Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Insentif Pajak Tax Holiday Terhadap Penerimaan Negara

Oleh :
Rahaji Mulya, 1806237094
(Email: rahajimulya.xak2@gmail.com)
ABSTRAK
Mengingat sudah banyaknya kebijakan dibidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pemerintah,
salah satunya kebijakan insentif pajak tax holiday yang diperluas. Maka peneliti dalam makalah ini
bermaksud untuk membahas tentang pengaruh kebijakan insentif pajak tax holiday terhadap
penerimaan negara Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis karena dalam membahas
pajak peneliti menjelaskan secara detail dan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari kebijakan
insentif pajak tax holiday. Kebijakan ini memberikan pembebasan pajak kepada wajib pajak badan
dalam waktu tertentu. Pajak merupakan sektor penting dalam penerimaan negara, hal ini tentu
akan berdampak terhadap penerimaan negara. Dampak yang ditimbulkan dari kebijakan ini tentu
akan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat dan perekekonomian negara Indonesia.

Kata kunci: Pajak, insentif pajak, tax holiday, dan penerimaan negara

I. Pendahuluan

Menurut Charles E. McLure1, pajak adalah kewajiban finansial atau retribusi


yang dikenakan terhadap wajib pajak (orang pribadi atau badan) oleh negara atau
institusi yang fungsinya setara dengan negara yang digunakan untuk membiayai
berbagai macam keperluan publik. Dari definisi tersebut sudah jelas bahwa tujuan
pajak adalah untuk membiayai berbagai macam keperluan publik. Selain memiliki
tujuan, pajak juga memiliki dua fungsi utama yaitu:

a. Fungsi Budgeter (fungsi pajak sebagai pengisi kas negara)


Fungsi ini mengehendaki pajak sebagai alat untuk menghimpun dana
dari masyarakat bagi kas negara untuk pembiayaan kegiatan
pemerintah, baik pembiayaan rutin maupun pembiayaan bangunan.
b. Fungsi Regulerend (fungsi pajak sebagai fungsi mengatur)
Fungsi ini menghendaki pajak sebagai alat pemerintah untuk mengatur
kegiatan perekekonomian seperti penciptaan stabilitas harga,
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta
upaya pembangunan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat.

1
Charles E. McLure adalah seorang spesialis di bidang ekonomi perpajakan asal Amerika yang
lahir pada 14 April 1940

1
Insentif pajak tax holiday merupakan kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia di bidang perpajakan. Secara teori insentif pajak adalah
kebijakan yang memberikan keringanan kepada wajib pajak dalam memenuhi hak
dan kewajibanya di bidang perpajakan. Pada umumnya terdapat empat macam
bentuk insentif pajak yaitu :

a. Pengecualian dari pengenaan pajak (tax exemtion)


b. Pengurangan dasar pengenaan pajak (deduction from the taxable base)
c. Pengurangan tarif pajak (reduction in the rate of taxes)
d. Penangguhan pajak (tax deferment)

Sementara itu, tax holiday adalah suatu masa pembebasan pajak atau
kekebalan dari kewajiban membayar pajak baik sebagian atau seluruhnya dalam
jangka waktu tertentu. Berdasarkan hal yang sudah dijelaskan diatas kita bisa
menyimpulkan bahwa pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan yang
memberikan pengecualian dari pengenaan pajak terhadap wajib pajak dalam
jangka waktu tertentu.

Tujuan pemerintah menerapkan kebijakan insentif pajak tax holiday


adalah untuk menarik para investor dalam negeri dan luar negeri supaya
menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan menarik para investor tentunya
pemerintah secara tidak langsung sudah mengatur kegiatan perekekonomian
seperti penciptaan stabilitas harga, penciptaan lapangan kerja, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, serta upaya pembangunan ekonomi dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan pemerintah untuk
menjalankan salah satu fungsi utama pajak yaitu sebagai fungsi mengatur (Fungsi
Regulerend). Lewat kebijakan tersebut dengan menggunakan metode penelitian
yang bersifat deskriptif analisis, peneliti bermaksud untuk menjelaskan pengaruh
kebijakan insentif pajak tax holiday terhadap penerimaan negara.

Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3), disebutkan bahwa, “Negara Indonesia
adalah negara hukum”. Oleh sebab itu, setiap kebijakan yang diterapkan
pemerintah haruslah memiliki dasar hukum yang jelas. Dasar hukum kebijakan
insentif pajak tax holiday adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

2
Nomor 35/PMK.010/2018 tentang pemberian fasilitas pengurangan pajak
penghasilan badan. Peraturan ini merupakan revisi peraturan sebelumnya yang
telah ada yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
159/PMK.010/2015 tentang pemberian fasilitas pengurangan pajak penghasilan
badan.

II. Pengaruh Insentif Pajak Tax Holiday Terhadap Penerimaan


Negara

A. Ketentuan Teknis Tentang Insentif Pajak Tax Holiday


Wajib pajak yang bisa mendapatkan insentif pajak tax holiday adalah wajib
pajak badan yang baru menanamkan modalnya di sektor industri pionir Indonesia.
Dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.010/2018
tentang pemberian fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan, yang dimaksud
industri pionir adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai
tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta
memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Industri Pionir sebagaimana
dimaksud pada pasal 1 ayat (1) mencakup:

a. Industri logam dasar hulu (besi baja dan bukan besi baja) dengan atau
tanpa turunannya, yang terintegrasi;
b. Industri pemurnian dan/atau pengilangan minyak dan gas bumi dengan
atau tanpa turunannya, yang terintegrasi;
c. Industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam, atau batubara dengan
atau tanpa turunannya, yang terintegrasi;
d. Industri kimia dasar anorganik dengan atau tanpa turunannya, yang
terintegrasi;
e. Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian,
perkebunan, atau kehutanan yang terintegrasi;
f. Industri bahan baku farmasi yang terintegrasi;
g. Industri pembuatan semi konduktor dan komponen utama komputer
lainnya yang terintegrasi dengan industri pembuatan komputer;
h. Industri pembuatan komponen utama peralatan komunikasi yang
terintegrasi dengan industri pembuatan telepon seluler (smartphone);

3
i. Industri pembuatan komponen utama alat kesehatan yang terintegrasi;
j. Industri pembuatan komponen utama mesin industri seperti motor listrik;
k. Industri pembuatan komponen utama mesin seperti piston, cylinder head,
atau cylinder block yang terintegrasi;
l. industri pembuatan komponen robotik yang terintegrasi dengan industri
:Jembuatan mesin manufaktur;
m. Industri pembuatan komponen utama kapal yang terintegrasi dengan
industri pembuatan kapal;
n. Industri pembuatan komponen utama pesawat terbang;
o. Industri pembuatan komponen utama kereta api seperti engine atau
transmisi yang terintegrasi;
p. Industri mesin pembangkit tenaga listrik, termasuk industri mesin
pembangkit listrik tenaga sampah; atau
q. Infrastruktur ekonomi.

Jangka waktu diterapkanya insentif pajak tax holiday bergantung pada


besarnya penanaman modal wajib pajak badan usaha. Hal ini diatur dengan jelas
dalam pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.010/2018
tentang jangka waktu pengurangan pajak penghasilan badan dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Selama 5 (lima) tahun pajak untuk penanaman modal baru dengan nilai
rencana penanaman modal paling sedikit sebesar Rp500.000.000.000,00
(lima ratus miliar rupiah) dan paling banyak kurang dari
Rpl.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);
b. Selama 7 (tujuh) tahun pajak untuk penanaman modal baru dengan nilai
rencana penanaman modal paling sedikit sebesar Rpl.000.000.000.000,00
(satu triliun rupiah) dan paling banyak kurang dari
Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah);
c. Selama 10 (sepuluh) tahun pajak untuk penanaman modal baru dengan
nilai rencana penanaman modal paling sedikit sebesar
Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) dan paling banyak kurang
dari Rpl5.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah);

4
d. Selama 15 (lima belas) tahun pajak untuk penanaman modal baru dengan
nilai rencana penanaman modal paling sedikit sebesar
Rpl5.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah) dan paling ban yak
kurang dari Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah);
e. Selama 20 (dua puluh) tahun pajak untuk penanaman modal baru dengan
nilai rencana penanaman modal paling sedikit sebesar
Rp30.000.000.000.000,00 (tiga puluh triliun rupiah).

B. Manfaat Insentif Pajak Tax Holiday


1. Insentif pajak tax holiday dapat merangsang iklim investasi dan
penanaman modal di Indonesia ;
2. Investasi dan penanaman modal akan menciptakan lapangan kerja baru
bagi masyarakat Indonesia sehingga bisa mengurangi tingkat
pengangguran ;
3. Meningkatkan daya beli masyarakat karena mereka kini memiliki
pendapatan tetap dari lapangan pekerjaan yang baru tersedia ;
4. Meningkatkan tingkat tabungan masyarakat sehingga jumlah uang yang
dimiliki bank untuk membiayai kegiatan industri akan meningkat.

C. Analisis Dampak Insentif Pajak Tax Holiday Terhadap Penerimaan


Negara
Bagi beberapa negara di Asia seperti India, Thailand, dan Malaysia, yang
tingkat kemakmuran negara-negara tersebut masih jauh diatas Indonesia, salah
satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi mereka adalah masih tetap
diberlakukannya tax holiday sebagai strategi perpajakan mereka, sekaligus strategi
ekonomi hingga kini. Bahkan negara Cina sudah 20 tahun mengecap kenikmatan
bulan madunya dengan tax holiday ini, dan hasil reformasi ekonominya telah
menjadikan pertumbuhan ekonomi negara ini menjadi 9% sejak 1978 dan India
8% sejak tahun 2003. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan insentif pajak tax
holiday cukup piawai dalam menggalang dana investasi dari modal asing untuk
meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi serta tingkat kesejahteraan di negara
tersebut.

5
Perlu diakui bahwa tax holiday memang akan memberikan kerugian
sementara bagi pihak pemerintah karena dalam beberapa tahun katakanlah
misalnya selama 10 tahun (bila tax holiday-nya berlaku untuk 10 tahun), akan
tidak ada penerimaan pajak penghasilan badan dari Penanaman Modal Asing
(PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang baru masuk tersebut.
Dengan kata lain timbulnya opportunity loss bagi penerimaan pemerintah. Akan
tetapi, alangkah naifnya kita, sebagai suatu bangsa besar yang memiliki potensi
pasar domestik yang sangat besar bila hanya sisi itu saja yang kita harus klaim,
sementara di sisi lain tax holiday semacam itu akan merangsang investor untuk
membuka kran investasi pabrik atau proyek baru atau perluasan pabrik dan
bergairah untuk menanamkan modalnya ke sektor rill di negeri ini. Sehingga pada
akhirnya akan menciptakan atau memperluas lapangan kerja yang baru, timbulnya
industri-industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pendukung (seperti
perbankan, transportasi, macam-macam industri, dan suppliers barang dan jasa)
yang pada akhirnya akan menggairahkan kehidupan perekonomian negeri ini dan
yang pasti akan menciptakan opportunity income yang sangat besar bagi kenaikan
Gross Domestic Product2 (GDP) dan tidak mustahil pula sektor pajak juga akan
menuai penerimaan pajak yang signifikan dari UMKM tadi.

III. Simpulan

Kebijakan insentif pajak tax holiday merupakan kebijakan yang dilakukan


pemerintah Indonesia dalam bidang perpajakan. Dalam hal ini pemeritah
memberikan kebebasan membayar pajak dalam jangka waktu tertentu bagi
investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Kebijakan ini dilakukan untuk
merangsang tingkat investasi dan mendorong perekonomian Indonesia khususnya
di sektor rill. Dasar hukum penerapan kebijakan insentif pajak tax holiday adalah
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 35/PMK.010/2018
tentang pemberian fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan. Peraturan
tersebut mengatur secara jelas mengenai mekanisme pemberian insetif pajak tax
holiday di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan akibat kebijakan ini pasti akan
berpengaruh terhadap penerimaan negara. Pemerintah jadi tidak bisa mendapatkan
2
Gross Domestic Product adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan berbagai unit
produksi di suatu negara dalam jangka waktu satu tahun.

6
penerimaan pajak penghasilan badan dari Penanaman Modal Asing (PMA) atau
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Namun perlu kita ketahui bahwa di
sisi lain tax holiday semacam itu akan merangsang investor untuk membuka kran
investasi pabrik atau proyek baru atau perluasan pabrik dan bergairah untuk
menanamkan modalnya ke sektor rill di negeri ini. Sehingga pada akhirnya akan
menciptakan atau memperluas lapangan kerja yang baru, timbulnya industri-
industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pendukung (seperti perbankan,
transportasi, macam-macam industri, dan suppliers barang dan jasa) yang pada
akhirnya akan menggairahkan kehidupan perekonomian negeri ini dan yang pasti
akan menciptakan opportunity income yang sangat besar bagi kenaikan Gross
Domestic Product (GDP) dan tidak mustahil pula sektor pajak juga akan menuai
penerimaan pajak yang signifikan dari UMKM tadi.

Daftar Pustaka
Ambarwati, E. (1999). Peran Tax Holiday Sebagai Fasilitas Perpajakan Dalam
Meningkatkan Penanaman Modal di Indonesia. Depok: Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.

Anggreni, E. (1986). Peran Insentif Perpajakan Dalam Pertumbuhan dan


Pengembangan Industri (Suatu Studi Perbandingan Kebijakan Fiskal di
Bidang Pajak Atas Penanaman Modal. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Harmanto, R. (2002). Alternatif Insentif Pajak Guna Merangsang Investasi dan


Penanaman Modal di Indonesia: Suatu kajian Tentang Fasilitas Tax
Holiday. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia.

Ian Maradona, a. (2013). Implikasi Ketentuan Insentif Pajak (Tax Holiday/Tax


Allowance) Terhadap Penanaman Modal di Indonesia. Depok: Fakultas
Hukum Universitas Indonesia.

Indrawati, S. M. (2018, Juni Kamis). Peraturan Tax Holiday. Dipetik Desember


6, 2018, dari Kementerian Keuangan: Jdih.kemenkeu.go.id

Kiki Safitri, A. A. (2018, September Jumat). Insentif Pajak Akan Diperluas.


Koran Kontan, hal. 12.

Anda mungkin juga menyukai