Pedoman Kualifikasi 2017
Pedoman Kualifikasi 2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembangunan keluarga adalah berisi tentang upaya peningkatan kepedulian dan peran
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Saat ini, program
dari pemerintah, sehingga program ini tercantum dan diamanatkan pula dalam Peraturan
Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi pemerintah
maka dikeluarkanlah UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dimana pada
merupakan salah satu pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
pusat.
(BKKBN) Tahun 2015 – 2019 dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi (KR) tertuang salah satu program prioritas berupa pembinaan standarisasi
indikator persentase fasilitas kesehatan (faskes) dan jejaringnya yang memiliki tenaga
1
kesehatan terstandarisasi/ kompeten dalam pelayanan KB dan KR dengan target
sampai dengan 2019 sebesar 85% dari total fasilitas kesehatan dan jejaringnya yang
Upaya yang telah dilakukan oleh BKKBN dalam kurun waktu tahun 2010 – 2016 untuk
provider pelayanan KB (dokter dan bidan) yang mengarah kepada keterampilan MKJP.
Sampai dengan tahun 2016, BKKBN telah mengadakan pelatihan sejumlah 62.892 para
provider pelayanan KB dengan rincian Dokter sejumlah 11.709 orang dan Bidan
sejumlah 51.183 orang dalam pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan
Pada penelitian Evaluasi Pasca Pelatihan Medis yang dilakukan oleh BKKBN
didapatkan hasil dari sejumlah tenaga pelayanan KB yang telah dilatih menyatakan
merasa kurang kompeten setelah pelatihan dengan alasan kurang/ tidak mendapat klien
saat pelatihan, kurangnya latihan, tidak adanya alat dan tidak adanya pasien setelah
pelatihan. Berdasarkan kendala yang ditemui tersebut dan hasil evaluasi secara umum,
proses pelaksanaan pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan belum berjalan
dengan optimal.
2
Adapun, upaya yang dilakukan dalam rangka membina provider pelayanan KB pasca
pelatihan sehingga provider tersebut kompeten dan percaya diri dalam melakukan
kualifikasi kompetensi ini dilakukan untuk menilai kompetensi provider pasca pelatihan
Selain itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pelaksanaan
pelatihan di masa yang akan datang, maka di susun buku updating perbaharuan
panduan pelatihan ketrampilan CTU IUD dan Implant yang merupakan penyempurnaan
dari buku panduan pelatihan ketrampilan CTU IUD dan Implant tahun 2015.
Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
KB;
pelayanan KB;
3
f. Terlaksananya pelayanan KB yang berkualitas, khususnya MKJP oleh tenaga
B. Sasaran Pengguna
1. BKKBN
dan Kota
C. Ruang Lingkup
D. Batasan Pengertian
1. Pelatihan adalah proses yang terutama terjadi dimana pemindahan atau menerima
tertentu. Pelatihan harus berdasarkan asumsi bahwa akan segera terjadi penerapan
keterampilan fisik dan mental yang dipelajari (berbeda dengan pendidikan, dimana
4
2. Kualifikasi adalah pernyataan dari institusi pelatihan bahwa peserta pelatihan telah
telah ditetapkan dan dibutuhkan untuk menatalaksana suatu tindakan atau prosedur.
mengikuti baku atau standar yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pelayanan
dilakukan oleh unit pelaksana KB baik pemerintah ataupun swasta kepada peserta
KB.
keterampilan klinik khusus IUD dan Implan yang bertujuan untuk mempersiapkan
berkualitas.
6. SOP Pelayanan KB adalah standar operasional prosedur yang telah ditetapkan dan
menjadi acuan bagi pengelola dan provider dalam melaksanakan pelayanan KB.
masa efektifnya relatif lama dan terdiri dari Tubektomi/Metode Operasi Wanita
Rahim (AKDR) dengan masa berlaku 8 (delapan) sampai 10 (sepuluh) tahun dan
Implan/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) dengan masa berlaku 3 (tiga) tahun.
8. Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) .adalah Commented [J1]: Mohon masukan dari JNPK .
pembuahan antara sel telur dengan sel spermadengan menyumbat kedua saluran
yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan
9. Implan atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi bawah
kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul silastik silikon
5
polidimetri dengan tujuan menghambat terjadi ovulasi maupun penempelan sel telur
khusus serta mampu dan dapat memindahkan kepada yang lainnya. Pelatih adalah
mahir (ahli) dalam keterampilan dan kegiatan yang diberikan dalam pelatihan. Juga,
mereka telah menerima pelatihan dan praktik khusus dalam keterampilan melatih.
12. Akseptor KB adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan
alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan
menggunakan salah satu metode kontrasepsi secara terus menerus tanpa diselingi
kehamilan.
13. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
dan/atau Masyarakat yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan BPJS
14. Standar Sarana dan Prasarana Pelayanan KB adalah sarana dan prasarana yang
15. Sistem Informasi Kediklatan KKB (SIDIKA) adalah aplikasi data basis kediklatan
http://aplikasi.bkkbn.go.id/sidika)
6
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dengan mempertimbangkan perkembangan isu strategis saat ini yang menjadi tantangan
peningkatan kualitas pelayanan melalui peranan tenaga kesehatan yang kompeten dan
A. Kebijakan
kesehatan reproduksi.
B. Strategi
1. Meningkatkan peran komponen atau mitra terkait melalui pembentukan tim pengelola
3. Mengoptimalkan pemanfaatan data basis Sistem Informasi Kediklatan KKB dan data
7
4. Melakukan monitoring, evaluasi dan pemberdayaan peserta kualifikasi kompetensi
secara berkala.
BAB III
PROSEDUR PENGELOLAAN KUALIFIKASI KOMPETENSI PROVIDER
PELAYANAN KB
penilaian kinerja provider pasca pelatihan oleh pelatih dari P2KS/P2KP dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi IUD dan Implan. Kriteria kinerja yang memuaskan adalah
berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tertera dalam SOP yang ada
dalam buku acuan pada pelatihan keterampilan klinik. Setelah memenuhi standar penilaian
kompetensinya sehingga dapat lebih percaya diri dalam melaksanakan pelayanan KB.
A. Perencanaan
dengan Dinas Kesehatan Provinsi, OPD KB Kabupaten dan Kota, serta P2KS/P2KP.
Calon peserta kualifikasi kompetensi harus memenuhi semua kriteria dibawah ini :
8
1) Provider yang telah mengikuti pelatihan keterampilan klinik CTU IUD dan Implan
P2KS/P2KP .
2) Provider yang akan dikualifikasi kompetensi adalah provider yang masih aktif
adanya log book ( berapa IUD dan berapa Implant ) yang di tanda tangani oleh
kepala Puskesmas atau penanggung jawab FKTP atau kepala RS. atau dinas
fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, serta
mengikuti pelatihan wajib mengikuti pelatihan ulang keterampilan klinik CTU IUD dan
atau mengikuti kegiatan Bhakti Sosial, terlebih dahulu sebelum dilakukan kualifikasi
baksos ini merupakan kegiatan yang di adakan oleh dinas kesehatan, IDI, IBI, OPD-
KB dan BKKBN yang di tandai dengan pengisian log book yang di tanda tangani oleh
panitia baksos. Commented [RS2]: Menurut saya, tidak tepat ikut baksos
atau magang karena ini menjadi tidak terkontrol degan baik
1) Pelatih/Asesor dari P2KP di Kabupaten dan Kota wilayah kerja calon peserta
kualifikasi kompetensi.
2) Pelatih/Asesor dari P2KP di Kabupaten dan Kota terdekat dari wilayah kerja calon
peserta kualifikasi kompetensi.
3) Pelatih/Asesor dari P2KS Provinsi wilayah kerja calon peserta kualifikasi
kompetensi.
9
Kriteria tenaga pelatih/Asesor yang dapat melaksanakan kualifikasi kompetensi
B. Pengorganisasian
1. Susunan Organisasi
a. Pusat
10
4) Kepala Sub Direktorat Kualitas Pelayanan KB
Swasta
5) Kepala Bagian Perencanaan Program
6) Kepala Bidang Program dan Kerjasama Diklat
7) Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
Diklat
b. Provinsi
11
2. Pembagian Tugas
pelayanan KB didasari oleh peran dan fungsi dari masing-masing unsur atau
komponen yaitu :
a. Pusat
3) Biro Perencanaan
pelayanan KB.
12
4) JNPK-KR
b. Provinsi
1) Bidang KB dan KR
pelayanan KB.
13
4) P2KS
Kota.
1) OPD-KB
2) P2KP
C. Pelaksanaan
Bidan Indonesia (PD-IBI) dan OPD-KB Kabupaten dan Kota perihal pelaksanaan
14
kegiatan kualifikasi kompetensi provider pelayanan KB dengan tembusan
Kegiatan ini didukung oleh alat bantu yaitu daftar tilik penilaian kinerja. Apabila
kompetensi.
Setiap pelatih yang telah melakukan kualifikasi kompetensi harus menyusun laporan
berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan daftar tilik penilaian kinerja saat
pelayanan KB.
15
b. Tindakan pra-pelayanan, meliputi tindakan pencegahan infeksi pelayanan KB,
e. Tindakan lainnya yang sesuai dengan SOP pelayanan KB yang didapat ketika
mengikuti pelatihan.
pelayanan KB dari sisi kinerja maka dapat diusulkan untuk dilakukan perbaikan
sesuai standar yang diberikan pada saat pelatihan atau berdasarkan rekomendasi
pelatih.
4. Sertifikat
Sertifikat kualifikasi kompetensi didapatkan berdasarkan hasil laporan pelaksanaan Commented [J3]: Mohon masukan JNPK
kegiatan kualifikasi kompetensi yang dikirimkan oleh P2KS kepada JNPK-KR untuk
Sertifikat ditandatangani oleh Perwakilan BKKBN Provinsi/Kepala OPD KB dan Commented [RS4]: Ini kan pelatihan seharusnya yang
menandatangani dan mengeluarkan sertifikat tentunya
Ketua P2KS/P2KP dan Ketua JNPK sebagai organisasi yang menyelenggarakan organisasi profesi bukan BKKBN. BKKBN sebagai penyedia
SDM atau penyedia KB.
pelatihan....................sebagai penanggung jawab pelaksanaan kualifikasi kompetensi
kompetensi.
D. Pembiayaan
16
1. Biaya akomodasi pelatih/asesor dan pendamping
Perwakilan BKKBN Provinsi wajib mencatat dan melaporkan data hasil kualifikasi
kompetensi melalui SIDIKA. Beberapa formulir pencatatan dan pelaporan yang perlu
1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan kualifikasi kompetensi melalui SIDIKA dan
diinput oleh operator SIDIKA di Bidang Latbang atau petugas lain yang ditunjuk oleh
a. Tujuan
kompetensi.
kompetensi peserta.
17
b. Mekanisme
1) Pertemuan koordinasi
2) Kunjungan lapangan
3) Survei
2. Pendayagunaan Peserta
berkoordinasi dengan Bidang KBKR dan Bidang ADPIN dari Perwakilan BKKBN
Provinsi dan DPPAPP – DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi, serta OPD-KB
18
BAB IV
PENUTUP
kompetensi peserta latih. Dengan demikian, melalui program ini diharapkan provider pasca
pelatihan dapat meningkat rasa percaya dirinya dalam melakukan pelayanan KB dan
selanjutnya merasa sudah kompeten dalam melayani akseptor KB. Dengan kegiatan
kualifikasi kompetensi ini pada akhirnya provider yang memenuhi standar penilaian dapat
dinyatakan kompeten dan diberikan sertifikat kompetensi oleh institusi pelatihan yang
yang besar kepada peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB khususnya menggunakan
dan pelaporan, pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan peserta. Melalui panduan ini
19
Akhirnya berbagai saran dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk lebih
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (2011), Pelatihan Klinik Teknologi
Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update) - Buku Pegangan Pelatih,
Jakarta : JNPK-KR.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (2011), Buku Acuan Pelatihan
Keterampilan Melatih, Jakarta : JNPK-KR.
LAMPIRAN
TABEL 1
KUALIFIKASI KOMPETENSI INDIVIDUAL PETUGAS KESEHATAN
MELALUI PENILAIAN KINERJA
21
Alamat Praktek : ......................................................... ...............................................
...........................................................
........................................................... Tanggal Kualifikasi
kompetensi:
Telpon/HP : .........................................................
...............................................
Kabupaten/Kota : .........................................................
Kualifikasi kompetensi untuk :
Provinsi : .........................................................
Qualified Service Provider
Riwayat Pelatihan :
TABEL 2
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih/Asesor)
Beri tanda pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah klinik/kegiatan
yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap langkah/kegiatan yang dilakukan
dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang tidak perlu dikerjakan karena tidak
sesuai dengan keadaan/situasi.
23
spekulum
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
26. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
27. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah
disediakan
28. Buka dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
29. Cuci tangan dengan air dan sabun
30. Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
31. Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus
dilakukan
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
Langkah/ Kegiatan Kasus
32. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
33. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
34. Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDRnya dicabut setiap saat
35. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
24
REKOMENDASI DAN SARAN
TABEL 3
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
(Diisi oleh Pelatih/Asesor)
Beri tanda pada kolom yang tersedia di sebelah kanan untuk setiap langkah klinik/kegiatan
yang dilakukan dengan memuaskan, tanda X untuk setiap langkah/kegiatan yang dilakukan
25
dengan tidak memuaskan dan TS untuk langkah yang tidak perlu dikerjakan karena tidak
sesuai dengan keadaan/situasi.
26
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
15. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
16. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang
disediakan
17. Rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
18. Cuci tangan dengan air dan sabun
KONSELING PASCA PENCABUTAN
19. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah
akibat pencabutan
20. Lakukan konseling untuk metode kontrasepsi yang lain bila klien ingin
mengganti dengan yang baru
21. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau beri
alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai
22. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
27
REKOMENDASI DAN SARAN
TABEL 4
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KLINIK DAN KONSELING
PEMASANGAN IMPLAN-2 PLUS
(Digunakan oleh Pelatih/Asesor)
Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini :
28
: Memuaskan : Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar
dilakukan sesuai dengan yang semestinya, dalam urutan yang
benar dan mematuhi standar yang ditetapkan
: Langkah atau kegiatan yang ada didalam prosedur standar
: Tidak memuaskan
diacu pada prosedur standar, tetapi beberapa diantaranya
tidak dapat memenuhi dan mengabaikan prinsip baku klinik
yang telah ditetapkan
: Langkah atau kegiatan tidak perlu dilakukan karena penilai
: Tidak diamati
telah mempunyai nilai untuk langkah dimaksud atau langkah
tersebut tidak dimasukkan dalam penilaian kinerja
29
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
13. Pasang doek steril/DTT di tempat pemasangan Implan-2 Plus
Pemasangan kapsul Implan-2 Plus
14. Suntikkan anestesi lokal secara intrakutan
15. Lanjutkan dengan anestesi subdermal di tempat insisi dan alur
pemasangan implan-2 (masing-masing 1 cc)
16. Uji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit
17. Buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi/skalpel hingga subdermal
18. Masukkan ujung trokar (tanda panah di atas) melalui luka insisi
hingga mencapai subdermal kemudian ungkit dan dorong sejajar
kulit hingga tanda 1 (trokar) berada di luka insisi
19. Masukkan pendorong (tanda panah di atas) dan masukkan
ujungnya ke dalam trokar, putar 180 untuk masuk ke alur kapsul
20. Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah
pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal
21. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga tanda 2 mencapai luka insisi
22. Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian
dorong trokar (mengikuti alur kaki segitiga terbalik) hingga tanda 1
mencapai luka insisi
23. Putar pendorong 180 hingga masuk ke alur kapsul kemudian tarik
trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 2 di
subdermal
24. Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong
(bersamaan) hingga keluar seluruhnya melalui luka
25. Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada
posisi yang telah direncanakan
Tindakan pasca pemasangan
26. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
27. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
28. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
29. Buang peralatandan bahan habis pakai ke tempatnya
30. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
31. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pemasangan
32. Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik
30
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
33. Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat
klien harus datang ke klinik
34. Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi,
kontrol dan mencabut Implan-2 Plus
35. Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang
31
REKOMENDASI DAN SARAN
TABEL 5
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA KETERAMPILAN KLINIK DAN
KONSELING MENCABUT IMPLAN-2
(Digunakan oleh Pelatih/Asesor)
Kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan suatu prosedur atau
32
kegiatan, ditentukan berdasarkan ketentuan berikut ini :
33
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2
c. Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit ujung kaudal dengan klem
lengkung (mosquito)
d. Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari jaringan ikat) sehingga
dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal dan letakkan di dalam
wadah yang tersedia.
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
B. Pencabutan dengan Teknik Hand Pop Out
a. Suntikkan anestesi (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
subdermal (di bawah ¼ ujung kapsul)
b. Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3 mm pada kulit
c. Dorong kapsul hingga mencuat dari luka insisi dan jepit ujung
kaudal dengan klem mosquito/pean lengkung
d. Tarik kapsul ke luar dari luka insisi, bersihkan ujung kapsul (dari
jaringan ikat) sehingga dapat dijepit dengan pinset/pean
e. Tarik ujung kapsul untuk mengeluarkannya dari lapisan
subdermal dan letakkan kapsul pada tempatnya
f. Lakukan langkah yang sama untuk mencabut kapsul kedua
C. Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
a. Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan subdermal di bawah
ujung kapsul dan lakukan uji efek anestesi
b. Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada kulit untuk menjepit
batang kapsul dengan klem ‘U’ atau klem fiksasi
c. Angkat klem ‘U’ dan presentasikan ujung kapsul sehingga dapat
dilakukan pembebasan jaringan ikat di bagian tersebut
d. Bersihkan dan dorong jaringan ikat pembungkus kapsul dan
jepit ujung kapsul dengan klem diseksi
e. Tarik keluar ujung kapsul hingga seluruh batang kapsul dapat
dikeluarkan dan letakkan kapsul tersebut pada mangkok
f. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Tindakan pasca pencabutan
10. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
11. Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan kapsul
12. Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medik
13. Buang peralatan dan bahan habis pakai ke tempatnya
34
KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING
MENCABUT IMPLAN-2
14. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
15. Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling pasca pencabutan
16. Jelaskan cara merawat luka dan jadwal kontrol
17. Jelaskan kondisi yang menyebabkan klien harus kembali ke Klinik
18. Beri penjelasan terkait dengan pasang ulang atau rencana
reproduksi atau pilihan alat kontrasepsi lainnya
19. Observasi selama 5 menit sebelum klien pulang
35
REKOMENDASI DAN SARAN
TABEL 6
IDENTITAS DAN KINERJA FASILITAS PELAYANAN
36
Strata / Klas : .............................................
Alamat : ................................................................................................................
Kecamatan/Kabupaten/Kota: ...........................Telp...........................
37
PENGAMATAN INPUT (FASILITAS dan RUANGAN)
Instruksi: Pada lajur tampilan, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang
sesuai dengan tolok ukur dan 0 bila tidak sesuai dengan tolok ukur
38
PENGAMATAN PROSES KINERJA
Nilai 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang
40
4. Cara membuat disinfektan kimiawi 1. Tidak menggunakan
formula
2. Menggunakan
formula tetapi tidak
tepat
3. Mengikuti prosedur
yang sesuai formula
5. Ketersediaan 1. Tidak cukup, tersedia
kurang 24 jam
2. Cukup, tersedia
kurang 24 jam
3. Cukup, tersedia 24
jam setiap waktu
6. Saat mulai menghitung waktu 1. Mulai direndam
2. Mulai mendidih/
direndam
7. Alat perebus Wadah 1. Tidak, kukusan /
perendaman panci/ plastik box
2. kukusan/ panci/
plastik box
8. Cara mengangkat instrumen 1. Tidak menggunakan
penjepit
2. Menggunakan
penjepit
9. Proses pengeringan 1. Tidak dalam panci/
diatas kain
2. Dalam panci/ diatas
kain
Sterilisasi
Panas
Kering Basah dengan tekanan
10. Sumber tenaga 1. Tidak dipanaskan
2. Listrik/ kompor
11. Lama pemanasan 1. Dibawah 30 menit
2. 30’ otoklaf/ 60’ oven
Kimiawi
12. Larutan yang digunakan 1. Tidak Glutaraldehida
2. Glutraldehida
13. Lamanya proses 1. Tidak 10 jam
2. 10 jam
14. Kondisi instrumen dalam larutan 1. Terendam
seperempat
2. Terendam setengah
3. Terendam penuh
dalam air
15. Cara membuat sterilan kimia 1. Tidak sesuai petunjuk
produsen
2. Sesuai petunjuk
produsen
16. Ketersediaan larutan 1. Tidak cukup, tersedia
kurang 24 jam
2. Cukup, tersedia
Sterilisasi
kurang 24 jam
41
3. Cukup, tersedia 24
jam setiap waktu
17. Indikator penggantian larutan 1. 48 – 60 jam
2. 24 jam
3. keruh langsung ganti
Nilai 51
Penyimpanan
1. Dalam larutan Kering
Dalam wadah kering
2. Dalam wadah : DTT Steril 1. Tidak sesuai
2. Sesuai proses
peralatan
3. Pembungkusan kertas plastik 1. Tidak sesuai
2. Sesuai lama
penyimpanan
Wadah disimpan :
4. Dalam lemari 1. Tidak lemari
instrumen
2. Lemari instumen
5. Di atas meja 1. Tidak meja instrumen
2. Meja instrumen
6. Batas waktu penyimpanan 1. Tidal dituliskan
2. Dituliskan
7. Label waktu proses intrumen 1. Tidak tercantum
2. Tercantum
8. Proses ulang (bila belum terpakai) 1. Tidak tercantum dan
dilakukan
2. Tercantum dan
dilakukan
Nilai 24
43
berfungsi
3. Ada dan berfungsi
12. Menetapkan Strategi Mutu 1. Tidak membuat
2. Membuat tetapi tidak
sesuai
3. Sesuai mengikuti
prosedur
13. Pelaksanaan Rekomendasi Perbaikan 1. Tidak diperbaiki
2. Tidak sesuai
3. Sesuai rencana
14. Evaluasi Efektifitas Upaya Perbaikan 1. Tidak ada
Mutu 2. Ada, tidak berjalan
baik
3. Ada dan berjalan
baik
15. Upaya Meningkatkan Mutu 1. Tidak ada
2. Ada dan tidak
berjalan baik
3. Ada dan berjalan
baik
Nilai 45
44
TABEL 7
DAFTAR TILIK KELENGKAPAN SYARAT KAMAR TINDAKAN
Instruksi : Pada lajur tampilan, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang
sesuai dengan standar dan 0 bila tidak sesuai dengan standar.
Ruang Koridor
Hasil Pengamatan Standar
1. Pengamanan sebelum pintu ada
masuk
2. Ukuran 4 x 3 x 2,5 meter
(p x l x t)
3. Ventilasi sirkulasi terbuka
4. Kebersihan Bersih dan terpelihara
5. Pintu masuk 2,5 x 1,5 meter
6. Alur ke ruang ganti terpisah dengan alur
pasien
7. Ketentuan kamar bersalin/ Tertulis
tindakan
Nilai 7
Ruang Ganti
Hasil Pengamatan Standar
1. Pintu masuk 2,5 x 1,5 meter
2. Ukuran 2,5 x 2 x 2,5 meter
(p x l x t)
3. Ventilasi semi-closed
4. Kebersihan Bersih
5. Lemari pakaian dan atribut baik dan bersih
6. Kelengkapan pakaian dan atribut lengkap
7. Jumlah pakaian dan atribut tersedia dan aman
8. Tempat pakaian luar tersedia dan aman
9. Tempat penyimpanan sepatu tersedia dan aman
10. Alur ke ruang cuci tangan khusus dan terkoneksi
(operator)
11. Alur ke kamar tindakan (klien) khusus dan terkoneksi
Nilai 11
45
9. Sikat dan wadahnya cukup dan terlindung
10. Kran air dan bak cuci berfungsi baik dan bersih
11. Alur pembuangan air lancar dan bersih
12. Penggunaan lain bak cucian khusus cuci tangan
Nilai 12
Kamar Tindakan
Hasil Pengamatan Standar
1. Pintu masuk 2 (2,5 x 1,75) meter
2. Pengamanan alat dan ruang baik dan terjamin
3. Ukuran 4 x 6 x 2,5 meter
(p x l x t)
4. Lantai keramik
5. Dinding keramik
6. Langit-langit bahan yang mudah
dicuci
7. Kebersihan bersih
8. Jadwal pembersihan kamar ada dan dijalankan
tindakan
9. Cara pemeliharaan peralatan teratur dan baik
10. Bahan pembersih cukup dan baik
11. Upaya menjaga sterilitas baik dan dilaksanakan
12. Kondisi ranjang bersalin/tindakan baik dan bersih
13. Topografi dengan peralatan baik dan benar
sekitar
14. Penyimpanan instrumen steril baik dan steril
15. Pencahayaan baik dan cukup
16. Kapasitas penggunaan sesuai
17. Jumlah khalayak (rata-rata) 5 orang/ tindakan
18. Peraturan dalam kamar tindakan ada dan dilaksanakan
19. Tenaga pengelola khusus tersedia
20. Kelengkapan instrumen lengkap
21. Tindakan dan peralatan tersedia dan berfungsi
gawatdarurat
22. Alur klien khusus
23. Alur keluar khusus
24. Alur ke ruang pulih khusus
25. Alur ke ruang olah instrumen terintegrasi
26. Alat pengatur suhu cukup dan berfungsi
baik
27. Ventilasi cukup
28. Akses penanggulangan gawat baik dan berfungsi
darurat
Nilai 28
46
4. Area 4* baik dan berfungsi
5. Ukuran ruang 3 x 2,5 x 2,5 meter
(p x l x t)
6. Hubungan dengan ruang lain terintegrasi
7. Ventilasi cukup
8. Kebersihan bersih
9. Kualitas olah instrumen sesuai standar
Nilai 9
Pengolahan Limbah
Hasil Pengamatan Standar
1. Protokol pengolahan limbah cair ada dan dilaksanakan
2. Proses untuk limbah cair ada dan dilaksanakan
3. Alur limbah cair baik dan aman
4. Protokol pengolahan limbah ada dan dilaksanakan
kering
5. Proses combustible wastes ada dan dilaksanakan
6. Proses non-combustible wastes ada dan dilaksanakan
7. Pengamanan lingkungan baik dan berkualitas
8. Pencemaran akibat limbah tidak ada pencemaran
9. Area khusus pengolahan limbah baik dan aman
Nilai 9
47
BIMBINGAN DARI PENILAI
48