Anda di halaman 1dari 7

DAKWAH DZATIYAH: MENERAPKAN KOMUNIKASI

INTRAPRIBADI YANG ISLAMI

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh
Dosen Pengampu: Dr. Armawati Arbi, M.Si.

Oleh:
ALITA NADIA RINJANI (11170510000198)
ANDIKA RAMADHAN (11170510000176)

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
LATAR BELAKANG

Pendekatan komunikasi intrapribadi dalam dakwah dzatiyah, komunikasi


intrapribadi meliputi sensasi, presepsi, memori, dan cara berpikir yang Islami. Dawah
dzatiyah mencakup kekuatan sensasi, persepsi, menjaga memori, dan kekuatan cara
berpikir pendakwah dan mitra dakwahnya. Sebelum memanggil dan mengajak seseorang,
pendakwah memiliki kekuatan kesehatan jasmani, rohani, dan kecerdasan spiritual yang
tetap menjaga potensi bingkai fitrahnya ke dalam bingkai kepribadian muslim. Dakwah
dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan komunikasi intrapribadi
yang mengatur sensasi, persepsi, memori, dan cara berpikir dalam pandangan Islam. Pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang dakwah dzatiyah secara lebih
mendalam, yaitu membedah proses komunikasi intrapribadi manusia dengan menerima
stimuli, memaknai, dan mengingatnya dengan cara berpikir manusia yang beragam. Proses
sensasi, persepsi, memori, dan cara berpikirlah yang menggerakkan perilaku pendakwah
dan mitra dakwah.

A. SENSASI DALAM PANDANGAN ISLAM


Tahap paling awal peneriman informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata
“sense”, artinya pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.
Sensasi adalah deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik
yang terjadi ketika energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang
reseptor dalam organ-organ indra. Sensasi meliputi penglihatan, bunyi, bau, rasa dan
sentuhan. Sensasi merupakan salah satu dari tiga komponen utama kesadaran menurut
psikologi strukturalis, selain citra dan afeksi. Benyamin B. Wolman (1973: 343)
mengatakan bahwa sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak
memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual, dan terutama berhubungan
dengan kegiatan alat indra. Sedangkan menurut Dennis Coon (1977: 79), apabila alat-alat
indra mengubah informasi mejadi impuls-impuls syaraf dengan “bahasa” yang dipahami
oleh “komputer” (otak), maka terjadilah sensasi.

1. Syarat-Syarat Sensasi
1) Adanya objek yang diamati

1
2) Alat indera atau reseptor serta syaraf sensoris yang baik sebagai untuk meneruskan
stimulus ke otak untuk mengahasilkan respon.
3) Pengalaman dan lingkungan budaya pengalaman dan budaya mempengaruhi kapasitas
alat indera yang mempengaruhi sensasi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sensasi


a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sensasi misalnya alat pendengaran, jika
kita mendengar sesuatu yang suaranya agak jauh tentu sulit bagi kita untuk bisa
mendengarnya dengan jelas atau samar-samar. Lalu lamanya rangsangan itu, misalnya
alat penglihatan, jika kita melihat seseorang yang cantik/tampan
yang sedang berjalan dikerumunan orang banyak apakah kita bisa melihatnya secara jelas
atau tidak.

b. Faktor Internal
Faktor internal lebih kepada kefungsian alat indera kita sendiri. Jika alat indera kitamasih
baik maka dalam menerima rangsangan akan lebih efektif lagi, dan tidak timbul keragu-
raguan sehingga dapat sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan otak.

Faktor pribadi mempengaruhi sensasi menurut Islam, pancaindra fisik dan pancaindra
batin. Menurut Ibnu Sina dalam Mulyadi Kartanegara, mengenai pancaindra batin yang
terdiri dari pancaindra bersama, daya khayal, estimasi baik-buruk, imajinasi dan memori
untuk menerima, memahami dan mengingat stimuli. Akal adalah untuk berpikir dan
mengembangkan rasio dan nurani otak (QS. Qaf (50): 6), berfungsi pula untuk
mengintrospeksi diri. Kalbu ada di jantung untuk memahami dan mengembangkan rasa,
sedangkan nafsu di perut dan alat kelamin untuk menggerakan daya penggerak dan
mengembangkan karsa.

1. Memelihara Pancaindra
Manusia adalah produk hi-tech yang tercanggih. Erbe Sentanu mengatakan
mambandingkan manusia dan computer. Pancaindra disamakan dengan keyboard

2
sebagai tempat input dan output. Sel tubuh sebagai hard disk, pikiran dan perasaan
sebagai software. Hati nurani sebagai operating system. Pikiran dan perasaan yang kena
virus diberi antivirus, dan apabila terlalu banyak dari data dapat dihapus.
2. Pengembangan Potensi Pancaindra
Memanfaatkan potensi pancaindra secara maksimal manusia dapat berhitung,
membaca, mendengar dengan cepat dan cermat, dapat mencium wewangian, meraba
kain yang halus dan lembut. Manusia yang bersyukur akan menuntut ilmu dunia untuk
mendukung kebahagiaan akhirat. Pancaindranya digunakan untuk menciptakan
berbagai karya dan kreasi.
3. Melihat Tanda-Tanda Kebesaran Allah
Kemanapun manusia pergi mereka akan bisa membaca kekuasaan Allah. Terlebih
apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada anggota tubuh atau pancaindranya. Oleh
karena itu, penting bagi manusia memelihara sistem tubuhnya agar mereka berjalan
sesuai dengan fungsinya.
4. Pertanggungjawaban Sensasi Manusia
Permasalahan sensasi dalam islam merupakan hal terpenting karena sensasi merupakan
pintu untuk membuat kesalahan dan pintu bergesernya bingkai kemanusiaan.
Peristiwa-peristiwa diberitakan di media massa dan nonmedia massa sebagai bukti
manusia mana yang menjaga kemanusiaannya dan siapa yang tidak menghargai diri
sendiri. Sensasi dalam pandangan Islam merawat pancaindra dengan baik.

B. PERSEPSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang d


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah
memberikan makna pada stimuli indriawi (sensory stimuli). Sensasi menerima stimuli
melalui pancaindra, pancaindra bersama, dan persepsi memaknai stimuli dengan bantuan
kalbu.

Persepsi seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor fungsional.
David Krech dan Richard S. Crutchficld (1977:235) menyebutnya faktor fungsional dan
struktural. Faktor lainnya yang mempengaruhi persepsi, yaitu perhatian.

3
Tabel Tingkatan Persepsi Manusia, bersumber dari Baharuddin, Paradigma Psikologi
Islam, hlm. 374

No. Tingkat Persepsi Proses Pemahaman Dimensi

Al-lams (peraha), asy-syumm (penciuman), as-


Persepsi Indrawi atau sam' (pendengaran), al-abshar (penglihatan), al-
1. Al-Jism
Sensoris qawl (pengucapan untuk memberikan dan
memperoleh informasi).

2. Persepsi Naluri Syahwah (keinginan), ghadab (marah). An-Nafsu

An-nåzar (melihat dengan memperhatikan), at-


tadabbur (memperhatikan secara saksama), at-
ta’ammul (merenungkan) al-itibar
3. Persepsi Rasional (menginterpretasikan), at-tafkir (memikirkan), dan Al-Aql
at-tazâkur (mengingat).

Tuma’ninah (tenang), ulf (jinak atau sayang),


ya’aba (senang), ra’fah wa rahmah (santun),
4. Persepsi Emosional Al-Qalb
wajilat (bergetar, tunjuk), ribat (mengikat), galiz
(kasar), dan hamiyah (sombong).

5. Persepsi Spritual Intuisi, hidayah, dan inspirasi Ar-Ruh

Persepsi
6. Iman, ilham, dan wahyu. Al-Fitrah
Transendental

Informasi dan pesan dapat ditangkap melalui proses sensasi, persepsi, memori, dan cara
berpikir. Fakror-faktor sensasi, perhatian, fungsional dan struktural mempengaruhi persepsi.
Perhatian merupakan salah satu variabelnya. Variabel pertama yang mempengaruhi perhatian
4
adalah penarik perhatian, yaitu gerakan, intensitas, stimulasi, kebaruan, dan pengulangan.
Adapun variabel kedua adalah penaruh perhatian, yaitu faktor biologis dan sosiopsikologis,
sikap, kemauan, dan kebiasaan.

1. Perhatian (Attention) Mempengaruhi Persepsi

Menurit Kenneth E. Andersen (1972: 46), perhatian adalah proses mental ketika stimuli
lainnya melemah. Perhatian terjadi apabila manusia mengonsentrasikan diri pada salah satu
alat indranya, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain. Apa yang
diperhatikan manusia ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Perbedaan
perhatian ini timbul dari faktor-faktor internal dalam diri manusia itu sendiri. Faktor yang
mempengaruhi perhatian manusia adalah faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

a. Faktor Pribadi Mempengaruhi Perhatian Seseorang

Faktor eksternal (gerakan, intensitas, kebaruan, pengulangan) dari penarik perhatian.

1. Gerakan
2. Intensitas suara, gambar, berbagai bunyian, dan penekanan.
3. Kebaruan (novelty)
4. Prinsip pengulangan

b. Faktor Internal Mempenguruhi Perhatian Seseorang

Perhatian manusia sangat lemah, alat indra kita, tetapi juga menunjuk perhatian yang
selektif (selective attention), Perhatian berbeda karena faktor pribadi atau internal
mempengaruhi perhatian pendakwah dan mitra dakwah yaitu faktor biologis, faktor
sosiopsikologis, dan sosiogenis (seperti yang telah dijelaskan dalam Bab. sebelumnya).

2. Faktor Fungsional/Personal Menentukan Persepsi

Faktor fungsional/faktor personal mempengaruhi pcrsepsi. Faktor kerangkarujukan terdiri


dari pendidikan, pengetahuan, kebudayaan, pengalaman kebutuhan. Dalam kegiatan
komunikasi, kerangka rujukan (frame of reference) mempengaruhi bagaimana orang memberi
makna pada pesan yang diterimanya. Persepsi sosial mengenai kredibilitas seorang pendakwah
berbeda-beda di setiap tempat. Hal tersebut karena kredibilitas seorang pendakwah ditentukan

5
oleh mitra dakwah. Misalnya, di tempat lain krediblitasnya rendah. Mitra dakwahlah yang
memaknai dan menentukan kredibilitas seorang pendakwah.

3. Faktor-Faktor Struktural Menentukan Persepsi

Faktor-faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf
yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler,
Wartheimer (1959), dan Koffka, merumuskan prinsip persepsi yang bersifat struktural.
Prinsip-prinsip ini kemudian terkenal dengan Teori Gestalt. Faktor struktural terdiri dari faktor
kesamaan, kedekatan, konteks masalah, dan lingkungan.

a. Pesan Dakwah Melihat Konteksnya


b. Mempersepsikan Sesuatu secara Keseluruhan, Jangan Sepotong-Sepotong
c. Sifat Sifat Perseptual dan Kognitif
d. Anggota Kelompok, Mengelompokkun, dan Membuat Kategorisasi
e. Kesamaun antara Pendakwah dan Mitra Dakwah
f. Faktor Kedekatan Menambah Kredibilitas Pendakwah

KESIMPULAN

Tahap paling awal peneriman informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”,
artinya pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah
deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik yang terjadi ketika
energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ
indra. Sementara persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang d diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah
memberikan makna pada stimuli indriawi (sensory stimuli).

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Armawati, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012

Anda mungkin juga menyukai