Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Makalah ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen semester genap tahun 2019. Makalah ini disusun untuk mempelajari
Kami berharap informasi yang kami dapatkan tidak hanya untuk kami sendiri
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon masukan, kritik, serta saran yang
mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih.
Kelompok 8
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................1
3.1. Kesimpulan
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
3
menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi
sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya
situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.
organisasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, di mana
setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas
dan para karyawan.
4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
2.2.1. Pengertian
Struktur organisasi (design organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
6
Pekerjaan – pekerjaan spesialisasi dipisahkan satu sama lain, saling berhubungan
dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian keseluruhan pekerjaan membutuhkan
pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi pekerjaan – pekerjaan tersebut harus
dilakukan dengan cara dan urutan tertentu, sesuai dengan yang dikehendaki pihak
manajemen ketika pekerjaan tersebut disusun.
3. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang adalah proses pembagian kewenangan dari atas
ke bawah di dalam suatu organisasi. Para manajer akan memutuskan seberapa
besar kewenangan yang seharusnya didelegasikan kepada setiap jabatan dan
pemegang jabatan. Pendelegasian wewenang mengacu secara khusus pada
kewenangan mengambil keputusan.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan.
Rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu
struktur organisasi. Pertimbangan yang penting dalam menentukan rentang
kendali seorang manajer bukanlah jumlah hubungan yang mungkin terjadi,
melainkan frekuensi dan intensitas hubungan yang sebenarnya.
7
Efisiensi aliran pekerjaan tergantung pada keberhasilan integrase
satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Pembagian kerja dan
kombinasi tugas seharusnya mengarah kepada tercapainya struktur-struktur
departemen dan satuan-satuan kerja. Pekerjaan-pekerjaan spesialisasi dipisahkan
satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian
keseluruhan pekerjaan membutuhkan pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan cara dan urutan tertentu,
sesuai dengan yang dikehendaki pihak manajemen ketika pekerjaan tersebut
disusun.
Setelah memutuskan tugas pekerjaan apa yang akan dikerjakan oleh
siapa, kegiatan pekerjaan bersama harus dihimpun kembali sehingga berbagai
pekerjaan yang terpisah bisa dikoordinasikan dan diintegrasikan. Pada dasarnya,
organisasi besar biasanya mengombinasikan sebagian besar atau keseluruhan dari
departementalisasi ini.
3. RANTAI KOMANDO
Rantai komando merupakan hierarki wewenang dari tingkat organisasi
yang tinggi hingga ke yang rendah, yang menegaskan siapa melapor ke siapa.
Wewenang merupakan hak yang melekat pada posisi menejerial tertentu yang
memberi tahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu
melakukannya.Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan
tugas apa saja yang dibebankan. Terakhir, prinsip kesatuan komando merupakan
prinsip menejemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu
menejer saja.
Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi
manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan
mengaharapkan orang itu melakukannya. Untuk mempermudah koordinasi dan
pengambilan keputusan, para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai
komando itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi
tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan
pekerjaan para karyawan, para karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk
melaksanakan tugas yang di bebankan. Kewajiban atau harapan untuk
8
mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung jawab. Akhirnya prinsip kesatuan
komando membantu melestarikan konsep garis wewenang yang terus menerus.
4. RENTANG KENDALI (RENTANG PENGENDALIAN)
Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang
menejer secara efisian dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai rentang
kendali mengakui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah karyawan
yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer secara efisien dan efektif.
Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan menejer serta karyawan dan juga
sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
5. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
Sentralisasi merupakan kadar di mana pengambilan keputusan
dilangsungkan pada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi, yang artinya
memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada
di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat,
sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama.
Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing
pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena
seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat,
keputusan komprehensif yang akan diambil, serta penghematan dan lebih efektif.
Sebaliknya, apabila lebih banyak pekerja yang memberikan input atau
bahkan benar-benar mengambil keputusan, maka terjadi lebih banyak
desentralisasi dalam organisasi tersebut. Ini berarti, desentralisasi adalah
pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Keuntungan dari
system ini ialah: dapat menanggapi perubahan dengan cepat, memberi masukan
9
lebih rinci bagi pengambil keputusan, memotivasi pegawai untuk memberi
kesempatan dlm pengambilan keputusan, dan memberi peluang pelatihan bagi
manajer tingkat rendah.
6. FORMALISASI
Definisi formalisasi adalah sestandar apakah pekerjan-pekerjaan
organisasi dan taraf di mana perilaku dipandu oleh beragam aturan dan prosedur.
Formalisasi terkait dengan seberapa jauh yang diterapkan organisasi untuk
masalah standardisasi dan aturan ketat agar memberikan konsistensi serta
pengendalian.
10
bertindak sebagai pengawas eksternal, yang mengendalikan berbagai divisi
yang ada.
DESAIN ORGANISASI KONTEMPORER
Desain yang membuat suatu organisasi menjadi lebih ramping, fleksibel, dan
inovatif.
1. Struktur Tim
Struktur di mana keseluruhan organisasi terdri dari kelompok atau tim
kerja.
2. Struktur Proyek-Matriks
Struktur di mana para spesialis dari beragam departemen fungsional
bekerja bersama dalam satu atau banyak proyek yang dipimpin oleh
manajer proyek serta struktur di mana para pekerja selalu berkecimpung
dalam proyek. Begitu proyek pertama selesai, para pekerja beralih ke
proyek lainnya.
3. Struktur Tanpa-Batas
Struktur yang tidak didefinisikan atau terbatas pada batas-batas horizontal,
vertical, atau eksternal yang artifisial (buatan). Meliputi jenis organisasi
maya/virtual dan jaringan.
11
Gambar 1. Bagan Organisasi Fungsional pada tingkatan manajemen puncak
suatu perusahaan manufakturing.
12
dalam mempengaruhi bawahan agar berperilaku tertentu atau melakukan
tindakan tertentu, melalui janji-janji yang menarik. Kemampuan untuk
memberikan janji-janji yang menarik kepada bawahan agar bawahan
mengikuti apa yang diinginkan oleh pemimpin merupakan reward power.
Janji-janji tersebut seolah merupakan jaminan bagi bawahan, jika
bawahan mengikuti kehendak pemimpin nantinya akan mendapatkan
hadiah tertentu. Tentu saja pemimpin dalam menggunakan reward power
ini perlu dukungan pemimpin untuk dapat mengungkapkan pengaruhnya
dalam bentuk bujukan-bujukan yang mengandung janji-janji manis
sehingga merangsang bawahan untuk mengikuti.
b. Legitimate Power (Kekuasaan Sah)
Legitimate power merupakan sumber kekuasaan yang diperoleh
melalui kekuatan formal. Seorang pemimpin mempunyai kekuasaan
karena mendapatkan legitimasi dan kekuatan formal yang absah. Dengan
demikian Ia mempunyai posisi yang sah dan kuat untuk melakukan
sesuatu sebatas kekuasaan yang diniiliki secara sah tersebut.
Biasanya pemimpin seperti ini merupakan pemimpin formal yang
mendapatkan SK (Surat Keputusan) untuk melakukan kepemimpinan di
suatu organisasi/instansi tertentu. Kekuasaan yang sah ini semata-mata
bersumber dari jabatan yang dipegangnya, atas dasar pengangkatan
dengan surat keputusan, yang di dalamnya telah disebutkan secara
eksplisit baik status, kedudukan, wewenang dalam organisasi. Pada
umumnya kekuasaan sema cam ini terkait dengan hirarkhi dalam struktur
orgamsasi. Oleh karena itu kekuasaan semacam ini akan semakin besar
legitimasinya ketika kedudukan seseorang semakin tinggi dalam birokrasi
tersebut.
Jenis kekuasaan ini menempatkan pihak pemegang kekuasaan
mempunyai kekuatan formal dan kuat secará hukum, sehingga kepadanya
setiap anak buahnya harus taat dan patuh. Dengan demikian pemegang
sah atas kekuasaan punya wewenang untuk memerintah anak buahnya.
13
Setiap anak buah sendiri memiliki konsekuensi untuk selalu patuh
menjalankan tugas yang diperintahkannya.
c. Coercive Power (Kekuasaan Paksaan)
Coercive power atau kekuasaan paksaan adalah kekuasaan
pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dengan kekuatan memaksa,
karena ia memunyai kedudukan dan posisi yang sangat kuat. Dengan
posisi kuat tersebut maka seorang pemimpin dapat memberikan perintah,
dapat memaksa orang lain untuk bertindak tertentu.
Bekerja di bawah tekanan kekuasaan orang lain tentu kurang
menarik bahkan membuahkan sebuah resistensi. Hanya lantaran anak
buah ketakutan, anak buah bersedia melaksanakan perintah-perintah
pemimpin. Suasana tersebut menjadi sangat tidak sehat dan tidak efektif,
meskipun pekerjaan rutin tetap berjalan seperti sediakala.
d. Referent power (Kekuasaan Rujukan)
Tipe kekuasaan ini di dasarkan pada satu hubungan kesukaan atau
liking dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang
mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam
uraiannya seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para
bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab
atas pekerjaan yang diberikan.
e. Expert Power (Kekuasaan Keahlian)
Kekuasaan yang berdasarkan pada keahlian ini memfokuskan diri
pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan,
pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih
banyak dalam suatu persoalan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai
komponen dan bagian organisasi. Struktur organisasi-organisasi memberikan
kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan
dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Desain organisasi
merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk
mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.
15
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Seta. 2011. Pengertian Kekuasaan dan Politik dalam Organisasi. Web-Blog
(Diakses pada tanggal 13/03/2019 pukul 20.22 WITA pada:
http://setabasri01.blogspot.co.id/2011/01/kekuasaan-dan-politik-dalam-
organisasi.html )
Handoko, Hani. 2002. Manajemen. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
Robbins, Stephen P. 2010. Manajemen, Edisi Kesepuluh. Erlangga: Jakarta.
Sulistiyani A.T. 2008. Kepemimpinan Profesional. Gaya Media: Yogyakarta.
16