Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, akhir-akhir ini berbisnis dalam dunia kuliner sangat
berkembang pesat. Pasalnya salah satu faktor yang menjadi pendukung dalam kemajuan
didunia kuliner di Indonesia adalah dengan masuknya kebudayaan dari negara asing.
Negara asing dengan kebudayaannya cukup berperan dalam membangung kemajuan
kuliner di Indonesia. Sehingga masyarakat lokal sendiri atau masarakat Indonesia jadi
lebih banyak mengetahui tentang kebudayaan asing, terutama didalam dunia kuliner.
Meskipun rasanya telah disesuaikan dengan lidahnya orang Indonesia. untuk membuat
kecintaan bangsa Indonesia terhadap budaya bangsa tidak kian luntur, adalah melalui
bisnis makanan. Makanan ringan atau cemilan merupakan makanan yang dimaksudkan
untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu. Saat ini sudah banyak
makanan ringan yang beredar disekitar kita yang mempunyai bentuk, rasa, pengemasan,
dan tampilan yang berbeda-beda yang dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian
konsumen. Salah satu makanan yang juga makanan khas tradisional Indonesia yang
digemari oleh masyarakat adalah Citruk.
Citruk adalah makanan sejenis comet terbuat dari tepung. Seperti keripik juga,
namun bentuknya bulat kecil, tebal, dan agak keras saat digigit. Luarnya ditaburi bumbu
pedas atau orisinil hanya asin saja. Konon Citruk berasal dari Tasikmalaya. Warung Citruk
saat ini menawarkan Citruk dengan berbagai rasa atau istilah dalam kamus kuliner modern
“topping‟. Mulai dari original pedas, jagung bakar, pizza, balado, keju.
Untuk itu kami mengembangkan bisnis kue citruk ini agar tidak hilang dikalangan
masyarakat karena citruk ini digemari masyarakat dan juga proses produksinya yang tidak
serumit makanan khas tradhisional yang lainnya. Citruk yang berada di wiliayah kota
Yogyakarta, dimana kota Yogyakarta merupakan salah satu lingkup perkotaan yang
kebanyakan penduduk merupakan kalangan masyarakat pelajar, mahasiswa dan pekerja
yang banyak melakukan aktivitas maka didirikanlah usaha citruk, tepatnya usaha ini
berdiri di daerah jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Usaha citruk ini direncanakan akan berdiri di wilayah kota Yogyakarta, tepatnya di
jalan kaliurang, Sleman pada bulan Februari 2018. Dalam mendirikan sebuah usaha,
dibutuhkan sebuah visi dan misi agar dapat menjadi pedoman sehingga target yang ingin
dicapai tersebut jelas. Adapun visi dan misi usaha citruk ini, yaitu:
Visi
a. Menjadi salah satu produsen makanan terbaik di kota Jogja dalam aspek
profitabilitas, penjualan, dan kepuasan konsumen.
b. Loyalitas konsumen terhadap produk hasil olahan terjaga.
Misi
a. Memuaskan konsumen dengan menyediakan produk - produk makanan yang
berkualitas dan pelayanan yang memuaskan.
b. Menciptakan suasana yang nyaman bagi para konsumen
c. Menjaga mutu serta kualitas produk makanan
Pesaing 1 Pesaing 2
2000 2000
CITRUK
1634
ii. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang
akan dimasuki. Target pasar utama Warung Surabi berdasarkan usia antara 12-
50 tahun. Pada usia tersebut aktivitas lebih banyak dihabiskan di luar rumah,
baik bersekolah maupun bekerja dan cenderung lebih suka menghabiskan
waktu untuk berkumpul dengan teman-teman di suatu tempat yang
diinginkannya. Berdasarkan aspek usia dan latar belakang pendidikan, pasar
sasarannya adalah berasal dari usia dan tingkatan yang berbeda-beda, yaitu
anak – anak, remaja, dan dewasa. Pada kalangan remaja, umumnya konsumen
berasal dari pelajar sekolah menengah atas dan mahasiswa wilayah
Yogyakarta. Berdasarkan golongan masyarakat, produk ini menargetkan
kepada seluruh golongan masyarakat.
iii. Positioning
Warung Surabi berusaha menawarkan produk yang sehat, lezat dan higienis.
Untuk menarik minat konsumen untuk membeli produknya, maka Warung
Surabi menyediakan beberapa macam rasa yang bisa dipilih konsumen,
berbeda dengan penjual surabi tradisional yang ada pada umumnya yang hanya
menyediakan satu jenis/macam rasa.
3. Tempat (Place)
Place yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi
antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
Saluran distribusi bertugas untuk menyalurkan produk dari produsen hingga
sampai ke tangan konsumen akhir. Warung Surabi yang telah memiliki tempat
usaha yang tetap, sehingga dalam pelaksanaan pendistribusian produknya
langsung ke konsumen, dengan kata lain Warung Surabi melaksanakan sistem
penjualan langsung (direct selling) di tempat produksinya. Hal ini juga berarti
Warung Surabi tidak menggunakan jasa perantara dalam memasarkan
produknya ke konsumen. Menurut pemilik, distribusi secara langsung
dianggap lebih ekonomis, karena apabila menggunakan perantara maka harga
jual yang diterima konsumen bisa lebih tinggi. Alasan lain tidak digunakannya
perantara adalah kualitas produk, karena surabi cenderung memiliki rasa yang
lebih enak dinikmati ketika hangat daripada surabi yang sudah dingin.
Pemilihan lokasi strategis merupakan faktor penting sehingga perlu
memperhatikan berbagai faktor. Faktor-faktor yang menentukan dalam
pemilihan lokasi adalah mudah dijangkau/dilihat konsumen, dan lokasi yang
banyak dilalui atau dihuni target konsumen yang berpotensi membeli produk.
Alasan itu yang menjadi pertimbangan warung Surabi untuk mengembangkan
usaha di sekitar wilayah kampus UII.
4. Promosi (Promotion)
Untuk mau membeli produk yang dihasilkan konsumen harus dapat dibujuk,
didorong dan diberikan informasi produk yang dihasilkan. Pelaku UKM
cenderung masih melakukan promosi yang sederhana, begitu pula dengan
Warung Surabi Bentuk promosi yang dilakukan Warung Surabi saat ini masih
berupa promosi dari mulut ke mulut, spanduk dan salah satu media yang
sangat berpengaruh yaitu penggunaan media sosial sebagai lahan menarik
perhatian konsumen secara luas di era digital saat ini. Dengan melakukan
promosi dengan media sosial maka informasi akan cepat tersebar ke kalangan
luas. Dengan strategi promosi ini juga dapat dikatakan lebih ekonomi
Analsis SWOT
a. Analisis Faktor IFAS
Tabel Faktor-Faktor IFAS Usaha Serabi
Strength (Kekuatan) Kode
Makanan tradisional dengan varian rasa A
Sehat tanpa bahan pengawet B
Lokasi strategis C
Harga terjangkau D
Weakness (Kelemahan) Kode
Tidak tahan terlalu lama E
Produk udah ditiru F
Sulit melakukan pengembangan rasa G
Opportunity
Weakness Strength
Threat
Dari posisi usaha yang akan didirikan berada pada wilayah kuadaran satu, hal
ini berarti usaha berpeluang besar dan kuat untuk menghadapi tantangan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut usaha dapat melakukan kegiatan
promosi dan produksi makanan tradisonal untuk menarik lebih banyak lagi
calon konsumen untuk membeli produk tersebut.
STRENGHTS (S) WEAKNESS (W)
IFAS Makanan tradisional Tidak terlalu tahan lama,
dengan varian rasa, sehat produk udah ditiru dan
EFAS tanpa bahan pengawet, sulit melakukan
lokasi strategis dan harga pengembangan rasa
terjangkau
OPPOTURNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Minat masyarakat Melakukan promosi Pemanfaatan peralatan
terhadap makan produk yang dikaitkan produksi yang maksimal
tradisional kembali, dengan pentingnya dan pemilihan pegawai
bahan baku mudah kesehatan bagi yang memiliki
dicari, belum terlalu masyarakat pengalaman dalam
banyak pesaing, surabi membuat produk Serabi
sudah dikenal luas yang diminati
THREAT (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-O
Pelanggan lebih percaya Buat brand semenarik Pengawasan produksi
pada produk ternama, mungkin sehingga yang baik serta adanya
harga bahan baku susah meningkatkan respon tindakan pemantauan
ditebak dan persaingan masyarkat untuk persaingan terhadap
dengan produk beda membeli produk Serabi harga jual
jenis namun dengan
harga mirip