Assalamualaikum.
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan bantuan-
Nya, makalah ini dapat saya selesaikan. Tidak lupa kami berikan shalawat dan salam kepada
junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Sistem Pengendalian
Manajemen, Ibu Aina Zahra Parinduri,,SE,MM yang telah memberikan bimbingan kepada kami,
kepada orang tua kami yang telah mendukung kami.
Kami kira hanya itu yang dapat kami sampaikan. Kami berharap, makalah ini dapat
berguna bagi siapa pun yang membacanya. Aamiin.
Wassalamualaikum.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………............1
Daftar Isi………………………………………………………………………….............2
Bab 1………………………………………………………………………………...........3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...............3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..............3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………............4
Bab 2………………………………………………………………………………...........5
2.1 Pusat Tanggung Jawab……..............………………………………....................5
2.1.1 Sifat Pusat Tanggung Jawab………………………………………………5
2.1.2 Hubungan Antara Input dan Output……………………………………….6
2.1.3 Mengukur Input dan Output……………………………………………….6
2.1.4 Efisiensi dan Efektifitas…………………………………………………...7
2.2 Jenis-jenis Pusat Tanggung Jawab.........…………………..................................8
2.2.1 Pusat Pendapatan………………………………………………………….8
2.2.2 Pusat Beban……………………………………………………………….8
2.2.3 Pusat Beban Kebijakan…………………………………………………...9
2.2.4 Ciri-ciri Pengendalian Umum.....................................................................9
2.3 Pusat Administratif dan Pendukung............………………………………........11
2.3.1 Permasalahan dalam Pengendalian………………………………………..11
2.3.2 Penyusunan Anggaran………………………………………………….....12
2.4. Pusat Penelitian dan Pengembangan ………………………….........................12
2.4.1 Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan..................................13
2.4.2 Program Litbang.........................................................................................13
2.4.3 Anggaran Tahunan……………………………………………………….14
2.4.4 Pengukuran Kinerja………………………………………………………14
2.5 Pusat Pemasaran ………………..………...........................................................15
2.5.1 Aktivitas Logistik ......................................................................................15
2.5.2 Aktivitas Pemasaran...................................................................................16
Bab 3……….……………………………………………………………………............17
Kesimpulan………………………………………………………............................17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...........18
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud pusat tanggung jawab
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pusat tanggung jawab
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pusat pendapatan
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pusat beban
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pusat administrative dan pendukung
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pusat penelitian dan pengembangan
7. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pusat pemasaran
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Pada hakikatnya, perusahaan
merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing di wakili oleh
sebuah kotak dalam bagan organisasi pusat-pusat tanggung jawab tersebut kemudian
membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi-seksi,
pergesaran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya.departemen bisnis yang
memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi
dalam hierarki. Dari sudut pandang menejer senior dan dewan direksi perusahaan seraca
keseluruhan merupakan pusat tanggungjawab, meskipun istilah ini biasanya berkenaan
dengan unit-unit dalam perusahaan.
Pusat tanggungjawab muncul guna mengujudkan satu atau lebih maksud, yang
disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita, dan
manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut.
Fungsi dari berbagai-berbagai pusat tanggungjawab daam perusahaan adalah untuk
mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan
sekumpulan pusat tanggungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah
memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut juga telah tercapai.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggungjawab bias saja kemudian diserahkan ke pusat tanggungjawab yang lain,
dimana output tersebut kemudian menjadi input, atau bias juga dilempar ke pasar,
sebagai output organisasi secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang
diperoleh dari proses penyediaan output.
5
2.1.2 Hubungan Antara Input dan Output
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan
dengan output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditunjukan untuk
meningkatkan hasil penjualan; namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah
factor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya baiya iklan dengan
meningkatnya penjualan jarang dapat ditunjukkan, lagi pula, keputusan manajemen
untuk meningkatkan penjualan iklan lebih didasarkan pada penilaian dari pada
didasarkan data. Sementara itu, dalam litbang, hubungan antara input dan output
bahkan lebih kabur lagi; hasil dari litbang yang dilakukan pada masa sekarang
barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal yang
harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk litbang tidak bias ditentukan.
6
Perhatikan bahwa input adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat
tanggungjawab. Pasien-pasien dirumah sakit atau pelajar disebuah sekolah bukanlah
input lebih tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh sebuah rumah
sakit atau sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam merawat pasien-pasien
atau dalam mendidik para pelajar. Lebih muda untuk mengukur biaya input dari pada
untuk menghitung nilai output, Dalam organisasi-organisasi nir laba, barangkali juga
tidak ada tolak ukur atas output secara kuantitatif. Banyak organisasi bahkan tidak
berupaya untuk mengukur output dari masing-masing pusat tanggungjawab.
Beberapa yang lain menggunakan perkiraan atau menggunakan angka-angka
pengganti (surrogate numbers) dengan mengetahui keterbatasannya.
Konsep input, output, dan biaya bisa digunakan untuk menjelaskan makna dari
efisiensi dan efiktifitas, yang merupakan dua criteria dengan mana kinerja pusat
tanggungjawab dinilai. Kedua istilah ini hamper selalu digunakan dalam suatu
perbandingan dan bukan dalam makna absolute. efisiensi diukur dengan cara
membandingkan biaya actual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut harus
dinyakan dalam output yang diukur. Meskipun metode ini dapat digunakan, tetapi
metode ini mempunyai kelemahan utama:
1. yang tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan
2. standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus
tercapai dalam kondisi yang ada.
Efiktifitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu
pusat tanggungjawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan
bterhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Karena baik tujuan maupun
input sangatlah sukar dikuantifikasi, efiktifitas cenderung dinyatakan dalam istilah
istilah yang subjektif dan non analitis.
Peranan Laba
Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba adalah memperoleh
laba yang memuaskan. Oleh karena itu, laba merupakan tolak ukur yang penting atas
efektifitas. Lebih lanjutnya lagi, karena ;aba merupakan selisih anatara pendapatan
7
(ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga merupakan ukuran efisiensi.
Dengan demikian, laba mengukur baik efektifitas maupun efisiensi.
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan atau output
moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba,
dan pusat investasi.
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara monoter,
namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu pusat beban
tekhnik dan pusat beban kebijakan. Dua jenis istilah ini berkaitan dengan dua jenis
biaya. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara “tepat” dan
“memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar-sebagai contoh, biaya
pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen, perlengkapan,
dan keperluan-keperluan. Biaya kebijakan (juga disebut dengan biaya yang dikelola)
adalah biaya yang tidak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat beban kebajikan, biaya-
8
biaya yang di keluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang
memadai dalam kondisi tertentu.
Penyusunan Anggaran
Variasi Biaya
Tidak seperti dalam dipusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh perubahan
volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari
fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta bahwa dalam membuat
anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer cenderung untuk menyetujui
9
perubahan syang terkait dengan perubahan volume penjualan yang diantisipasi-
misalnya, mengijinkan untuk menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak
naik, dan untuk mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
Selama masalah tenaga kerja dan segala biaya yang berhungan dengan tenaga kerja
merupakan pos terbesar dan pusat beban kebijakan, maka anggaran tahunan untuk
pusat beban tersebut akan cenderung untuk memiliki persentase yang tetrap dari
anggaran volumepenjualan.
Pengukuran Kinerja
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah untuk
mencapai output yang di inginkan. Membelanjakan suatu jimlah yang “sesuai
dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan; jumlah yang
melebihi anggaran merupakan alas an untuk prihatin, sementara jumlah yang kurang
dari anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan belum
selesai dilaksanakan. Dalam pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari pusat beban
teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi
dari seorang manajer.
Jika kedua jenis pusat tanggung jawab tersebut tidak dibedakan, maka
manajemen mungkin akan salah memperlakukan laporan kinerja pusat beban
kebijakan, sebagai indicator atas evisiensi unit tersebut, sehingga memotifasi pusat
beban tersebut untuk membuat keputusan untuk membelanjakan kurang dari jumlah
yang dianggarkan, dimana hal ini akhirnya akan menurunkan output.
10
2.3. Pusat Administratif dan Pendukung
Pusat administrasi meliputi manajemen senior korporat dan manajemen unit bisnis, serta
para manajer unit-unit yang menyediakan layanan kepada pusat tanggung jawab.
Beberapa aktivitas para staf, seperti perhitungan gaji, adalah begitu rutin
sehingga unit-unit tersebut, pada kenyataannya merupakan pusat beban teknik. Tetapi,
dalam aktivitas lainya, output utamanya adalah saran dan layanan yang merupakan
fungsi yang tidak mungkin dukualifikasi, maupun dievaluasi. Karena output tidak dapat
diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai tolak ukur untuk
pengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians anggaran tidak dapat
diinterprestasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien atau tidak efisien. Jika
staf keuangan diberi ijin untuk “membangun system manajemen berdasarkan aktivitas”,
misalnya perbandingan terhadap biaya actual terhadap biaya yang dianggarkan tidak
akan mengidentifikasikan apakah penugas tersebut telah dilaksanakan secara efektif
atau tidak, tanpa mempedulikan beban yang terlibat.
11
“keunggulan” akan mengarah pada pembangunan suatu kerajaan” atau “melindungi
posisi seseorang” tanpa memperhatikan kesejahteraan perusahaan.
Bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administrative atau
pendukung tersebut termaksud biaya untuk “tetap berada dalam bisnis
(being in business)” ditambah biaya-biaya untuk aktivitas-aktivitas yang
secara intrinsic diperlukan untuk mana keputusan manajemen tidak di
perlukan.
Bagian yang membahas aktivitas kebijakan dari pusat administrative atau
pendukung tersebut, termaksud diskritif dari tujuan biaya dan estimasi biaya
dari setiap tujuan.
Bagian yang menjelaskan semua pengajuan penambahan dalm anggaran di
luar inflasi.
Bagian tambahan tersebut sangat berguna jika anggaran bernilai besar
dan/atau manajemen ingin menentukan tingkat yang sesuai untuk aktivitas
pusat. Dalam kondisi lannya, jumlah rincian bergantung pada penting
tidaknya pengeluaran tersebut dan keinginan manajemen.
Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan sangat sulit diukur kualitasnya. Beberapa
dengan aktivitas administrasi, aktivitas litbang biasanya mempunyai hasil setengah
berwujud dalam bentuk paten, produk-produk baru atau proses baru. Tetapi kaitan antara
12
output dengan input sebagai sukar untuk dinilai per tahun karena “produk” akhir dari litbang
biasa melibatkan usaha selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, input yang dicantumkan
dalam anggaran tahunan biasa jadi tidak memiliki kaitan apapun dengan output. Dan bahkan
ketika evaluasi tersebut dapat dilakukan, sifat teknis dari litbang bisa saja menggagalkan
usaha manajemen untuk mengukur efisiensi.
Masalah keselarasan cita-cita dipusat libang memiliki kemiripan masalah sama yang terjadi
di pusat administrative. Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi
penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang bisa didanai oleh
perusahaan. Masalah selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang bekerja dibidang
penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang memadai (atau tertarik) mengenai
bisnis untuk menentukan arah kebijakan dalam sector penelitian secara optimal.
Tidak ada cara ilmiah untuk menentukan skala optimum dari anggaran litbang.
Perusahaan sekadar menggunakan presentasi dari penghasilan rata-rata sebagai dasar
(angka rata-rata dan bukan presentasidari pendapatan tertentu di tahun tertentu karena
skala operasi litbang tidak seharusnya dipengaruhi oleh pergerakan pendapatan jangka
pendek). Presentasi tertentu yang digunakan sebagaian ditentukan oleh perbandingan
13
dengan pengeluaran litbang perusahaan saingan dan sebagaian lagi oleh riwayat
pengeluaran litbang perusahaan itu sendiri. Bergantung pada situasi, factor-faktor lain
juga ikut memainkan peranan: misalnya, manajemen senior mungkin menyetujui
kenaikan anggaran yang cepat dan besar-besaran jika terlihat telah (akan) ada
terobosan baru yang signifikan.
14
Laporan tersebut dibuat secara berkala bagi para eksekutif yang mengendalikan
pengeluaran untuk kegiatan penelitian, guna membuat mereka dalam memutuskan
apakah perlu ada perubahan dalam daftar proyek yang disepakati. Jenis laporan
keuangan yang ke dua terdiri dari perbandingan antara pengeluaran yang dianggarkan
dengan pengeluaran actual di masing-masing pusat tanggung jawab. Tujuannya adalah
untuk membantu para eksekutif penelitiaan untuk mengantisipasi pengeluaran dan
untuk memastikan bahwa komitmen pengeluaran tersebut dipenuhi. Kedua jenis
pelaporan tersebut tidak memberikan informasi mengenai efektivitas dari kegiatan
penelitiaan dari manajemen. Informasi semacam itu disediakan secara resmi mulai
laporan perkembangan (progress report), yang menjadi salah satu dasar bagi
manajemen untuk melakukan penelian tentang efektivitas proyek yang ada. Akan
tetapi; penting untuk dicatat perangkat utam yang digunakan dalam mengevaluasi
efektivitas proyek adalah diskusi tatap muka.
15
2.5.2 Aktivitas Pemasaran
Aktivitas-aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh pesanan. Aktivitas-aktivitas ini meliputi uji pemasaran;
pembentukan, pelatihan, dan pengawasan terhadap tenaga penjualan (sale force);
periklanan dan proporsi penjualan-yang seluruhnya memiliki karakteristi-karakteristik
yang menimbulkan permasalahan pengendalian manajemen.
16
BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Maka dapat disimpulkan bahwa, pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di
pimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Pada
hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-
masing di wakili oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi pusat-pusat tanggung jawab tersebut
kemudian membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi-seksi,
pergesaran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya.departemen bisnis yang memiliki
beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki.
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan atau output
moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan
pusat investasi.
17
Daftar Pustaka
1. Buku Manajemen Control System, Twelfth Edition,Robert N.Anthony, Vijay Govindarajan
18