Manajemen Strategik Industri Gula Teori
Manajemen Strategik Industri Gula Teori
Disusun oleh :
1. Linda Ratnasari 041511333038
2. Bella Fristya Darmodjo 041511333043
3. Perwira Berliana F. 041511333046
4. Nadia Klarita R. 041511333150
Kelas L
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
2018
PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA
Industri gula tebu merupakan salah satu bisnis yang cukup prospektif untuk dikembangkan di
Indonesia karena dukungan agroekosistem, luas lahan, tenaga kerja. Pertambahan penduduk, daya
beli masyarakat yang meningkat dan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman
telah mendorong permintaan gula tebu. Di samping itu prospek pasar gula di Indonesia cukup
menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2 – 4,7 juta ton/thn. Hingga akhir tahun 2011, industri
gula tebu dalam negeri masih belum mampu memenuhi permintaan gula. Produksi gula di dalam
negeri makin tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi, sehingga impor gula sejak awal 1990
terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001, impor gula meningkat menjadi 1,5 juta ton
atau sekitar 50 persen dari kebutuhan dalam negeri. Angka ketergantungan impor telah mencapai
47 persen/tahun selama periode 1998- 2002.
GAMBARAN UMUM
Gula terdiri dari 3 macam yaitu gula kristal putih, gula kristal rafinasi, gula kristal mentah. Namun,
yang di produksi di Indonesia hanya gula kristal putih dan gula kristal rafinasi. Pemerintah
Indonesia membagi pasar domestik gula menjadi 3:
1. Penanaman gula putih untuk konsumsi rumah tangga
2. Bahan baku gula (raw sugar) untuk diproses sebagai rafinasi gula (refined sugar) domestic
3. Rafinasi gula untuk industri makanan dan minuman local
PRODUKSI DAN KONSUMSI GULA DI INDONESIA
Seperti yang dapat dilihat di tabel, jumlah konsumsi gula di Indonesia lebih banyak daripada
kemampuan produksi gula Indonesia. Meskipun terjadi peningkatan terhadap produksi gula
nasional namun angka produksi tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gula nasional Indonesia harus melakukan impor gula yang
merupakan solusi untuk menutupi defisit kebutuhan gula Indonesia.
FAKTOR MELAKUKAN IMPOR GULA
Berdasarkan data dari United States Department of Agriculture (USDA) per Mei 2015, produsen
terbesar gula adalah Brasil dengan total produksi 36 juta ton per tahun sedangkan produksi
Indonesia hanya sebesar 2,25 juta ton per tahun. Produsen terbesar kedua adalah Thailand dengan
total produksi sebesar 10,6 juta per tahun dari 50 pabrik gula yang dimiliki.
30%
Surplu
dieksp
s 8,6
Ekspor or ke
juta
Indone
ton
sia