kesehatan terstandarisasi/ kompeten dalam pelayanan KB dan KR dengan target

sampai dengan 2019 sebesar 85% dari total fasilitas kesehatan dan jejaringnya yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Upaya yang telah dilakukan oleh BKKBN dalam kurun waktu tahun 2010 – 2016 untuk

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB adalah dengan mendorong pelayanan

KB menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Dimulai dengan

penyediaan obat kontrasepsi program, dan meningkatkan keterampilan klinis para

provider pelayanan KB (dokter dan bidan) yang mengarah kepada keterampilan MKJP.

BKKBN bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi

(JNPK-KR), IBI dan Dinas Kesehatan melaksanakan program pelatihan keterampilan

Contraceptive Technology Update (CTU) IUD dan Implan bagi provider.

Sampai dengan tahun 2016, BKKBN telah mengadakan pelatihan sejumlah 62.892 para

provider pelayanan KB dengan rincian Dokter sejumlah 11.709 orang dan Bidan

sejumlah 51.183 orang dalam pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan

(sumber data : sidika).

Pada penelitian Evaluasi Pasca Pelatihan Medis yang dilakukan oleh BKKBN

bekerjasama dengan HOGSI dan UNFPA tahun 2012 di 10 Kabupaten kabupaten

didapatkan hasil dari sejumlah tenaga pelayanan KB yang telah dilatih menyatakan

merasa kurang kompeten setelah pelatihan dengan alasan kurang/ tidak mendapat klien

saat pelatihan, kurangnya latihan, tidak adanya alat dan tidak adanya pasien setelah

pelatihan. Berdasarkan kendala yang ditemui tersebut dan hasil evaluasi secara umum,

proses pelaksanaan pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan belum berjalan

dengan optimal.

2
Adapun, upaya yang dilakukan dalam rangka membina provider pelayanan KB pasca

pelatihan sehingga provider tersebut kompeten dan percaya diri dalam melakukan

pelayanan KB yaitu melalui kegiatan kualifikasi kompetensi pasca pelatihan. Kegiatan

kualifikasi kompetensi ini dilakukan untuk menilai kompetensi provider pasca pelatihan

meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang disyaratkan. (terlampir)

Penilaian dilakukan oleh institusi pelatihan dibidang kesehatan sehingga provider

tersebut pada akhirnya dinyatakan kompeten dan mampu melayani KB.

Selain itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pelaksanaan

pelatihan di masa yang akan datang, maka di susun buku updating perbaharuan

panduan pelatihan ketrampilan CTU IUD dan Implant yang merupakan penyempurnaan

dari buku panduan pelatihan ketrampilan CTU IUD dan Implant tahun 2015.

Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB melalui pelaksanaan kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB.

2. Tujuan Khusus

a. Terlaksananya perencanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan

KB;

b. Terbentuknya pengorganisasian kegiatan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB;

c. Terlaksananya kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB;

d. Tersedianya data hasil pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB serta data hasil pelayanan dalam praktik;

e. Terselenggaranya monitoring, evaluasi dan pemberdayaan terhadap provider

pasca mengikuti kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB;

3
f. Terlaksananya pelayanan KB yang berkualitas, khususnya MKJP oleh tenaga

provider yang kompeten dan profesional.

B. Sasaran Pengguna

1. BKKBN

2. Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (OPD- KB) Provinsi, Kabupaten

dan Kota

3. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota

4. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR)

5. Pusat Pelatihan Klinik Tertier (P2KT)

6. Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS)

7. Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP)

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan pengelolaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan

KB meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pembiayaan, pencatatan dan

pelaporan, pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan.

D. Batasan Pengertian

1. Pelatihan adalah proses yang terutama terjadi dimana pemindahan atau menerima

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan

tertentu. Pelatihan harus berdasarkan asumsi bahwa akan segera terjadi penerapan

keterampilan fisik dan mental yang dipelajari (berbeda dengan pendidikan, dimana

seringkali diarahkan untuk tujuan akhir dikemudian hari).

4
2. Kualifikasi adalah pernyataan dari institusi pelatihan bahwa peserta pelatihan telah

memenuhi syarat dalam aspek pengetahuan, keterampilan-praktik dan perilaku yang

telah ditetapkan dan dibutuhkan untuk menatalaksana suatu tindakan atau prosedur.

3. Kompetensi adalah kemampuan menatalaksana suatu kegiatan atau prosedur

mengikuti baku atau standar yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pelayanan

atau program klinik tertentu atau spesifik.

4. Pelayanan Kontrasepsi adalah suatu kegiatan pelayanan kontrasepsi yang

dilakukan oleh unit pelaksana KB baik pemerintah ataupun swasta kepada peserta

KB.

5. Contraceptive Technology Update (CTU) IUD dan Implan adalah upaya

pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi melalui evaluasi kompetensi/

keterampilan klinik khusus IUD dan Implan yang bertujuan untuk mempersiapkan

petugas kesehatan agar mampu memberikan pelayanan KB yang efektif dan

berkualitas.

6. SOP Pelayanan KB adalah standar operasional prosedur yang telah ditetapkan dan

menjadi acuan bagi pengelola dan provider dalam melaksanakan pelayanan KB.

7. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi yang

masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Tubektomi/Metode Operasi Wanita

(MOW) dan Vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP); IUD/Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR) dengan masa berlaku 8 (delapan) sampai 10 (sepuluh) tahun dan

Implan/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) dengan masa berlaku 3 (tiga) tahun.

8. Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) .adalah Commented [J1]: Mohon masukan dari JNPK .

alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim untuk menghambat terjadinya

pembuahan antara sel telur dengan sel spermadengan menyumbat kedua saluran

yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan

plastik polietilena, yang dililit oleh tembaga ( Cupper T).

9. Implan atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi bawah

kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul silastik silikon

5
polidimetri dengan tujuan menghambat terjadi ovulasi maupun penempelan sel telur

yang dibuahi sperma ke dalam dinding rahim.

10. Pelatih/Asesor adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

khusus serta mampu dan dapat memindahkan kepada yang lainnya. Pelatih adalah

mahir (ahli) dalam keterampilan dan kegiatan yang diberikan dalam pelatihan. Juga,

mereka telah menerima pelatihan dan praktik khusus dalam keterampilan melatih.

11. Provider Pelayanan KB adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan KB (Dokter

Spesialis, Dokter, Bidan)

12. Akseptor KB adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan

alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan

metode kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran dan atau peserta KB yang sedang

menggunakan salah satu metode kontrasepsi secara terus menerus tanpa diselingi

kehamilan.

13. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan/atau Masyarakat yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan BPJS

Kesehatan dan teregister dalam sistem BKKBN.

14. Standar Sarana dan Prasarana Pelayanan KB adalah sarana dan prasarana yang

harus ada untuk melakukan pelayanan KB sehingga memenuhi standar, meliputi

tempat pelayanan, sarana medis maupun non medis.

15. Sistem Informasi Kediklatan KKB (SIDIKA) adalah aplikasi data basis kediklatan

yang mencakup data peserta, pengajar, pelaksanaan, hasil dan evaluasi

pelaksanaan Diklat yang berbasis teknologi informasi (alamat aplikasi SIDIKA :

http://aplikasi.bkkbn.go.id/sidika)

6
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Dengan mempertimbangkan perkembangan isu strategis saat ini yang menjadi tantangan

pelayanan KB ke depan, maka ditetapkan kebijakan dan strategi yang mendukung

peningkatan kualitas pelayanan melalui peranan tenaga kesehatan yang kompeten dan

profesional dalam pelayanan KB.

A. Kebijakan

1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana.

2. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan pelayanan keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi.

B. Strategi

1. Meningkatkan peran komponen atau mitra terkait melalui pembentukan tim pengelola

pelaksanaan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB.

2. Melaksanakan kualifikasi kompetensi kepada provider pelayanan KB pasca pelatihan

keterampilan klinik CTU IUD dan Implan.

3. Mengoptimalkan pemanfaatan data basis Sistem Informasi Kediklatan KKB dan data

basis lainnya untuk perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi kegiatan

kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB.

7
4. Melakukan monitoring, evaluasi dan pemberdayaan peserta kualifikasi kompetensi

secara berkala.

BAB III
PROSEDUR PENGELOLAAN KUALIFIKASI KOMPETENSI PROVIDER
PELAYANAN KB

Kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB secara teknis merupakan proses

penilaian kinerja provider pasca pelatihan oleh pelatih dari P2KS/P2KP dalam memberikan

pelayanan kontrasepsi IUD dan Implan. Kriteria kinerja yang memuaskan adalah

berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tertera dalam SOP yang ada

dalam buku acuan pada pelatihan keterampilan klinik. Setelah memenuhi standar penilaian

akan dinyatakan layak (qualified)/ kompeten dan selanjutnya diberikan sertifikat

kompetensinya sehingga dapat lebih percaya diri dalam melaksanakan pelayanan KB.

Tahapan pelaksanaan kegiatan kualifikasi adalah sebagai berikut :

A. Perencanaan

Perencanaan Kualifikasi kompetensi Keterampilan Klinik CTU IUD dan Implan :

a. Identifikasi dan Kriteria Calon Peserta Kualifikasi kompetensiKompetensi

Penetapan dan pemilihan calon peserta kualifikasi kompetensi dilakukan bersama

Bidang KBKR, Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi yang berkoordinasi

dengan Dinas Kesehatan Provinsi, OPD KB Kabupaten dan Kota, serta P2KS/P2KP.

Calon peserta kualifikasi kompetensi harus memenuhi semua kriteria dibawah ini :

8
1) Provider yang telah mengikuti pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan

yang diselenggarakan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi bekerjasama dengan

P2KS/P2KP .

2) Provider yang akan dikualifikasi kompetensi adalah provider yang masih aktif

memberikan pelayanan KB khususnya MKJP. Di buktikandibuktikan dengan

adanya log book ( berapa IUD dan berapa Implant ) yang di tanda tangani oleh

kepala Puskesmas atau penanggung jawab FKTP atau kepala RS. atau dinas

kesehatan atau ...............minta masukan dari JNPK ..

3) Provider yang akan dikualifikasi kompetensinya diutamakan bekerja pada

fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, serta

sudah teregister di BKKBN (K/0/KB).

Provider yang belum terkualifikasi kompetensinya hingga maksimal 6 bulan pasca

mengikuti pelatihan wajib mengikuti pelatihan ulang keterampilan klinik CTU IUD dan

Implan., dianjurkan magang di Bidan Praktek Mandiri Tempat Magang (BPM-TM)

atau mengikuti kegiatan Bhakti Sosial, terlebih dahulu sebelum dilakukan kualifikasi

kompetensinya atau kegiatan lainnya yang direkomendasikan oleh pelatih. Kegiatan

baksos ini merupakan kegiatan yang di adakan oleh dinas kesehatan, IDI, IBI, OPD-

KB dan BKKBN yang di tandai dengan pengisian log book yang di tanda tangani oleh

panitia baksos. Commented [RS2]: Menurut saya, tidak tepat ikut baksos
atau magang karena ini menjadi tidak terkontrol degan baik

b. Identifikasi dan Kriteria Tenaga Pelatih/Asesor

Kualifikasi kompetensi dapat dilakukan oleh tenaga pelatih/Asesor sesuai dengan

prioritas sebagai berikut :

1) Pelatih/Asesor dari P2KP di Kabupaten dan Kota wilayah kerja calon peserta
kualifikasi kompetensi.
2) Pelatih/Asesor dari P2KP di Kabupaten dan Kota terdekat dari wilayah kerja calon
peserta kualifikasi kompetensi.
3) Pelatih/Asesor dari P2KS Provinsi wilayah kerja calon peserta kualifikasi
kompetensi.

9
Kriteria tenaga pelatih/Asesor yang dapat melaksanakan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB adalah pelatih/Asesor yang berstatus Qualified Clinical

Trainer/ Qualified Advanced Trainer/ Qualified Master Trainer.

B. Pengorganisasian

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan

KB perlu dibentuk pengorganisasian secara berjenjang, yaitu Pusat, Provinsi, Kabupaten

dan Kota dengan susunan organisasi sebagai berikut :

1. Susunan Organisasi

a. Pusat

Pengarah : Kepala BKKBN

Penanggung Jawab : 1) Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan


Reproduksi
2) Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan

Pelaksana : 1) Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta


2) Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anggota : 1) Ketua Jaringan Nasional Pelatihan Klinik


Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR)
2) Kepala Biro Perencanaan
3) Direktur Bina Lini Lapangan

10
4) Kepala Sub Direktorat Kualitas Pelayanan KB
Swasta
5) Kepala Bagian Perencanaan Program
6) Kepala Bidang Program dan Kerjasama Diklat
7) Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
Diklat
b. Provinsi

Penanggung Jawab : Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi.


Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak Dan
Pengendalian Penduduk. (Khusus DKI – Jakarta )

Pelaksana : 1) Kepala Bidang Keluarga Berencana dan


Kesehatan Reproduksi
2) Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan

Anggota : 1) Ketua Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS)


2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
3) Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi
4) Kepala Subbagian Perencanaan
5) Kepala Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur
Pemerintah dan Swasta
6) Kepala Subbagian Hubungan Antar Lembaga dan
Lini Lapangan
7) Kepala Subbagian Penyelenggaraan dan Evaluasi
Diklat
8) Kepala Subbagian Program dan Kerjasama Diklat

c. Kabupaten dan Kota

Penanggung Jawab : Kepala OPD-KB Kabupaten dan Kota

Pelaksana : 1) Kepala Bidang KB atau Eselon III yang


membidangi urusan Keluarga Berencana
2) Ketua Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP)

Anggota : Eselon IV yang membidangi urusan Keluarga


Berencana

11
2. Pembagian Tugas

Pembagian tugas dalam pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB didasari oleh peran dan fungsi dari masing-masing unsur atau

komponen yaitu :

a. Pusat

1) Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Swasta

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB bekerjasama dengan JNPK-KR.

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pasca kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Kependudukan dan KB.

2) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB

a) Mengkoordinasikan calon peserta kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB.

b) Mengkoordinasikan pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan

kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB bekerjasama

dengan Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi.

3) Biro Perencanaan

a) Menetapkan program dan anggaran kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB.

b) Menetapkan program dan anggaran kegiatan lainnya untuk mendukung

keberhasilan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB.

12
4) JNPK-KR

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB dengan P2KS/P2KP secara berjenjang.

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB.

b. Provinsi

1) Bidang KB dan KR

a) Berkoordinasi dengan Bidang Latbang dan P2KS/P2KP dalam

penentuan calon peserta dan pelatih/asesor kegiatan kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB.

b) Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB dengan P2KS/P2KP.

c) Melakukan pendampingan/pemantauan selama kegiatan kualifikasi

kompetensi dan pasca kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB.

d) Memberdayakan provider yang sudah terkualifikasi kompetensinya

dengan mengikutsertakan provider tersebut pada berbagai kegiatan

pelayanan KB.

2) Bidang Pelatihan dan Pengembangan

a) Menyiapkan calon peserta kegiatan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB berdasarkan data peserta pelatihan yang dimiliki.

b) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB melalui SIDIKA.

3) Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi

Mengkoordinasikan ketersediaan anggaran kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB.

13
4) P2KS

a) Melakukan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB.

b) Melakukan koordinasi dengan P2KP untuk pelaksanaan kegiatan

kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB di tingkat Kabupaten dan

Kota.

c) Melakukan pendampingan kepada peserta pasca kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN

Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi.

c. Kabupaten dan Kota

1) OPD-KB

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB bekerjasama dengan P2KP/P2KS.

b) Mengkoordinasikan calon peserta kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB di Kabupaten dan Kota dengan institusi terkait.

2) P2KP

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi

provider pelayanan KB tingkat Kabupaten dan Kota dengan P2KS.

b) Melaksanakan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB.

c) Melaksanakan pendampingan kepada peserta pasca kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB bekerjasama dengan Perwakilan

BKKBN Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi.

C. Pelaksanaan

1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Kualifikasi kompetensi kompetensi

a. Perwakilan BKKBN Provinsi berkoordinasi dengan Pengurus Daerah Ikatan

Bidan Indonesia (PD-IBI) dan OPD-KB Kabupaten dan Kota perihal pelaksanaan

14
kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB dengan tembusan

kepada P2KS/P2KP dan Dinas Kesehatan Provinsi.

b. Perwakilan BKKBN Provinsi bekerjasama dengan P2KS untuk menentukan

jadwal kualifikasi kompetensi dan kemudian diinformasikan kepada PD-IBI,

OPD-KB Kabupaten/Kota dan calon peserta kualifikasi kompetensi kompetensi.

c. Calon peserta kualifikasi kompetensi menyiapkan minimal 3 (tiga) orang

akseptor. Apabila peserta belum dinyatakan kompeten oleh pelatih/asesor maka

diperlukan penambahan jumlah akseptor.

2. Penyelenggaraan Kegiatan Kualifikasi kompetensi Kompetensi

Proses kegiatan kualifikasi kompetensi dilaksanakan meliputi hal sebagai berikut :

a. Pengamatan dan penilaian terhadap provider peserta kualifikasi kompetensi,

meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku provider dalam

memberikan pelayanan KB (pemasangan/pencabutan IUD dan Implan) kepada

akseptor dan kepatuhan terhadap SOP pelayanan KB yang telah ditetapkan.

Kegiatan ini didukung oleh alat bantu yaitu daftar tilik penilaian kinerja. Apabila

kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa peserta kualifikasi

kompetensi pada 1 (satu) fasilitas pelayanan, maka setelah peserta tersebut

memenuhi syarat pada penilaian keterampilannya selanjutnya diberikan sertifikat

kompetensi.

3. Laporan Pelaksanaan Kualifikasi kompetensi

Setiap pelatih yang telah melakukan kualifikasi kompetensi harus menyusun laporan

berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan daftar tilik penilaian kinerja saat

provider pelayanan KB melakukan praktik pelayanan, antara lain mencakup

langkah/kegiatan sebagai berikut :

a. Persiapan pelayanan, meliputi pemberian konseling dan penapisan klien untuk

pelayanan KB.

15
b. Tindakan pra-pelayanan, meliputi tindakan pencegahan infeksi pelayanan KB,

persiapan alat dan obat kontrasepsi yang akan digunakan.

c. Tindakan pelayanan, meliputi tahapan yang dilakukan saat praktik

pemasangan/pencabutan IUD dan Implan.

d. Tindakan pasca pelayanan, meliputi sterilisasi peralatan setelah praktik

pelayanan dilakukan, tindakan pencegahan infeksi, dan observasi pada klien.

e. Tindakan lainnya yang sesuai dengan SOP pelayanan KB yang didapat ketika

mengikuti pelatihan.

Jika ditemukan kekurangan terhadap peserta kualifikasi kompetensi dalam

pelayanan KB dari sisi kinerja maka dapat diusulkan untuk dilakukan perbaikan

sesuai standar yang diberikan pada saat pelatihan atau berdasarkan rekomendasi

pelatih.

4. Sertifikat

Sertifikat kualifikasi kompetensi didapatkan berdasarkan hasil laporan pelaksanaan Commented [J3]: Mohon masukan JNPK

kegiatan kualifikasi kompetensi yang dikirimkan oleh P2KS kepada JNPK-KR untuk

mendapatkan nomor registrasi sertifikat kualifikasi kompetensi (Certificate of

Qualification) dengan tembusan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi setempat.

Sertifikat ditandatangani oleh Perwakilan BKKBN Provinsi/Kepala OPD KB dan Commented [RS4]: Ini kan pelatihan seharusnya yang
menandatangani dan mengeluarkan sertifikat tentunya
Ketua P2KS/P2KP dan Ketua JNPK sebagai organisasi yang menyelenggarakan organisasi profesi bukan BKKBN. BKKBN sebagai penyedia
SDM atau penyedia KB.
pelatihan....................sebagai penanggung jawab pelaksanaan kualifikasi kompetensi

kompetensi.

D. Pembiayaan

Pembiayaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB mengacu pada

standar biaya yang telah ditetapkan JNPK-KRpemerintah. Pembiayaan kegiatan

tersebut meliputi antara lain :

16
1. Biaya akomodasi pelatih/asesor dan pendamping

2. Biaya harian pelatih/asesor dan pendamping (uang saku)

3. Biaya transportasi pelatih/asesor dan pendamping

4. Honor untuk pelatih/asesor (narasumber)

5. Biaya pendukung lainnya

Sumber pembiayaan dapat berasal dari APBN/APBD/sumber pembiayaan lainnya.

E. Pencatatan dan Pelaporan

Perwakilan BKKBN Provinsi wajib mencatat dan melaporkan data hasil kualifikasi

kompetensi melalui SIDIKA. Beberapa formulir pencatatan dan pelaporan yang perlu

dipersiapkan antara lain :

1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan kualifikasi kompetensi melalui SIDIKA dan

diinput oleh operator SIDIKA di Bidang Latbang atau petugas lain yang ditunjuk oleh

Perwakilan BKKBN Provinsi dan DPPAPP – DKI Jakarta (Dinas Pemberdayaan

Perlindungan Anak Dana Pengendalian Penduduk Daerah Khusus Ibukota Jakarta)

2. Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan KB dalam kegiatan kualifikasi kompetensi

antara lain : K/I/KB, K/IV/KB, R/I/KB, R/II/KB, F/II/KB.

F. Pemantauan, Evaluasi dan Pendayagunaan

1. Pemantauan dan Evaluasi

a. Tujuan

1) Pemantauan pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan

KB bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan kegiatan kualifikasi

kompetensi.

2) Evaluasi pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB

bertujuan untuk melihat efektifitas kualifikasi terhadap peningkatan

kompetensi peserta.

17
b. Mekanisme

Mekanisme pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang

oleh pengelola dan pelaksana melalui berbagai kegiatan :

1) Pertemuan koordinasi

2) Kunjungan lapangan

3) Survei

2. Pendayagunaan Peserta

Setelah mengikuti kegiatan kualifikasi kompetensi, provider pelayanan KB wajib

diberdayakan dan didayagunakan dalam memberikan pelayanan IUD dan Implan,

baik dalam pelayanan statis, dinamis maupun kegiatan momentum yang

berkoordinasi dengan Bidang KBKR dan Bidang ADPIN dari Perwakilan BKKBN

Provinsi dan DPPAPP – DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi, serta OPD-KB

Kabupaten dan Kota.

18
BAB IV
PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB diarahkan untuk

kompetensi peserta latih. Dengan demikian, melalui program ini diharapkan provider pasca

pelatihan dapat meningkat rasa percaya dirinya dalam melakukan pelayanan KB dan

selanjutnya merasa sudah kompeten dalam melayani akseptor KB. Dengan kegiatan

kualifikasi kompetensi ini pada akhirnya provider yang memenuhi standar penilaian dapat

dinyatakan kompeten dan diberikan sertifikat kompetensi oleh institusi pelatihan yang

berwenang. Provider yang kompeten di setiap fasilitas kesehatan memberikan kontribusi

yang besar kepada peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB khususnya menggunakan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), sehingga sasaran program Kependudukan,

Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dapat tercapai.

Panduan ini memuat pokok-pokok pengelolaan pelaksanaan kualifikasi kompetensi provider

pelayanan KB yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan

dan pelaporan, pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan peserta. Melalui panduan ini

diharapkan dapat terjadi keseragaman pemahaman tentang pelaksanaan kualifikasi

kompetensi provider pelayanan KB.

19
Akhirnya berbagai saran dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk lebih

menyempurnakan panduan ini dan dapat di kirimkan ke ditjalswa@yahoo.com. Semoga

bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2015), Pedoman Pengelolaan


Pelatihan Keterampilan Klinik Contraceptive Technology Update Intra Uterine Device
dan Implant, Vasektomi dan Tubektomi bagi Provider Pelayanan Keluarga Berencana,
Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (2011), Pelatihan Klinik Teknologi
Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update) - Buku Pegangan Pelatih,
Jakarta : JNPK-KR.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (2011), Buku Acuan Pelatihan
Keterampilan Melatih, Jakarta : JNPK-KR.

LAMPIRAN

Tabel 1. Kualifikasi kompetensi Individual Petugas Kesehatan Melalui Penilaian


Kinerja
Tabel 2. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pemasangan AKDR
20
Tabel 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pencabutan AKDR
Tabel 4. Daftar Tilik Penilaian Kinerja Klinik dan Konseling Pemasangan Implan-
2 Plus
Tabel 5. Daftar Tilik Penilaian Kinerja Keterampilan Klinik dan Konseling
Mencabut Implan-2
Tabel 6. Identitas dan Kinerja Fasilitas Pelayanan
Tabel 7. Daftar Tilik Kelengkapan Syarat Kamar Tindakan

TABEL 1
KUALIFIKASI KOMPETENSI INDIVIDUAL PETUGAS KESEHATAN
MELALUI PENILAIAN KINERJA

Nama Provider : ......................................................... Nama Pelatih/Asesor :

21
Alamat Praktek : ......................................................... ...............................................
...........................................................
........................................................... Tanggal Kualifikasi
kompetensi:
Telpon/HP : .........................................................
...............................................
Kabupaten/Kota : .........................................................
Kualifikasi kompetensi untuk :
Provinsi : .........................................................
Qualified Service Provider
Riwayat Pelatihan :

 Tempat P2KS / P2KP ..................................


 Waktu : ..........................s/d..........................

TABEL 2
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih/Asesor)

Beri tanda  pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah klinik/kegiatan
yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap langkah/kegiatan yang dilakukan
dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang tidak perlu dikerjakan karena tidak
sesuai dengan keadaan/situasi.

 Memuaskan : Langkah atau kegiatan dilakukan sesuai dengan penuntun belajar


X Tidak Memuaskan : Tidak dapat melakukan langkah atau kegiatan sesuai dengan
penuntun belajar
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan
keadaan

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


LANGKAH/ KEGIATAN KASUS
KONSELING AWAL DAN METODE KHUSUS
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan
tujuan kedatangannya
2. Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum
melakukan pemasangan AKDR:
 Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan
dan keterbatasan
 Bantu klien dalam memilih alat kontrasepsi
22
3. Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-
kemungkinan efek samping pemakai AKDR, Cu T 380A
KONSELING PRA PEMASANGAN DAN SELEKSI KLIEN
4. Lakukan anamnesa untuk memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
5. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencing nya dan
membersihkan area genitalia dengan air bersih dan sabun
7. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya didaerah supra publik
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
Langkah/ Kegiatan Kasus
9. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
10. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
11. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah
steril atau DTT
12. Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna
13. Lakukan pemeriksaan spekulum
14. Lakukan pemeriksaan bimanual
15. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan 0,5%
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
16. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
17. Masukan lengan AKDR Cu T 380A didalam kemasan sterilnya
TINDAKAN PEMASANGAN AKDR
18. Pakai sarung tangan yang baru
19. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
20. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
21. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
22. Masukan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh" (no touch
technique)
23. Geser biru pada tabung inserter sesuai dengan hasil pengukuran
kedalaman uterus, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
24. Pasang AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal
25. Gunting benang AKDR, lepas dan keluarkan tenakulum dan

23
spekulum
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
26. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
27. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah
disediakan
28. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
29. Cuci tangan dengan air dan sabun
30. Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
31. Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus
dilakukan
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
Langkah/ Kegiatan Kasus
32. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
33. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
34. Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya dicabut setiap saat
35. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

BIMBINGAN DARI PENILAI

24
REKOMENDASI DAN SARAN

.........................., ..... .................20..

Penilai Tanda Tangan


1. .............................................. ........................
2. .............................................. ........................
3. .............................................. ........................

Direktur P2KP/P2KS/P2KT .........................


Dr. ................................... QCT/QAT/QMT

TABEL 3
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih/Asesor)

Beri tanda  pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah klinik/kegiatan
yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap langkah/kegiatan yang dilakukan

25
dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang tidak perlu dikerjakan karena tidak
sesuai dengan keadaan/situasi.

 Memuaskan : Langkah atau kegiatan dilakukan sesuai dengan penuntun belajar


X Tidak Memuaskan : Tidak dapat melakukan langkah atau kegiatan sesuai dengan
penuntun belajar
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan
keadaan

PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR


LANGKAH/ KEGIATAN KASUS
KONSELING AWAL DAN METODE KHUSUS
1. Sapa klien dengan ramah
2. Tanyakan alasannya ingin mencabut dan jawab semua
pertanyaannya
3. Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya
4. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat dan setelah pencabutan
TINDAKAN PRA PENCABUTAN
5. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
membersihkan area genitalia dengan air bersih dan sabun
6. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaan
7. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
8. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
TINDAKAN PENCABUTAN
9. Lakukan pemeriksaan bimanual
10. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
11. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
12. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem dan tarik keluar
benang dengan mantap tapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
LANGKAH/ KEGIATAN KASUS
13. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin
0,5%
14. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

26
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
15. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
16. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang
disediakan
17. Rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
18. Cuci tangan dengan air dan sabun
KONSELING PASCA PENCABUTAN
19. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah
akibat pencabutan
20. Lakukan konseling untuk metode kontrasepsi yang lain bila klien ingin
mengganti dengan yang baru
21. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau beri
alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai
22. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

BIMBINGAN DARI PENILAI

27
REKOMENDASI DAN SARAN

.........................., ..... .................20..

Penilai Tanda Tangan


1. .............................................. ........................
2. .............................................. ........................
3. .............................................. ........................

Direktur P2KP/P2KS/P2KT .........................


Dr. ................................... QCT/QAT/QMT

TABEL 4
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KLINIK DAN KONSELING
PEMASANGAN IMPLAN-2 PLUS
(Digunakan oleh Pelatih/Asesor)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini :

28
 : Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar
dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar dan mematuhi standar yang ditetapkan
: Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar
 : Tidak memuaskan
diacu pada prosedur standar, tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik
yang telah ditetapkan
: Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
 : Tidak diamati
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA : __________________________ TANGGAL : ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PEMASANGAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan tujuan reproduksi dan alasan penggunaan Implan-2
Plus
3. Pastikan klien calon pengguna yang sesuai untuk Implan-2 Plus
4. Pastikan klien memahami efek samping, alasan memilih dan
kekhawatiran terkait dengan Implan-2 Plus
5. Jelaskan proses dan apa yang dirasakan klien selama dan setelah
pemasangan Implan-2 Plus
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2 PLUS
Persiapan
6. Pastikan klien telah mencuci lengan atasnya sebersih mungkin
7. Tentukan tempat pemasangan implan di lengan atas
8. Beri tanda pada tempat pemasangan
9. Pastikan ketersediaan instrumen steril/DTT dan Implan-2 Plus
Tindakan pra pemasangan
10. Cuci dan keringkan tangan petugas
11. Pakai sarung tangan steril/DTT
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik

29
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
13. Pasang doek steril/DTT di tempat pemasangan Implan-2 Plus
Pemasangan kapsul Implan-2 Plus
14. Suntikkan anestesi lokal secara intrakutan
15. Lanjutkan dengan anestesi subdermal di tempat insisi dan alur
pemasangan implan-2 (masing-masing 1 cc)
16. Uji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit
17. Buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/skalpel hingga subdermal
18. Masukkan ujung trokar (tanda panah di atas) melalui luka insisi
hingga mencapai subdermal kemudian ungkit dan dorong sejajar
kulit hingga tanda 1 (trokar) berada di luka insisi
19. Masukkan pendorong (tanda panah di atas) dan masukkan
ujungnya ke dalam trokar, putar 180 untuk masuk ke alur kapsul
20. Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah
pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
21. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga tanda 2 mencapai luka insisi
22. Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian
dorong trokar (mengikuti alur kaki segitiga terbalik) hingga tanda 1
mencapai luka insisi
23. Putar pendorong 180 hingga masuk ke alur kapsul kemudian tarik
trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 2 di
subdermal
24. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga keluar seluruhnya melalui luka
25. Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada
posisi yang telah direncanakan
Tindakan pasca pemasangan
26. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
27. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
28. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
29. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
30. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
31. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pemasangan
32. Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik

30
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
33. Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat
klien harus datang ke klinik
34. Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi,
kontrol dan mencabut Implan-2 Plus
35. Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang

PESERTA:  MEMENUHI SYARAT  TIDAK MEMENUHI SYARAT UNTUK


MELAKUKAN PEMASANGAN IMPLAN-2, BERDASARKAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:

 Penilaian ketrampilan klinik dan konseling Implan :  Memuaskan  Tidak memuaskan


 Praktik kilinik :  Memuaskan  Tidak memuaskan

Tanda tangan pelatih __________________________ Tanggal ______________________

BIMBINGAN DARI PENILAI

31
REKOMENDASI DAN SARAN

.........................., ..... .................20..

Penilai Tanda Tangan


1. .............................................. ........................
2. .............................................. ........................
3. .............................................. ........................

Direktur P2KP/P2KS/P2KT .........................


Dr. ................................... QCT/QAT/QMT

TABEL 5
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KETERAMPILAN KLINIK DAN
KONSELING MENCABUT IMPLAN-2
(Digunakan oleh Pelatih/Asesor)

Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau

32
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini :

 : Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar


dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar dan mematuhi standar yang ditetapkan
: Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar
 : Tidak memuaskan
diacu pada prosedur standar, tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik
yang telah ditetapkan
: Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
 : Tidak diamati
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja

NAMA PESERTA : __________________________ TANGGAL : ____________________

KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING


MENCABUT IMPLAN-2
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan alasan klien untuk mencabut Implan-2 dan rencana KB
selanjutnya
3. Jelaskan proses pencabutan Implan-2 dan rencana pasang ulang
atau kondisi setelah pencabutan
TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL IMPLAN-2
Persiapan
4. Pastikan klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin
5. Atur posisi lengan, tentukan lokasi kapsul dan tempat insisi
6. Pastikan ketersediaan instrumen steril atau DTT
Tindakan pra pencabutan
7. Cuci dan keringkan tangan
8. Pakai sarung tangan steril atau DTT
9. Usapkan larutan antiseptik di area insisi dan pasang doek steril
A. Pencabutan kapsul dengan Teknik Dorong dan Jepit
a. Suntikkan anestesi intrakutan dan subdermal (bawah kapsul)
b. Uji efek anestesi dan lakukan 2-3 mm pada kulit

33
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2
c. Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit ujung kaudal dengan klem
lengkung (mosquito)
d. Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari jaringan ikat) sehingga
dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal dan letakkan di dalam
wadah yang tersedia.
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
B. Pencabutan dengan Teknik Hand Pop Out
a. Suntikkan anestesi (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
subdermal (di bawah ¼ ujung kapsul)
b. Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
c. Dorong kapsul hingga mencuat dari luka insisi dan jepit ujung
kaudal dengan klem mosquito/pean lengkung
d. Tarik kapsul ke luar dari luka insisi, bersihkan ujung kapsul (dari
jaringan ikat) sehingga dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Tarik ujung kapsul untuk mengeluarkannya dari lapisan
subdermal dan letakkan kapsul pada tempatnya
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
C. Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
a. Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan subdermal di bawah
ujung kapsul dan lakukan uji efek anestesi
b. Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada kulit untuk menjepit
batang kapsul dengan klem ‘U’ atau klem fiksasi
c. Angkat klem ‘U’ dan presentasikan ujung kapsul sehingga dapat
dilakukan pembebasan jaringan ikat di bagian tersebut
d. Bersihkan dan dorong jaringan ikat pembungkus kapsul dan
jepit ujung kapsul dengan klem diseksi
e. Tarik keluar ujung kapsul hingga seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan dan letakkan kapsul tersebut pada mangkok
f. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Tindakan pasca pencabutan
10. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
11. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
12. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
13. Buang peralatan dan bahan habis pakai ke tempatnya

34
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2
14. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
15. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pencabutan
16. Jelaskan cara merawat luka dan jadwal kontrol
17. Jelaskan kondisi yang menyebabkan klien harus kembali ke Klinik
18. Beri penjelasan terkait dengan pasang ulang atau rencana
reproduksi atau pilihan alat kontrasepsi lainnya
19. Observasi selama 5 menit sebelum klien pulang

PESERTA:  MEMENUHI SYARAT  TIDAK MEMENUHI SYARAT UNTUK


MELAKUKAN PENCABUTAN IMPLAN-2, BERDASARKAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:

 Penilaian ketrampilan klinik dan konseling Implan :  Memuaskan  Tidak memuaskan


 Praktik kilinik :  Memuaskan  Tidak memuaskan

Tanda tangan pelatih __________________________ Tanggal ______________________

BIMBINGAN DARI PENILAI

35
REKOMENDASI DAN SARAN

.........................., ..... .................20..

Penilai Tanda Tangan


1. .............................................. ........................
2. .............................................. ........................
3. .............................................. ........................

Direktur P2KP/P2KS/P2KT .........................


Dr. ................................... QCT/QAT/QMT

TABEL 6
IDENTITAS DAN KINERJA FASILITAS PELAYANAN

Institusi : BPS/PKM/RSB/RS ………………………………

36
Strata / Klas : .............................................

Kode Klinik : .............................................

Alamat : ................................................................................................................

Kecamatan/Kabupaten/Kota: ...........................Telp...........................

DATA KINERJA (Nilai : 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang)

Alur Pasien Tampilan Standar


Loket Pendaftaran 3
Loket Pembayaran Karcis 3
Ruang Tunggu 3
Poliklinik 3
Ruang Konseling Pratindakan / terapi 3
Ruang Periksa 3
Laboratorium 3
Ruang Pengobatan 3
Ruang Tindakan Klinik 3
Kamar Obat / Farmasi 3
Ruang Konseling Pascatindakan / terapi 3
Loket Pembayaran Tindakan / Pengobatan 3
Ruang Rekam Medik 3

37
PENGAMATAN INPUT (FASILITAS dan RUANGAN)
Instruksi: Pada lajur tampilan, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang
sesuai dengan tolok ukur dan 0 bila tidak sesuai dengan tolok ukur

RUANG KONSELING Tampilan Tolok Ukur


1. Ukuran 8 m3 per orang
2. Ventilasi Sirkulasi udara baik
3. Penempatan mebel air Tak membatasi gerak
4. Privasi Terjaga baik
5. Penerangan Baik untuk melihat dan
membaca
6. Kebersihan Bersih dan terpelihara
7. Kelengkapan bahan dan alat peraga Cukup dan lengkap
Nilai 7

RUANG PERIKSA dan TINDAKAN Tampilan Tolok Ukur


1. Ukuran 8 m3 per orang
2. Ventilasi Sirkulasi udara baik
3. Susunan isi ruangan Tak membatasi gerak
4. Privasi Terjaga baik
5. Penerangan Baik untuk melihat dan
membaca
6. Kebersihan dan Sanitasi Ruangan Bersih dan terpelihara
7. Lemari dan pakaian ruang tindakan Bersih dan tertata baik
8. Tempat dan persediaan alas kaki Bersih dan jumlah cukup
9. Tempat ganti pakaian Bersih dan jumlah cukup
10. Persediaan air bersih Chlorinated, ada 24 jam
11. Tempat cuci tangan atau bilas Bersih, limitasi percikan
12. Lemari Instrumen Ukuran dan letak baik
13. Kelengkapan Instrumen Lengkap, fungsi baik
14. Peralatan resusitasi / gawat darurat Lengkap, fungsi baik
15. Persediaan dan kelengkapan obat Jenis dan jumlah cukup
darurat
16. Lemari Obat Ukuran dan letak baik
17. Lampu Sorot Terarah dan terang
18. Alat penerangan darurat Siap setiap waktu
19. Hubungan dengan ruang terkait Tertata baik dan aman
Nilai 19

RUANG PROSES INSTRUMEN Tampilan Tolok Ukur


1. Ukuran 8m3 per orang
2. Kebersihan dan Sanitasi Bersih dan terpelihara
3. Persediaan air bersih Chlorinated, ada 24 jam
4. Kondisi dan bentuk tempat Cuci dan Bersih, limitasi percikan
Bilas
5. Drainase Lancar, ada pengaman
6. Persediaan larutan Dekontaminan Jumlah dan jenis cukup
7. Persediaan larutan Antiseptik Jumlah dan jenis cukup
Nilai 7

38
PENGAMATAN PROSES KINERJA
Nilai 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang

PROSES PENCEGAHAN INFEKSI Tampilan Tolok Ukur


Dekontaminasi
1. Larutan yang digunakan 1. Klorin dengan jumlah
‹ 4 ltr
2. Klorin dengan jumlah
8-10 ltr
3. Klorin dengan jumlah
10 ltr
2. Ketersediaan 1. Dalam 2 minggu
2. Dalam 1 minggu
3. Setiap waktu
3. Cara melakukan 1. Tidak menggunakan
formula
2. Menggunakan
formula tetapi tidak
tepat
3. Mengikuti prosedur
yang benar
4. Saat proses dekontaminasi 1. Tidak dilakukan
2. 30 menit
3. Segera setelah
tindakan
5. Lamanya proses 1. Tidak dilakukan
2. 30 menit
3. 10 menit, klorin 0,5%
6. Jenis instrumen 1. Tidak metal, optik,
plastik
2. Metal, optik, plastik
7. Indikator mengganti larutan 1. Tidak dilakukan
2. 24 – 48 jam
3. Keruh langsung ganti
Nilai 21

Cuci dan Bilas


1. Jenis larutan pembersih 1. Air kolam/ sungai
2. Air sumur/ hujan
3. PDAM
2. Bak cuci-bilas 1. Kotor, Lumutan,
karatan
2. Bersih, kena percikan
3. Bersih, limitasi
percikan
3. Ketersediaan air bersih 1. Tidak tersedia
2. Cukup, tersedia
kurang 24 jam
3. Cukup, tersedia 24
jam

Cuci dan Bilas


39
4. Cara cuci - bilas 1. Tidak mengikuti
prosedur
2. Mengikuti prosedur 9
langkah tetapi tidak
berurutan
3. Mengikuti prosedur 9
langkah berurutan
 Penyikatan :
5. Cara 1. Tidak direndam
2. Terendam setengah
3. Terendam penuh
dalam air
6. Jenis sikat 1. Sikat kasar
2. Sikat tidak halus
3. Sikat halus
7. Melepas engsel / bagian instrumen 1. Dilepas sebagian,
kontak tidak baik
2. Dilepas sebagian,
kontak baik
3. Dilepas, kontak baik
8. Tempat pembuangan air 1. Tidak khusus/ saluran
limbah
2. Khusus/ bukan
saluran limbah
3. Khusus/ saluran
limbah
9. Kondisi saluran pembuang 1. Tidak lancar, ada
pengaman
2. Lancar, tidak ada
pengaman
3. Lancar, ada
pengaman
10. Pengeringan pasca-bilas 1. Tidak baik, tidak
benar
2. Baik, tidak benar
3. Baik dan benar
Nilai 30

Desinfeksi Tingkat Tinggi


 Perebusan  Kimiawi
1. Cara melakukan 1. Tidak mengikuti
prosedur
2. Mengikuti prosedur
2. Kondisi instrumen dalam cairan 1. Terendam
seperempat
2. Terendam setengah
3. Terendam penuh
dalam air
3. Larutan yang digunakan 1. Tidak Air/ klorin/
glutaraldehida
2. Air/ klorin/
glutaraldehida
Desinfeksi Tingkat Tinggi

40
4. Cara membuat disinfektan kimiawi 1. Tidak menggunakan
formula
2. Menggunakan
formula tetapi tidak
tepat
3. Mengikuti prosedur
yang sesuai formula
5. Ketersediaan 1. Tidak cukup, tersedia
kurang 24 jam
2. Cukup, tersedia
kurang 24 jam
3. Cukup, tersedia 24
jam setiap waktu
6. Saat mulai menghitung waktu 1. Mulai direndam
2. Mulai mendidih/
direndam
7.  Alat perebus  Wadah 1. Tidak, kukusan /
perendaman panci/ plastik box
2. kukusan/ panci/
plastik box
8. Cara mengangkat instrumen 1. Tidak menggunakan
penjepit
2. Menggunakan
penjepit
9. Proses pengeringan 1. Tidak dalam panci/
diatas kain
2. Dalam panci/ diatas
kain
Sterilisasi
 Panas
 Kering  Basah dengan tekanan
10. Sumber tenaga 1. Tidak dipanaskan
2. Listrik/ kompor
11. Lama pemanasan 1. Dibawah 30 menit
2. 30’ otoklaf/ 60’ oven
 Kimiawi
12. Larutan yang digunakan 1. Tidak Glutaraldehida
2. Glutraldehida
13. Lamanya proses 1. Tidak 10 jam
2. 10 jam
14. Kondisi instrumen dalam larutan 1. Terendam
seperempat
2. Terendam setengah
3. Terendam penuh
dalam air
15. Cara membuat sterilan kimia 1. Tidak sesuai petunjuk
produsen
2. Sesuai petunjuk
produsen
16. Ketersediaan larutan 1. Tidak cukup, tersedia
kurang 24 jam
2. Cukup, tersedia
Sterilisasi
kurang 24 jam

41
3. Cukup, tersedia 24
jam setiap waktu
17. Indikator penggantian larutan 1. 48 – 60 jam
2. 24 jam
3. keruh langsung ganti
Nilai 51

Penyimpanan
1. Dalam larutan  Kering
Dalam wadah kering 
2. Dalam wadah :  DTT  Steril 1. Tidak sesuai
2. Sesuai proses
peralatan
3. Pembungkusan  kertas  plastik 1. Tidak sesuai
2. Sesuai lama
penyimpanan
 Wadah disimpan :
4. Dalam lemari 1. Tidak lemari
instrumen
2. Lemari instumen
5. Di atas meja 1. Tidak meja instrumen
2. Meja instrumen
6. Batas waktu penyimpanan 1. Tidal dituliskan
2. Dituliskan
7. Label waktu proses intrumen 1. Tidak tercantum
2. Tercantum
8. Proses ulang (bila belum terpakai) 1. Tidak tercantum dan
dilakukan
2. Tercantum dan
dilakukan
Nilai 24

KINERJA KONSELING Tampilan Tolok Ukur


1. Teknik komunikasi 1. Tidak dua arah
2. Dua arah/ interaktif/
setara
 Proses konseling
2. Introduksi 1. Tidak sapa
2. Sapa/ tidak sampai
tujuan
3. Sapa/ sampaikan
tujuan
3. Informed choice 1. Pilihan sesuai
keinginan provider
2. Pilih sesuai kondisi
klien
4. Informed consent 1. Dinyatakan oleh
petugas
2. Dinyatakan pihak
KINERJA KONSELING Tampilan Tolok Ukur
ketiga
3. Dinyatakan oleh klien
42
5. Pasca-prosedur/ pemeriksaan klinik Baca dan beri instr.
Tertulis
 Sebelum hamil Sesuai profil klien
 Selama kehamilan Sesuai profil klien
 Saat persalinan Sesuai profil klien
 Pasca-persalinan/keguguran Sesuai profil klien
Nilai 15

KINERJA MENJAGA MUTU Tampilan Tolok Ukur


1. Protokol Standar 1. Tidak tersedia
2. Tersedia, tidak
dipakai
3. Tersedia dan dipakai
2. Kepatuhan terhadap Protokol 1. Tidak tahu
2. Tahu dan tidak
dipatuhi
3. Tahu dan dipatuhi
3. Ketersediaan Bahan Yankes 1. Tidak cukup
2. Cukup dan tidak
lengkap
3. Cukup dan lengkap
4. Memelihara Kualitas Kinerja Individu 1. Tidak aktif
2. Aktif dan tidak
sinambung
3. Aktif dan sinambung
 Upaya menjaga kualitas
5. Data hasil pelayanan 1. Tidak tersedia
2. Tersedia tidak
lengkap
3. Tersedia dan lengkap
6. Wawancara dengan Klien 1. Tidak tersedia
2. Tersedia, tidak
lengkap
3. Tersedia dan lengkap
7. Kotak Saran 1. Tidak tersedia
2. Tersedia tidak
direspon langsung
3. Tersedia direspon
langsung
8. Penilaian Mutu Pelayanan 1. Tidak mandiri
2. Tergantung orang lain
3. Mandiri dan
penyeliaan
9. Mengenali Masalah 1. Tidak mampu
2. Mampu, tidak tepat
3. Mampu dan tepat
10. Identifikasi Masalah 1. Tidak mampu
2. Mampu tetapi tidak
Operasional
3. Mampu & operasional
KINERJA MENJAGA MUTU Tampilan Tolok Ukur
11. Peer Review Mutu Pelayanan 1. Tidak ada
2. Ada dan tidak

43
berfungsi
3. Ada dan berfungsi
12. Menetapkan Strategi Mutu 1. Tidak membuat
2. Membuat tetapi tidak
sesuai
3. Sesuai mengikuti
prosedur
13. Pelaksanaan Rekomendasi Perbaikan 1. Tidak diperbaiki
2. Tidak sesuai
3. Sesuai rencana
14. Evaluasi Efektifitas Upaya Perbaikan 1. Tidak ada
Mutu 2. Ada, tidak berjalan
baik
3. Ada dan berjalan
baik
15. Upaya Meningkatkan Mutu 1. Tidak ada
2. Ada dan tidak
berjalan baik
3. Ada dan berjalan
baik
Nilai 45

44
TABEL 7
DAFTAR TILIK KELENGKAPAN SYARAT KAMAR TINDAKAN
Instruksi : Pada lajur tampilan, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang
sesuai dengan standar dan 0 bila tidak sesuai dengan standar.

Ruang Koridor
Hasil Pengamatan Standar
1. Pengamanan sebelum pintu ada
masuk
2. Ukuran 4 x 3 x 2,5 meter
(p x l x t)
3. Ventilasi sirkulasi terbuka
4. Kebersihan Bersih dan terpelihara
5. Pintu masuk 2,5 x 1,5 meter
6. Alur ke ruang ganti terpisah dengan alur
pasien
7. Ketentuan kamar bersalin/ Tertulis
tindakan
Nilai 7

Ruang Ganti
Hasil Pengamatan Standar
1. Pintu masuk 2,5 x 1,5 meter
2. Ukuran 2,5 x 2 x 2,5 meter
(p x l x t)
3. Ventilasi semi-closed
4. Kebersihan Bersih
5. Lemari pakaian dan atribut baik dan bersih
6. Kelengkapan pakaian dan atribut lengkap
7. Jumlah pakaian dan atribut tersedia dan aman
8. Tempat pakaian luar tersedia dan aman
9. Tempat penyimpanan sepatu tersedia dan aman
10. Alur ke ruang cuci tangan khusus dan terkoneksi
(operator)
11. Alur ke kamar tindakan (klien) khusus dan terkoneksi
Nilai 11

Ruang Cuci Tangan


Hasil Pengamatan Standar
1. Lokasi terhadap kamar aman dan terkoneksi
bersalin/tindakan
2. Lokasi terhadap ruang ganti aman dan terkoneksi
3. Integrasi dengan olah instrumen aman dan terintegrasi
4. Ukuran 2,5 x 2 x 2,5 meter
(p x l x t)
5. Kebersihan Cukup
6. Persediaan air bersih Cukup
7. Protokol cuci tangan ada dan terpampang
8. Larutan antiseptik/sabun cukup dan beragam
Hasil Pengamatan Standar

45
9. Sikat dan wadahnya cukup dan terlindung
10. Kran air dan bak cuci berfungsi baik dan bersih
11. Alur pembuangan air lancar dan bersih
12. Penggunaan lain bak cucian khusus cuci tangan
Nilai 12

Kamar Tindakan
Hasil Pengamatan Standar
1. Pintu masuk 2 (2,5 x 1,75) meter
2. Pengamanan alat dan ruang baik dan terjamin
3. Ukuran 4 x 6 x 2,5 meter
(p x l x t)
4. Lantai keramik
5. Dinding keramik
6. Langit-langit bahan yang mudah
dicuci
7. Kebersihan bersih
8. Jadwal pembersihan kamar ada dan dijalankan
tindakan
9. Cara pemeliharaan peralatan teratur dan baik
10. Bahan pembersih cukup dan baik
11. Upaya menjaga sterilitas baik dan dilaksanakan
12. Kondisi ranjang bersalin/tindakan baik dan bersih
13. Topografi dengan peralatan baik dan benar
sekitar
14. Penyimpanan instrumen steril baik dan steril
15. Pencahayaan baik dan cukup
16. Kapasitas penggunaan sesuai
17. Jumlah khalayak (rata-rata) 5 orang/ tindakan
18. Peraturan dalam kamar tindakan ada dan dilaksanakan
19. Tenaga pengelola khusus tersedia
20. Kelengkapan instrumen lengkap
21. Tindakan dan peralatan tersedia dan berfungsi
gawatdarurat
22. Alur klien khusus
23. Alur keluar khusus
24. Alur ke ruang pulih khusus
25. Alur ke ruang olah instrumen terintegrasi
26. Alat pengatur suhu cukup dan berfungsi
baik
27. Ventilasi cukup
28. Akses penanggulangan gawat baik dan berfungsi
darurat
Nilai 28

Ruang Olah Instrumen


Hasil Pengamatan Standar
1. Area 1* baik dan berfungsi
2. Area 2* baik dan berfungsi
3. Area 3* baik dan berfungsi
Hasil Pengamatan Standar

46
4. Area 4* baik dan berfungsi
5. Ukuran ruang 3 x 2,5 x 2,5 meter
(p x l x t)
6. Hubungan dengan ruang lain terintegrasi
7. Ventilasi cukup
8. Kebersihan bersih
9. Kualitas olah instrumen sesuai standar
Nilai 9

Pengolahan Limbah
Hasil Pengamatan Standar
1. Protokol pengolahan limbah cair ada dan dilaksanakan
2. Proses untuk limbah cair ada dan dilaksanakan
3. Alur limbah cair baik dan aman
4. Protokol pengolahan limbah ada dan dilaksanakan
kering
5. Proses combustible wastes ada dan dilaksanakan
6. Proses non-combustible wastes ada dan dilaksanakan
7. Pengamanan lingkungan baik dan berkualitas
8. Pencemaran akibat limbah tidak ada pencemaran
9. Area khusus pengolahan limbah baik dan aman
Nilai 9

47
BIMBINGAN DARI PENILAI

REKOMENDASI DAN SARAN

.........................., ..... ................... 20..

Penilai Tanda Tangan


1. .............................................. ........................
2. .............................................. ........................
3. .............................................. ........................

Direktur P2KP/P2KS/P2KT .........................


Dr. ................................... QCT/QAT/QMT

48

Anda mungkin juga menyukai