Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


KBBI (Online: http://kbbi.web.id/kurikulum) dijelaskan bahwa “Kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan dan perangkat mata
kuliah mengenai bidang keahlian khusus”.
Dalam bukunya Arifin (2013: 2-3) pengertian kurikulum dibagi menjadi dua bagian
yaitu secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Sedangkan secara terminologis,
istilah kurikulum (dalam pendidikan) sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.
Sedangkan dalam bukunya Hidayat (2013: 20-21) kurikulum digambarkan sebagai
bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk para peserta didiknya. Sebagai implikasi dari definisi ini, Hidayat
membaginya dalam beberapa penyataan di bawah ini:
1. Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan
kebudayaan masa lampau.
2. Penyampaian mata pelajaran akan membentuk mereka menjadi manusia
intelektualistik.
3. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah,
memnguasai mata pelajaran berarti telah mencapai tujuan belajar.
4. Terdapat keharusan bagi setiap siswa mempelajari mata pelajaran yang sama.
5. Sistem penyampaian yang digunakan guru adalah sistem penuangan.
Dari beberapa pengertian kurikulum di atas, sebenarnya kurikulum dibagi atas
kurikulum menurut padangan lama dan pandangan baru. Pandangan lama seperti yang
dijelaskan di atas bahwa kurikulum mempunyai tujuan untuk memperoleh ijazah.
Sedangkan menurut pandangan baru, bukan hanya itu saja melainkan kurikulum bisa
meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan,
kecakapan, dan sikap orang-orang yang melayani dan dilayani sekolah. Sehubungan

4
5

dengan pengertian kurikulum secara umum, penulis perlu menyampaikan pengertian


kurikulum yang lebih spesifik yaitu pengertian pengembangan kurikulum.
Menurut Hamalik (2007: 183-185) mengemukakan bahwa pengembangan
kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum
yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian
berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, berupa mata
pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu
pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pembelajaran kurikulum ganda
lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.
Adapun beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum menurut Hamalik
(2007: 184-185) yaitu sebagai berikut:
1. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas.
2. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar
yang baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
3. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antara
para pelajar.
4. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar-mengajar,
seperti tujuan, konten, aktivitas, sumber, alat pengukuran, penjadwalan, dan
fasilitas yang menunjang.
5. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan kemampuan antara
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari pengertian kurikulum dan pengembangan kurikulum di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa, pengertian kurikulum terbagi atas kurikulum menurut pandangan
lama dan kurikulum menurut pandangan baru. Keduanya mempunyai korelasi yang
menjadikan kurikulum dapat diimplementasikan lebih baik. Sedangkan pengertian
pengembangan kurikulum yaitu proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan
perencanaan kurikulum yang lebih luas dan spesifik yang di dalamnya berhubungan
dengan komponen belajar-mengajar.
6

B. Unsur Pengembangan Kurikulum


Kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan perencanaan dan sosialisasi,
agar pihak-pihak terkait memiliki persepsi dan tindakan yang sama. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pengembangan kurikulum ini meliputi pakar ilmu pendidikan khususnya
mengenai kurikulum, administrator pendidikan, guru, orang tua, dan siswa. Unsur
pengembangan kurikulum tidak terlepas dari pihak-pihak terkait dalam pengembangan
kurikulum, seperti yang sudah penulis tuliskan pihak-pihak yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Maka dari itu, dibutuhkannya sumber daya manusia dalam
pengembangan kurikulum. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan di bawah ini.
Menurut Hamalik (2007: 228- 229) mengemukakan bahwa “Dalam proses
pengembangan kurikulum, keterlibatan unsur-unsur ketenagaan tersebut sangat penting,
karena memang disadari bahwa keberhasilan sesuatu sistem dan tujuan pendidikan
merupakan tanggungjawab bersama pada semua tahapan kurikulum, yaitu perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan kurikulum”. Di bawah ini adalah
deskripsi tugas atau wewenang pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum,
hal ini dikemukakan oleh Hamalik (2007: 229-231) yaitu sebagai berikut:
1. Pakar Ilmu Pendidikan
a. Duduk sebagai anggota panitia atau sponsor.
b. Mengajukan gagasan dan berbagai masukan yang diperlukan oleh panitia
pengembangan kurikulum.
c. Melakukan penelitian dalam bidang pengembangan kurikulum.
d. Menyusun buku sumber yang dibutuhkan sesuai dengan kurikulum yang
dikembangkan.
e. Memberikan latihan dan penataran bagi para pengembang kurikulum.
2. Administrator Pendidikan
Administrator pendidikan merupakan sumber daya manusia yang berada pada
tingkat pusat, provinsi, kotamadya atau kabupaten, dan juga kepala sekolah.
3. Guru
Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak di lapangan dalam
mengembangkan kurikulum.
7

4. Orang Tua
Orang tua siswa mempunyai peranan penting dalam proses belajar anaknya di
rumah, yaitu sebagai pengamat dalam proses belajar anaknya di rumah.
5. Siswa
Dalam meningkatkan kualitas siswa, para pembina kurikulum (dalam
kedudukannya sebagai guru) hendaknya tidak melepaskan diri dalam tanggung
jawabnya sebagai pendidik dan pembimbing, sehingga partisipasi siswa tersebut tidak
lepas dari bimbingan guru.
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam unsur
pengembangan kurikulum tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum tersebut. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan
kurikulum tersebut, di antaranya pakar ilmu pendidikan, administrator pendidikan, guru,
orang tua, dan siswa.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Arifin (2013: 27-28) bahwa “Pengambangan kurikulum harus berdasarkan
pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip yang dianut dalam pengembangan kurikulum
merupakan kaidah, norma, pertimbangan atau aturan yang menjiwai kurikulum itu.
Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang di
dalam kehidupan sehari-hari atau menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh sebab itu,
mungkin saja terjadi prinsip pengembangan kurikulum di suatu sekolah berbeda dengan
prinsip yang digunakan di sekolah lain”.
Selain dari pernyataan di atas, penulis akan menjelaskan kepada yang lebih rinci
mengenai prinsip-prinsip umum dan khusus dalam pengembangan kurikulum, pernyataan
ini disampaikan oleh Arifin (2013: 31-40) yaitu terbagi atas,
1. Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan dan Kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan suatu yang ingin dicapai dalam pendidikan.
Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek perilaku peserta didik, baik dalam
domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sedangkan kompetensi adalah
8

perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan


dalam pola berpikir dan pola bertindak.
b. Prinsip Relevansi
Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal.
c. Prinsip Efisiensi
Mampu mengefisiensikan situasi dan kondisi tempat di mana kurikulum ini akan
digunakan.
d. Prinsip Keefektifan
Dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu proses dan produk.
e. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum harus dikembangkan secara lentur (tidak kaku), baik dalam dimensi
proses maupun hasil.
f. Prinsip Integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang
bermakna dan berstruktur.
g. Prinsip Kontinuitas
Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, kesinambungan antar
pelajaran, kelas, maupun jenis pendidikan.
h. Prinsip Sinkronisasi
i. Prinsip Objektivitas
j. Prinsip Demokrasi

2. Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan kurikulum


a. Prinsip-Prinsip Tujuan Kurikulum
Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam
pengembangan kurikulum. Misalnya, survei mengenai kebutuhan-kebutuhan murid
dengan menggunakan angket, wawancara, dan observasi. (Sukmadinata, 2005:
dalam bukunya Arifin: 2013: 38)
b. Prinsip-Prinsip Isi Kurikulum
Isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu Negara. Isi kurikulum
haru diintegritaskan dalam nation dan character building. Isi kurikulum harus
9

mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya agar peserta didik memiliki mental,
moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta
memiliki fisik yang kuat dan sehat.
c. Prinsip-Prinsip Didaktik-Metodik
Prinsip ini meliputi: 1) semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus
fungsional dan praktis, 2) pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus
diselaraskan dengan taraf pemahaman dan perkembangan peserta didik, 3) guru
harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian, dan kemampuan peserta
didik, serta masih banyak yang lainnya.
d. Prinsip yang Berkenaan dengan Media dan Sumber Belajar
Prinsip ini menunjukkan kesesuaian media dan sumber belajar dengan standar
kompetensi dasar, materi pembelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat
perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis serta ekonomis.
e. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Prinsip ini meliputi, prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas,
prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas.

Dari beberapa pemaparan di atas mengenai prinsip pengembangan kurikulum,


maka penuliis dapat menyimpulkan bahwa, prinsip pengembangan kurikulum terbagi
menjadi dua prinsip, yang pertama adalah prinsip pengembangan kurikulum secara umum
dan yang kedua adalah prinsip pengembangan kurikulum secara khusus.

D. Landasan Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum merupakan salah satu yang mempunyai
peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Setiap tahapan dalam pengembangan
kurikulum baik perencanaan, perancangan, penyusunan kurikulum, implementasi sampai
pada evaluasi, harus memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip dasar
pengembangan kurikulum yang telah penulis jelaskan di atas. Maka dari itu, setelah penulis
mengkaji dan membaca beberapa referensi dari buku maupun media lainnya, penulis akan
memaparkan landasan pengembangan menurut beberapa ahli di bawah ini.
10

Menurut Hidayat (2013: 114-115) landasan kurikulum terbagi menjadi tiga aspek,
aspek tersebut adalah aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptuan. Penjelasannya
sebagai berikut:
1. Aspek Filosofis
Landasan filosofis didasarkan atas landasan filosofi pendidikan yang berbasis pada
nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta
kurikulum berorientasi pada pengembangan potensii.
2. Aspek Yuridis
Pengembangan kurikulum 2013 mengenai percepatan pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional menegaskan bahwa penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing
karakter bangsa.
3. Aspek Konseptual
Secara konseptual kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip relevansi.
Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga para siswa
mempelajari iptek yang benar-benar terbaru sesuai dengan perkembangan zamannya.
Jika di atas Hidayat menjelaskan landasan pengembangan kurikulum terbagi
menjadi tiga aspek yaitu aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptual. Beda halnya
dengan pernyataan dari ahli lainnya.
Arifin (2013: 47-78) mengemukakan beberapa landasan pengembangan kurikulum,
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Dari kedua pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,
landasan pengembangan kurikulum merupakan salah satu landasan yang mempunyai
peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Kedua pernyataan di atas, mempunyai
pemahaman yang sama yaitu sama-sama berperan dalam pengembangan kurikulum
sekalipun dilihat dari beberapa aspek yang berbeda.
11

E. Model Pengembangan Kurikulum


Kegiatan pengembangan kurikulum baik di tingkat satuan pendidikan sekolah
hingga perguruan tinggi, memerlukan suatu model yang dijadikan landasan teoretis untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Model atau kontruksi merupakan ulasan teoretis tentang
suatu konsepsi dasar. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, model merupakan ulasan
teoretis tentang proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula hanya
merupakan ulasan salah satu komponen kurikulum. Terdapat beberapa model
pengembangan kurikulum yang telah dikembangkan oleh para ahli.
Dalam bukunya Hidayat (2013: 80-86), terdapat beberapa model yang
dikembangkan oleh para ahli, di antaranya sebagai berikut:
1. Model pengembangan kurikulum Zais
Model pengembangan kurikulum Zais terbagi menjadi delapan model pengembangan.
Namun, yang paling dominan adalah model administrative dan model akar rumput
(Grassroots Approach). Model administrative menekankan kegiatannya pada orang-
orang yang terlibat dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Contohnya model
pengembangan ini dikembangkan di Indonesia sejak 1968-2004. Model ini menganut
sistem sentralistik dan Negara yang kemampuan professional tenaga pengajarnya masih
tergolong rendah. Sedangkan model akar rumput adalah model ini biasanya diawali dari
keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku. Mereka memiliki kebutuhan dan
keinginan untuk memperbaharui atau menyempurnakannya. Misalnya perubahan atau
penyempurnaan kurikulum dapat dimulai dari guru secara individual maupun secara
kelompok, kelompok guru mata pelajaran (MGMP).
2. Model pengembangan kurikulum Ralph W. Tyler
Model Tyler menekankan pada bagaimana merancang suatu kurikulum disesuaikan
dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan. Menurut Tyler (1970) ada empat hal
yang dianggap mendasar untuk mengembangkan kurikulum, pertama berhubungan
dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, kedua berhubungan dengan pengalaman
belajar uuntuk mencapai tujuan, ketiga berhubungan dengan pengorganisasian
pengalaman belajar, dan keempat berhubungan dengan pengembangan evaluasi.
12

3. Model pengembangan kurikulum Beauchamp


Menurut Beauchamp ada lima model pengembangan kurikulum, di antaranya adalah
menetapkan wilayah atau area yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum,
menetapkan personalia, menetapkan organisasi dan prosedur yang akan ditempuh,
implementasi, dan melaksanakan evaluasi kurikulum.
4. Model pengembangan kurikulum Oliva
Menurut Oliva (1988) suatu model kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif,
dan sistematik. Langkah yang dikembangkan dalam kurikulum model ini terdiri atas 12
komponen. Meliputi, a) menetapkan dasar filsafat, b) menganalisis kebutuhan
masyarakat, 3) merumuskan tujuan umum kurikulum, 4) merumuskan tujuan khusus
kurikulum, 5) mengorganisasikan rancangan implementasi kurikulum, 6) menjabarkan
kurikulum, 7) merumuskan tujuan khusus pembelajaran, 8) menetapkan dan menyeleksi
strategi pembelajaran, 9) menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian yang akan
digunakan, 10) mengimplementasikan strategi pembelajaran, 11) mengevaluasi
pembelajaran, 12) mengevaluasi kurikulum.

Dari model pengembangan kurikulum di atas yang dikemukakan oleh beberapa


para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum merupakan
ulasan teoretis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula
merupakan salah satu ulasan tentang salah satu bagian dari kurikulum. Hal ini, tidak bisa
dipisahkan dari serangkaian pengembangan kurikulum dan telah menjadi satu kesatuan
yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai