PENYUSUN :
JAKARTA
2018
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………03
Gastroretentive……………………………………………………………03
Rumusan Masalah………………………………………………………...04
Gastroretentive……………………………………………………………05
Evaluasi Gstroretentive…………………………………………………...10
Mekanisme Swelling……………………………………………………...11
Keuntungan Gastroretentive………………………………………………12
Formula gastroretentive…………………………………………………...13
Saran ……………………………………………………………………...16
2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rute oral merupakan rute pemberian obat yang paling diterima oleh konsumen dan
beberapa orang lebih memilih obat dalam bentuk tablet.
Beberapa obat memiliki indeksi absorbsi sempit dan obat yang transportnya dimediasi
pembawa didaerah lambung dan bagian atas usus kecil memiliki bioavailabilitas rendah ketika
diberikan dalam bentuk sediaan konvensional.
GASTRO RETENTIVE
Obat Gatroretentif adalah system penghantaran obat yang memiliki kemampuan menahan
obat di dalam saluran pencernaan khususnya di lambung untuk memperanjang periode waktu,
lalu setelah obat lepas selama periode waktu yang disyaratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi
tanpa menyebabkan gangguan pencernaan.
GDDS ( Gastroretentive Drug Delivery System ) adalah suatu system penghantaran obat
dimana obat tersebut tertahan dalam saluran pencernaan khususnya pada lambung guna untuk
memperpanjang waktu pemakaian.
Gastroretentive adalah bentuk sediaan yang bertahan di lambung. System ini dapat
meningkatkan penghantaran obat dilambung secara terus menerus dalam periode waktu yang
lama sehingga diharapkan dapat meningkatkan biavailabilitasnya.
Salah satu kelemahan dalam pengobatan secara oral adalah cepatnya obat-obat,
khususnya yang digunakan untuk mengobati lambung dan melintasi lambung, sehingga
bioavailabilitasnya berkurang.
3
Sediaan obat Gastroretentif ini menambah waktu bagi obat untuk bertahan dilambung,
sehingga biovabilitas obat menjadi maksimal.
RUMUSAN MASALAH
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
GDDS ( Gastroretentive Drug Delivery System ) adalah suatu system penghantaran obat
dimana obat tersebut tertahan dalam saluran pencernaan khususnya pada lambung guna untuk
memperpanjang waktu pemakaian.
Gastroretentive adalah bentuk sediaan yang bertahan di lambung. System ini dapat
meningkatkan penghantaran obat dilambung secara terus menerus dalam periode waktu yang
lama sehingga diharapkan dapat meningkatkan biavailabilitasnya.
Salah satu kelemahan dalam pengobatan secara oral adalah cepatnya obat-obat,
khususnya yang digunakan untuk mengobati lambung dan melintasi lambung, sehingga
bioavailabilitasnya berkurang.
Obat Gatroretentif adalah system penghantaran obat yang memiliki kemampuan menahan
obat di dalam saluran pencernaan khususnya di lambung untuk memperanjang periode waktu,
lalu setelah obat lepas selama periode waktu yang disyaratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi
tanpa menyebabkan gangguan pencernaan
System tertahan dilambung salah satu bentuk sediaan lepas terkendali oral yang
memungkinkan obat untuk tinggal lebih lama di saluran gastrointestinal bagian atas adalah
sediaan dangan system penghantaran obat tertahan di lambung ( gastroretentive ). Pada system
penghataran lepas terkendali tertahan di lambung, zat aktif yang cock digunakan adalah obat
yang memiliki absorbs utam di lambung atau usus bagiaan atas.
Dan obat itu tidak stabil pada pada lingkungan usus halus atau kolon, dan memiliki
kelarutan yang rendah pada pH yang tinggi .
Bentuk sediaan tertahan di lambung dapat mengatur pelepasan ibat yang memiliki indeks
terapeutik yang sempit, dan absorbs yang baik dilambung.
Secara umum, system penghantaran obat tertahan di lambung terdiri dari system
mengembang ( swelling system ).
5
MACAM-MACAM SISTEM GASTRORETENTIF
-Merupakan system yang memiliki densitas bulk lebih rendah dari pada isi lambung.
-System inin memiliki potensial untuk pelepasan obat secara berkelanjutan dan tinggal
-Pada tahap akhir, sisa system harus dapat dikosongkan dari lambung.
Teknik floating :
-Effervescent
-Non-Effervescent
* Alginate beads
6
Tipe floating system :
Berikut penjelasan :
-Sistem ini merupakan bentuk sediaan unit tunggal yang mengandung satu atau lebih gel
-Obat biasanya dicampur dengan suatu polimer dan biasanya diberikan dalam kapsul
gelatin. Biasanya kapsul ini siap melarut dalam cairan lambung. Hidrasi dan
karena reaksi mereka dengan asam lambung atau koformulasi sebagai asam sitrat
-Pada system unit tunggal, substansi effervescent berada dalam polimer hidrofilik
-Sistem ini terdiri dari beberapa senyawa pembentuk gel. ex: lar.Na alginate.
7
2. Biadhesive drug sistem
Pada system ini bentuk sediaan akan melekat pada permukaan mukosa dalam saluran
pencernaan yang menghasilkan retensi lambung berkepanjangan.
3. Expandable system
Didalam lambung setelah kontak dengan cairan lambung, sediaan inin akan mengembang
menjadi ukuran yang lebih besar sehingga retensi lambung tercapai. Setelah obat lepas system ini
harus bertahan menjadi bentuk akhir yang kecil untuk memudahkan evakuasi.
-Unfoldable system
System yang dikompresi ditempatkan dalam pembawa seperti kapsul. Pada waktu kontak dengan
cairan lambung system ini mengembang menjadi bentuk yang dapat bertahan dalam lambung
selama periode waktu tertentu.
-Swellable system
Swellable system dapat bertahan karena sifat mekanik system ini. System ini
mengabsorbsi air dan kemudian mengembang. Pada awalnya bentuk sediaan ini sangat kecil
untuk ditelan, setelah mencpai lambung bentuk sediaan akan mengembang dalam ukuran mereka
dan menyebabkan retensi.Suatu bentuk sediaan di dalam perut akan bertahan di transit
lambung.System ini mengembang berkali kali lebih besar dari pada ukuran aslinya.
System ini memiliki hidrogel super porous yang mengembang mejadi ukuran yang
seimbang karena sifat mereka yang cepat menyerap air dengan pembasahan melalui pori-pori
mereka.
Mereka mengembang menjadi ukuran yang lebih besar dan dapat menahan tekanan
dengan kontraksi lambung.
8
Sistem Floating ( system mengapung )
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1968, merupakan suatu
sistem dengan densitas yang kecil, memiliki kemampuan mengambang kemudian mengapung
dan tinggal di dalam lambung, obat dilepaskan perlahan pada kecepatan yang dapat ditentukan.
Sistem mengapung pada lambung berisi obat yang pelepasannya perlahan-lahan dari
sediaan yang memiliki densitas yang rendah/Floating Drug Delivery System (FDDS) juga biasa
disebut Hydrodinamically Balanced System (HBS).
1. Sistem Effervescent
Pada sistem effervescent biasanya menggunakan matriks dengan bantuan polimer yang dapat
mengembang seperti metil selulosa, kitosan, dan senyawa effervescent seperti natrium
bikarbonat, asam tartrat, dan asam sitrat.
Sistem effervescent ketika kontak dengan asam lambung maka akan membebaskan gas
karbon dioksida yang akan terperangkap di dalam senyawa hidrokoloid yang mengembang.
Sehingga menyebabkan sediaan akan mengambang.
2. Sistem Non-Effervescent
Setelah pemberian maka sediaan ini akan mengembang ketika kontak dengan cairan
lambung, masih berbentuk utuh dengan densitas bulk kurang dari satu. Udara yang terjerap di
dalam matriks yang mengembang mengakibatkan sediaan mampu mengambang, membentuk
struktur yang mirip gel. Kemudian struktur gel bertindak sebagai reservoir untuk obat yang akan
dilepaskan perlahan-lahan dan dikontrol oleh difusi melalui lapisan gel.
9
EVALUASI GASTRORETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEM
Waktu awal mengapung dan durasi mengapung dilakukan dalam alat disolusi USP II dalam
cairan lambung simulasi.
Interval waktu antara permulaan tablet masuk ke medium disolusi hingga tablet mencapai
permukaan disebut waktu awal mengapung dan durasi mengapung diamati secara visual.
Swelling studies :
-tablet ditimbang satu persatu dan ditempatkan dalam cawan petri yang mengandung 15 ml dari
0,1 N HCL.
-pada interval waktu tertentu tablet diambil dari cawan petri dan kelebihan permukaan air
dihilangkan menggunakan kertas saring
-tablet yeng mengembang dikeringkan pada 60o C selama 24 jam dalam suatu oven dan dijaga
dalam desikator selama 24 jam dan ditimbang kembali.
10
MEKANISME SWELLING ( MENGEMBANG )
Ketika suatu hydrogel terpapar dalam medium air, air akan di absorbs oleh hydrogel.
Setelah terpapar dengan air, tiga bagian dari matriks hydrogel dapat dibedakan, yaitu :
- Bagian yang paling cepat mengembang dalam air, secara mekanik lemah , lapisan
hidrogel ini akan bertindak sebagai barrier difusi untuk air yang tersisa.
- Bagian ini dicirikan dengan mengmbang sedang dan relative kuat.
- Bagian yang belum mendapatkan air dan hamper dalam bentuk glassy untuk waktu
yang lama.
- Kandungan air dari hydrogel bertambah dari inti ke permukaan sementara kandungan
hydrogel berkurang
- Ukuran obat
- Polimer
- Kelarutan obat
- Jenis polimer
- Interaksi obat polimer dan transisi glass rubber dari partikel hydrogel.
11
KEUNTUNGAN GASTRORETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEM
-Meningkatkan kelarutan obat-obatan yang kurang larut pada lingkunga atau pH yang
tinggi.
12
BAB III. PEMBAHASAN
NaHCO3 (Natrium Bicarbonat) : bahan alkali, bahan terapeutik secara umum digunakan sebagai
sumber karbondioksida dalam tablet effervescent dan granul.
Asam Sitrat : pemberi rasa asam, bahan penyangga, bahan pewarna encer dalam pembuatan
produk digunakan untuk menyesuaikan pH larutan dan digunakan dalam persiapan granul
effervescent.
Methocel K15M :
Glimepiride : obat dengan fungsi mengontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
Avicel (mikrokristalin selulosa): bahan penghancur yang membantu hancurnya tablet menjadi
granul, selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun ketika tablet kontak dengan cairan
lambung sehingga meningkatkan disolusi tablet.
HPMC : polimer tersebut mudah membentuk gel dan merupakan pH bebas. Polimer yang dapat
mengendalikan kecepatan pelepasan bahan obat pada sediaan lepas lambat dan dapat juga
digunakan sebagai bahan perekat.
13
PEMBUATAN FORMULA TABLET
Tablet lepas lambat ranitidin HCl dengan floating system dibuat secara granulasi basah, dengan
mencampurkan ranitidin HCl, natrium bikarbonat dan Methocel K15M hingga homogen,
kemudian ditambah musilago amili 10 % sampai terbentuk massa granul basah. Massa granul
diayak dengan ayakan 14 mesh, dan dikeringkan dengan FBD pada suhu 40 °C selama 20 menit.
Granul kering diayak dengan ayakan 16 mesh, kemudian ditambah asam sitrat dan magnesium
stearat dan dikempa.
Formula gastroretentif ranitidine HCL dibuat 13 formula berdasarkan metode optimasi dengan
simplex lattice desain dengan tiga variabel bebas (3 komponen) campuran ketiga komponen
tersebut dan formulanya terlihat seperti pada tabel satu. Dalam penelitian ini total campuran X1 +
X2 + X3 untuk tiap formula adalah 200 mg dengan bobot total tablet 546 mg yang mengandung
336 mg ranitidine HCL atau setara dengan 300 mg ranitidine.
Proses pembuatan tablet glimepirid memakai desain faktorial dengan karbopol 15 mg aras
rendah, 70 mg aras tinggi dan HPMC K4M 10 mg aras rendah, 50 mg aras tinggi. bahan
glimepirid, karbopol, HPMC K4M, natrium bicarbonat, magnesium stearat, dan avicel seperti
yang tertera pada Tabel 1. Semua bahan dicampur menjadi serbuk homogen lalu dikompresi
langsung dengan mesin pencetak tablet single punch (DTP) dengan berat dikontrol sebanyak 200
mg per tablet.
14
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Gastroretentive Floating System
Yaitu sediaan lepas terkendali oral dengan system penghantaran obat tertahan di lambung yang
memiliki kemampuaan mengambang kemudiaan mengapung dan tinggal dilambung untuk
beberapa waktu serta memungkinkan obat untuk tinggal lebih lama di saluran gastrointestinal
bagiaan atas lalu obat dilepaskan perlahan pada kecepatan yang dapat ditentukan.
Floating System
Dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam diantaranya adalah adalah non effervescent system dan
effervescent system . sedangkan hal yang harus di perhatikan dalam Gastroretentive Floating
Syestem diantarannya adalah berat jenis, ukuran , bentuk bentuk sediaan, satu atau bberapa
satuan formulasi, tempat terisi , atau tidak terisi, makanan alami, konten kalori, frekuensi makan,
jenis kelamin, usia, postur tubuh, pemberiaan obat bersamaan, dan factor biologis, %
keunggulan.
Gastroretentive Floating
(sediaan lepas lambat) memiliki beberapa keunggulan disbandingkan beberapa sediaan tablet
konsesional. % keuunggulan tersebut antara lain :
*Mengurangi efek merugikan karena tidak ada fluktuasi kadar obat di dalam darah
15
SARAN
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah selanjutnya
lebih baik lagi. Demikian kami ucapkan terimakasih.
16