Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDRI

NIM : 17016054

WAWANCARA DAN TEKNIK WAWANCARA

A. Definisi wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan bahan berita ( teknik reportase ).
Selain itu wawancara juga merupakan salah satu metode pengumpulan informasi baik untuk
dijadikan berita maupun untuk tujuan penelitian ( tugas ). Dalam wawancara, bertanya pada
narasumber (saksi, pengamat, pihak setuju, dan sebagainya) berguna untuk mengumpulkan
informasi, keterangan, fakta, atau data tentang suatu peristiwa atau masalah. Hasil wawancara
disusun dalam bentuk karya jurnalistik, yaitu berita, fitur, atau artikel opini.

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil
wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi.
Faktor-faktor tersebut, yaitu pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam
daftar pertanyaan dan situasi wawancara.

Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden, merangsang


responden untuk menjawab, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya.
Bila semua tugas ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka hasil wawancara menjadi
kurang bermutu. Syarat menjadi pewawancara yang baik ialah memiliki ketrampilan
mewawancarai, motivasi yang tinggi dan rasa aman serta santun, artinya tidak ragu dan takut
menyampaikan pertanyaan. Demikian pula responden dapat mempengaruhi hasil wawancara
karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi
pertanyaan dengan tepat serta bersedia menjawabnya dengan baik.

B. Model Wawancara

Model wawancara ada dua macam, yaitu :

1. Wawancara langsung atau bertatap muka ( face to face ) langsung dengan narasumber.

2. Wawancara tidak langsung, misalnya melalui telefon, chating , dan email (wawancara tertulis).

C. Jenis-Jenis Wawancara

Dalam literatur jurnalistik dikenal banyak jenis wawancara, antara lain:

1. Wawancara berita ( news-peg intervie ), yaitu wawancara yang dilakukan untuk


memperoleh keterangan, konfirmasi, atau pandangan yang diwawancarai tentang suatu
masalah atau peristiwa.
2. Wawancara pribadi ( personal interview ), yaitu wawancara yang dilakukan untuk
memperoleh data tentang diri pribadi dan memenangkan narasumber atau disebut juga
wawancara biografi.

3. Wawancara eksklusif ( exclusive interview ), yaitu wawancara yang dilakukan khusus,


tidak sama dengan wawancara dari media lain.

4. Wawancara sambil lalu ( casual interview ), yaitu wawancara “penuh persetujuan”, tidak
ada perjanjian dulu dengan narasumber , misalnya mewawacarai seorang pejabat
sebelum, setelah, atau di tengah berlangsungnya sebuah acara.

5. Wawancara jalanan ( man in the street interview ) atau disebut pula "wawancara di
tempat", yaitu wawancara di tempat kejadian dengan berbagai narasumber, misalnya di
lokasi kebakaran.

6. Wawancara tertulis ialah wawancara yang dilakukan melalui email atau bentuk
komunikasi tertulis lainnya.

7. Wawancara “cegat Pintu” ( door stop interview ), yaitu wawancara dengan cara
“mencegat” narasumber di sebuah tempat, misalnya tersangka korupsi yang baru keluar
dari ruang interogasi KPK.

D. Teknik Wawancara

Para praktisi jurnalisme ( wartawan ) umumnya sependapat, tidak ada kiat mutlak dalam
wawancara jurnalistik. Setiap wartawan memiliki trik atau cara tersendiri guna menemui dan
memancing narasumber untuk berbicara.

Terdapat tiga tahap dalam pelaksanaan wawancara, yaitu :


1. Tahap Persiapan Wawancara

a. Menentukan topik atau masalah

b. Memahami masalah yang ditanyakan dalam wawancara yang baik tidak pergi dengan
kepala kosong .

c. Menyiapkan pertanyaan.

d. Menentukan narasumber

e. Membuat janji dan menghubungi narasumber atau “mengintai” narasumber agar bisa
ditemui.

2. Tahap Pelaksanaan Wawancara


a. Datang tepat waktu jika ada kesepakatan dengan narasumber.

b. Berpenampilan sopan, rapi, atau sesuaikan dengan suasana.

c. Memperkenalkan diri, jika perlu tunjukkan ID / Kartu Pers.

d. Mengemukakan maksud kedatangan untuk sekadar “basa-basi” dan menciptakan


keakraban.

e. Awali dengan meminta biodata narasumber, terutama nama (nama lengkap dan nama
panggilan jika ada). Bila perlu, mintalah narasumber untuk membuatnya sendiri agar
tidak terjadi kesalahan.

f. Pertanyaan tidak bersifat “interogatif“ atau terkesan memojokkan.

g. Catat! Jangan terlalu mengandalkan perekam suara dalam mewawancarai narasumber.


.

h. Ajukan pertanyaan secara fingkas dan jelas.

i. Menghindari pertanyaan "yes no question" atau pertanyaan yang hanya perlu


menjawab "ya" dan "tidak". Gunakan pertanyaan yang mengandung unsur 5W+1H.

j. Menghindari pertanyaan ganda atau satu pertanyaan buat satu masalah.

k. Jadilah pendengar yang baik. Ingat, tugas wartawan menggali informasi, bukan
"menggurui" narasumber, apalagi ingin ujntuk gigi terkesan lebih pintar atau lebih
paham dari narasumber.

3. Merangkum hasil pembicaraan dan wawancara

a. Menyusun Rangkuman Hasil Wawancara

Rangkuman adalah penyajian singkat dari suatu pembicaraan atau tulisan. Adapaun
langkah-langkah untuk membuat rangkuman hasil wawancara, antara lain:

1. Menyimak seluruh pembicaraan dalam wawancara

2. Mencatat pokok-pokok pembicaraan

3. Merangkaikan pokok-pokok pembicaraan ke dalam beberapa paragraph dengan


memerhatikan keefektifan kalimat-kalimatnya.

Selain langkah-langkah, Anda juga harus memerhatikan hal-hal penting dalam


membuat rangkuman, diantaranya adalah:

1. Menggunakan kalimat efektif.


2. Jumlah paragraf dalam rangkuman tergantung pada banyaknya pertanyaan dan jawaban
kegiatan wawancara.

3. Mempertahankan susunan topik pembicaraan.

Beberapa hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti wawancara, yaitu:

1. Mengidentifikasi topik wawancara

2. Memusatkan perhatian

3. Memerhatikan intonasi, mimik, dan bahasa tubuh kedua belah pihak yang terlibat dalam
wawancara

4. Menentukan inti dari setiap pertanyaan

5. Menentukan inti dari setiap jawaban

6. Merangkum inti pertanyaan dan jawaban sebuah simpulan wawancara

E. Menjelaskan Hasil Wawancara tentang Tanggapan Narasumber

Untuk mngetahui isi wawancara dapat dilakukan dengan cara menyimak dan mencatat isi
pokok pembicaraan dalam wawancara. Cara mencatat isi pokok pembicaraan dalam wawancara
sebagai berikut:.

1. Menyimak wawancara dengan seksama dari awal hingga akhir

2. Mencatat orang yang melakukan wawancara, baik pewawancara maupun narasumber

3. Mencatat isi pokok pembicaraan dalam wawancara, sebagai berikut:

a. Apa yang dibicarakan atau masalah yang dibahas dalam wawancara

b. Tanggapan atau pendapat narasumber: berupa pendapat tentang penyebab masalah


dan penanggulangan masalah yang diabahas dalam wawancara.
SUMBER

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula , Rosdakarya, Bandung 1999.

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan , Batic Press, Bandung, 2001.

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik , Simbiosa, Bandung, 2010.

Anda mungkin juga menyukai