Kasus Dementia DR - Diva SANDY
Kasus Dementia DR - Diva SANDY
BAB I
PENDAHULUAN
fungsi kognitif dan demensia awal, dokter dan tenaga kesehatan lain juga
mempunyai peran yang besar dalam deteksi dini dan terutama dalam pengelolaan
pasien dengan penurunan fungsi kognitif ringan. Dengan diketahuinya berbagai
faktor risiko (seperti hipertensi,diabetes melitus,strok,riwayat keluarga,dan lain-
lain) berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif yang lebih cepat pada
sebagian orang usia lanjut,maka diharapkan dokter dan tenaga kesehatan lain
dapat melakukan upaya-upaya pencegahan timbulnya demensia pada pasien-
pasiennya. Selain itu,bila ditemukan gejala awal penurunan fungsi kognitif pasien
yang disertai beberapa faktor yang mungkin dapat memperburuk fungsi kognitif
pasien maka seprah dokter dapat merencanakan berbagai upaya untuk
memodifikasinya,baik secara farmakologis maupun non-farmakologis.
BAB II
3
LAPORAN PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN
3. ANAMNESIS
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari : Pasien dan informan
(alloanamnesis/anak kandung pasien).
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan :
Pasien sendiri
2. Sebab utama : Os merasa sering lupa
3. Keluhan utama : Os sering lupa, sulit mengungkapkan isi pikiran,
tidur tidak teratur.
4. RPS/RPP:
Keluhan dan gejala :
- Os sering lupa saat membaca doa.
- Os. sering lupa mengingat tempat meletakan barang- barang.
4
7. Riwayat premorbid
7.1 Riwayat Kehamilan
Anak yang diinginkan
a. Kesehatan fisik : dalam batas normal
b. Kesehatan mental : dalam batas normal
7.2 Riwayat Persalinan :
Persalinan normal dibantu oleh dukun
Berat badan lahir normal
7.3 Riwayat perkembangan motorik
Tidak ada masalah dalam perkembangan.
7.4 Kemampuan bicara
Os. bisa bicara dengan baik.
7.5 Interaksi sosial
Os. mudah bergaul dengan teman-temannya.
7.6 Perilaku
Os. sering lupa mengingat tempat meletakan barang-barang yang
baru saja diletakan. Os juga sulit mengungkapkan isi pikirannya.
Sejak beberapa bulan yang lalu os. lebih senang dirumah, os. hanya
mengerjakan pekerjaan rumah seadanya, sesekali membantu anak
berjualan di rumah, os. sudah jarang mengikuti kegiatan di luar
rumah.
7.7 Riwayat sosial
5
8. Riwayat Keluarga
a. Identitas orang tua
Identitas ORANGTUA
Ayah Tn. AB Ibu Tn. AB
Bangsa Indonesia Indonesia
Suku Jambi Jambi
Agama Islam Islam
Pendidikan Pesantren Tidak sekolah
Pekerjaan Petani Petani
Umur 74 (meninggal) 85 (meninggal)
Hubungan Ayah kandung Ibu kandung
Keterangan :
: laki – laki : Orangtua os.(sudah meninggal)
: : perempuan : Orangtua os.(sudah meninggal)
: Dementia
2. Alm. AR
3. Almh. SS
4. Almh. SS
5. Almh. SS
6. Ny. SH (48 tahun)
7. Ny.SR (43 tahun)
e. Gambaran kepribadian orang lain yang tinggal dirumah os.
hubungan terhadap os. : os. tinggal bersama anak ke-2 dan
keluarga anaknya, anak dan keluarga anaknya baik dan perhatian
kepada os.
4. STATUS MENTAL
7
1. Penampilan
3. Pembicaraan
5. Pikiran
Bentuk pikir : Tidak terganggu
Proses berpikir : Koheren
Isi pikiran :Tidak terganggu
6. Persepsi
Halusinasi : Tidak Ada
Ilusi : Tidak Ada
7. Sensorium dan Kognisi
Kesadaran : Kompos mentis
Orientasi : Tidak terganggu
Memori : Terganggu
Pengetahuan umum : Terganggu
8. Pengendalian impuls : Tidak terganggu
9. Daya nilai
Normal sosial : Tidak terganggu
Uji daya nilai : Tidak terganggu
8
5. DIAGNOSIS BANDING
1. F.00 Demensia Alzheimer
Memenuhi kriteria demensia karena adanya kriteria penurunan daya
ingat dan daya pikir, tidak adanya gangguan kesadaran dan
memenuhi kriteria demensia tipe alzheimer yakni:
Onset bertahap dengan deteriorasi lambat.
Onset biasanya sulit ditentukan waktu persis, tiba-tiba orang lain
sudah menyadari adanya kelainan tersebut.
Pada pemeriksaan fungsi kognitif dengan pemeriksaan MMSE
didapatkan skor 14, yakni definite gangguan kognitif.
9
6. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F00.1Dementia pada Penyakit Alzheimer Onset Lambat
Aksis II : F60.7 Gangguan Kepribadian Dependen
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF scale tertinggi 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik,
cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa. GAF
scale saat pemeriksaan 70-61 (beberapa gejala ringan &
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik.
7. TERAPI
1. Psikoterapi :
Psikoterapi dapat diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan
sesuai dengan gangguan psikologi yang mendasarinya. Adapun terapi yang dapat
dilakukan adalah :
- Terapi kognitif
- Terapi perilaku : tujuannya untuk meningkatkan aktivitas pasien,
mengikutkan pasien dalam tugas-tugas yang dapat meningkatkan
perasaan yang menyenangkan.
10
2. Farmakoterapi:
- Kolinesterase Inhibitor
Donepizil adalah kolinesterase inhibitor yang telah disetujui U.S.
Food and Drug Administration (FDA) yang digunakan dalam
pengobatan hendaya kognitif ringan samapi sedang penyakit
alzheimer.
- Sertralin (fatral) 25 mg
Sertralin termasuk obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake
Inhibitor), sertralin (fatral) adalah salah satu obat yang digunakan
untuk menganani berbagai gangguan mental. Sertralin berguna untuk
11
8. PROGNOSIS
Beberapa kasus dementia bisa diobati yang mana hal ini tergantung pada
pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya. Mempertahankan
kesehatan fisik pasien, adanya suatu lingkungan yang menyokong, dan
pengobatan psikofarmakologik yang simtomatik adalah penting untuk
kebanyakan tipe demensia.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
3.2 Klasifikasi
- penyakit Pick
- penyakit Creutzfeldt-Jacob
- penyakit Huntington
- penyakit Parkinson
- penyakit HIV
- dementia pada penyakit yang dispesifikasi di tempat lain
4. Dementia tak tergolongkan
Berdasarkan etiologi, Ny. SA termasuk dalam demensia Alzheimer.
3.3 Epidemiologi
Insidensi demensia meningkat secara bermakna seiring meningkatnya usia.
Setelah usia 65 tahun,prevalensi demensia meningkat dua kali lipat setiap
pertumbuhan usia lima tahun. Secara keseluruhan prevalensi demensia pada populasi
berusia lebih dari 60 tahun adalah 5,6%. Penyebab tersering demensia di Amerika
Serikat dan Eropa adalah penyakit Alzheimer,sedangkan di Asia diperkirakan
demensia vaskular.1 Dari seluruh penduduk sentenarian di Jepang,70% mengalami
demensia dengan 76%-nya menderita penyakit Alzheimer. Berbagai penelitian
15
16
pada seorang demensia tidak ditemukan gambaran patologik selain adanya Lewy
body maka kondisi ini disebut diffuse Lewy body disease,semntara bila ditemukan
juga plak amyloid dan neurofibrillary tangles maka disebut varian Lewy body dari
penyakit Alzheimer.4
16
17
17
18
lain umumnya timbul pada Demensia dengan Lewy Body (DLB) atau demensia
multi-infark.4
3.7 Penatalaksanaan
3.7.1 Penatalaksanaan Umum
Tujuan utama penatalaksanaan pada seorang pasien dengan demensia
adalah mengobati penyebab demensia yang dapat dikoreksi dan menyediakan
situasi yang nyaman dan mendukung bagi pasien dan keluarganya. Bila pasien
18
19
19
20
20
21
awal terapi, dapat dikurangi bila interval peningkatan dosisnya diperpanjang dan
dosis rumatan diminimalkan. Efek samping pada gastrointestinal juga dapat
diminimalkan bila obat-obat tersebut diberikan bersamaan dengan makan.
Penggunaan bersamasama lebih dari satu kolinesterase inhibitor pada saat yang
bersamaan belum pernah diteliti dan tidak dianjurkan.4,5
Antioksidan yang telah diteliti dan memberikan hasil yang cukup baik
adalah alfa tokoferol (vitamin E). Pemberian vitamin E pada satu penelitian
dapat memperlambat progresi penyakit Alzheimer menjadi lebih berat. Vitamin
E telah banyak digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan penyakit
Alzheimer dan demensia tipe lain karena harganya murah dan dianggap aman.
Dengan mempertimbangkan stres oksidatif sebagai salah satu dasar proses
menua yang terlibat pada patofisiologi penyakit Alzheimer, ditambah hasil yang
didapat pada beberapa studi epidemiologis, vitamin E bahkan digunakan sebagai
pencegahan primer demensia pada individu dengan fungsi kognitif normal. 3
Obat yang saat ini juga telah disetujui oleh FDA sebagai terapi pada
demensia sedang dan berat adalah memantin,suatu antagonis N-metil-Daspartat.
Efek terapinya diduga adalah melalui pengaruhnya pada glutaminergic
excitotoxicity dan fungsi neuron di hipokampus. Bila memantin ditambahkan
pada pasien Alzheimer yang telah mendapat kolinesterase inhibitor dosis tetap,
didapatkan perbaikan fungsi kognitif,berkurangnya penurunan status
fungsional,dan berkurangnya gejala perubahan perilaku.4
Dengan adanya bukti bahwa proses inflamasi pada jaringan otak terlibat
pada patogenesis timbulnya penyakit Alzheimer,maka beberapa penelitian
mencoba mendapatkan manfaat obat-obat antiinflamasi baik dalam hal
pencegahan maupun terapi demensia Alzheimer. Hasil negatif ditunjukkan baik
pada prednison, refocoxib,maupun naproxen,sehingga sampai saat ini tidak ada
data yang mendukung penggunaan obat antiinflamasi dalam pengelolaan pasien
demensia. 3
21
22
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien Tn. AB, umur 66 tahun
datang ke poli RSJ pada tanggal 23 Maret 2016, Os merasa sering lupa, Os sering
lupa saat membaca doa, Os sering lupa mengingat tempat meletakan barang-
barang. Os merasa sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang dipikirkan.
Jadwal tidur-bangun os sering tidak teratur. Os tinggal bersama anaknya. Sejak
22
23
23
24
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Penyakit Alzheimer adalah penyebab terbesar terjadinya demensia.
2. Penyakit demensia Alzheimer ditegakkan melalui pemeriksaan anamnesis,
gejala harus memenuhi kriteria demensia alzheimer sesuai PPDGJ III dan
24
25
DAFTAR PUSTAKA
25
26
26