BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
7
8
tubuh.
2.1.2. Etiologi
kembali.
(demand overload).
ke dalam ventrikel atau aliran balik vena atau venous return akan
menurun.
7. Arterosklerosis koroner
Menurun.
spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain : gagal jantung kiri,
kanan.
Akibat bendungan diberbagai organ dan low output, pada penderita gagal
dyspnea.
buruk.
ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru.
viseral dan jaringan parifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan
kabo.2012)
2.1.4. Patofisiologi
aldos
3. Hipertrofi ventrikel
6. Retensi natrium dan air pada tubulus distal dan ductus pengumbul.
oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri
dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal
2.1.5. Klasifikasi
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, peningkatan
jaringan parifer.Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu
1. Derajat 1 :
2. Derajat 2 :
3. Derajat 3 :
4. Derajat 4 :
saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan
2.1.6 Komplikasi
1. Asites
2. Hepatomegali
3. Edema paru
4. Hidrotoraks
2.1.8. Penatalaksanaan
2. Terapi Farmakologi
keadaan beristirahat).
pompa irama Gallops umu (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
3. Palpasi nadi parifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur
4. Tekanan darah
kronik).
2.1.10. Pencegahan
yang diperlukan.
21
meliputi :
Kolesterol,dan diabetes
4. Tidak merokok
2.2.1 Pengkajian
1. Pengkajian primer
a. Pengkajian Airway
pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien
d) Agitasi (hipoksia)
movements.
f) Sianosis
23
penyebab obstruksi :
a) Pendarahan
c) Muntahan
d) Trauma wajah
e) Gigi palsu
i) lakukan intubasi
b. Pengkajian Breating
pnemotoraks.
ronchi.
c. Pengkajian Circulation
yang mungkin muncul seperti : anemia, syok septic, benkak pada kaki,
lambat
ekstermitas
dimengerti
merespon )
dilakukan, tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga privasi pasien
e. Pengkajian fokus
1) B1 (Brithing)
2) B2 (Blood)
a) Inspeksi :
abu-abu.
b) Palpasi :
c) Auskultasi :
melemah.
27
d) Perkusi :
3) B3 (Brain)
4) B4 (Blandder)
(nokturia)
5) B5 ( Bowel )
b. Anoreksia
6) B6 (Bone)
a. Pada ujung jari terjadi kebiruan dan pucat. Warna kulit pucat
dan sianosis
b. Edema
jantung yang dapat dan tentu saja ini sering ditemukan bila
ventrikel
f. Pengkajian nyeri
1) Profokatif/paliatif
2) Kualitas / kuantitas
3) Regional
4) Skala
Skala 4-10
5) Timing
29
jantung yaitu:
b) Batuk
terjadi
dengan baik.
e) Kelemahan
2. Pengkajian sekunder
secara lengkap
31
a. Aktivitas/istirahat
c. Eliminasi
d. Makanan/cairan
e. Hygine
f. Neurosensori
tersinggung
(Herdman, 2015).
32
pasien adalah:
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan
intervensi keperawatan.
b. Kriteria Hasil :
c. Intervensi Keperawatan :
frekuensi )
34
b. Kriteria Hasil :
Ventilasi (0403)
c. Intervensi Keperawatan
b. Kriteria Hasil :
c. Intervensi Keperawatan
Oamolaritas urine)
memburuk
toleransi
b. Kriteria Hasil :
rentan normal
c. Intervensi Keperawatan
keterbatasannya
kegaduhan)
37
banyak tenaga
b. Kriteria hasil:
c. Intervensi:
tindakan keperawatan atas dasar kerja sama tim perawat dan tim
kesehatan lainnya.
setelah validasi
dan transenden (keadaan tenang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri),
lainnya.
aman dan nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri
dan tanda pada pasien. Resiko decubitus merupakan salah satu bentuk
gangguan kebutuhan rasa aman nyaman, karena pasien akan merasa tidak
emosi negatif.
42
1. Persiapan
2. Persiapan klien:
berdiri;
sepatu;
43
3. Prosedur
belakang.
mengendur.
rahang.
2) Punggung dilengkungkan.
kemudian relaks.
udara sebanyak-banyaknya.
kemudian dilepas.
lega.
46
tegang.
Kontraktilitas
Hambatan pengosongan
Ventrikel
Sianosis
Gangguan pola tidur
Gangguan perfusi jaringan perifer
Sumber: Nurarif & Kusuma (2016)
Skema 2.1 Kerangka Teori
48