Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang bertemakan “Pengorganisasian & Struktur Organisasi” dengan lancar tanpa

ada suatu halangan apapun.

Makalah ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu tugas mata kuliah

Manajemen semester genap tahun 2019. Makalah ini disusun untuk mempelajari

lebih detail mengenai pengorganisasiaan beserta desain dan struktur organisasi.

Kami berharap informasi yang kami dapatkan tidak hanya untuk kami sendiri

melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon masukan, kritik, serta saran yang

bersifat membangun dan semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat

mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima

kasih.

Banjarmasin, 11 Maret 2019

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 3

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penulisan

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengorganisasian

2.2. Desain Organisasi dan Struktur Organisasi

2.3. Enam Struktur Utama dalam Organisasi

2.4. Tipe Struktur Organisasi

2.5. Organisasi Fungsional

2.6. Kekuasaan dalam Organisasi

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang


sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan
lingkungan yang meliputinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-
tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar tujuann organisasi
dapat dicapai dengan efisien.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekansime
formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu
organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya;
2. Teknologi yang di gunakan;
3. Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi;
4. Ukuran organisasi.
Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi untuk organisasi dann lingkungan tempat anggota organisasi
melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk
melihat secara berssamaan ke dalam organisasi dan keluar organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama
adalah perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu,
desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam
struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka

3
menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi
sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya
situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam permasalahan ini meliputi


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud desain organisasi dan struktur organisasi?

2. Bagaimana desain organisasi dalam manajemen?

3. Apa itu enam elemen utama dalam desain organisasi?

4. Apa saja tipe struktur organisasi?

5. Apa yang dimaksud dengan organisasi fungsional?

6. Apa itu kekuasaan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari desain organisasi dan struktur

organisasi

2. Untuk mengetahui enam elemen utama dalam desain organisasi

3. Untuk memahami desain organisasi dalam manajemen

4. Untuk mengetahui tipe struktur organisasi

5. Untuk mengetahui organisasi fungsional

6. Untuk mengetahui pengertian kekeuasaan dalam pengorganisasian

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengorganisasian

Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama


menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional. Pengertian kedua
berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana
kegiatan organisasi ditugaskan di antara anggotanya agar tujuan organisasi dapat
tercapai dengan efisien.

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur


organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya,
dan dua aspek yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur
organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar
kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas.

Tujuan dari suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana


individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih
orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat
mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan.

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah


tersebut dapat menunjukan hal-hal sebagai berikut :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku,
dan tenaga kerja organisasi.

5
2. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, di mana
setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas
dan para karyawan.
4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

2.2. Desain Organisasi dan Struktur Organisasi

2.2.1. Pengertian
Struktur organisasi (design organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

2.2.2. Proses dalam Desain Organisasi


Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:236) dalam desain
organisasi terdapat empat proses yang harus dilakukan, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah proses membagi pekerjaan menajdi jabatan-
jabatan spesifik untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi. Keuntungan
ekonomis dari pembagian pekerjaan menjadi jabatan-jabatan khusus merupakan
alasan historis utama yang mendasari penciptaan organisasi.
2. Departementalisasi
Alasan – alasan untuk mengelompokkan pekerjaan – pekerjaan tergantung
pada kebutuhan untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

6
Pekerjaan – pekerjaan spesialisasi dipisahkan satu sama lain, saling berhubungan
dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian keseluruhan pekerjaan membutuhkan
pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi pekerjaan – pekerjaan tersebut harus
dilakukan dengan cara dan urutan tertentu, sesuai dengan yang dikehendaki pihak
manajemen ketika pekerjaan tersebut disusun.
3. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang adalah proses pembagian kewenangan dari atas
ke bawah di dalam suatu organisasi. Para manajer akan memutuskan seberapa
besar kewenangan yang seharusnya didelegasikan kepada setiap jabatan dan
pemegang jabatan. Pendelegasian wewenang mengacu secara khusus pada
kewenangan mengambil keputusan.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan.
Rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu
struktur organisasi. Pertimbangan yang penting dalam menentukan rentang
kendali seorang manajer bukanlah jumlah hubungan yang mungkin terjadi,
melainkan frekuensi dan intensitas hubungan yang sebenarnya.

2.3. Enam Elemen Utama dalam Desain Organisasi


Saat manajer menciptakan atau mengubah struktur, mereka terlibat dalam
desain (perancangan) organisasi, proses yang melibatkan keputusan-keputusan
yang mencakup enam elemen: spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan formalisasi.
1. SPESIALISASI KERJA (PEMBAGIAN KERJA)
Untuk memenuhi target output harian, para pekerja berspesialisasi
dalam berbagai tugas pekerjaan. Spesialisasi kerja, yang membagi kegiatan
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang terpisah. Pekerja individu berspesialisasi
dalam melakukan satu bagian aktivitas pekerjaan alih-alih keseluruhan aktivitas
pekerjaaan agar output kerjanya bertambah. Ini merupakan tiang dasar
pengorganisasian.
2. DEPARTEMENTALISASI

7
Efisiensi aliran pekerjaan tergantung pada keberhasilan integrase
satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Pembagian kerja dan
kombinasi tugas seharusnya mengarah kepada tercapainya struktur-struktur
departemen dan satuan-satuan kerja. Pekerjaan-pekerjaan spesialisasi dipisahkan
satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian
keseluruhan pekerjaan membutuhkan pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan cara dan urutan tertentu,
sesuai dengan yang dikehendaki pihak manajemen ketika pekerjaan tersebut
disusun.
Setelah memutuskan tugas pekerjaan apa yang akan dikerjakan oleh
siapa, kegiatan pekerjaan bersama harus dihimpun kembali sehingga berbagai
pekerjaan yang terpisah bisa dikoordinasikan dan diintegrasikan. Pada dasarnya,
organisasi besar biasanya mengombinasikan sebagian besar atau keseluruhan dari
departementalisasi ini.
3. RANTAI KOMANDO
Rantai komando merupakan hierarki wewenang dari tingkat organisasi
yang tinggi hingga ke yang rendah, yang menegaskan siapa melapor ke siapa.
Wewenang merupakan hak yang melekat pada posisi menejerial tertentu yang
memberi tahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu
melakukannya.Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan
tugas apa saja yang dibebankan. Terakhir, prinsip kesatuan komando merupakan
prinsip menejemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu
menejer saja.
Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi
manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan
mengaharapkan orang itu melakukannya. Untuk mempermudah koordinasi dan
pengambilan keputusan, para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai
komando itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi
tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan
pekerjaan para karyawan, para karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk
melaksanakan tugas yang di bebankan. Kewajiban atau harapan untuk

8
mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung jawab. Akhirnya prinsip kesatuan
komando membantu melestarikan konsep garis wewenang yang terus menerus.
4. RENTANG KENDALI (RENTANG PENGENDALIAN)
Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang
menejer secara efisian dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai rentang
kendali mengakui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah karyawan
yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer secara efisien dan efektif.
Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan menejer serta karyawan dan juga
sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
5. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
Sentralisasi merupakan kadar di mana pengambilan keputusan
dilangsungkan pada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi, yang artinya
memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada
di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat,
sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama.
Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing
pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena
seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat,
keputusan komprehensif yang akan diambil, serta penghematan dan lebih efektif.
Sebaliknya, apabila lebih banyak pekerja yang memberikan input atau
bahkan benar-benar mengambil keputusan, maka terjadi lebih banyak
desentralisasi dalam organisasi tersebut. Ini berarti, desentralisasi adalah
pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Keuntungan dari
system ini ialah: dapat menanggapi perubahan dengan cepat, memberi masukan

9
lebih rinci bagi pengambil keputusan, memotivasi pegawai untuk memberi
kesempatan dlm pengambilan keputusan, dan memberi peluang pelatihan bagi
manajer tingkat rendah.
6. FORMALISASI
Definisi formalisasi adalah sestandar apakah pekerjan-pekerjaan
organisasi dan taraf di mana perilaku dipandu oleh beragam aturan dan prosedur.
Formalisasi terkait dengan seberapa jauh yang diterapkan organisasi untuk
masalah standardisasi dan aturan ketat agar memberikan konsistensi serta
pengendalian.

2.4. Tipe Struktur Organisasi

 Desain Organisasi Yang Umum


Dalam membuat keputusan, manajer memiliki desain umum yang bisa
dipilih: tradisional dan kontemporer.
DESAIN ORGANISASI TRADISIONAL
Struktur ini terdiri atas tiga jenis yaitu:
1. Struktur Simpel
Desain organisasi dengan departementalisasi rendah, rentang pengendalian
yang luas, wewenang yang tersentralisasi pada satu orang, dan sedikitnya
formalisasi.
2. Struktur Fungsional
Desain organisasi yang mengelompokkan keahlian pekerjaan yang serupa
atau terkait. Kelompok ini amat serupa atau terkait dengan keahlian
pekerjaan.
3. Struktur Divisional
Struktur organisasi yang terdiri dari unit-unit atau divisi bisnis yang
terpisah. Dalam struktur ini, setiap divisi memiliki otonomi terbatas,
dengan seorang manajer divisi yang memiliki wewenang atas unitnya dan
bertanggung jawab atas kinerja unit tersebut. Biasanya, perusahaan induk

10
bertindak sebagai pengawas eksternal, yang mengendalikan berbagai divisi
yang ada.
DESAIN ORGANISASI KONTEMPORER
Desain yang membuat suatu organisasi menjadi lebih ramping, fleksibel, dan
inovatif.
1. Struktur Tim
Struktur di mana keseluruhan organisasi terdri dari kelompok atau tim
kerja.
2. Struktur Proyek-Matriks
Struktur di mana para spesialis dari beragam departemen fungsional
bekerja bersama dalam satu atau banyak proyek yang dipimpin oleh
manajer proyek serta struktur di mana para pekerja selalu berkecimpung
dalam proyek. Begitu proyek pertama selesai, para pekerja beralih ke
proyek lainnya.
3. Struktur Tanpa-Batas
Struktur yang tidak didefinisikan atau terbatas pada batas-batas horizontal,
vertical, atau eksternal yang artifisial (buatan). Meliputi jenis organisasi
maya/virtual dan jaringan.

2.5. Organisasi Fungsional

Struktur fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau


kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Semua
individu-individu yang melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama.
Struktur yang paling banyak digunakan oleh banyak organisasi,
pembagiannya berdasarkan fungsi manajemen, misal saja keuangan, pemasaran,
produksi, dan sumber daya manusia.

11
Gambar 1. Bagan Organisasi Fungsional pada tingkatan manajemen puncak
suatu perusahaan manufakturing.

Kelebihan pendekatan fungsional. Kebaikan utama adalah bahwa menjaga


kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Kelemahan struktur fungsional. Kekurangannya antara lain: menciptakan
konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan, memberi tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inovatif.

2.6. Kekuasaan dalam Organisasi


2.6.1. Pengertian Kekuasaan (Power)
Kekuasaan adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia
melakukan sesuatu yang diinginkannya. Kemampuan untuk memengaruhi orang
lain merupakan inti penting dari kepemimpinan. Pada dasarnya, kekuasaan
seseorang dalam suatu perusahaan berasal dari posisi yang ditempatinya dalam
organisasi.
2.6.2. Jenis-jenis Kekuasaan
Menurut French dan Raven, Kekuasan dapat dibedakan menjadi lima tipe
berdasarkan sumbernya sebagai berikut (Shobari,2010):
a. Reward Power (Kekuasaan Balas Jasa)
Reward power merupakan kemampuan seseorang pemimpin dalam
memberikan janji-janji. Atau dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin

12
dalam mempengaruhi bawahan agar berperilaku tertentu atau melakukan
tindakan tertentu, melalui janji-janji yang menarik. Kemampuan untuk
memberikan janji-janji yang menarik kepada bawahan agar bawahan
mengikuti apa yang diinginkan oleh pemimpin merupakan reward power.
Janji-janji tersebut seolah merupakan jaminan bagi bawahan, jika
bawahan mengikuti kehendak pemimpin nantinya akan mendapatkan
hadiah tertentu. Tentu saja pemimpin dalam menggunakan reward power
ini perlu dukungan pemimpin untuk dapat mengungkapkan pengaruhnya
dalam bentuk bujukan-bujukan yang mengandung janji-janji manis
sehingga merangsang bawahan untuk mengikuti.
b. Legitimate Power (Kekuasaan Sah)
Legitimate power merupakan sumber kekuasaan yang diperoleh
melalui kekuatan formal. Seorang pemimpin mempunyai kekuasaan
karena mendapatkan legitimasi dan kekuatan formal yang absah. Dengan
demikian Ia mempunyai posisi yang sah dan kuat untuk melakukan
sesuatu sebatas kekuasaan yang diniiliki secara sah tersebut.
Biasanya pemimpin seperti ini merupakan pemimpin formal yang
mendapatkan SK (Surat Keputusan) untuk melakukan kepemimpinan di
suatu organisasi/instansi tertentu. Kekuasaan yang sah ini semata-mata
bersumber dari jabatan yang dipegangnya, atas dasar pengangkatan
dengan surat keputusan, yang di dalamnya telah disebutkan secara
eksplisit baik status, kedudukan, wewenang dalam organisasi. Pada
umumnya kekuasaan sema cam ini terkait dengan hirarkhi dalam struktur
orgamsasi. Oleh karena itu kekuasaan semacam ini akan semakin besar
legitimasinya ketika kedudukan seseorang semakin tinggi dalam birokrasi
tersebut.
Jenis kekuasaan ini menempatkan pihak pemegang kekuasaan
mempunyai kekuatan formal dan kuat secará hukum, sehingga kepadanya
setiap anak buahnya harus taat dan patuh. Dengan demikian pemegang
sah atas kekuasaan punya wewenang untuk memerintah anak buahnya.

13
Setiap anak buah sendiri memiliki konsekuensi untuk selalu patuh
menjalankan tugas yang diperintahkannya.
c. Coercive Power (Kekuasaan Paksaan)
Coercive power atau kekuasaan paksaan adalah kekuasaan
pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dengan kekuatan memaksa,
karena ia memunyai kedudukan dan posisi yang sangat kuat. Dengan
posisi kuat tersebut maka seorang pemimpin dapat memberikan perintah,
dapat memaksa orang lain untuk bertindak tertentu.
Bekerja di bawah tekanan kekuasaan orang lain tentu kurang
menarik bahkan membuahkan sebuah resistensi. Hanya lantaran anak
buah ketakutan, anak buah bersedia melaksanakan perintah-perintah
pemimpin. Suasana tersebut menjadi sangat tidak sehat dan tidak efektif,
meskipun pekerjaan rutin tetap berjalan seperti sediakala.
d. Referent power (Kekuasaan Rujukan)
Tipe kekuasaan ini di dasarkan pada satu hubungan kesukaan atau
liking dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang
mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam
uraiannya seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para
bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab
atas pekerjaan yang diberikan.
e. Expert Power (Kekuasaan Keahlian)
Kekuasaan yang berdasarkan pada keahlian ini memfokuskan diri
pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan,
pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih
banyak dalam suatu persoalan.

14
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai
komponen dan bagian organisasi. Struktur organisasi-organisasi memberikan
kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan
dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Desain organisasi
merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk
mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Seta. 2011. Pengertian Kekuasaan dan Politik dalam Organisasi. Web-Blog
(Diakses pada tanggal 13/03/2019 pukul 20.22 WITA pada:
http://setabasri01.blogspot.co.id/2011/01/kekuasaan-dan-politik-dalam-
organisasi.html )
Handoko, Hani. 2002. Manajemen. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
Robbins, Stephen P. 2010. Manajemen, Edisi Kesepuluh. Erlangga: Jakarta.
Sulistiyani A.T. 2008. Kepemimpinan Profesional. Gaya Media: Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai