Anda di halaman 1dari 9

Masih Belajar

Blog ini membantu kita semua untuk belajar mengenai teknologi hasil pertanian
atau pangan

 Home
 Sitemap
 Privacy Policy
 Disclaimer
 Contact Us
Saturday, October 3, 2015
Laporan Praktikum "Standarisasi"
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari yang namanya larutan, karena larutan
memegang peranan yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Dalam ilmu
kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi terjadi
dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama
dari dua komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena
terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan
dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan
gula dengan air, dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini
karena larutan sudah tercampur secara homogen.

Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi


yang tidak tepat dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya
dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi. Keterkaitan praktikum
kimia analitik mengenai standarisasi ini dengan pertanian yaitu digunakannya
senyawa-senyawa kimia sebagai pemberantas hama yang lebih kita kenal dengan
pestisida. Sebagian besar pestisida berbentuk larutan. Selain digunakan sebagai
pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun demikian, penggunaan larutan
kimia sebagai pupuk perlu diperhatikan penggunaannya. Penggunaan pupuk harus
sesuai dengan kadar yang telah ditentukan agar dapat mendukung sektor pertanian
dalam memproduksi hasil-hasilnya.
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat mengetahui apakah
larutan yang telah dibuat benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah
ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi asam basa adalah suatu titrasi
dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi penetralan). Prosedur analisis pada
titrasi asam basa ini adalah dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari
suatu asam atau basa yang bereaksi (Syukri, 2009).
Titrasi adalah cara analisis untuk menghitung jumlah cairan yang dibutuhkan
untuk bereaksi dengan sejumlah cairan lain. Dalam satu cairan yang mengandung
reaktan ditempatkan dalam biuret, sebuah tabung yang panjang salah satu ujungnya
terdapat kran (stopkok) dengan skala milimeter dan sepersepuluh milimeter. Cairan
di dalam biuret disebut titran dan pada titran ditambah indikator, perubahan warna
indikator menandai habisnya titrasi (Wahyudi, 2000).
Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan dan disebut homogen
karena sifat-sifatnya sama disebuah cairan. Karena larutan adalah campuran
molekul biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila
dibandingkan dalam larutan murni. Gaya tarik inter molekul tidak sejenis
menyebabkan pelepasan energi dan entalpi menurun. Lerutan pada dasarnya adalah
campuran homogen, dapat berupa gas, zat cair maupun padatan. Menyebabkan
komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara
lengkap. Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan yang semuanya
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut (atau larutan). Dengan
demikian setiap sistem konsentrasi menyatakan satuan yang digunakan zat terlarut,
kuantitasn zat terlarut pelarut (Annafi, 2007).
Zat yang ada di dalam jumlah yang relatif besar disebut pelarut (solvent).
Sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang relatif lebih sedikit disebut zat terlarut
(solut). Baik solut maupun solvent dapat berupa zat padat, cair, ataupun gas
(Andrian, 2003).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya
perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi (Harjadi,
2000).
Larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya, yang akan
digunakan pada analisis volumetri. Ada dua cara menstandarkan larutan
yaitu, 1. Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berattertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara
tepat. Larutan ini disebut larutan standar primer, sedangkan zat yang kita
gunakan disebut standar primer. 2.Larutan yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan cara menimbang zatkemudian melarutkannya untuk memperoleh
volum tertentu, tetapi dapatdistandartkan dengan larutan standar primer, disebut
larutan standar skunder. Zat yang dapat digunakan untuk larutan standar primer,
harus memenuhi persyaratan, 1. Mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun
dalam keadaan yang diketahuikemurniannya. Pengotoran tidak melebihi 0,01
sampai 0,02. 2. Harus stabil. 3. Zat ini mudah dikeringkan tidak higrokopis,
sehingga tidak menyerap uap air, tidak meyerap CO2 pada waktu penimbangan
(Sukmariah, 2000).
Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisis tirimetri apabila memenuhi
persyaratan berikut, 1. Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat
dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. 2. Reaksi harus sederhana dan
diketahui dengan pasti, sehingga didapat kesetaraanyang pasti dari
reaktan. 3. Reaksi harus berlangsung secara sempurna. 4. Mempunyai massa
ekuivalen yang besar. Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke
dalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya
sampai reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan
warna. Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena
penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana terjadinya perubahan
warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi
seharusnya sama dengan titik akhir teoritis (titik ekuivalen). Dalam prakteknya
selalu terjadi sedikit perbedaan yang disebut kesalahan titrasi (Sukmariah, 2000).
Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan tepat dikenal
sebagai standarisasi. Suatu larutan standar kadang-kadang dapat disiapkan dengan
menggunakan suatu sampel zat terlarut yang diinginkan, yang ditimbang dengan
tepat, dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal
ini hanya sedikit, disebut standar primer (Day, 2008).
III. PELAKSANAAN PRATIKUM
A.Waktu dan Tempat
Praktikum Kimia Analitik ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Pada Hari Selasa tanggal 01 Maret 2014 Pukul 13.00 – 15.00 WIB.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) Beker Glass 2) Buret 3)
Erlenmeyer 4) Gelas Ukur 5) Klem 6) Pipet Tetes 7) Statif.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 1) Aquadest 2) Garam
Oksalat (C2H2O4 . 5 H2O) 3) HCl 0,5 N 4) Indikator PP 5) NaOH 0,5 N.

C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah
1. Standarisasi larutan NaOH 0,5 N
a) Garam Oksalat (C2H2O4 . 5 H2O) yang ditimbang sebanyak 0,1 gr dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 250 mL.
b) Aquadest sebanyak 25 mL ditambahkan dan dikocok hingga homogen dan
ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes.
c) Larutan NaOH 0,5 N yang akan distandarisasi dititrasi sampai mencapai titik
ekivalen.
d) Konsentrasi larutan NaOH dihitung.

2. Standarisasi larutan HCl 0,5 N


a) Larutan HCl yang akan distandarisasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
b) Indikator pp ditambahkan sebanyak 3 tetes.
c) Larutan standar NaOH 0,5 N dititrasi sampai titik ekivalen.
d) Konsentrasi larutan HCl dihitung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah
Kelompok 1, 2, 3 :
N=
=
= 0,0634 N
Vt . Nt = Va . Na
4,4 . Nt = 25 mL . 0,0634 N
Nt = 0,36
Standarisasi : Vt NaOH . Nt = V NaHCl . Na
125 . 0,36 = 10 . Na
Na = 0,148

Kelompok 4 dan 5
V NaOH = 25 mL
M NaOH = 0,5 N
V HCl =
= 4,125 mL

B. Pembahasan
Larutan merupakan campuran yang homogen, terdiri dari pelarut (solvent) yang
memiliki proporsi lebih besar dan terlarut (solut) yang proporsinya lebih
kecil.Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah solut yang ada dalam
sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara
antara lain normalitas (jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan),
molalitas (jumlah mol solut per 1000 gram pelarut), molaritas (jumlah mol solut
dalam 1 liter larutan).
Kita tahu bahwa standarisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan secara teliti atau bisa juga diartikan sebagai
penentuan konsentrasi eksak dari suatu larutan standar. Larutan standar sendiri
merupakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk menstandarkan suatu
larutan dapat digunakan dua cara yaitu :
a. Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara
tepat. Larutan ini disebut larutan standar primer, dan zat yang kita gunakan disebut
standar primer
b. Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat
kemudian melarutkannya untuk memperoleh volume tertentu, tetapi dapat
distandarkan dengan larutan standar primer, disebut larutan standar sekunder.
Percobaan dalam praktikum kali ini melakukan dua standarisasi larutan, yaitu
standarisasi larutan NaOH 0,5 N dan standarisasi larutan HCl 0,5 N. Pada
standarisasi larutan NaOH 0,5 N, 0,1 gr garam oksalat yang telah dilarutkan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahakan indikator pp. Larutan tersebut
dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N yang akan distandarisasi sampai mencapai titik
ekivalen. Pada standarisasi larutan HCl 0,5 N, larutan HCl yang akan distandarisasi
dalam erlenmeyer ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes. Larutan tersebut
dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,5 N sampai mencapai titik ekivalen. Titrasi
pada kedua larutan tersebut dihentikan pada saat terjadinya perubahan warna dari
tetes terakhir yang menyebabkan terjadinya perubahan warna. Perlu diperhatikan
pada saat penetesan dan saat perubahan warna, jangan sampai terlalu pekat.
.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1. Untuk menguji larutan standar dilakukan dengan cara standarisasi.
2. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dinamakan larutan standar.
3. Menentukan konsentrasi suatu larutan harus dilakukan dengan teliti.
4. Banyak tetesan indikator sangat mempengaruhi perubahan warna pada proses
standarisasi.

5. Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian. 2003. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.


Annafi, 2007. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. PT. Cahaya
Bangsa : Bandung

Day, R. A. dan S. Keman. 2008. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.


Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia : Jakarta.
Sukmariah. 2000. Kimia Kedokteran Edisi 2. Binarupa Aksara : Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
Wahyudi, 2000, Jurnal Kimia dan Larutan No.5 Volume 2. Universitas Jendral
Sudirman : Purwokerto.

Diposting oleh EKO KRISTIANTO di 9:38 AM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: Laporan Praktikum

No comments:
Post a Comment

silahkan berkomentar dengan bijak dan sesai dengan topik pembahasan

Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Artikel

Ilmu Gizi

1. ILMU GIZI, PENCERNAAN DAN METABOLISME - New !!


2. Pola Konsumsi Pangan Dan Pedoman Umum Gizi Seimbang - New !!
3. Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Gizi - New !!

Laporan Praktikum

1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN


FIELD TRIP KE PAGARALAM
2. Laporan "Pola Respirasi"
3. Laporan Praktikum "Akurasi" - New !!
4. Laporan Praktikum "Konsentrasi Larutan" - New !!
5. Laporan Praktikum "Pengenalan Alat"
6. Laporan Praktikum "Pengenceran Larutan" - New !!
7. Laporan Praktikum "Spektrofotometri"
8. Laporan Praktikum "Standarisasi"
9. Laporan Praktikum "Suhu" - New !!
10. Laporan Praktikum "Tegangan Pemukaan" - New !!
11. Laporan Praktikum "Teknik Penggunaan Labu Ukur"
12. Laporan Praktikum "Titrasi" - New !!
13. Laporan Praktikum Teknologi Fermentasi Isolasi Bakteri Asam Laktat

Pulsa

1. Mau Jual Pulsa Takut Ribet? Ini Solusinya - New !!

Sitemap

ARTIKEL POPULER
Laporan Praktikum "Standarisasi"

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari


yang namanya larutan, karena larutan memegang peranan...

Profil
 EKO KRISTIANTO
 Wang Alus

Laporan THP
 Laporan Praktikum "Standarisasi"
 Laporan Praktikum "Pengenalan Alat"
 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI ISOLASI BAKTERI ASAM LAKT

Blog Archive
 April (7)
 October (8)
 October (2)

Kata Kunci
Ilmu Gizi Laporan Praktikum Pulsa

Anda mungkin juga menyukai