Anda di halaman 1dari 8

III

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3. 1 ALAT

- Baki atau nampan : Berfungsi sebagai tempat menaruh objek yang akan
diamati.
- Pita meteran : Berfungsi sebagai alat untuk mengukur untuk pengematan
kuantitatif pada ayam.
- Pisau : Berfungsi sebagai alat untuk menyembelih ayam.
- Pisau bedah : Berfungsi sebagai alat untuk memotong bagian tubuh ayam.
- Gunting : Berfungsi sebagai alat untuk memotong bagian tubuh ayam.
- Pinset : Berfungsi sebagai alat untuk memisahkan bagian-bagian tubuh ayam.

3. 2 BAHAN

- Ayam Ras Petelur/Layer yang sudah afkir : Sebagai objek yang diamati.

3.3 PROSEDUR KERJA

(1) Satu jenis ayam didapatkan oleh setiap kelompok.


(2) Setiap kelomok akan mengamati ayam yang telah di sembelih.

No. Pengamatan Prosedur

1 Alat 1. Potong objek praktikum (ayam ras petelur) sesuai


Pencernaan dengan prosedur pemotongan hingga mati.
2. Tempatkan ayam yang telah mati diatas baki.
(Sebelum melakukan pembedahan jika perlu
meminta petunjuk dari asisten praktikum)
2

3. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian perut


mulai dari bagian perut dekat kloaka, ke dada, ke
leher hingga ke paruh sampai terlihat organ
dalamnya.
4. Keluarkan dan pisahkan saluran pencernaan dari
tubuh ayam dengan hati-hati (jangan sampai
merusak bagian saluran reproduksi dan ovarium)
mulai dari bagian oesophagus sampai kloaka
beserta alat asesorianya.
5. Perhatikan dengan seksama bagian saluran
pencernaan yang telah terpisah, lalu gambar, ukur
bila perlu tiap bagiannya.
6. Diskusikan dengan asisten jika perlu.
2 Alat 7. Masih pada objek ayam yang sama, pisahkan
Reproduksi saluran reproduksi dari tubuh ayam.
Betina 8. Urutkan hingga memanjang mulai dari
infundibulum sampai kloaka.
9. Perhatikan dengan seksama bagian saluran
pencernaan yang telah terpisah, lalu gambar, ukur
bila perlu tiap bagiannya.
10. Diskusikan dengan asisten jika perlu.
3 Alat 1. Potong objek praktikum (ayam jantan) sesuai
Reproduksi dengan prosedur pemotongan hingga mati.
Jantan 2. Tempatkan ayam yang telah mati diatas baki.
3. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian perut
dari mulai anus ke dada, ke leher hingga ke paruh
hingga kelihatan organ dalamnya.
4. Keluarkan saluran pencernaannya
5. Biarkan saluran reproduksi jantan menempel.
6. Amati dan gambar.
3

4.2.3 Sistem Reproduksi Unggas Betina

Pada sistem reproduksi unggas betina terdapat 2 organ utama, yaitu ovarium

dan oviduk.

1. Ovarium

Ovarium pada unggas betina ini berfungsi memproduksi sel telur dan hormon

steroid, yaitu estrogen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ova unggas ada yang
besar, ada pula yang berukuran kecil dan bentuknya bergerombol seperti buah anggur.

Ova yang berukuran besar tersebut merupakan ova yang sudah matang. Menurut

Salang F. (2015), organ reproduksi betina, yaitu ovarium memiliki peranan penting.

Ovarium merupakan organ reproduksi yang berfungsi sebagai folikel. Ovarium juga

merupakan tempat sintesis hormon steroid seksual, gametosis, dan perkembangan serta

pemasakan kuning telur (folikel).

2. Oviduk

Oviduk merupakan saluran reproduksi betina yang terdiri atas 5 bagian, yaitu

infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina.

a. Infundibulum

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, infundibulum ini lapisannya tipis dan

memiliki bentuk menyerupai corong. Fungsi dari infundibulum adalah untuk

menangkap ovum yang telah matang, tepatnya ovum tersebut ditangkap oleh fimbrie

yang menjuntai di bagian tepi infundibulum. Infundibulum memiliki panjang sekitar

10 cm.
4

Hasil pengamatan tersebut tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan

pernyataan Yuwanta (2004), bahwa infundibulum memiliki panjang 9 cm dan fungsi

utama infundibulum adalah menangkap ovum yang matang. Sedangkan hasil

pengukuran infundibulum yang didapat pada praktikum ini adalah 3,6cm. Bagian ini

sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitellin.

Kuning telur (yolk) berada dalam infundibulum selama 15 – 30 menit.

b. Magnum

Magnum merupakan bagian yang terpanjang dari oviduk dan memiliki lapisan

yang tebal. Panjang dari magnum yang diamati adalah sekitar 33,5 cm dan diperkirakan

kuning telur berada dalam magnum selama 3,5 jam. Fungsi dari magnum adalah untuk

mensekresikan albumin.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan tidak berbeda jauh dengan pernyataan

Yuwanta (2004), bahwa magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduk, mencapai

33 cm. Magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel. Sintesis dari

sekresi putih telur terjadi di magnum. Mukosa dari magnum tersusun dari sel goblet.

Sel goblet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum

untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.

Menurut Suprijatna dkk. (2008), Albumen pada sebutir telur terdiri dari empat

lapisan. Masing-masing adalah chalazae (27,0%), putih kental (57,0%), putih telur

encer dalam (17,3%), dann putih telur encer bagian luar (23,0%). Keempat lapisan

tersebut diproduksi pada magnum, tetapi putih telur encer luar (outer thin white) tidak

lengkap sampai air ditambahkan di uterus.


5

c. Isthmus

Berdasarkan hasil praktikum, dapat diamati bahwa isthmus memiliki panjang

18 cm, letaknya tepat berada setelah magnum. Isthmus berfungsi sebagai tempat untuk

mensekresi membran kerabang bagian dalam dan luar. Telur berada di dalam isthmus

selama 1,5 jam.

Menurut Suprijatna dkk. (2008), membran kerabang adalah material seperti


kertas yang disusun dari serat protein. Bagian dalam dibentuk pertama, diikuti oleh

membran bagian luar, sekitar tiga kali lebih tebal dari bagian dalam. Keduanya

dibentuk secara bersamaan sebagai suatu kesatuan waktu telur dikeluarkan. Pada

beberapa bagian, membran keduanya dipisahkan untuk membentuk rongga udara (air

cell). Daerah pemisahan biasanya di bagian ujung tumpul telur, tetapi mungkin juga

salah tempat (missplaced) dan terjadi pada ujung lonjong atau pada sisi telur dalam

persentase yang kecil.

Hasil pengamatan memiliki sedikit perbedaan dengan pernyataan Yuwanta

(2004), yang menyatakan bahwa panjang saluran isthmus adalah 10 cm. Isthmus bagian

depan berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir di isthmus

mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah. Adapun


perbedaan tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian dalam mengukur panjang

isthmus.

d. Uterus

Uterus pada sistem reproduksi unggas betina memiliki fungsi sebagai tempat

pembentukan kerabang dan berperan dan berperan dalam pewarnaan kerabang.


6

Berdasarkan pengamatan, uterus memiliki panjang 6 cm. Antara uterus dan vagina

dapat diamati terdapat JUV (junction utero vaginal). Lama proses pembentukan

kerabang dalam uterus ini selama 20 – 21 jam.

Menurut Yuwanta (2004), pada bagian uterus terjadi dua fenomena, yaitu

hidratasi putih telur atau plumping, kemudian terbentuk kerabang telur. Warna

kerabang telur yang terdiri atas sel poyphyrin akan terbentuk di bagian ini pada akhir
mineralisasi kerabang telur. Uterus atau disebut juga glandula kerabang telur memiliki

panjang 10 cm. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian

dalam mengamati ukutan uterus.

e. Vagina

Bagian berikutnya dari oviduk adalah vagina. Berdasarkan hasil pengamatan,

dapat diamati bahwa di vagina terdapat lapisan untuk melapisi telur yang disebut

mucus. Mucus tersebut akan menyumbat pori kerabang, sehingga telur dapat terhindar

dari pencemaran bakteri. Fungsi dari vagina adalah untuk pemutaran telur yang disebut

ovoposisi, agar telur mudah keluar melalui kloaka. Vagina memiliki ukuran panjang

sebesar 11 cm.

Hasil pengamatan tersebut tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan

pendapat Suprijatna dkk. (2008), yang menyatakan bahwa vagina memiliki panjang

sekitar 11 – 12 cm. Sedangkan hasil pengukuran yang didapat pada saat praktikum

adalah 2 cm, hali ini disebabkan oleh ketidak telitian praktikum pada saat pengukuran.

Pada bagian vagina ini kutikula ditimbun pada kerabang untuk mengisi sebagian pori-
7

pori kerabang. Secara normal, telur tinggal dalam vagina selama beberapa menit, tetapi

dalam keadaan tertentu dapat tinggal beberapa jam.

V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Ukuran saluran pencernaan unggas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
species atau bangsa, umur, jenis makanan dan kandungan serat kasar pada makanan
atau ransum. Saluran pencernaan unggas terdiri dari tractus alimentarius (mulut,
oesophagus, crop, ventriculus, proventriculus, usus halus, caecum, usus besar dan
kloaka) dan alat accessorius (hati, pancreas dan limpa).
Alat reproduksi unggas jantan terutama ayam terdiri dari dua testes yang
masing-masing dengan sebuah ductus deferens. Pada ayam tidak terdapat suatu yang
homolog dengan penis mamalia. Testes berbentuk kacang, terletak ventral dari lobus
anterior ginjal. Permukaannya konkaf mengarah ke garih media dengan sumbu paralel
satu sama lain. Ukuran testes tidak selalu konstan, membesar saat waktu musim kawin.
Yang kiri sering lebih besar daripada yang kanan. Dari testes sperma atau semen
disalurkan melalui ductus deferens yang berbentuk gelombang-gelombang lateral dan
bermuara pada sebuah papilla kecil di kloaka.
Berbeda dengan mamalia karena harus mensuplai embrio saat pertumbuhan
yang terjadi di luar tubuh induk ayam. Adapun sistem reproduksi ungags betina terdiri
dari, ovary, oviduct. Oviduct terdiri dari beberapa bagian yaitu, infundibulum,
magnum, isthmus, uterus, dan vagina.

5.2 Saran
8

Pada praktikum Produksi Ternak Unggas perlengkapan masih kurang memadai,


contohnya pada praktikum ke-2 pada saat hendak menyembelih ayam yang akan
diamati. Pisau yang digunakan masih kurang tajam sehingga praktikan kesulitan untuk
menyembelih ayam. Dan juga praktikan masih banyak yang berkeliaran dan kurang
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Salang, F., Wahyudi, Katili, D. 2015. Kapasitas Ovarium Ayam Petelur Aktif. Jurnal
MIPA Unsrat. 100 : 6. 99 - 102.

Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta.

Soeparna dan Nurcholidah Solihati. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Penerbit IPB Press
: Bogor.

Suprijatna, E,. U. Atmowarsono dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak


Unggas Cetakan ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta,T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Fakultas Peternakan. Kanisius.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai