Anda di halaman 1dari 5

JURNAL

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI PUSKESMAS BANGSAL TAHUN 2017

Oleh :

KELOMPOK 3

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2017

ABSTRAK
Hubungan antara faktor status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas
Bangsal, Kabupaten Bojonegoro Tahun 2017, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Pembimbing Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes

Manfaat pemberian ASI secara eksklusif ternyata sangat luar biasa. Status ibu yang bekerja maupun tidak
bekerja bisa berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya, mengganggu tumbuh kembang dan ketrampilan
menurun. Data di atas menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif Puskesmas Bangsal ternyata masih jauh
di bawah target yaitu 25%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor status pekerjaan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro. Penelitian
ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh ibu yang memiliki
bayi usia 6-12 bulan yang ada di Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro dengan sampel sejumlah 48 responden
yang diambil secara simple random sampling. Variabel independen adalah status pekerjaan, sedangkan variabel
dependennya adalah pemberian ASI Eksklusif. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (α
= 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif sebagian besar (83,3%) tidak
bekerja. Sedangkan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif hampir separuhnya (41,7%) tidak bekerja dan
(36,1%) bekerja di luar rumah. Hasil uji chi-square, didapatkan P=0,018<α=0,05 sehingga H0 ditolak artinya ada
hubungan antara faktor status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas
Bangsal, Kabupaten Bojonegoro. Dapat disimpulkan ibu yang tidak bekerja berpeluang memberikan ASI Eksklusif
dibandingkan ibu yang bekerja. Maka diharapkan ibu yang bekerja agar tetap bisa memberikan ASI secara eksklusif,
dengan cara memerah ASI dan menyiapkannya di dalam botol untuk diberikan kepada bayinya saat ibu bekerja di luar
rumah.

Kata kunci : status pekerjaan dan pemberian ASI Eksklusif

PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari seharusnya 80 persen. Cakupan pemberian ASI
kehidupan masyarakat dalam pembangunan bangsa. eksklusif di beberapa desa di Kabupaten Mojokerto
Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini didapatkan Desa Nguluh sebesar 32,5%, Desa Sumber
mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang sebesar 31,7%, Desa Bangkle sebesar 29,3%, Desa
memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas Paras sebesar 28,9%, Desa Pleset sebesar 28,5%, Desa
manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Gempol sebesar 27,1%, Desa Cangkring sebesar
Pemberiaan ASI semaksimal mungkin merupakan 26,4%, sedangkan Desa Pohkonyal jumlah ibu yang
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan mempunyai bayi usi 6-12 bulan terdapat 54 orang dan
persiapan generasi penerus di masa depan. Dalam pencapaian ASI eksklusifnya sebesar 25 %. Cakupan
upaya meningkatkan status gizi dan kesehatan balita pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bangsal
pemerintah menjalankan program Peningkatan merupakan persentasi paling rendah dibanding dengan
Penggunaan Air Susu Ibu (PP ASI) yang menitik desa lain di wilayah Kabupaten Mojokerto, oleh karena
beratkan pada program ASI eksklusif sebagai program itu peneliti tertarik Puskesmas Bangsal Kabupaten
prioritas.1 Menyusui adalah suatu proses alamiah. Mojokerto sebagai tempat penelitian. Study
Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui pendahuluan di Kabupaten Mojokerto, 4 (66,7 %)
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. orang dari 6 ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 1
Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui tahun, yang bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif
anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam dan 2 (33,7 %) orang dari 6 ibu yang memiliki bayi
lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal usia kurang dari 1 tahun ibu tidak bekerja dan
yang alamiah tidaklah selalu mudah. Seiring dengan memberikan ASI Eksklusif.
perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu Faktor yang mempengaruhi program pemberian
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Ironinya ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal ASI
pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui Eksklusif yakni kurangnya pemahaman ibu, keluarga
justru kadang terlupakan.1. dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi,
Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Timur 2011, kurangnya memperoleh informasi tentang pemberian
jumlah bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI ASI eksklusif akibat ibu bekerja inilah yang
Eksklusif mencapai 31, 21 %. Berdasarkan Dinas memungkinkan dapat menyebabkan presentasi
Kesehatan Kabupaten Mojokerto Cakupan ASI menyusui ASI eksklusif di Indonesia rendah, pengaruh
Eksklusif tahun 2012 sebesar 43,53 %. Puskesmas perawatan waktu lahir, dan sosial budaya, gizi ibu,
Bangsal tahun 2013 sebesar 38,2 % dari target yang perawatan payudara.2 Manfaat pemberian ASI secara
eksklusif ternyata sangat luar biasa. Bagi bayi, ASI dengan menggunakan kuesioner Analisis data
eksklusif adalah makanan yang paling cocok, karena menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan
dapat memberikan gizi yang paling sesuai untuk (α = 0,05). Ho ditolak bila nilai probability lebih kecil
kebutuhan bayi, melindungi dari berbagai infeksi, dan dari nilai taraf kemaknaan (ρ < α). Penelitian ini
memberikan hubungan kasih sayang yang mendukung dilakukan di Puskesmas Bangsal, Kabupaten
semua aspek perkembangan bayi, termasuk kesehatan Bojonegoro.
dan kecerdasan bayi. Bagi ibu memberikan ASI
Eksklusif dapat mengurangi perdarahan pada saat
persalinan, menunda kesuburan dan meringankan HASIL PENELITIAN
beban ekonomi.1 Adanya pekerjaan dianggap penting
dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk Karakteristik Responden
dengan kegiatannya sendiri atau pekerjaan sehari–hari
akan memiliki waktu sedikit untuk memperoleh Tabel V.1 Karakteristik jumlah anak responden di
informasi terutama tentang pemberian ASI eksklusif.3 Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro tahun
Bekerja sebenarnya bukan suatu alasan untuk 2017
menghentikan pemberian ASI Eksklusif. Dengan Jumlah anak Jumlah (%)
pengetahuan yang benar tentang menyusui, 1 anak (primipara) 31 64,6
perlengkapan memompa ASI, dan dukungan 2-4 anak (multipara) 7 35,4
lingkungan kerja seseorang, ibu yang bekerja dapat > 4 anak (grandemulti) 0 0
memberikan ASI secara Eksklusif, adanya pojok Jumlah 48 100
laktasi di tempat bekerja atau tempat penyimpanan ASI Sumber : Data Primer
dan bagi ibu-ibu dianjurkan membawa termos untuk
penyimpanan botol.1 Penanganan yang dapat dilakukan Tabel V.1 menunjukkan bahwa sebagian besar
untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemerintah ibu mempunyai 1 anak (primipara) sebanyak 31
melakukan promosi kesehatan melalui media massa (64,6%) responden dan sebagian kecil ibu mempunyai
(TV, radio, koran dan lain-lain) tentang pentingnya 2-4 anak (multipara) sebanyak 7 (35,4%) responden
pemberian ASI eksklusif, dan menganjurkan kepada dan tidak satupun ibu mempunyai anak > 4 anak
instansi tempat ibu bekerja untuk menyediakan tempat (grandemulti) sebanyak 0 (0%) responden.
memerah susu dan tempat untuk menyimpan susu
(frezer). Tabel V.2 Karakteristik pendidikan responden di Desa
Status ibu yang bekerja maupun tidak bekerja bisa Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro tahun
berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif pada 2017
bayinya, mengganggu tumbuh kembang dan Pendidikan Jumlah %
ketrampilan menurun. Data di atas menunjukkan Dasar (SD-SMP) 12 25
bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif Kabupaten Menengah (SMA) 31 64,6
Mojokerto ternyata masih jauh di bawah target yaitu
25% dan merupakan persentasi paling rendah Tinggi (Akademi-PT) 5 10,4
dibanding dengan desa lain di wilayah Kabupaten Jumlah 48 100
Mojokerto, maka peneliti tertarik untuk melakukan Sumber : Data Primer
penelitian mengenai hubungan antara status pekerjaan
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur Tabel V.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
6-12 bulan di Puskesmas Bangsal, Kabupaten mempunyai pendidikan menengah (SMA) sebanyak 31
Bojonegoro. (64,6%) responden dan sebagian kecil ibu mempunyai
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui pendidikan dasar (SD – SMP) sebanyak 12 (25%)
hubungan antara faktor status pekerjaan ibu dengan responden dan berpendidikan tinggi (PT) sebanyak 5
pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di (10,4%) responden.
Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro.

Tabel V.3 Karakteristik umur responden di Puskesmas


METODE PENELITIAN Bangsal, Kabupaten Bojonegoro tahun 2017
Jenis penelitian ini adalah analitik analitik dengan Umur Jumlah %
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian seluruh < 21 tahun 6 12,5
ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang ada di 21-35 tahun 34 70,8
Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro dengan > 35 tahun 8 16,7
sampel sejumlah 48 responden yang diambil secara Jumlah 48 100
simple random sampling. Variabel independen adalah Sumber : Data Primer
status pekerjaan, sedangkan variabel dependennya
adalah pemberian ASI Eksklusif. Pengumpulan data
Tabel V.3 menunjukkan bahwa sebagian besar < α (0,05) sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan
ibu berumur antara 21-35 tahun sebanyak 34 (70,8%) antara status pekerjaan terhadap pemberian ASI
responden dan sebagian kecil ibu berumur >35 tahun Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas
sebanyak 8 (16,7%) responden dan ibu berumur <21 Bangsal, Kabupaten Bojonegoro tahun 2017.
tahun sebanyak 6 (12,5%) responden

Tabel V.4 Karakteristik status pekerjaan responden di PEMBAHASAN


Puskesmas Bangsal, Kabupaten Bojonegoro tahun
2017 Berdasarkan hasil penelitian karakteristik
Status Pekerjaan Jumlah % responden mayoritas responden mempunyai 1 anak
Tidak bekerja 25 52,1 (primipara) sebanyak 64,6%, sebagian besar ibu
Bekerja di dalam rumah 10 20,8 berpendidikan SMA (menengah) sebanyak 64,6%,
Bekerja di luar rumah 13 27,1 sebagian besar ibu berumur 21-35 sebanyak 70,8% dan
Jumlah 48 100 mayoritas ibu tidak bekerja sebanyak 52,1%. Hasil
Sumber : Data Primer penelitian pada tabel V.5 menunjukkan sebagian besar
ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 75%
Tabel V.4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu responden dan sebagian kecil ibu memberikan ASI
tidak bekerja sebanyak 25 (52,1%) responden, sebagian Eksklusif sebanyak 25% responden. Hal ini
kecil ibu yang bekerja di luar rumah sebanyak 13 menggambarkan cakupan pemberian ASI eksklusif
(27,1%) responden dan ibu yang bekerja di dalam masih rendah. Rendahnya cakupan ini dipengaruhi oleh
rumah sebanyak 10 (20,8%) responden. beberapa faktor salah satunya yaitu status pekerjaan.
Hasil penelitian tabel V.6 dapat diketahui bahwa
Tabel V.5 Karakteristik pemberian ASI Eksklusif responden yang memberikan ASI eksklusif sebagian
responden di Puskesmas Bangsal, Kabupaten besar (83,3%) tidak bekerja. Sedangkan responden
Bojonegoro tahun 2017 yang tidak memberikan ASI eksklusif hampir
Pemberian ASI Jumlah % separuhnya (41,7%) tidak bekerja dan (36,1%) bekerja
ASI Eksklusif 12 25 di luar rumah.
Tidak ASI Eksklusif 36 75 Hasil uji chi-square didapatkan nilai EF < 5
Jumlah 48 100 sebanyak 2 sel (33,3%) berarti tidak memenuhi syarat
Sumber : Data Primer uji chi-square untuk itu digunakan uji fisher exact test
dan didapatkan nilai probabilitas (P) = 0,018 dimana P
Tabel V.5 menunjukkan bahwa sebagian besar < α (0,05) sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan
ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 36 antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
(75%) responden dan sebagian kecil ibu memberikan Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas
ASI Eksklusif sebanyak 12 (25%) responden. Bangsal, Kabupaten Bojonegoro.
Pada ibu yang bekerja cenderung sibuk dengan
Tabel V.6 Tabulasi silang hubungan antara status pekerjaan mereka masing-masing sehingga tidak
pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi mempunyai cukup waktu untuk memberikan ASI
umur 6-12 bulan di Puskesmas Bangsal, Kabupaten secara eksklusif, sebagian dari mereka juga
Bojonegoro tahun 2017 berpendapat bahwa menyusui merupakan kegiatan
Pemberian Status Pekerjaan Jumlah yang menyita waktu karena mereka hanya duduk
ASI Tidak Bekerja dlm Bekerja luar n (%) berdiam diri untuk menyusui bayinya tanpa bisa
Eksklusif bekerja rumah rumah mengerjakan pekerjaan apapun. Sehingga dia tidak
n (%) n (%) n (%) memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
Ya 10 (83,3%) 2 (16,7%) 0 (0%) 12 (100%) keluarganya sehari-hari.4 Saat ini terjadi peningkatan
Tidak 15 (41,7%) 8 (22,2%) 13 (36,1%) 36 (100%) jumlah angkatan kerja wanita di berbagai sektor
Jumlah 25 (52,1%) 10 (20,8%) 13 (27,1%) 48 (100%) pekerjaan. Hal ini menyebabkan makin banyak ibu
(EF < 5) = 2 sel (33,3%) P = 0,018 yang harus meninggalkan bayi sebelum berusia 6 bulan
Sumber : Data Primer karena masa cuti yang telah habis.5
Hasil penelitian ini didapatkan 2 (16,7%) ibu
Hasil tabulasi silang tabel V.6 dapat diketahui yang bekerja di dalam rumah mau memberikan ASI
bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif secara Eksklusif, karena sebagian dari mereka
sebagian besar (83,3%) tidak bekerja. Sedangkan menganggap bahwa pekerjaan bukan merupakan suatu
responden yang tidak memberikan ASI eksklusif alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif karena
hampir separuhnya (41,7%) tidak bekerja dan (36,1%) mereka bisa menyempatkan dirinya untuk menyusui
bekerja di luar rumah. bayinya.
Hasil uji chi-square didapatkan nilai EF < 5 Bekerja bukan merupakan suatu alasan untuk
sebanyak 2 sel (33,3%) berarti tidak memenuhi syarat menghentikan pemberian ASI Eksklusif, mereka juga
uji chi-square untuk itu digunakan uji fisher exact test sudah sadar dan mengetahui mengenai betapa
dan didapatkan nilai probabilitas (P) = 0,018 dimana P pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada anak
mereka.4 Pengetahuan mempunyai pengaruh yang mulai cara pemberian dan cara perawatan payudara
sangat besar terhadap perilaku seseorang terutama pada kepada ibu agar pemberian ASI eksklusif berjalan
ibu yang sedang memberikan ASI pada bayinya, dengan baik. Dan memberikan penyuluhan kepada para
karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain suami sehingga dapat membantu memotivasi dan
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan mempromosi ASI Eksklusif kepada para ibu
seseorang.6
Menurut asumsi peneliti, status ibu bekerja dapat
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Pada
umumnya ibu rumah tangga yang tidak bekerja juga DAFTAR PUSTAKA
melakukan aktivitas seperti mengasuh anak, memasak,
membersihkan rumah serta pekerjaan rumah lainnya, 1. Roesli, Utami. 2005. Petunjuk Praktis Menyusui,
sedangkan ibu yang bekerja di dalam rumah, mereka Trubus Agriwidya. Jakarta.
bekerja untuk mendapatkan pendapatan tetapi masih 2. Supariasa, 2001 Pemantauan Status Gizi. EGC.
mempunyai waktu untuk menyusui anaknya. Jakarta.
Sedangkan pada ibu yang bekerja diluar rumah 3. Markum, AH. 2003. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.
terpaksa berpisah dari si kecil untuk sementara waktu Jakarta
sehingga ibu tidak bisa menyusui bayinya setiap saat. 4. Poedianto. 2002. Kiat Sukses Menyusui. Jakarta :
Ibu yang bekerja di luar rumah tetap bisa memberikan Aspirasi Pemuda.
ASI secara eksklusif, apabila ibu memerah ASInya dan 5. Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen
menyiapkannya di dalam botol untuk diberikan kepada Laktasi. Jakarta.
bayinya saat ibu bekerja di luar rumah. 6. Notoatmodjo, S. 2007. Pengantar Pendidikan dan
Untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
perlu adanya penggalakan program peningkatan ASI
Eksklusif dan lebih meningkatkan penyuluhan pada ibu
dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI
Eksklusif sehingga keluarga juga dapat berpartipasi
dengan memberikan dukungan dalam pemberian ASI
Eksklusif terutama suami.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1. Sebagian besar ibu tidak bekerja di Puskesmas
Bangsal, Kabupaten Bojonegoro.
2. Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif di Puskesmas Bangsal, Kabupaten
Bojonegoro.
3. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12
bulan di Puskesmas Bangsal, Kabupaten
Bojonegoro.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai
berikut :
Bagi ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuannya
tentang ASI eksklusif dengan mengikuti penyuluhan,
melalui media massa maupun media elektronik dan
mempersiapkan diri baik fisik maupun mental selama
kehamilan agar bisa memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya setelah melahirkan. Bagi ibu yang bekerja di
luar rumah, harus mulai belajar memerah ASI sebulan
sebelum masa cuti habis agar bayi dapat terus
diberikan ASI Eksklusif ketika ibu harus kembali
bekerja di luar rumah. petugas kesehatan diharapkan
memberikan promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai